TOTAL 289 137 81 507
REKAPITULASI DATA MEDIA PENYIARAN DAN SIBER
TAHUN 2014
NO Provinsi Radio Televisi Siber Jumlah
1 NAD 26 6 4 36
2 Sumatera Utara 59 13 9 81
3 Sumatera Barat 35 13 4 52
4 Riau 29 11 3 43
5 Kepulauan Riau 18 13 3 34
6 Jambi 20 9 4 33
7 Bengkulu 13 4 4 21
8 Sumatera Selatan 28 16 5 49
9 Bangka Belitung 21 3 5 29
173 82 567
312
REKAPITULASI DATA MEDIA PENYIARAN DAN SIBER
TAHUN 2014
15 DIY 38 12 5 55
16 Jawa Timur 130 13 15 158
17 Bali 60 14 6 80
18 Nusa Tenggara Barat 14 10 1 25
19 Nusa Tenggara Timur 28 7 12 47
20 Kalimantan Barat 20 11 2 33
21 Kalimantan Selatan 37 26 5 68
22 Kalimantan Tengah 15 16 1 32
23 Kalimantan Timur 51 22 3 76
24 Sulawesi Selatan 20 15 5 40
25 Sulawesi Tenggara 18 5 5 28
26 Sulawesi Tengah 5 11 2 18
27 Gorontalo 3 4 2 9
28 Sulawesi Utara 17 13 12 42
29 Sulawesi Barat 2 1 2 5
30 Maluku 5 9 1 15
31 Maluku Utara 2 3 1 6
32 Papua 3 9 3 15
33 Papua Barat 3 2 1 6
34 Kalimantan Utara 0 0 0 0
Total 1166 394 211 1771
//Rekapitulasi
Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang Pers
PEMBUKA
BADAN USAHA PERS
Bagir Manan
Ketua Dewan Pers
If the media are to be free from government, they have to be
organized as a market, not a state, system, and if they are to serve
fully democracy, the should be staffed by professionalis seeking to be
accurate, impartial and informative”
(James Curran, Media And Democracy, Routledge, 2011)
1. Pembukaan
Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 menentukan perusahaan pers harus
berbadan hukum (berbentuk badan hukum) tanpa menyebutkan jenis badan hukum
tertentu, misalnya perseroan terbatas (PT). Menurut hukum, cq. undang-undang, ada
bermacam-macam (jenis-jenis) badan hukum (PT, Koperasi, Yayasan, BUMN, BUMD, BH.
Pendidikan). Di masa Hindia Belanda (sampai beberapa waktu setelah merdeka masih
berlaku) selain PT (waktu itu disebut NV sebagai singkatan dari Naamloze Vennootschap)
yang diatur dalam KUHDagang (WvK), ada juga badan hukum lain yang diatur dalam
IBW (Indische Bedrijfswet) dan ICW (Indische Comptabiliteitswet). Badan hukum menurut
IBW, antara lain, seperti jawatan kereta api, perusahaan telegraf dan telepon, sedangkan
badan hukum menurut ICW (undang-undang keuangan negara) yaitu perusahaan air
minum. Dalam ICW pula kita menemukan penegasan bahwa negara, adalah badan
hukum. Di masa Hindia Belanda, ada pula badan hukum khusus untuk gereja (kerkstaat).
Demikian, sekedar mengenali aneka ragam badan hukum yang ada dan pernah ada
di Indonesia. Pada saat inipun ada berbagai undang-undang yang mengatur badan
hukum di tanah air kita. Ada UU PT, UU Koperasi, UU Yayasan, UU BUMN, dan BUMD,
UU Perguruan Tinggi. Suatu ketika (sebelum diubah menjadi PT), perusahaan minyak
Pertamina, merupakan badan hukum tersendiri.
2. Praktek Badan Usaha Pers
Setiap tahun, Komisi Penelitian, Pendataan, dan Ratifikasi Pers (Dewan Pers)
melakukan – antara lain – pendataan perusahaan pers. Diperoleh data, belum semua
perusahaan pers berbadan hukum. Masih ada yang berbentuk Firma (Fa) atau CV
(Commanditer Vennootschap).
