BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Metode Pengajaran
Pemberian kecakapan dan pengetahuan kepada peserta didik merupakan proses pengajaran atau belajar mengajar dilakukan pendidik di sekolah dengan menggunakan cara-cara tertentu atau metode-metode tertentu. Winarno S. dalam Suryobroto S. ( 2009:155 ) menegaskan metode pengajaran adalah cara-cara pelaksanaan daripada proses pengajaran atau soal bagaimana teknisnya sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik di sekolah.
Kenyataan menunjukkan manusia dalam segala hal selalu berusaha mencari efisiensi kerja dengan jalan memilih dan menggunakan suatu metode yang dianggap terbaik untuk mencapai tujuannya. Demikian pula halnya dengan para pendidik, mereka selalu berusaha memilih metode pengajaran yang setepat-tepatnya sehingga kecakapan dan pengetahuan yang diberikan oleh pendidik benar-benar menjadi milik peserta didiknya. Jadi jelaslah bahwa metode merupakan alat mencapai tujuan. Makin tepat metodenya, makin efektif pula pencapaian tujuan tersebut. Tetapi dalam bidang pengajaran, ada beberapa faktor lain yang ikut berperan dalam menentukan efektifnya metode mengajar, antara lain faktor pendidik, faktor peserta didik, dan faktor situasi (lingkungan sekolah ).
Faktor-faktor tersebut merupakan hubungan yang timbal balik berada dalam sistem pengajaran atau interaksi edukatif dan hal ini penting dalam
commit to user
mencapai terwujudnya situasi belajar dan mengajar yang baik dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran.
a. Metode Ceramah
Ceramah adalah penuturan atau penerangan secara lisan oleh pendidik terhadap kelas. Alat interaksi yang terutama dalam hal ini “berbicara”. Dalam ceramah, kegiatan siswa terutama mendengarkan dengan teliti dan mencatat pokok-pokok penting yang dikemukakan oleh pendidik.Kelebihan metode ceramah :
1) Pendidik menguasai arah pembicaraan seluruh kelas.
Pada metode ceramah hanya pendidik yang berbicara, maka ia dapat menentukan sendiri arah pembicaraan.
2) Organisasi kelas sederhana.
Cara ini paling sederhana dalam hal pengaturan kelas, jika dibandingkan dengan metode demontrasi, dimana pendidik harus mengatur alat-alat. Kelemahan metode ceramah :
1) Pendidik tak dapat mengetahui sampai dimana siswa telah mengerti pembicaraannya. Oleh karena itu segera setelah ia ceramah, harus diadakan evaluasi, misalnya dengan tanya jawab atau tes.
2) Kata-kata dari pendidik ditafsirkan lain oleh siswa.
Dapat terjadi siswa memberikan pengertian yang berlainan dengan apa yang dimaksud pendidik. Kiranya kita perlu sadari bahwa tidak ada arti yang mutlak untuk setiap kata tertentu ( Suryosubroto S,2009:155-159 ).
b. Metode Tanya Jawab
Cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru ke siswa, tetapi dapat pula dari siswa ke guru.
commit to user Kelebihan metode tanya jawab :
1) Pertanyaan yang menarik akan memusatkan perhatian siswa.
2) Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir, termasuk daya ingat.
3) Mengembangkan keberanian dan ketrampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.
Kelemahan metode tanya jawab :
1) Siswa merasa takut, apabila guru kurang mendorong siswa untuk berani bertanya dengan menciptakan suasana tidak tegang.
2) Membutuhkan waktu lebih banyak
3) Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai tingkat berpikir siswa. 4) Waktu sering terbuang jika ada pertanyaan yang tak terjawab
(Djamarah,2006:94-95).
c. Metode Diskusi
Cara menyampaikan materi dimana pendidik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah. Selain memberi kesempatan untuk mengembangkan ketrampilan memecahkan masalah, juga dalam kehidupan yang demokratis, kita diajak untuk hidup bermusyawarah, mencari keputusan atas dasar persetujuan bersama. Adapun peran pendidik sebagai pemimpin diskusi :
1) Pengatur dan pengarah acara diskusi. 2) Pengatur ”lalu lintas” percakapan.
