• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

6. Kamera DSLR

1) Pengertian Kamera

Kamera merupakan alat yang paling utama dan paling populer dalam kegiatan fotografi. Burhanuddin (2014: 25), menyatakan “nama ini didapat dari

kamera obscura, bahasa latin untuk “ruang gelap”.” Kamera obscura merupakan prinsip kuno kamar gelap yang menjadi dasar fotografi modern saat ini. Pada kamera obscura sinar akan masuk melalui lubang kecil sehingga membentuk objek dari luar menjadi bayangan objek yang terbalik di dinding kamar gelap.

Kamera merupakan alat yang digunakan untuk merekam momen atau kejadian dalam bentuk visual. Menurut Warren (2013: 3), “a camera is basically a light-tight box that holds the digital sensor and has a lens that gathers light from the subject, forming an image of the subject on the sensor.” Di pasaran kini telah beragam jenis kamera yang ditawarkan, dari mulai yang masih menggunakan film sebagai media rekam hingga yang sudah digital.

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kamera merupakan kotak kedap cahaya yang memiliki sensor untuk menangkap cahaya dari objek dan merekam objek tersebut dalam bentuk visual.

2) Jenis-jenis Kamera

Secara garis besar jenis kamera dibedakan menjadi dua yaitu kamera analog atau kamera film dan kamera digital. Perbaedaan kamera ini terletak pada sensornya dimana kamera analog atau film masih menggunakan sensor berupa film sedangkan kamera digital sudah menggunakan sensor digital. Burhanuddin (2014: 24-35) membagi jenis kamera menjadi:

(a) SubminatureCamera

Merupakan kamera dengan format film yang sangat kecil. Format yang paling dikenal yaitu Minox (8 x 11 mm), Kodak disc (8 x 11 mm), Super 16 mm (12 x 17 mm), 110 Film (13 x 17 mm) dan Tessina (14 x 21 mm).

(b) Kamera Poket

Kamera ini berukuran kecil sehingga dapat dimasukkan ke dalam saku. Jenis kamera ini memiliki lensa yang menyatu dengan badan kamera.

(c) Kamera Sekali Pakai

Kamera ini ditujukan untuk penggunaan sekali pakai. Ketika kita akan mencetak foto maka kamera ini akan dikembalikan ke studio untuk dibuka dan diambil filmnya. Jika proses cetak sudah selesai kita hanya menyerima hasil foto saja sedangkan kamera akan didaur ulang untuk dijual kembali. (d) Twin-Lens Reflex(TLR)

Merupakan kamera yang mempunyai dua lensa yang sama panjang. Satu lensa digunakan untuk mengambil gambar sedangkan lensa lainnya digunakan sebagaiviewfinder.

(e) Single Lens Reflex(SLR)

Pada kamera ini kita bisa melihat subjek dan mengambil gambar melalui satu lensa yang sama.

(f) Rangefinder Camera

Sistem bidik kamera ini sama dengan kamera poket. (g) Kamera Format Sedang (Medium Format/ MF)

Keuntungan dari kamera ini yaitu dapat menghasilkan gambar dengan ukuran cetak yang besar.

(h) Large Format Camera

Kamera ini berukuran sangat besar dan diperlukan waktu yang cukup lama untuk belajar menggunakannya. Film yang digunakan berbentuk lembaran dimana satu lembar film ditujukan untuk satu foto.

(i) Kamera Instan

Kamera instan ditujukan untuk menghasilkan foto tanpa harus mencetaknya. Di dalam badan kamera terdapat bahan kimia yang dapat men-developing sendiri gambar yang diambil.

(j) Kamera Stereo

Kamera stereo merupakan kamera yang menggunakan dua atau lebih lensa kamera.

(k) Mirrorless Camera

Kamera ini hanya ditemukan pada sistem digital dan dapat diganti-ganti lensa.Mirorrless cameratidak memiliki cermin refleks danviewfinder.

Sedangkan menurut Nugrahajati dan Targo (2011: 3), “dalam perkembangannya, kamera digital mempunyai banyak varian. Ada kamera saku (pocket) digital, kamera SLR (single lens reflector) digital atau lebih sering disebut DSLR, dan ada pula kamera prosumer.” Dari penjelasan-penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis-jenis kamera secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua yaitu kamera dengan sensor analog atau film dan kamera dengan sensor digital.

b. Kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex) 1) Pengertian Kamera DSLR

Kamera DSLR atau Digital Single Lens Reflex merupakan kamera digital yang menggunakan sistem cermin pentaprisma atau cermin segi lima untuk meneruskan cahaya dari lensa menuju ke jendela bidik atauviewfinder.Mulyanta (2008: 66) menyebutkan bahwa cara kerja kamera DSLR yaitu “saat tombol pelepas rana ditekan, kaca akan melenting ke atas secara mekanis sehingga

sinar akan langsung mengenai sensor dan kemudian gambar direkam pada media yang telah tersedia.”