Baik menurut hukum maupun doktrin, Fa dan CV di Indonesia hingga saat ini bukan
badan hukum. Dengan demikian, secara formal, perusahaan pers semacam ini belum
memenuhi ketentuan UU No. 40 Tahun 1999. Persoalannya: “Apakah memang harus
berbadan hukum dan mengapa harus berbadan hukum?”. (diuraikan di bawah).
3. Perusahaan Pers Harus atau Tidak Harus Berbadan Hukum
Ada etikad baik, pembentuk UU No. 40 Tahun 1999 mengharus-kan perusahaan
pers berbentuk badan hukum (sudah semestinya):
Pertama; per definisi: “Perusahaan adalah kegiatan ekonomi untuk mencari
atau memperoleh laba atau keuntungan”. Satu-satunya motif perusahaan adalah motif
ekonomi dan motif ekonomi tidak lain mencari dan memperoleh laba. Perusahaan pers
sebagai perusahaan (bedrijf, interprise) tidak mungkin luput dari motif itu. Lebih-lebih
lagi, perkembangan pers sebagai industri atau sebagai usaha ekonomi.
Kedua; bentuk badan hukum, akan memberikan kedudukan hukum dan
pertanggungjawaban hukum yang lebih pasti. Hubungan hak dan kewajiban, baik
kedalam maupun keluar lebih memiliki dasar dan kepastian. Hal ini akan lebih menjamin
perusahaan pers melaksanakan hak dan kewajiban hukum yang tidak akan merugikan
pihak lain. Lebih lanjut, bentuk badan hukum diharapkan memberi kepercayaan (trust)
yang lebih besar pada suatu perusahaan pers.
Ketiga; bentuk badan hukum memberi dasar yang lebih kuat suatu perusahaan
pers berkembang sebagai suatu perusahaan yang manageble, ekonomis, efektif dan
efisien.
Bagaimana kenyataan yang dihadapi?
Pertama; perkembangan teknologi jurnalistik dan jurnalisme tidak selalu
“gatuk” (match) dengan kegiatan yang bersifat perusahaan. Apakah yang disebut
“citizen journalism” atau semua kegiatan media online merupakan aktifitas perusahaan
Ada beberapa pilihan. Pertama; pers, semacam pers kampus tidak digolongkan
sebagai pers. Mereka tidak perlu tunduk pada kode etik jurnalistik dan undang-undang
pers. Akibatnya, pers semacam pers kampus, tidak berhak atas perlindungan yang diatur
kode etik, undang-undang pers, dan berbagai jaminan kemerdekaan pers. Setelah tahun
1980-an, Mahkamah Agung Amerika Serikat, dalam sejumlah putusan menetapkan
terhadap pers kampus tidak berlaku Amandemen Pertama dan membenarkan Rektor
(atau pimpinan sekolah) melakukan tindakan terhadap pers kampus (larangan terbit,
sensor, breidel). Kedua; melonggarkan kegiatan pers. Pers tidak hanya dilaksanakan
oleh atau melalui perusahaan pers. Setiap kegiatan yang memiliki semua kriteria
jurnalistik (perorangan, badan usaha tidak berbadan hukum, atau badan usaha
berbadan hukum). Kalau konsep semacam ini dapat diterima, harus ada perubahan UU
No. 40 Tahun 1999. Dengan demikian, pers semacam pers kampus adalah pers, karena
itu wajib tunduk dan berhak mendapat perlindungan kode etik dan hukum (terutama
yang berkaitan dengan jaminan dan perlindungan atas kemerdekaan pers).
