• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

B. Kajian Teori

Teori Struktural Fungsional

Teori struktural fungsional berkaitan erat dengan sebuah struktur yang tercipta dalam masyarakat. Struktural-fungsional, yang berarti struktur dan fungsi. Artinya, manusia memiliki peran dan fungsi masing-masing dalam tatanan struktur masyarakat. Hal ini tentu telah menjadi perhatian oleh banyak ilmuwan sosial, dari zaman klasik hingga modern. Teori-teori klasik fungsionalisme diperkenalkan oleh Comte, Spencer, dan E. Durkheim, serta fungsionalisme modern yang diteruskan oleh Robert K. Merton dan Anthony Giddens.

Setiap individu ataupun kelompok mempunyai peranan masing-masing dalam kelompok masyarakat dan keluarga sebagai kelompok

32 terkecil dari masyarakat. struktural sendiri sangat dominan terhadap peran individu dalam masyarakat. Sedangkan fungsional sendiri mempunyai makna bahwa individu menempatkan fungsinya masing-masing dalam kehidupan sosialnya. Bisa dikatakan bahwa teori struktual fungsional melihat setiap individu mempunyai fungsi masing-masing dalam menjalankan aktifitasnya dan menteorisasikan bahwa struktur itu menempatkan fungsinya masing-masing, jika satu individu ini tidak menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya maka akan berpengaruh terhadap orang lain dan akan terjadi transisi atau ketidakstabilan dalam sebuah sistem.

Teori Fungsionalisme Struktural merupakan bagian dari paradigma Fakta Sosial, Teori ini juga menjelaskan bahwa organisasi merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas elemen-elemen yang saling berkaitan, saling menyatu dalam keteraturan dan keseimbangan menjadi sebuah sistem. Perubahan yang terjadi pada satu bagian akan menyebabkan perubahan terhadap bagian yang lain. Asumsi dasarnya adalah bahwa setiap struktur sosial dan sistem sosial terdapat bagian atau elemen bersifat fungsional atau peran dari setiap bagian akan memiliki pengaruh terhadap bagian atau elemen yang lain. Sebaliknya, jika tidak fungsional maka struktur itu tidak akan ada atau akan hilang dengan sendirinya (George Ritzer, 2010). Organisasi seperti PSKW (panti sosial karya wanita) juga dipandang sebagai sistem yang apabila elemen-elemen yang ada didalamnya mengalami perubahan maka akan menyebabkan perubahan

33 terhadap elemen yang lainnya. Seperti adanya perubahan kebijakan dari ketua terhadap proses pelaksanaan kegiatan yang ada di PSKW, maka hal ini juga akan menyebabkan perubahan terhadap peran anggotanya.

Teori Struktural fungsional adalah sebuah teori yang berisi tentang sudut pandang yang menafsirkan masyarakat sebagai sebuah struktur dengan bagian-bagian yang saling berhubugan ciri pokok perspektif ini adalah gagasan tentang kebutuhan masyarakat (societal needs). Masyarakat sangat serupa dengan organisme biologis, karena mempunyai kebutuhan-kebutuhan dasar yang harus dipenuhi agar masyarakat dapat melangsungkan keberadaannya atau setidaknya berfungsi dengan baik ciri dasar kehidupan sosial struktur sosial muncul untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan merespon terhadap permintaan masyarakat sebagai suatu sistem sosial. Teori struktural fungsional juga mengedepankan suatu perspektif yang menekankan harmonisasi dan regulasi yang dikembangkan berdasarkan sejumlah asumsi-asumsi homeostatik yang dapat dikembangkan lebih jauh sebagai berikut:

a. Masyarakat harus dilihat sebagai suatu sistem yang kompleks. b. Setiap bagian dari sebuah masyarakat eksis karena bagian

tersebut memiliki fungsi penting dalam memelihara eksistensi dan stabilitas masyarakat secara keseluruhan.

c. Semua masyarakat mempunyai mekanisme untuk mengintegrasikan diri dengan sistem yang ada di masyarakat.

34 Teori struktural fungsional menjelaskan bahwa intitusi atau organisasi dan struktur sosial berhubungan dengan fungsi dari fakta-fakta sosial. Fungsi dalam teori ini berkaitan dengan proses yang di dalamnya terdapat akibat-akibat dalam suatu penyesuaian sistem. Menurut Robert K. Merton penganut teori ini, berpendapat bahwa obyek analisa sosiologi adalah fakta sosial seperti: peranan sosial, pola-pola institusional, proses sosial, organisasi kelompok, pengendalian sosial dan lain-lain (George Ritzer, 2010: 22). Struktural fungsional juga melihat organisasi sebagai sebuah struktur atau sistem yang didalamnya terdapat komponen-komponen atau sub sistem yang memiliki fungsi dan perannya masing-masing. Organisasi seperti PSKW (Panti Sosial Karya Wanita) juga dapat dilihat sebagai sebuah sistem yang memiliki struktur yang fungsional, dimana setiap anggota atau pengurus PSKW memiliki peran dan fungsinya masing-masing dalam melaksanakan tugas yang menjadi kewajibannya.