Gambar 1. Sistem Kamera DSLR (Mulyanta, 2008: 66)

Ciri utama dari sebuah kamera DSLR yaitu adanya pantulan dari cermin pada jendela viewfinder sehingga membuat ukuran kamera ini lebih besar daripada jenis-jenis kamera lainnya. Dari penjelasan yang telah dipaparkan dapat diambil kesimpulan bahwa kamera DSLR merupakan kamera yang menggunakan sistem cermin pentaprisma yang cara kerjanya dengan meneruskan sinar menuju ke sensor kemudian gambar akan direkam pada media yang tersedia.

2) Kelebihan Kamera DSLR

Kelebihan kamera DSLR menurut Mulyanta (2008: 63-64) antara lain sebagai berikut.

(a) Kamera DSLR memungkinkan penggunanya untuk mengganti lensa kamera sesuai dengan tujuan pengambilan gambar. Fitur “ganti lensa” ini menjadikan kamera DSLR semakin fleksibel sesuai kebutuhan pengguna, misalkan pengguna ingin mengambil foto pemandangan maka lensa diganti

menjadi lensa wide, sedangkan untuk menghasilkan foto sport maka lensa diganti menggunakan lensa tele.

(b) Kamera DSLR memiliki konsumsi daya yang baik. Kamera DSLR mampu mengambil gambar hingga ribuan jumlahnya hanya dalam sekali charge. LCD yang digunakan pada kamera DSLR hanya berfungsi untuk menampilkan gambar sehingga tidak banyak menghabiskan daya.

(c) Komposisi pada kamera DSLR benar-benar nyata, yakni apa yang kita bidik melaluiviewfindermaka gambar itulah yang kita dapatkan.

(d) Viewfinder pada kamera DSLR memberikan luas pandang yang mendekati 100% serta mampu melakukanpreview depth of fieldatau tingkat kedalaman ruang.

3) Kelemahan Kamera DSLR

Beberapa kelemahan kamera DSLR menurut Mulyanta (2008: 64-65) sebagai berikut.

(a) Penggunaan lensa super wide pada kamera DSLR kurang baik. Kamera DSLR memiliki perbedaan focal length lensa jika dibandingkan dengan kamera 35 mm biasa. Kamera DSLR dengan lensa 200 mm setara dengan kamera biasa 300 mm sehingga cakupan gambar yang diambil seolah-olah luas. Untuk pengguna yang ingin menggunakan lensa fish eye harus waspada dengan kelemahan ini. Untuk bisa mendapatkan hasil yang maksimal dalam menerapkan efek fish eye maka pengguna harus menggunakan lensa denganrangeyang lebih kecil, dan tentunya akan lebih mahal dan sulit dicari pada kamera DSLR.

(b) Fitur lensa kamera DSLR yang dapat diganti-ganti dengan mudah dan banyaknya jenis lensa primer yang dapat digunakan mengakibatkan

kebutuhan penggantian lensa yang semakin banyak pula. Penggantian lensa secara terus menerus mengakibatkan penumpukan debu dan kotoran pada sensor kamera maupun kaca bagian dalam kamera.

(c) LCD view pada kamera DSLR masih memiliki faktor jeda waktu atau delay factor, serta focusing yang kurang akurat ketika menggunakan LCD viewfindersaat pengambilan gambar.

c. Indikator Keterampilan Pengoperasian Kamera DSLR

Indikator keterampilan pengoperasian kamera DSLR digunakan untuk mempermudah guru dalam melaksanakan pembelajaran untuk meningkatkan skillpengoperasian kamera DSLR. Indikator ini digunakan sebagai acuan apakah proses pembelajaran telah berhasil atau belum. Menurut Abdi (2012: 57), pengoperasian kamera dalam fotografi meliputi aspek teknis dan non teknis. Aspek teknis terdiri dari pemahaman tentang fokus tajam, tidak shake,dan tidak blur. Fokus yang tajam berkaitan dengan teknikfocusingsedangkan tidakshake dan blur berkaitan dengan teknik exposure dimana exposure sendiri meliputi bukaan difragma (aperture) dan shutter speed. Sedangkan aspek non teknis antara lain meliputi komposisi, latar,angle,format gambar, warna, dan substansi. Aspek dasar dalam pengoperasian kamera DSLR dalam fotografi menurut Abdi (2012: 94-96), yaitu sebagai berikut.