4. Pilihan Bentuk Badan Hukum Pers
Sebelum mencatat kemungkinan bentuk-bentuk badan hukum pers, perlu
terlebih dahulu diingatkan (kembali) mengenai hal-hal berikut:
Pertama; mengenai katagori badan hukum yang dibedakan antara badan
hukum publik (publiek rechtspersoon, public corporation atau public legal person atau
public legal entity) dan badan hukum keperdataan atau badan hukum privat (privaat
rechtspersoon, private legal person atau private legal entity). Badan hukum keperdataan
didirikan oleh perorangan (oleh orang atau oleh badan hukum publik atau privat),
diatur dan tunduk pada hukum keperdataan dalam arti luas (hukum perdata, dan
hukum dagang). Badan hukum publik didirikan oleh badan publik (negara,
badan-badan publik otonom), diatur dan tunduk pada hukum publik untuk melaksanakan
tugas-tugas publik (state functions).
Kedua; badan hukum adalah subyek hukum (pembentuk hak dan kewajiban
hukum) terlepas (terpisah) dari pendiri, anggota, atau penyerta (penanam modal).
Ketiga; badan hukum mempunyai kekayaan sendiri, terpisah dari kekayaan
pendiri, anggota, atau penyerta/penanam modal.
Keempat; pengurus badan hukum hanya sebagai wakil atau mewakili (di
dalam atau di luar pengadilan). Karena itu tidak bertanggung jawab atas perbuatan
yang dilakukan oleh atas nama badan hukum, kecuali dapat dibuktikan pengurus
bertindak ketika badan hukum belum disahkan, atau bertindak melampaui wewenang,
atau mencari keuntungan pribadi dari kegiatan (usaha) badan hukum.
Untuk menampung berbagai kenyataan seperti perkembangan sitizen
journalism, pers kampus (pers mahasiswa), kapasitas permodalan, perusahaan pers
Pertama; tidak merupakan badan usaha karena merupakan bagian dari
organisasi publik atau privat, dan tidak ada motif mencari laba. Termasuk kriteria ini
adalah pers kampus yang merupakan bagian organik dari universitas (sekalipun
otonom), kegiatan jurnalistik tetap oleh perorangan, seperti website atau media online
perorangan. Yang perlu diatur adalah sistem pengendalian dan tanggung jawab agar
disatu pihak dijalankan dengan kriteria-kriteria jurnalistik, kewajiban mematuhi kode
etik (seperti Pedoman Media Siber yang dibuat Dewan Pers bersama penyelenggara
media siber).
Kedua; badan usaha yang tidak berbadan hukum baik perorangan (maatschap)
atau persekutuan dagang (Firma atau CV). Walaupun tidak berbadan hukum (maatschap,
atau CV) adalah badan usaha yang bersifat ekonomi (motif memperoleh laba). Bentuk
badan usaha ini untuk menampung keinginan (hasrat) jurnalistik tanpa memerlukan
modal yang terlalu besar dan mungkin sekedar untuk memenuhi kebutuhan (media)
lokal. Namun ada resiko:
Tidak ada pemisahan dengan kekayaan pribadi pemilik atau semua anggota
persekutuan. Setiap kewajiban ekonomi (keuangan) terhadap pihak kedua atau
ketiga akan mengenai juga kekayaan pribadi dan pertanggungan renteng (hoofdelijk
aansprakelijkheid) yaitu setiap peserta bertanggung jawab atas seluruh kewajiban
perusahaan (tidak ada pembatasan tanggung jawab).
Karena tidak ada kewaiban hukum memenuhi kriteria-kriteria yang harus
dipenuhi (menurut undang-undang), mudah sekali disalahgunakan sebagai satu usaha
coba-coba, keisengan, atau alat melakukan perbuatan dengan etikad buruk (ter kwader
trouw, bad faith). Apalagi ditopang oleh wartawan abal-abal dan lain-lain semacam itu.
Ketiga; berbentuk badan hukum. Ada beberapa pilihan.