3) Penengah dan penyimpul berbagai pendapat. Keuntungan metode diskusi :
commit to user 1) Melibatkan semua siswa secara langsung.
2) Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan materi masing-masing.
3) Menumbuhkan dan mengembangkan cara berfikir dan sikap ilmiah. 4) Memperoleh kepercayaan atau kemampuan diri sendiri.
5) Menunjang pengembangan sikap sosial dan demokratis. Kekurangan metode diskusi :
1) Hasilnya tak dapat diramalkan tergantung kepemimpinan siswa dan partisipasi anggota.
2) Jalannya diskusi dapat didominasi siswa yang ”menonjol”.
3) Topik bersifat problematis yang membutuhkan waktu cukup banyak ( Suryosubroto B,2009:167-173 ).
d. Metode Eksperimen
Cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Kelebihan metode eksperimen :
1) Siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya.
2) Membina siswa membuat terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi manusia.
3) Hasil percobaan yang bermanfaat dapat untuk kemakmuran manusia. Kelemahan metode eksperimen :
1) Lebih sesuai dengan bidang sains dan teknologi.
2) Memerlukan fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh.
commit to user 3) Menuntut ketelitian keuletan, dan ketabahan.
4) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan.
e. Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial. Adapun kelebihan metode ini adalah : 1) Siswa melatih dirinya untuk memahami dan mengingat bahan yang akan
didramakan.
2) Siswa terlatih berinisiatif dan kreatif. 3) Bakat yang dalam siswa dapat dipupuk. 4) Menumbuhkan kerjasama antar pemain.
5) Siswa terbiasa menerima dan berbagi tanggungjawab dengan sesamanya. 6) Pembinaan bahasa lisan yang digunakan.
Kelemahan metode sosiodrama :
1) Pendengar menjadi kurang kreatif, tidak ikut bermain. 2) Memakan waktu.
3) Memerlukan tempat cukup luas.
4) Pendengar ( peserta didik yang tidak ikut berperan ) sering menertawakan tingkah laku pemain sehingga merusak suasana .
f. Metode Demontrasi
Cara penyajian pelajaran dengan memeragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya atau tiruan disertai penjelasan lisan. Kelebihan metode ini adalah :
1) Pengajaran lebih jelas, dan lebih konkret. 2) Siswa lebih mudah memahami.
commit to user
4) Siswa dirangsang aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan.
Kekurangan metode demontrasi adalah :
1) Memerlukan ketrampilan guru secara khusus. 2) Membutuhkan fasilitas dan biaya yang memadai.
3) Memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang juga memerlukan waktu cukup panjang.
g. Metode Penugasan
Metode penyajian bahan, dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak, sementara waktu sedikit. Kelebihan metode penugasan :
1) Merangsang siswa melakukan aktivitas belajar individual atau kelompok. 2) Mengembangkan kemandirian siswa.
3) Membina tanggung jawab dan disiplin siswa. 4) Mengembangkan kreativitas.
Kelemahan metode pemberian tugas :
1) Khusus tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikan adalah anggota tertentu saja.
2) Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu. 3) Jika kurang bervariasi akan menimbulkan kebosanan.
h. Metode Karya Wisata
Cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari sesuatu.
commit to user
1) Prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.
2) Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan di masyarakat.
3) Dapat lebih merangsang kreativitas siswa.
4) Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual. Sedangkan kelemahan metode karyawisata :
1) Memerlukan fasilitas dan biaya yang sulit disediakan sekolah. 2) Memerlukan persiapan matang.
3) Memerlukan koordinasi dengan guru dan bidang studi lain agar tak tumpang tindih.
4) Sulit mengatur siswa dan mengarahkan pada kegiatan studi sebagai permasalahan.
i. Metode Latihan ( Drill )
Suatu cara mengajar dengan menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu, digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan ketrampilan. Kelebihan metode latihan yakni :
1) Memperoleh kecakapan motorik
2) Memperoleh kecakapan mental seperti perkalian,tanda / simbol, dan lain-lain.
3) Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan dalam pelaksanaannya.
Sedangkan kelemahan metode latihan yakni : 1) Menghambat bakat dan inisiatif siswa. 2) Kebosanan pada peserta didik.
commit to user 3) Membentuk kebiasaan kaku bersifat otomatis. 4) Menimbulkan verbalisme.
j. Metode Problem Solving
Metode problem solving bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi suatu metode berpikir, dimulai dengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan, mengikuti langkah-langkah :
1) Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan.