1) ISO

ISO merupakan tingkat sensitivitas sensor terhadap cahaya. Semakin tinggi nilai ISO maka sensor semakin peka terhadap cahaya, begitu juga sebaliknya semakin rendah ISO maka sensor semakin kurang tingkat kepekaannya. 2) Depth of Field(DoF) Ruang Tajam

Ketika mengambil gambar dan memposisikan fokus pada sebuah objek maka objek yang difokus tersebut yang dinamakan ruang tajam.

3) Aperture

Aperture pada kamera berfungsi untuk mengatur seberapa banyak cahaya yang masuk ke sensor. Nilai aperture yang semakin kecil menandakan semakin banyak cahaya yang masuk begitu juga sebaliknya.

4) Penggunaan Lensa

Penggunaan lensa disesuaikan dengan hasil yang diinginkan. Lensa dengan sudut lebar memberi ruang tajam yang luas.

Menurut Hadiiswa (2008: 22-37), pengetahuan dasar fotografi meliputi beberapa aspek sebagai berikut.

1) Resolusi Kamera

Resolusi kamera berkaitan dengan ukuran dan kualitas foto yang dihasilkan. Semakin tinggi resolusi kamera maka hasil jepretan foto akan semakin bagus. 2) Shutter Speed

Kecepatan shutter membuka dan menutup berpengaruh pada kecepatan membekukan atau menangkap objek.

3) Aperture

Aperture merupakan besarnya bukaan difragma yang berfungsi mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke kamera. Nilai aperture dinyatakan dalam skalaF-stop.

4) Shooting Mode

Shooting mode merupakan beberapa pilihan pengaturan yang ada pada kamera. Mode yang paling sering digunakan yaitu Auto, dimana pengguna tidak perlu untuk melakukan pengaturan apapun pada kamera. Beberapa

shooting modeyang lain yaituManual, Aperture Priority Auto Exposure(A/Av), danShutter Speed Priority Auto Exposure(S/Tv).

5) ISO

Semakin besar nilai ISO maka semakin banyak pula cahaya yang masuk begitupun sebaliknya.

6) Zoom-IndanZoom-Out

Zoon-in digunakan untuk membuat objek yang difoto menjadi seolah-olah semakin dekat dengan lensa kamera, sedangkan zoom-out digunakan untuk membuat objek seolah-olah menjauhi lensa kamera.

7) White Balance

White balance ditujukan untuk pengaturan warna sesuai dengan hasil foto yang diinginkan.

8) Menentukan Format Foto

Format foto hendaknya disesuaikan dengan objek yang akan diambil. Untuk objek pemandangan maka format yang digunakan horizontal, sedangkan untuk mengambil fotopotraitmaka format yang digunakan vertikal.

Sedangkan menurut Mulyanta (2008: 71-79), aspek pengaturan aliran cahaya dalam pengoperasian kamera DSLR yang berpengaruh pada hasil akhir fotografer meliputi:

1) Aperture

Aperturedigunakan untuk menambah atau mengurangi cahaya yang melewati lensa. Sistem kerja aperturesangat mirip dengan retina manusia.

2) Focal Length

Focal length atau jarak titik bakar lensa merupakan karakteristik lensa yang paling penting untuk menentukan kekuatan lensa ketika melakukan pemfokusan objek.

3) Depth of Field(DOF)

DOF merupakan area yang sangat tajam atau fokus dibandingkan dengan area disekelilingnya.

4) Shutter

Shutter digunakan untuk mengatur durasi cahaya yang masuk hingga mengenai sensor.

Dari uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar pengoperasian kamera DSLR, peningkatan skill atau keterampilan siswa dapat ditinjau dari beberapa aspek yaitu (1) ketepatan penggunaan aperture, (2) ketepatan penggunaan shutter speed, (3) ketepatan penggunaan ISO, (4) ketepatan pengaturan focal length, (5) ketepatan pemilihan lensa, dan (6) ketepatan komposisi foto.

Dokumen terkait