Perseroan Terbatas (PT). Pada saat ini, PT merupakan bentuk yang lazim
dikalangan perusahaan pers dan merupakan badan usaha yang berkarakter dan
bertujuan ekonomi. Walaupun demikian, sebagai perusahaan pers, wajib menjunjung
tinggi fungsi dan tujuan pers sebagai sarana publik. Tanggung jawab yang terbatas
(terbagi atau tidak terbagi atas saham) memperkecil resiko pendiri atau peserta. Peluang
berkembang lebih besar, apalagi kalau sejak semula telah ditopang modal yang cukup
atau besar (secara statuter, modal dasar atau modal statuter secara formal tidak terlalu
besar). Bentuk PT lebih mudah meraih kepercayaan publik sebagai badan usaha yang
bersungguh-sungguh, disertai pertanggungjawaban yang jelas.
negara (seperti di Belanda, negara-negara Skandinavia) menunjuk-kan prestasi yang
sangat bagus.
Mungkinkah koperasi menjadi wadah perusahaan pers? Sangat mungkin.
Koperasi adalah badan hukum dan tata cara mendirikan sederhana. Sejak awal koperasi
mengharuskan partisipasi orang banyak (pendiri minimal 22 orang).
Badan hukum koperasi dapat lebih menjamin misi idiil pers sebagai sarana
publik, dan berkembang serentak, baik sebagai sarana ekonomi maupun sosial. Sayang
sekali, saya belum pernah mendengar perusahaan pers yang berbentuk koperasi
(mungkin saya salah).
Yayasan. Suatu usaha atau kegiatan pers yang semata-mata bersifat sosial,
keagamaan, atau kemanusiaan dapat meng-gunakan bentuk yayasan. Sesuai dengan
ketentuan undang-undang, kalau ada pers dimiliki atau diterbitkan yayasan, tidak
boleh bersifat komersial. Tetapi apabila penerbitan itu secara substantif sangat
berwibawa (memiliki otoritas) dapat memperoleh kompensasi (bukan harga ekonomi)
yang memadai. Pada saat ini cukup banyak yayasan atau perkumpulan (politik, sosial,
ekonomi) yang memiliki penerbitan, tetapi tidak diberi makna sebagai kegiatan pers.
Bagi mereka tidak berlaku perlindungan dan jaminan serta kewajiban yang diatur dalam
kode etik pers dan peraturan perundang-undangan (?).
5. Penutup
Secara normatif, ada pilihan-pilihan badan hukum perusahaan pers (tidak
hanya PT). Tetapi secara sosiologis (kenyataan), PT yang paling umum dipergunakan.
Sebaliknya, Undang-Undang Pers tidak membuka peluang perusahaan pers yang tidak
berbadan hukum. Selama UU No. 40 Tahun 1999 masih berlaku, ada kewajiban hukum,
perusahaan pers yang belum berbadan hukum untuk diubah menjadi badan hukum.
Tanpa perubahan, berarti pelanggaran terhadap Undang-Undang Pers. Bagi perusahaan
pers yang masih – misalnya berbentuk Fa atau CV – berubah menjadi badan hukum –
seperti PT – lebih memungkinkan, antara lain, perubahan dari pertanggungjawaban
tidak terbatas menjadi pertanggungjawaban terbatas.
Namun perlu pula dipikirkan, kemungkinan pers perorangan atau pers yang
berkaitan dengan suatu satuan publik (seperti pers kampus), perlu mendapat wadah
yang tepat baik untuk kepastian, pertangungjawaban, maupun untuk perkembangan.
Menutup catatan ini, barangkali ada baiknya memperhatikan kutipan dari James
Curran di atas dengan terjemahan bebas sebagai berikut:
“Sekiranya media itu harus bebas dari pemerintah, maka harus
diselenggarakan menurut (berdasarkan) sistem pasar bukan sistem (yang
ditentukan) negara. Apabila dimaksudkan sepenunya sebagai sarana
demokrasi, maka harus diselenggarakan oleh pekerja profesional yang
Lampiran:
PERATURAN DEWAN PERS
Nomor: 4/Peraturan-DP/III/2008
tentang
STANDAR PERUSAHAAN PERS
STANDAR PERUSAHAAN PERS
Sebagai wahana komunikasi massa, pelaksana kegiatan jurnalistik, penyebar
informasi dan pembentuk opini, pers harus dapat melaksanakan asas, fungsi, kewajiban,
dan peranannya demi terwujudnya kemerdekaan pers yang profesional berdasarkan
prinsip demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum.