Struktural fungsional sering memfokuskan konsep sistem dalam pemahaman tentang lembaga sosial. Sistem merupakan keseluruhan bagian-bagian yang saling tergantung satu sama lainnya dalam sebuah organisasi. Kebergantungan yang dimagsud yaitu peran dari sebuah subsistem apabila dilaksanakan dengan baik maka akan memperlancar peran dari subsistem yang lainnya. Apabila peran tersebut kurang maksimal maka subsistem yang lainnya bisa membantu atau bahkan melengkapi peran tersebut. Dalam sebuah organisasi seperti PSKW peran dari beberapa anggota bisa saling bergantian dalam pelaksanaannya.

35 Konsep-konsep utama dalam teori fungsionalisme struktural adalah fungsi, disfungsi, fungsi laten, fungsi manifest dan keseimbangan. Teori ini menjelaskan bahwa semua peristiwa dan semua struktur adalah fungsional bagi masyarakat (George Ritzer, 2010: 22).

Fungsionalisme menafsirkan sebuah organisasi secara keseluruhan dalam hal fungsi dari elemen-elemen konstituennya. terutama norma, adat, tradisi dan institusi. Sebuah analogi umum yang dipopulerkan Herbert Spencer menampilkan bagian-bagian masyarakat atau organisasi ini sebagai “organ” yang bekerja demi berfungsinya seluruh “badan” secara wajar (George Ritzer, 2012: 36-38). Dalam arti paling mendasar, istilah ini menekankan “upaya untuk menghubungkan, sebisa mungkin, dengan setiap fitur, adat, atau praktik, dampaknya terhadap berfungsinya suatu sistem yang stabil dan kohesif. Selain itu, Parson memperkenalkan 2 macam mekanisme yang dapat mengintergrasikan sistem-sistem personal ke dalam sistem sosial, yaitu mekanisme sosialisasi dan mekanisme kontrol sosial. Melalui operasi kedua mekanisme ini, sistem personal akan menjadi terstruktur dan secara harmonis terlihat di dalam struktur sistem dalam sebuah organisasi. PSKW (panti sosial karya wanita) dalam pelaksanaan fungsinya sebagai sebuah organisasi sosial yang bertujuan untuk meningkatkan atau mengembalikan peranan para kliennya untuk menjadi bagian atau anggota dengan melalui kegiatan peningkatan keterampilan kerja juga memiliki fungsi sebagai kontrol sosial terhadap para klien yang ada di PSKW. Kontrol sosial ini dilakukan oleh semua

36 anggota PSKW khusunya dilakukan oleh pekerja sosial di PSKW sebagai pengurus yang meliki tugas utama melayani para klien yang bermasalah.

Untuk mengkaji tentang strategi komunikasi di Panti Sosial Karya Wanita, Struktural fungsional melihat bahwa strategi komunikasi yang dilakukan oleh pengurus Panti Sosial Karya Wanita dalam meningkatkan keterampilan kerja wanita tuna sosial sebagai suatu kesatuan sistem yang saling terkait antara satu elemen dengan elemen lainnya. Dalam sistem ini setiap anggota memiliki peran dan fungsi yang peting dalam sebuah komunikasi yang dilakukan dalam proses peningkatan keterampilan kerja di PSKW, dimana strategi komunikasi dilihat sebagai bagian dari sebuah sistem yang terpadu dalam kegiatan tersebut. Dalam pelaksanaan strategi komunikasi, teori struktural fungsional melihat adanya perencanaan yang matang dari sebuah organisasi dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan utama organisasi tersebut sebagai sebuah kesatuan sistem yang saling melengkapi dalam setiap fungsi komponen yang ada di dalam PSKW. Struktural fungsional juga melihat sebuah organisasi berdasarkan tujuan utamanya yang dicapai melalui fungsi dan peran dari setiap komponen atau sub sistem yang ada pada sebuah organisasi tersebut. PSKW sebagai organisasi pemerintahan yang memiliki tujuan utama juga memiliki sistem yang kuat didalamnya sebagai suatu kesatuan dalam sebuah organisasi pemerintah yang memberikan pelayanan sosial.

37

Dokumen terkait