• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Balita Penderita Pneumonia Berdasarkan Jenis

BAB 6 PEMBAHASAN

6.1.2. Karakteristik Balita Penderita Pneumonia Berdasarkan Jenis

Jenis Kelamin

60% 40%

Laki-Laki Perempuan

Gambar 6.2. Diagram Pie Distribusi Proporsi Balita Penderita Pneumonia Rawat Inap Berdasarkan Jenis Kelamin di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2004-2007

Gambar 6.2. di atas dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi balita penderita pneumonia yang dirawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2004-2007 adalah laki-laki yaitu sebesar 60%.

Tingkat aktivitas bermain anak laki-laki cenderung lebih aktif dan tempat bermain anak laki-laki juga berbeda, hal ini akan meningkatkan kelelahan fisik pada anak laki-laki

sehingga memungkinkan kontak dengan agent dari kawan bermain/lingkungan menjadi lebih besar.23

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasibuan (2006) di Rumah Sakit Umum Daerah Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan yang memperoleh proporsi penderita pneumonia pada laki-laki sebesar 55,9%.13

6.1.3. Karakteristik Balita Penderita Pneumonia Berdasarkan Tempat Tinggal

Tempat Tinggal 32.4%

67.6%

Medan Luar Medan

Gambar 6.3. Diagram Pie Distribusi Proporsi Balita Penderita Pneumonia Rawat Inap Berdasarkan Tempat Tinggal di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2004-2007

Gambar 6.3. di atas dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi balita penderita pneumonia yang dirawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2004-2007 adalah yang bertempat tinggal di Medan yaitu sebesar 67,6%.

Banyaknya penderita pneumonia balita yang berasal dari Medan disebabkan jumlah kunjungan pasien yang datang ke RSU Dr. Pirngadi Medan ini lebih banyak yang bertempat tinggal di Kota Medan.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Syafitri (2004) di Rumah Sakit Haji Medan yang memperoleh proporsi penderita pneumonia di Medan sebesar 88,1%.36 6.2. Karakteristik Balita Penderita Pneumonia Berdasarkan Status Gizi

Status Gizi 20% 23.8% 56.2% Baik Kurang Buruk

Gambar 6.4. Diagram Pie Distribusi Proporsi Balita Penderita Pneumonia Rawat Inap Berdasarkan Status Gizi di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2004-2007

Gambar 6.4. di atas dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi balita penderita pneumonia adalah dengan status gizi baik yaitu sebesar 56,2%, dan yang terendah adalah dengan status gizi buruk yaitu sebesar 20%.

Hal ini menunjukkan bahwa pneumonia bukan hanya disebabkan satu faktor risiko saja melainkan ada faktor risiko lain seperti status imunisasi yang tidak lengkap atau adanya

penyakit penyerta yang diderita balita penderita pneumonia misalnya campak, difteri, dan pertusis.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinambela (2009) di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan yang memperoleh proporsi penderita pneumonia pada status gizi baik sebesar 63,2%.37

6.3. Karakteristik Balita Penderita Pneumonia Berdasarkan Status Imunisasi

Status Imunisasi 9.5% 35.3% 47.6% 7.6% Tidak lengkap Tidak tercatat Belum mendapat Lengkap

Gambar 6.5. Diagram Pie Distribusi Proporsi Balita Penderita Pneumonia Rawat Inap Berdasarkan Status Imunisasi di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2004-2007

Gambar 6.5. di atas dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi balita penderita pneumonia adalah dengan status imunisasi tidak lengkap yaitu sebesar 47,6%, dan yang terendah adalah dengan status imunisasi lengkap yaitu sebesar 7,6%.