Untuk mewujudkan kemerdekaan pers yang profesional maka disusunlah
standar sebagai pedoman perusahaan pers agar pers mampu menjalankan fungsi
sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial, serta sebagai lembaga
ekonomi.
1. Yang dimaksud perusahaan pers adalah badan hukum Indonesia yang
menyelenggarakan usaha pers meliputi perusahaan media cetak, media
elektronik, dan kantor berita, serta perusahaan media lainnya yang secara khusus
menyelenggarakan, menyiarkan atau menyalurkan informasi.
2. Perusahaan pers berbadan hukum perseroan terbatas dan badan-badan hukum
yang dibentuk berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Perusahaan pers harus mendapat pengesahan dari Departemen Hukum dan
HAM atau instansi lain yang berwenang.
4. Perusahaan pers memiliki komitmen untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
5. Perusahaan pers memiliki modal dasar sekurang-kurangnya sebesar
Rp.50.000.000 (lima puluh juta rupiah) atau ditentukan oleh Peraturan Dewan
Pers.
6. Perusahaan pers memiliki kemampuan keuangan yang cukup untuk menjalankan
kegiatan perusahaan secara teratur sekurang-kurangnya selama 6 (enam) bulan.
9. Perusahaan pers memberi kesejahteraan lain kepada wartawan dan karyawannya
seperti peningkatan gaji, bonus, asuransi, bentuk kepemilikan saham dan atau
pembagian laba bersih, yang diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama.
10. Perusahaan pers wajib memberikan perlindungan hukum kepada wartawan dan
karyawannya yang sedang menjalankan tugas perusahaan.
11. Perusahaan pers dikelola sesuai dengan prinsip ekonomi, agar kualitas pers dan
kesejahteraan para wartawan dan karyawannya semakin meningkat dengan
tidak meninggalkan kewajiban sosialnya.
12. Perusahaan pers memberikan pendidikan dan atau pelatihan kepada wartawan
dan karyawannya untuk meningkatkan profesionalisme.
13. Pemutusan hubungan kerja wartawan dan karyawan perusahaan pers tidak
boleh bertentangan dengan prinsip kemerdekaan pers dan harus mengikuti
Undang-Undang Ketenagakerjaan.
14. Perusahaan pers wajib mengumumkan nama, alamat, dan penanggung jawab
secara terbuka melalui media yang bersangkutan; khusus untuk media cetak
ditambah dengan nama dan alamat percetakan. Pengumuman tersebut
dimaksudkan sebagai wujud pertanggungjawaban atas karya jurnalistik yang
diterbitkan atau disiarkan.
15. Perusahaan pers yang sudah 6 (enam) bulan berturut-turut tidak melakukan
kegiatan usaha pers secara teratur dinyatakan bukan perusahaan pers dan kartu
pers yang dikeluarkannya tidak berlaku lagi.
16. Industri pornografi yang menggunakan format dan sarana media massa yang
semata-mata untuk membangkitkan nafsu birahi bukan perusahaan pers.
17. Perusahaan pers media cetak diverifikasi oleh organisasi perusahaan pers dan
perusahaan pers media penyiaran diverifikasi oleh Komisi Penyiaran Indonesia.
Jakarta, 6 Desember 2007
Surat Edaran Dewan Pers
No. 01/SE-DP/I/2014
Tentang
Pelaksanaan UU Pers dan Standar Perusahaan Pers
Dalam rangka menjamin pelaksanaan kemerdekaan pers dan untuk memenuhi
hak masyarakat mendapatkan informasi berkualitas dan adil, Dewan Pers perlu
menegaskan kembali beberapa ketentuan tentang perusahaan pers yang ada di dalam
UU No.40/1999 tentang Pers dan Standar Perusahaan Pers (Peraturan Dewan Pers No.
