Sebagai manusia yang dikaruniai akal dan pikiran serta
wahyu
paling tidak telahmemahami
arti kehidupan secara naluriyah ia akan senantiasa menyesuaikan keadaannya baik dikala senangmaupun
disaat susah. Disaat senang ia akan mencari hakekat kebahagiaannya dan senantiasa mensyukuri nikmat yang dikaruniakan Allah SWT.kepadanya, dan hal ini sering kalimembuat
manusia lupabahwa
segala sesuatu adalah atas rahmat Allah.Dan
bagi mereka yang sedang mendapatkan musibah ia akan senantiasa menyesali dan mengharapkan kasih sayang Allah
SWT
berupa keadilan yang sesuai dengan apayang dikehendakinya,agarsupayadirinyamendapatkankarunia.Dari hasil observasi sekaligus di padukan dengan
wawancara
penulis berkesimpulanbahwa
salah satu realita dalam kehidupan mahasiswa dalam dunia perkuliahan, baik ketika mereka dalam kehidupan dikampusmaupun
tempat dimana mereka tinggal, sering dihadapkan dengan benturan berbagai permasalahan yang
menimpa
dirinya. Permasalahan yang dialami mahasiswaini biasanya
membuat
diri mereka stres dan berusaha mengingkari keberadaannya, sehingga ia lari dari kenyataan yang satu menuju kenyataan yanglainnyayang dianggapnyalebih menyenangkan.Berbicara tentang stres dalam diri mahasiswa khususnya, tentu tidak terlepas dari faktor-faktor yang
menyebabkan
munculnya stres, sebagaimanatelah dibahas pada bab sebelumnya secara
umum
adalah: faktor sosial, faktor psikologis, faktor psikososial, faktor fisik dan faktor filosofis. Kelima faktor itulahyang tidakpernahluputdariberbagaimacam
hal-hal yangmenyebabkan
stresdenganintensitas yangbervariasi.
Problem stres yang dihadapi oleh mahasiswa Fakultas Ushuluddin ini
dapat menjadikan rendahnya daya dalam berkonsentrasi baik ketika dalam persiapan
maupun
ketika ujian itu berlangsung. Hal ini dapat dilihat daripengakuanmerekaketikadalam wawancara,
mengaku
bahwa:a. persiapan lamatapi tidakpernahsinau(belajar).
b. deg-degandanperasaantakut.
c. sulittidurkepikiran takut tidaklulus.
d. meskipunbisabelajar tetapi sulituntuk dicerna(dipahami).
e. takjaranggangguanfisiksepertilemas, lemah, letihsertapusing.2
Keadaantersebutkarenakurangnyakeahlian danpengetahuan mereka dalam mengelola stres. Atau mereka mengetahuinya tetapi tadak
mau
mencari akarpermasalahannya, sehingga mereka mencari langkah-langkahpenanganan untuk mengatasi stres sesuai dengan keinginannya, padahal langkah-langkah yang merekalakukan itu lebih sedikit atau hanya menghilangkan sesaatketika cara atau langkah itu dilakukan. Inilahyangmenambah runyamnya
stresyang dihadapi mahasiswa Fakultas Ushuluddin dalam mempersiapkan ujian.Terlebih ada kesalahan kerangka berpikir mereka disaat stres sedang menimpanya,
bahwa
mereka akan langsung dapat terhindar dari stres setelahmereka mengatasinya dengan cara yang menurut mereka itu benar-benar bisa menghilangkanstres secaratotalpadahalitusifatnyahanyasementara.
Menurut penulis ada beberapa aspek ternyata problem stres
mahasiswajuga disebabkan adanya kelemahan ditingkat
kampus
(Institut danFakultas). Salah satu masalah yang krusial dari
kampus
adalah kurang lengkapnya fasilitas kampus, seperti tidak adanya lembaga yang secara langsung menangani Bimbingan Konseling bagi masyarakatkampus
secara gratis yang ditangani oleh psikolog atau dokter kejiwaan.Aspek
lainnya keberadaan mahasiswa tidak memberikan pengaruh yang signifikan kepada lingkungan sekitarnya. Masyarakat yang berada disekitarkampus
tidakmembawa
arus perubahan saling menguntungkan dalam pola berpikir sikap dantingkah laku kecuali darisegi ekonomiseperti adanyakost-kostan, warungmakan
dantempatjasa pengetikan lainnya.Dengan
banyaknya akademis yang tinggal disekitarkampus
seperti dosen atau khususnya mahasiswa sepertinya2HasilWawancaradenganResponden
74
tidak
memberi
pengaruhpositip bagimahasiswaitu sendiri,kenyataannyayang ada lebih pada perubahan dalam sisi budaya hedonis dan konsumtif sehingga dapat dipastikan beban hidup atau permasalahan mahasiswa bertambah dan akhirnyaterjadistres.Banyak
mahasiswa yangtidaktahu akankeberadaanstresyang dialami dirinya. Sebut saja, sebagaimana dalam pembahasan judul skripsi ini yangmembahas
dan mengkomperasikan stres yang dihadapi oleh mahasiswa Fakultas Ushuluddin antarayang indekost dengan yang tinggal bersamaorang tua dalam menghadapi ujian. Atau meskipun banyak diantara mereka tahu,bahkan menyadari
bahwa
dirinya sedangmengalami strestetapi tidaktahu apa yang harusmerekalakukanuntuk mengatasinya.Ada
banyak cara yang berbeda yang dilakukan oleh para mahasiswa dalam menghadapi dan untuk mengatasi stres.Bahkan
hasil penelitian yang didapat dari hasilwawancara
dan observasi yang dituangkan dalam bab III secaraumum
dapat disimpulkanbahwa
para mahasiswa baik yang indekostmaupun
yang tinggal bersama orang tua dalam mengatasi stres denganmenggunakan
cara mereka sendiri, artinya mereka tidak mencaripokok
permasalahanyang sebenarnyadalammengatasistres. Keadaan inidiakibatkan ketidaktahuan mereka tentang stres, sehingga stres dianggap sebagai sesuatu halyangbiasasaja.Langkah-langkahyang dilakukanmahasiswaFakultasUshuluddinbaik yang indekost
maupun
yang tinggal bersama orang tua dalam mengatasi stresbermacam-macam
caranya tergantung dari individu masing-masing. Disini kebanyakandari merekamencoba
mengatasi stres sesuai denganhobi mereka, misalnya seperti bermain musik, main game, nonton televisi, ada yang cara mengatasinya dengan berkumpul dengan teman-temannya, pergi jalan-jalandan ada juga yang lebih suka menyendiri. Hal ini termasuk relaksasi agar merekatidakterlalu penatdansejenak bisarileks sehingga merekatidakterlalu terpancang pada skripsi.
Semua
hal tersebut menurut merekaadalah carayangtepatuntuk mengatasi stresyangmerekaalami.
Selain dengan hal diatas merekajuga lebih mendekatkan diri kepada
Allah dan intensitas yang dilakukan lebih sering daripada hari- hari biasanya.
Disini mereka lebih tepat waktu dalam menjalankan sholat lima waktu dan lebih rajin mengerjakan sholat sunah danjuga melakukan puasa sunah. Tidak lupamerekajugaberdoaagardiberi
kemudahan
dankelancaranpadasaatujian skripsi,karena merekajuga meyakinibahwa
suatuusaha tanpa diiringidengan doaakansia-sia.C. Terapi Islam Sebagai