Pemberian imunisasi yang lengkap pada anak merupakan langkah terbaik, karena salah satu manfaat imunisasi adalah dapat melindungi anak dari beberapa penyakit infeksi yang berbahaya.18

Imunisasi yang tidak lengkap khususnya imunisasi DPT dan campak merupakan faktor risiko yang dapat meningkatkan insidens ISPA terutama pneumonia karena penyakit pneumonia lebih mudah menyerang anak yang belum mendapat imunisasi DPT dan campak. 26,10

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasibuan (2006) di Rumah Sakit Umum Daerah Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan yang memperoleh proporsi penderita pneumonia status imunisasi tidak lengkap sebesar 31%.13

6.4. Karakteristik Balita Penderita Pneumonia Berdasarkan Derajat Pneumonia Derajat Pneumonia 75.2% 24.8% Sedang Berat

Gambar 6.6. Diagram Pie Distribusi Proporsi Balita Penderita Pneumonia Rawat Inap Berdasarkan Derajat Pneumonia di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2004-2007

Gambar 6.6. di atas dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi balita penderita pneumonia adalah dengan derajat pneumonia sedang sebesar 75,2% dan yang menderita pneumonia berat sebesar 24,8%.

Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan ibu sangat berpengaruh terhadap derajat pneumonia yang diderita balita. Ibu yang pendidikannya lebih tinggi akan memiliki kesadaran yang lebih besar untuk membawa anaknya berobat ke rumah sakit dibandingkan ibu yang pendidikannya lebih rendah.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Irfan (2004) di RSUP. H. Adam Malik Medan yang memperoleh proporsi penderita pneumonia pada pneumonia sedang sebesar 87,8%.38

6.5. Karakteristik Balita Penderita Pneumonia Berdasarkan Pekerjaan Ibu Pekerjaan Ibu 10.5% 11.4% 17.1% 61%

Ibu Rumah Tangga Pegawai Swasta Pegawai Negeri Wiraswasta

Gambar 6.7. Diagram Pie Distribusi Proporsi Balita Penderita Pneumonia Rawat Inap Berdasarkan Pekerjaan Ibu di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2004-2007

Gambar 6.7. di atas dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi pekerjaan ibu balita penderita pneumonia adalah ibu rumah tangga yaitu sebesar 61%, dan yang terendah adalah wiraswasta yaitu sebesar 10,5%.

Ibu yang bekerja sebagai ibu rumah tangga sering mengerjakan pekerjaan rumah tangga secara bersamaan dengan kegiatan mengasuh balita, misalnya kegiatan memasak sering dikerjakan sambil membawa serta balitanya ke dapur. Semakin sering balita dibawa serta pada kegiatan memasak diasumsikan akan semakin memberikan dampak pada saluran pernafasan balita.11

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Notosiswoyo M (2001) di Kabupaten Indramayu yang memperoleh proporsi pekerjaan ibu penderita pneumonia pada ibu rumah tangga sebesar 75%.8

6.6. Karakteristik Balita Penderita Pneumonia Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu

Tingkat Pendidikan Ibu 21.9% 42.9% 31.4% 3.8% SLTA SLTP SD Akademi/PT

Gambar 6.8. Diagram Pie Distribusi Proporsi Balita Penderita Pneumonia Rawat Inap Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2004-2007

Gambar 6.8. di atas dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi tingkat pendidikan ibu balita penderita pneumonia adalah dengan tingkat pendidikan SLTA yaitu sebesar 42,9% dan yang terendah adalah dengan tingkat pendidikan Akademi/PT yaitu sebesar 3,8%.

Tingkat pendidikan ibu akan berpengaruh terhadap tindakan perawatan oleh ibu kepada anak yang menderita ISPA. Ibu dengan pendidikan yang lebih tinggi akan membawa anaknya berobat ke fasilitas kesehatan, sedangkan ibu yang dengan pendidikan rendah banyak mengobati anaknya sendiri maupun membawa berobat ke dukun ketika anaknya sakit.21

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Syafitri (2004) di Rumah Sakit Haji Medan memperoleh proporsi tingkat pendidikan ibu balita penderita pneumonia pada SLTA sebesar 58,4%.36

Dokumen terkait