4/2008) yang harus dipenuhi oleh perusahaan pers, sebagai berikut:
1. “Setiap perusahaan pers harus berbentuk badan hukum Indonesia” (Pasal 9 Ayat
(2) UU No. 40/1999). Sesuai Standar Perusahaan Pers, badan hukum Indonesia
yang dimaksud di atas berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau badan-badan
hukum lainnya yang dibentuk berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Badan hukum lainnya yaitu yayasan atau koperasi.
Sesuai Pasal 1 angka 2 UU Pers, badan hukum untuk penyelenggaraan usaha
pers adalah badan hukum yang “secara khusus menyelenggarakan, menyiarkan,
atau menyalurkan informasi.” Dengan demikian, bentuk badan hukum untuk
usaha pers tidak dapat dicampur dengan usaha lain selain di bidang pers.
2. “Perusahaan pers memberikan kesejahteraan kepada wartawan dan karyawan
pers dalam bentuk kepemilikan saham dan atau pembagian laba bersih serta
bentuk kesejahteraan lainnya” (Pasal 10 UU No. 40/1999). Ketentuan ini perlu
ditekankan, karena Dewan Pers menemukan sejumlah kasus perusahaan pers
hanya memberikan kartu pers kepada wartawannya tanpa memberi gaji, dan
meminta wartawannya untuk mencari penghasilan sendiri.
3. “Perusahaan Pers wajib memberi upah kepada wartawan dan karyawannya
sekurang-kurangnya sesuai dengan upah minimum provinsi minimal 13
kali setahun” (Butir 8 Standar Perusahaan Pers). Dalam hal ini Dewan Pers
mengingatkan, sesuai dengan UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan,
perusahaan yang memberikan upah lebih rendah dari upah minimum provinsi
atau kabupaten/kota dapat dipidana paling rendah 1 tahun dan/atau denda
paling sedikit Rp 100 juta.
4. “Perusahaan pers wajib mengumumkan nama, alamat dan penanggung jawab
Sebagai tindaklanjut atas Surat Edaran ini, Dewan Pers hanya akan memasukkan
data perusahaan pers yang telah mematuhi ketentuan di atas ke dalam website Dewan
Pers dan buku Data Pers Nasional yang diterbitkan setiap tahun.
Dewan Pers mengharapkan perusahaan pers yang belum memenuhi ketentuan
di atas untuk segera melakukan perbaikan atau pembenahan hingga batas waktu
tanggal 1 Juli 2014. Jika di kemudian hari timbul permasalahan atau pengaduan dari
masyarakat terhadap perusahaan pers yang tidak memenuhi ketentuan di atas hingga
batas waktu 1 Juli 2014, Dewan Pers mempertimbangkan untuk merekomendasikan
penanganan-nya kepada aparat penegak hukum.
Jakarta, 16 Januari 2014
Dewan Pers
Prof. Dr. Bagir Manan, SH. MCL
Ketua
Seruan Dewan Pers
Nomor: 01/Seruan-DP/I/2014
Tentang
Penggunaan Nama Penerbitan Pers
Dewan Pers menemukan dan beberapa kali menerima pengaduan terkait
penggunaan nama penerbitan pers yang menggunakan nama atau yang menyerupai
nama lembaga pemerintahan, lembaga penegak hukum atau nama yang sudah dikenal
atau melekat sebagai identitas suatu lembaga sosial atau publik tertentu, seperti LSM.
Nama yang sering digunakan tersebut seperti Suratkabar KPK (yang tidak ada kaitan
dengan Komisi Pemberantasan Korupsi/KPK), Suratkabar BUSER (mirip dengan satuan
tugas kepolisian), Suratkabar BIN (mirip nama Badan Intelijen Negara/BIN), Suratkabar
ICW (mirip LSM Indonesia Corruption Watch/ICW).