2) Mencari data atau keterangan untuk memecahkan masalah tersebut. 3) Menetapkan jawaban sementara.
4) Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut dengan metode lainya seperti diskusi, demontrasi, dan lain-lain.
5) Menyimpulkan tentang jawaban dari masalah tersebut. Kelebihan metode problem solving :
1) Membiasakan siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil.
2) Merangsang pengembangan kemampuan berpikir kreatif dan menyeluruh. 3) Membuat pendidikan di sekolah lebih relevan dengan dunia kerja.
Sedangkan kelemahan metode problem solving yakni :
1) Menentukan tingkat kesulitan masalah sesuai tingkat berpikir siswa. 2) Memerlukan waktu lebih banyak ( Djamarah,2006:84-96).
Metode mengajar problem solving digunakan di negara-negara yang telah maju. Hasilnya, pada peserta didik ditanamkan tingkat-tingkat berpikir sebagai berikut :
1) Melihat adanya beberapa problem.
commit to user 3) Mempertimbangkan alternatif.
4) Menentukan salah satu alternatif yang baik. 5) Melaksanakan alternatif yang sudah ditentukan.
Maka setelah peserta didik selesai sekolah menjadi terampil menghadapi masalah dan berusaha memecahkannya, serta memiliki pengetahuan yang fungsional / berguna untuk hidup peserta didik tersebut (Slameto,2003:32). Disimpulkan penelitian ini bertujuan membandingkan antara metode problem solving dengan metode penugasan, dimana kedua metode mengajar ini memiliki kesamaan yakni peserta didik dituntut berperan aktif dalam proses belajar mengajar.
2. Motivasi Belajar a. Definisi Motivasi
Istilah motivasi ( Motivation ) berasal dari bahasa latin, yakni movere, yang berarati “menggerakkan” ( to move ). Mitchell dalam Winardi (2007:1 ) menyatakan motivasi mewakili proses-proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela ( volunter ) yang diarahkan ke arah tujuan tertentu.”
Motivasi atau kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan (Sardiman,2010:73). Menurut Wahjosumidjo (1994:174) motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, keberhasilan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Sedangkan Beck (1990:28) memberikan definisi “motivation is that aspect of psychology concerned with
commit to user
explaining variations in behaviour, among different individuals and within the sameindividual from time to time”
Menurut Mc Donald dalam Sardiman (2010:73-74 ) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
feeling dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan. Dari pengertian tersebut motivasi mengandung tiga elemen yaitu mengawali adanya perubahan energi, munculnya feeling dan dirangsang karena adanya tujuan, sehingga motivasi adalah sebagai sesuatu yang kompleks.
Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar untuk mencapai tujuan. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual yang mempengaruhi peranan menumbuhkan gairah, merasa senang, dan semangat untuk belajar. Siswa dengan motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar ( Sardiman, 2010:75 ).
b. Macam – macam motivasi
1) Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya.
a) Motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, sehingga tanpa dipelajari. Misal dorongan makan, dorongan bekerja, dorongan seksual. Frandsen memberi istilah Phsycological drives.
b) Motif yang dipelajari, disini motif timbul karena dipelajari. Contoh dorongan untuk belajar dan mengajar. Disebut juga motif sosial sehingga diistilahkan dengan Affiliative needs.
commit to user
Motivasi jasmaniah adalah refleks, insting, otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk rohaniah adalah kemauan (Sardiman,2010:86091).
3) Motivasi intrinsik dan ekstrinsik.
a) Motivasi Intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Contoh seorang siswa melakukan belajar karena betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau ketrampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara kontruktif, sehingga motivasi muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan yang esensial.
b) Motivasi Ektrinsik adalah aktifnya atau berfungsinya motif karena adanya rangsang dari luar. Contoh siswa belajar karena akan menghadapi ujian dengan harapan nilai baik dan mendapat pujian atau hadiah ( Syah M,2010 :134 ).
c. Teknik Motivasi Dalam Pembelajaran
Beberapa teknik motivasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran yakni : 1) Pernyataan penghargaan secara verbal.
2) Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan. 3) Menimbulkan rasa ingin tahu.
4) Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa. 5) Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah untuk siswa. 6) Menggunakan materi yang dikenal siswa dalam contoh belajar
7) Menggunakan kaitan unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu konsep dan prinsip yang telah dipahami.
8) Menggunakan simulasi dan permainan.
commit to user
10) Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar.
11) Memahami iklim sosial dalam sekolah.
12) Memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat. 13) Memadukan motif-motif yang kuat.
14) Memperjelas tujuan belajar yang akan dicapai. 15) Memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai.
16) Membuat suasana persaingan yang sehat diantara para siswa. 17) Memberikan contoh yang positif.
18) Mengembangkan persaingan dengan diri sendiri (Uno,2010:34-37). d. Fungsi Motivasi
Menurut Sardiman ( 2010:85-86 ) fungsi motivasi adalah :
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2) Pendorong usaha dan pencapaian prestasi, seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.
3) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Motivasi dapat memberikan arah dari kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
4) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
commit to user
e. Model Pengembangan Motivasi Belajar
Perbuatan belajar, seperti halnya perbuatan-perbuatan sadar dan tanpa paksaan pada umumnya, selalu didahului proses pembuatan keputusan-keputusan untuk berbuat atau tidak berbuat. Apabila kekuatan motivasinya kuat, maka ia akan memutuskan untuk melakukan perbuatan belajar, begitu juga sebaliknya.
Menurut Mudjiman H. (2006:43-44) ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan motivasi belajar antara lain :
1) Pengetahuan tentang kegunaan belajar. 2) Kebutuhan untuk belajar.
3) Kemampuan melakukan kegiatan belajar.
4) Kesenangan terhadap ide melakukan kegiatan belajar. 5) Pelaksanaan kegiatan belajar.
6) Hasil belajar.
7) Kepuasan terhadap hasil belajar.
8) Karakteristik pribadi dan lingkungan terhadap proses pembuatan keputusan.
f. Ciri Motivasi
Beberapa ciri motivasi yang tampak pada diri seseorang yang memilikinya : 1) Tekun menghadapi tugas.
2) Ulet menghadapi kesulitan ( tidak lekas putus asa ). 3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah. 4) Lebih senang bekerja sendiri.
5) Cepat bosan pada tugas-tugas rutin. 6) Dapat mempertahankan pendapatnya.
commit to user 7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. 8) Senang mencari dan memecahkan soal-soal.
Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan balajar mengajar, akan berhasil baik jika siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri (Sardiman,2010:84 ).
3. Prestasi Belajar Hematologi a. Pengertian Belajar
Belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku. Belajar menurut Slameto (2003:2) ialah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar antara lain :
1) Terjadi secara sadar.
2) Bersifat kontinu dan fungsional. 3) Positif dan aktif.
4) Bukan bersifat sementara. 5) Memiliki arah atau bertujuan.
6) Mencakup seluruh aspek tingkah laku.
b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Dalam kegiatan proses belajar, terdapat beberapa faktor berkaitan erat dan dapat mempengaruhi serta menentukan keberhasilan belajar seseorang yaitu 1) Faktor Intern Belajar
commit to user a) Jasmaniah
i. Kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya / bebas dari penyakit. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, dan mengantuk jika badannya lemah.
ii. Cacat Tubuh
Sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh, dapat berupa buta, tuli, patah kaki dan lain-lain. Jika hal tersebut terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus.
b) Psikologis i. Intelegensi
Kecakapan yang terdiri tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
ii. Perhatian
Gazali dalam Slameto (2003:56), perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu objek. Agar hasil belajar baik, siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika materi tidak mendapat perhatian siswa maka timbul kebosanan dan ia tidak lagi suka belajar.
commit to user iii. Minat
Kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, disertai rasa senang.
iv. Bakat
Kemampuan untuk belajar, akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.
v. Motif
Daya penggerak / pendorong untuk mencapai tujuan, dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar baik atau padanya mempunyai motif untuk berpikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan sebagai penunjang belajar.
vi. Kematangan
Mutu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.
vii. Kesiapan
Kesediaan memberi respon atau bereaksi timbul dari dalam diri seseorang juga berhubungan dengan kematangan.
c) Kelelahan
Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan cenderung untuk membaringkan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani ditandai kelesuan dan kebosanan, sangat terasa pada kepala dengan pusing hingga sulit konsentrasi.
