• Tidak ada hasil yang ditemukan

(3) kepada para kapitalis yang menganggur, yang membayar mereka dengan bagian dari pendapatan mereka yang belum mereka serahkan pada kaum pekerja yang secara langsung

Dalam dokumen BAGIAN TIGA REPRODUKSI DAN SIRKULASI (Halaman 135-137)

dipekerjakan oleh mereka; sehingga seluruh sewa yang mereka bayarkan pada para kapitalis

yang menganggur itu setiap tahunnya mengalir kembali pada mereka dalam salah satu atau lain

cara” (Destutt de Tracy, Traité de la volonté et de ses effets, Paris, 1826, hal. 239).

Kaum kapitalis, oleh karena itu, menjadi kaya pertama dengan satu-sama- lain saling mengambil keuntungan dalam mempertukarkan bagian dari nilai-lebih yang mereka abdikan pada konsumsi perseorangan mereka atau mengonsumsinya sebagai pendapatan. Jika bagian nilai-lebih atau laba mereka ini adalah £400, maka £400 ini menjadi £500 jika masing-masing pihak pada £400 menjual bagiannya ke pihak lain 25 prosen terlalu mahal. Karena semua mereka itu melakukan hal yang sama, hasilnya adalah sama jika mereka telah satu-sama- lain saling menjual pada harga yang tepat. Secara sederhananya mereka itu memerlukan suatu kuantitas uang sebanyak £500 untuk mengedarkan suatu nilai barang-dagangan sebesar £400, dan ini akan tampak lebih sebagai suatu metode pemiskinan ketimbang memperkaya mereka, sejauh mereka harus mempertahankan suatu bagian besar dari seluruh kekayaan mereka secara tidak produktif dalam bentuk alat-alat sirkulasi yang tak-bermanfaat. Seluruh permasalahan itu berarti kenyataan bahwa kelas kapitalis, sekali pun kenaikan menyeluruh harga nominal barang-dagangan mereka, harus mendistribusikan di antara mereka sendiri, untuk konsumsi perseorangan mereka, suatu persediaan barang-dagangan yang hanya £400, tetapi bahwa mereka satu-sama-lain saling menolong dengan mengedarkan £400 dalam nilai barang-dagangan ini dengan suatu kuantitas uang yang diperlukan untuk nilai barang-dagangan £500.

Dengan mengatakan ini, kita sepenuhnya mengabaikan kenyataan bahwa “suatu bagian dari laba mereka” di sini, dan dengan demikian pada umumnya, diasumsikan sebagai suatu persediaan barang-dagangan di mana laba diwakili. Tetapi yang dimaksudkan Destutt adalah justru menjelaskan asal laba ini. Kuantitas uang yang diperlukan untuk mengedarkannya adalah sebuah permasalahan yang sepenuhnya kurang penting. Massa barang-dagangan yang dengannya laba itu diwakili oleh karena itu tampak berasal dari kenyataan bahwa kaum kapitalis tidak hanya satu-sama-lain saling menjual massa barang-dagangan ini, yang sudah berarti baik sekali, melainkan juga semua satu-sama-lain saling menjualnya dengan terlalu mahal. Dengan demikian kita sekarang mengetahui salah-satu sumber dari pengkayaan kapitalis. Ini berarti suatu yang sama seperti

rahasia Inspektur Bräsig,44 bahwa kemiskinan besar berasal dari pauvreté.45

2, Para kapitalis yang sama juga menjual “pada kaum pekerja-upahan, baik mereka yang mereka bayar sendiri maupun mereka yang dibayar oleh kaum

kapitalis yang tidak melakukan pekerjaan apa pun; dengan cara ini mereka menerima kembali dari para pekerja-upahan itu seluruh upah-upah mereka, dengan pengecualian simpanan-simpanan mereka yang sedikit.”

Mengalirnya-kembali kapital uang pada kaum kapitalis industri, kapital yang telah dikeluarkan persekot dalam bentuk ini oleh kaum kapitalis sebagai upah bagi kaum pekerja, merupakan, bagi M. Destutt, sumber kedua menjadi kayanya kaum kapitalis ini.

Maka jika kelas kapitalis membayar £100 pada kaum pekerja dalam upah, katakan, dan kaum pekerja ini oleh karena itu dapat membeli dari kelas kapitalis itu barang-dagangan hingga nilai yang sama £100, sehingga jumlah £100 yang dikeluarkan di muka oleh kaum kapitalis sebagai pembelian tenaga-kerja mengalir kembali ke kaum kapitalis itu pada penjualan barang-dagangan senilai £100 kepada

para pekerja itu, maka kaum kapitalis dianggap telah memperkaya diri mereka

dengan ini. Kelihatannya, dari sudut-pandang akal sehat biasa, bahwa melalui prosedur ini kaum kapitalis akan semata-mata mendapatkan diri mereka memiliki kembali £100 yang telah mereka miliki semula. Pada awalnya, mereka mempunyai £100 berupa uang, dan mereka menggunakan ini untuk membeli tenaga-kerja senilai £100. Untuk £100 berupa uang ini, kerja yang telah dibeli menghasilkan barang-dagangan senilai yang, sejauh yang kita ketahui hingga kini, adalah £100. Dengan menjual £100 barang-dagangan ini kepada kaum pekerja, kaum kapitalis menerima kembali £100 dalam uang. Kaum kapitalis oleh karena itu kembali mempunyai £100 berupa uang, dan kaum pekerja mempunyai £100 berupa barang-dagangan yang telah mereka produksi sendiri. Bagaimana kaum kapitalis dianggap menjadi kaya dengan cara ini merupakan teka-teki semua orang. Jika £100 dalam uang itu tidak mengalir kembali kepada mereka, maka mereka harusnya pertama-tama membayar kaum pekerja £100 dalam uang untuk kerja kaum pekerja itu, dan kedua harus memberikan kepada pekerja produk kerja ini, senilai £100 bahan konsumsi, secara cuma-cuma. Mengalirnya-kembali itu mungkin menjelaskan mengapa kaum kapitalis tidak menjadi lebih miskin sedikit pun dengan operasi ini, tetapi sama sekali tidak menjelaskan bagaimana menjadi lebih kaya.

Selanjutnya, sebuah pertanyaan lebih jauh ialah bagaimana kaum kapitalis menjadi memiliki £100 dalam uang ini, dan mengapa kaum pekerja, gantinya memproduksi barang-dagangan atas tanggungan mereka sendiri, dipaksa menukarkan tenaga-kerja mereka dengan £100 ini. Namun ini adalah suatu yang seorang pemikir sekaliber Destutt anggap sudah dengan sendirinya, suatu yang dengan sendirinya jelas.

Destutt tidak akan puas sekali dengan pemecahan ini. Betapa pun, ia tidak secara aktual mengatakan pada kita bahwa seseorang dapat menjadi kaya dengan

mengeluarkan suatu jumlah £100 dan kemudian menerima kembali suatu jumlah setara £100, yaitu dengan mengalirnya-kembali £100 berupa uang. Yang diberitahukannya kepada kita adalah bahwa kaum kapialis itu menjadi kaya “karena mereka menjual segala sesuatu yang mereka produksi dengan lebih mahal dari semua biaya mereka untuk membelinya.”

Demikian kaum kapitalis itu harus bertambah kaya dalam transaksi-transaksi mereka dengan kaum pekerja, dengan menjual terlalu mahal pada pekerja. Hebat!

“Mereka membayar upah... dan semua ini mengalir kembali pada mereka dengan berbelanjanya

Dalam dokumen BAGIAN TIGA REPRODUKSI DAN SIRKULASI (Halaman 135-137)