Penggunaan nama-nama tersebut untuk penerbitan pers dapat menimbulkan
kesalahpahaman di masyarakat dan berpotensi disalahgunakan. Dewan Pers menerima
sejumlah pengaduan tentang penyalahgunaan profesi wartawan oleh penerbitan pers
yang menggunakan nama yang mirip dengan nama lembaga-lembaga dimaksud.
Terkait hal tersebut, Dewan Pers meminta pengelola penerbitan pers untuk
tidak menggunakan nama penerbitan yang menyerupai dengan nama lembaga
pemerintahan, lembaga penegak hukum, lembaga sosial atau lembaga publik lain yang
sudah dikenal publik. Anjuran ini tidak berlaku untuk ‘penerbitan atau media internal’
yang dikelola oleh lembaga pemerintahan, lembaga penegak hukum, lembaga sosial
atau lembaga publik bersangkutan.
Dewan Pers mempertimbangkan tidak akan memeriksa permohonan
penyelesaian kasus pers atau permintaan advokasi yang diajukan oleh penerbitan pers
yang menggunakan nama menyerupai lembaga pemerintahan, lembaga penegak
hukum, lembaga sosial atau lembaga publik ini. Perlu ditambahkan, perbuatan
semacam itu, selain merugikan publik (pengelabuan terhadap publik), juga merupakan
perbuatan melanggar hukum.
Demikian Seruan Dewan Pers ini untuk menjadi perhatian.
DATA PERS
CETAK
NANGGROE ACEH DARUSSALAM
Harian : 3 Mingguan : 2 Bulanan :
-HARIAN
1. INDEPENDEN TIMES
Jl. Wedana No. 10, Gampong Mibo, Banda Aceh Telp. : (0651) 458665
Faks. : (0651) 458665
Surel : independentimes@gmail.com Laman : www.independentimes.com Penanggung Jawab : Yulinda Pemimpin Redaksi : Dedi Rahman. S Direktur Utama/Ketua : Irfan, ST, MT Komisaris/
Pengawas Utama : T. Iskandar Daod
Badan Hukum : PT. Independen Sarana Media Akta Notaris : No. 52, tanggal 28-02-2014 Percetakan : Gramedia Printing (Koran Umum)
2. MODUS ACEH
Jl. T. P. Nyak Makam No. 4, Pertokoan Le Masen, Banda Aceh
Telp. : (0651) 635322
Surel : modus_aceh@yahoo.com Laman : www.modusaceh.com Penanggung Jawab : Muhammad Saleh Pemimpin Redaksi : Muhammad Saleh Komisaris : Muhammad Saleh Direktur Utama : Agusniar Muchtar Badan Hukum : PT. Agsha Media Mandiri Akta Notaris : 01 Juli 2005
Percetakan : PT. Medan Media Grafikatama
(Tabloid Umum)
1. PROHABA
Jl. Raya Lambaro KM. 4,5 Desa Meunasah Manyang, Banda Aceh
Telp. : (0651) 635644 Faks. : (0651) 637170
Surel : prohaba@serambinews.com Laman : www.serambinews.com Penanggung Jawab : H. Sjamsul Kahar Pemimpin Redaksi : Mawardi Ibrahim Pemimpin Umum : H. Sjamsul Kahar Direktur Utama : H. Sjamsul Kahar Pemimpin Perusahaan : Mohd. Din
Badan Hukum : PT. Aceh Media Grafika
Akta Notaris : No. 30, tanggal 17 Februari 1989 Percetakan : PT. Aceh Media Grafika
(Koran Umum – Kelompok Serambi Indonesia)
2. RAKYAT ACEH
Jl. Sultan Malikussaleh No. 109, Lhong Raya, Banda Aceh 23238
