Pada sisi pencegahan, kebijakan yang dihasilkan oleh KPPU bervariasi, seperti di KPD Surabaya yang cukup intens melakukan diskusi dan memberikan saran pertimbangan serta selalu dilibatkan oleh Pemprov Jawa Timur dalam setiap pembahasan rancangan Perda. Hal ini juga merupakan follow up yang sangat positif atas MoU yang telah dijalin antara kedua belah pihak agar saling bersinergi dan kebijakan yang dihasilkan tidak melanggar prinsip persaiangan usaha. Adapun beberapa Raperda dan atau Perda yang telah dibahas bersama meliputi: 1. Peraturan Daerah Kota Blitar Nomor 4 Tahun 2015 tentang Izin Usaha Jasa Konstruksi; 2. Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Rumah
Susun;
3. Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Tulung Agung Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Produk Unggulan Daerah;
4. Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pelayanan Perizinan di Bidang Kesehatan;
5. Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk tentang Analisis Dampak Lalu Lintas. Masuk dalam salah satu wilayah kerja KPD Surabaya, Nusa tenggara Timur (NTT) juga mendapat perhatian khusus akibat terdapat kebijakan pemerintah setempat yang dinilai berpotensi menyebabkan persaingan usaha tidak sehat. Dalam hal ini maka KPPU memberikan saran pertimbangan terkait Surat Keputusan (S)K Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor: 274/KEP/HK/2014 Tentang Perusahaan Pemasok Day Old Chick (DOC), Daging/Karkas Ayam Beku, Telur Ayam Ras Segar, Telur Burung Puyuh Segar, Telur dan Daging Ayam Olahan Serta Ternak Babi Komersial ke Provinsi Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan hasil analisis KPD Surabaya bahwa isi dari SK Gubernur tersebut adalah untuk membatasi jumlah pemasok produk ternak dan turunannya untuk seluruh wilayag NTT. Untuk itu, Ketua KPPU memberikan rekomendasi saran dan pertimbangan kepada Gubernur NTT sebagai berikut:
1. Menyempurnakan SK tersebut dengan membuat aturan detil terkait syarat teknis
kesehatan dan kualitas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini untuk membuka peluang pelaku usaha lain yang memiliki kemampuan seperti yang dipersyaratkan;
2. Membuka akses bagi pelaku usaha yang telah memenuhi persyaratan teknis kesehatan dan kualitas tersebut untuk memasok komoditas yang diatur ke wilayah Provinsi NTT; 3. Melakukan evaluasi berkala terkait persyaratan teknis kesehatan dan kualitas produk
setiap pelaku usaha yang telah memiliki ijin untuk mengedarkan komoditas uyang diatur di Provinsi NTT;
4. Bilamana ditemukan indikasi adanya kartel pengaturan harga, pembagian wilayah pemasaran, pengaturan pasokan komoditi yang diatur dan perilaku-perilaku anti persaingan lainnya yang dilakukan oleh para pelau usaha yang memiliki ijin, dapat melaporkan kepada KPPU untuk diproses sesuai hukum persaingan usaha yang berlaku; 5. Pemerintah Provinsi NTT dapat memanfaatkan mekanisme pemberian saran dan
pertimbangan yang dimiliki oleh KPPU untuk melakukan asistensi terkait peraturan yang berdampak langsung maupun tidak langsung dengan persaingan usaha.
Sementara dari sisi penegakan hukum, KPPU bertindak tegas terhadap para pelaku usaha nakal di daerah. Perkara berasal dari laporan di wilayah kerja KPD Batam dan setelah melewati tahap pemeriksaan maka ditetapkan dan dilakukan pembacaan putusan perkara di mana
KPPU menyatakan bersalah atas tindakan terlapor yang dinilai melanggar prinsip persaingan usaha yaitu melakukan pelanggaran Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999. Perkara tersebut meliputi:
1. Perkara Nomor 18/KPPU-L/2014 tentang Tender Pengadaan Keramba Jaring Apung High Density Polyethylene (HDPE) di Lingkungan Pokja 7 Unit Layanan Pengadaan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau Tahun Anggaran 2012.
2. Perkara Nomor 02/KPPU-L/2015 tentang Pelelangan 4 (empat) Paket Pekerjaan di Lingkungan Konstruksi SNVT Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi Kepulauan Riau, ULP Balai Besar Pelaksanaan Jalan.