2) Faktor Ekstern Belajar
commit to user a) Keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
b) Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan murid, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
c) Masyarakat
Faktor ekstern yang juga berperan terhadap belajar siswa karena keberadaan siswa dalam masyarakat ( Slameto, 2003 :60-72 ).
c. Fase-fase dalam Proses Belajar
Belajar merupakan aktivitas yang berproses, sudah tentu terjadi perubahan-perubahan bertahap melalui fase-fase yang berurutan. Menurut Jerome S.Bruner dalam Syah ( 2010:111 ) siswa menempuh tiga episode dalam proses belajar yakni :
1) Fase Informasi ( tahap penerimaan materi ).
Siswa memperoleh informasi berfungsi menambah, memperhalus, dan memperdalam pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.
2) Fase Transformasi ( tahap pengubahan materi ).
Informasi yang telah diperoleh dianalisis, diubah atau ditransformasikan menjadi bentuk abstrak.
commit to user
Siswa akan menilai sejauh mana pengetahuan dapat dimanfaatkan guna memahami atau memcahkan masalah lain.
d. Prestasi Belajar
Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu “prestatie” dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha.” Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan dan semakin terasa penting untuk dibahas karena mempunyai beberapa fungsi utama antara lain :
1) Indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.
2) Lambang pemuasan hasrat ingin tahu. 3) Bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
4) Indikator intern dan ekstern suatu institusi pendidikan.
5) Indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik (Arifin,2009:12-13). Menurut Noeleka dalam Lestari (2010:39 ) prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah mengerjakan serangkaian proses belajar mengajar atau penguasaan pengetahuan dan ketrampilan dimana umumnya diwujudkan dalam bentuk nilai tes.
e. Mata kuliah Hematologi
Pelayanan kesehatan bidang laboratorium merupakan salah satu upaya kesehatan rujukan dan bagian yang tak terpisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Guna memenuhi tuntutan masyarakat terhadap pelayanan laboratorium kesehatan yang makin meningkat maka pengembangan sumber daya manusia khususnya analis kesehatan dilakukan dengan menyelaraskan perkembangan kebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi kesehatan. Adapun peran ahli madya analis kesehatan :
commit to user
1) Pelaksana teknis dalam pelaksanaan laboratorium kesehatan. 2) Penyelia teknis operasional laboratorium kesehatan.
3) Peneliti dalam bidang laboratorium kesehatan. 4) Penyuluh dalam bidang laboratorium kesehatan. Sedangkan fungsi ahli madya analis kesehatan adalah :
1) Mempersiapkan proses teknis operasional di laboratorium kesehatan. 2) Melaksanakan penganan peralatan dan bahan penunjang laboratorium. 3) Melaksanakan pemeriksaan laboratorium kesehatan.
4) Melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pemantapan mutu.
5) Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium dan lingkungannya.
6) Melakukan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan. 7) Mempersiapkan dan melakukan kegiatan administrasi kesehatan.
8) Memberikan bimbingan dan penilaian ( judgment ) terhadap proses teknis operasional laboratorium.
9) Melakukan komunikasi terhadap pengguna jasa laboratorium yang bersifat spesifik ke laboratorium.
10)Memberikan penyuluhan kepada masyarakat yang berkaitan dengan laboratorium kesehatan.
Pendidikan program Diploma III analis kesehatan dilaksanakan dalam 6 semester, sesuai Kurikulum pendidikan Diploma III analis kesehatan maka mata kuliah dikelompokkan menjadi :
1) Mata kuliah Pengembangan dan Kepribadian meliputi Pendidikan Agama, Pancasila, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris.
commit to user
2) Mata kuliah Keilmuan dan Ketrampilan meliputi Kimia Analitik, Biokimia, Instrumentasi, Biologi Medik, Biologi Molekuler, Kimia Fisika, Anatomi Fisiologi, Patofisiologi, Pengetahuan Media dan Reagen, dan Kimia Farmasi.
3) Mata kuliah Keahlian Bekerja meliputi Parasitologi, Bakteriologi,