Telp. : (0651) 35478 Faks. : (0651) 31341 Surel : metroaceh@gmail.com Laman : www.rakyataceh.com Penanggung Jawab : Syaiful Ishak Pemimpin Redaksi : Riza Budiwan Direktur Utama : Syaiful Ishak Komisaris : H. Makmur Kasim Badan Hukum : PT. Aceh Intermedia Pers Akta Notaris : No. 09, tanggal 10 Januari 2005 Percetakan : PT. Medan Graindo
(Koran Harian)
3. SERAMBI INDONESIA
Jl. Raya Lambaro KM 4,5 Desa Meunasah Manyang, Banda Aceh
Telp. : (0651) 635644 Faks. : (0651) 637180
Surel : redaksi@serambinews.com Laman : www.serambinews.com Penanggung Jawab : H. Sjamsul Kahar Pemimpin Redaksi : Mawardi Ibrahim Pemimpin Umum : H. Sjamsul Kahar Pemimpin Perusahaan : Mohd. Din
Badan Hukum : PT. Aceh Media Grafika
Akta Notaris : No. 30, tanggal 17 Februari 1989 Percetakan : PT. Aceh Media Grafika
(Koran Umum – Kelompok Kompas Gramedia)
//Nanggroe Aceh Darussalam
SUMATERA UTARA
Harian : 21 Mingguan : 4 Bulanan :
-HARIAN
1. ANALISA
Jl . N. A. Yani No. 35-49 Medan, 20111 Telp. : (061) 4156655, 4154711 Faks. : (061)7351629, 4151436 Surel : online@analisadaily.com Laman : www.analisadaily.com Penanggung Jawab : H. Sofyan Pemimpin Redaksi : H. Sofyan Pemimpin Umum : Supandi Kusuma Pemimpin Perusahaan : Sujito Sukirman Badan Hukum : PT. Media Warta Kencana Percetakan : PT. Surya Mas Abadi Makmur (Koran Umum)
2. ANDALAS
Jl. T. Amir Hamzah, Ruko Kompleks Griya Riatur Indah No. 182-184-186, Medan Telp. : (061) 8449800 Faks. : (061) 8462800 Surel : andalas.redaksi@gmail.com; andalasnewsm edan@gmail.com Laman : www.harianandalas.com Penanggung Jawab : H. Baharuddin Pemimpin Redaksi : Iskandar Pemimpin Umum : Iskandar Pemimpin Perusahaan : Amiruddin
Badan Hukum : PT. Star Media Internusa Percetakan : CV. Grafika Sumatera
(Koran Umum)
3. BERITA SORE
Jl. Letjen Suprapto No. 1 Medan, 20151 Telp. : (061) 4158787, 4150858 Faks. : (061) 4150383 Surel : redaksi@beritasore.com Laman : www.beritasore.com Penanggung Jawab : H. Teruna Jasa Said Pemimpin Redaksi : H. Teruna Jasa Said Pemimpin Umum : H. Teruna Jasa Said Pemimpin Perusahaan : Hj. Murniati Misan Badan Hukum : Yayasan Pers HM Said Percetakan : PT. Prakarsa Abadi Press (Koran Umum)
4. GAYA MEDAN
Jl. Sakti Lubis No. 38, Medan Telp. : (061) 7870631 Faks. : (061) 7870631 Penanggung Jawab : Dipo Sumarno Pemimpin Redaksi : Dipo Sumarno
Pemimpin Perusahaan : Hj. Yunita Sari Hutagalung
Badan Hukum : Yayasan Citra Rafisan Mulia Percetakan : PT. Gaya Medan Design Grafika
(Koran Umum)
5. HARIAN MATAHARI
Jl. Kapten Muslim Komplek The Enterprise No. B8, Medan Telp. : (061) 8448073
Faks. : (061) 8448073
Surel : harianmatahari@gmail.com Penanggung Jawab : Azrin Marydha Pemimpin Redaksi : Azrin Marydha Pemimpin Perusahaan : Juliadi
Badan Hukum : PT. Matahari Media Utama Akta Notaris : AHU-32543.40.10.2014 Percetakan : PT. Kumango (Koran Umum)
6. JURNAL ASIA
Kompleks Bilal Central A1-A2, B1-B2, Jl. Bilal Ujung, Medan