Komitmen KPPU juga diimplementasikan nyata melalui kesepakatan bersama yaitu kerjasama untuk menegakkan prinsip persaingan usaha yang sehat. Kesepakatan bersama tersebut dalam rangka peningkatan pemahaman terhadap Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat di lingkungan Pemerintah Provinsi dan untuk meningkatkan kesadaran prinsip kebijakan dan hukum persaingan (competition awareness) di pemangku kebijakan dan kepentingan (stakeholder) pemerintah daerah. Target KPPU untuk menggandeng kerjasama dengan pemerintah provinsi di 7 daerah prioritas (DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Kepulauan Riau, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara) akhirnya terlaksana. Meskipun terhitung paling akhir dari 6 daerah sebelumnya, Kalimantan Timur akhirnya sepakat untuk menjalin komitmen dengan KPPU. Hal ini merupakan salah satu prestasi dari KPD Balikpapan karena tanpa koordinasi dan komunikasi yang baik tidak mungkin kerjama tersebut dapat terlaksana. Selain itu, di waktu dan tempat yang sama bahkan MoU KPPU dilaksanakan bersamaan dengan 2 pihak
sekaligus, bukan hanya dengan Pemprov Kalimantan Timur tetapi juga dengan pihak lembaga pendidikan yaitu Universitas Mulawarman dimana selanjutnya sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman tentang persaingan usaha dilakukan di kalangan mahasiswa maupun akademisi dan diharapkan hal ini menjadi pengembangan hukum persaingan sebagai mata kuliah wajib di perguruan tinggi. Di wilayah Timur Indonesia, KPPU menempatkan kantor perwakilannya yaitu KPD Makassar. Tercatat sepanjang tahun 2015 Jumlah Laporan (Laporan Resmi maupun Surat Tembusan) yang masuk ke KPD Makassar berjumlah 26, dengan perincian sebagai berikut :
Grafi k 1 : Rekapitulasi Laporan Berdasarkan Bulan Penerimaan
Berdasarkan gambaran grafi k di atas, pada tahun 2015 substansi laporan masyarakat masih didominasi atas dugaan pelanggaran Pasal 22 Undang-Undang No. 5 Tahun 1999. Tercatat 13 (tiga belas) dari 18 (delapan belas) laporan resmi terkonsentrasi pada isu persekongkolan tender.
Selain itu, KPPU juga melakukan kegiatan Asistensi Penyelarasan Kebijakan Pemerintah Daerah di wilayah kerja KPD Makassar. Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi
kesesuaian kebijakan/peraturan pemerintah dengan UU Nomor 5 Tahun 1999, memeriksa kesesuaian rancangan kebijakan/peraturan pemerintah dengan UU Nomor 5 Tahun 1999 dan memudahkan para penyusun kebijakan/peraturan untuk mengimplementasikan UU Nomor 5 Tahun 1999. Adapun beberapa peraturan daerah yang dilakukan checklist adalah sebagai berikut :
1. Peraturan Daerah Kota Makassar No. 15 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Pasar Tradisional dan Penataan Pasar Modern di Kota Makassar; 2. Peraturan Daerah Kabupaten Bantaeng No. 7 Tahun 2012 tentang Pengelolan Pasar
Tradisional dan Penataan, Pembinaan Pusat perbelanjaan dan Toko Modern; dan
3. Peraturan Daerah Kota Parepare No. 2 Tahun 2015 tentang Penataan Pengendalian dan Pengawasan Menara Telekomunikasi.
Lain halnya di KPD Medan, berdasarkan data di tahun 2015 bahwa KPD Medan menerima sebanyak 19 Laporan. Dari jumlah tersebut yang dilanjutkan ke tahap penyelidikan sebanyak 2 laporan, 1 laporan direkomendasiksn untuk masuk ke tahap penyelidikan dan 1 laporan lagi dinilai belum lengkap dan dilanjutkan ke tahap penelitian inisiatif. Secara keseluruhan sebanyak 16 laporan mengenai proyek tender dan tiga lainnya non tender.
Agar masyarakat luas lebih mengenal KPPU, maka dalam hal ini harus lebih intens melakukan UU No. 5/1999 terutama ke berbagai daerah cakupan wilayah KPD Medan. Terkait hal itu, maka salah satunya dilakukan kegiatan forum jurnalis sepanjang tahun 2015 dengan beberapa tema yaitu:
45 1. Updating kegiatan KPD Medan dan Evaluasi Kebijakan Pemerintah (EKP) Industri
Reklame pada tahun 2014;
2. Gejolak Harga Komoditas Pangan, Penelitian penunjukan 2 (dua) perusahaan swasta sebagai penyelenggara TPP yang ditunjuk oleh KPP Bea Cukai dan Anjloknya harga TBS di tingkat petani;
3. Updating kegiatan KPPU dan KPD Medan;
4. Laporan Akhir Tahun Kantor Perwakilan Daerah Medan 2015.
Terbukti bahwa forum tersebut mendapat respon yang positif dan beberapa media massa di Kota Medan mulai memberitakan KPPU, selain itu hubungan dengan para jurnalis pun semakin baik. Berikut disampaikan berita terkait persaingan usaha yang dimuat oleh media dan table grafi k persentase kegiatan yang diliput media sepanjang tahun 2015:
Media Online,37
Harian Padang, Ekspress, 4 Harian Haluan, 4 Sindo, 2 Sumut Pos, 1 Serambi Indonesia, 1 Medan Bisnis, 28 Tribun, 12 Analisa, 14 Waspada, 4 Harian Andalas, 9 Harian Jurnal Asia, 4 Sinar Indonesia Baru, 6