• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untuk mengetahui karakter dari sistem autocascade yang telah dilkukan percobaan dibuat grafik untuk membandingkan data pada setiap titik pengambilan data untuk empat kombinasi panjang pipa kapiler.

4.2.1 Temperatur Masuk Evaporator (Keluar Expansi II)

Gambar 4.5. Grafik temperatur masuk evaporator

Dari gambar 4.5 dapat dilihat bahwa kombinasi pipa kapiler 15exp1-15exp2(evap) dan 2exp1-15exp2 mencapai temperatur yang steady lebih lama dibandingkan kombinasi pipa kapiler 15exp1-2exp2(evap) dan 2exp1-15exp1-2exp2(evap). Sealin itu pencapapaian temperatur untuk kombinasi pipa kapiler 15exp1-2exp2(evap) dan 2exp1-2exp2(evap) lebih rendah dibandingkan 15exp1-15exp2(evap) dan 2exp1-15exp2(evap). Kombinasi pipa kapiler 2exp1-2exp2(evap) adalah kombinasi paling optimum untuk pencapaian temperatur evaporator yaitu rata-rata di titik steady -64.090C. Dari percbaan ini dapat dilihat bahwa

pipa kapiler expansi II ,sebelum masuk evaporator, yang memiliki panjang 2 meter mencapai temperatur paling optimum. Hal ini dikarenakan laju aliran refrigeran dengan pipa kapiler 2 m yang menuju evaporator lebih banyak dibandingkan ketika menggunakan pipa kapiler 15 meter.

4.2.2 Temperatur Keluar Evaporator

Gambar 4.6. Grafik temperatur keluar evaporator

Dari gambar 4.6 dapat dilihat bahwa kombinasi pipa kapiler 15exp1-15exp2(evap) dan 2exp1-15exp2 tidak dapat mencapai temperatur yang steady dibandingkan kombinasi pipa kapiler 15exp1-2exp2(evap) dan 2exp1-2exp2(evap) yang mampu mencapai temperatur steady dalam waktu sekitar 500 detik. Sealin itu pencapapaian temperatur untuk kombinasi pipa kapiler 15exp1-2exp2(evap) dan 2exp1-2exp2(evap) lebih rendah dibandingkan 15exp1-15exp2(evap) dan 2exp1-15exp2(evap). Seperti grafik temepratur masuk evaporator untuk pencapain temperatur optimum kombinasi 15exp1-15exp2(evap) dan 2exp1-15exp2(evap) lebih lama dibandingkan kombinasi pipa kapiler 15exp1-2exp2(evap) dan 2exp1-2exp2(evap) yang mampu mencapai temperatur steady dalam waktu sekitar 500 detik.

Gambar 4.7. Grafik temperatur masuk Heat Exchanger

Dari gambar 4.7 dapat dilihat bahwa kombinasi pipa kapiler 15exp1-15exp2(evap) dan 2exp1-15exp2(evap) tidak dapat mencapai temperatur yang steady dibandingkan kombinasi pipa kapiler 15exp1-2exp2(evap) dan 2exp1-15exp1-2exp2(evap) yang mampu mencapai temperatur steady. Sealin itu pencapapaian temperatur untuk kombinasi pipa kapiler 15exp1-2exp2(evap) dan 2exp1-2exp2(evap) lebih rendah dibandingkan 15exp1-15exp2(evap) dan 2exp1-15exp2. Seperti grafik temepratur masuk evaporator untuk pencapain temperatur optimum kombinasi 15exp1-15exp2(evap) dan 2exp1-15exp1-15exp2(evap) lebih lama dibandingkan kombinasi pipa kapiler 15exp1-2exp2(evap) dan 2exp1-2exp2(evap) yang mampu mencapai temperatur steady dalam waktu sekitar 500 detik. Keadaan ini adalah imbas dari pecapaian sebelum-sebelumnya.

Gambar 4.8. Grafik temperatur suction

Dari gambar 4.8 dapat dilihat bahwa semua kombinasi pipa kapiler untuk mencapai temperatur suction yang steady membutuhkan waktu yang hampir sama. Temperatur suction yang paling rendah dicapai kombinas pipa kapiler 2exp1-2exp2(evap) dan berurutan 15exp1-15exp2(evap), 2exp1-15exp2(evap), dan yang tertinggi dicapai kombinasi untuk kombinasi pipa kapiler 2exp1-15exp2(evap).

4.2.5 Temperatur Discharge

Dari gambar 4.9 dapat dilihat bahwa temperatur discharge untuk semua kombinasi tidak pernah mencapai steady terkecuali pada kombinasi pipa kapile 15exp1-2exp2(evap). Pencapaian temperatur discharge berkebalikan dengan temperatur suction dimana Temperatur yang paling tinggi dicapai kombinas pipa kapiler 2exp1-2exp2(evap) dan berurutan 15exp1-15exp2(evap), 2exp1-15exp2(evap), dan yang terendah dicapai kombinasi untuk kombinasi pipa kapiler 2exp1-15exp2(evap). Jika dilihat maka temperatur suction tidak memberikan pengaruh terhadap temperatur dischage.

4.2.6 Temperatur Keluar Kondenser

Gambar 4.10. Grafik temperatur keluar kondenser

Dari gambar 4.10 dapat dilihat bahwa temperatur keluar kondenser untuk kombinasi 15exp1-15exp2(evap) dan 2exp1-15exp2(evap) mencapai steady pada waktu yang sama yaitu sekitar 2000 detik, untuk kombinasi 2exp1-2exp2(evap) mencapai steady dalam waktu yang paling singkat yaitu sekiytar 300 detik dan kombinasi pipa kapiler 15exp1-2exp2(evap) membutuhkan waktu yang paling lama sekitar 3000 detik. Jika dilihat pencapaian temperatur kondenser tidak ada hubungan dengan pencapaian temperatur dischage. Temperatur kondenser memiliki hubunngan dengan temperatur ambien dan flowrate refrigeran. Namun jika dilihat lebih jauh

kombinasi yang memilki panjang kapiler paling pendek, flowrte yang terjadi paling tinggi, memilki temperatur kondenser paling rendah. Maka yang paling berpengaruh pada temperatur kondenser untk sistem ini adalah temperatur ambien.

4.2.7 Temperatur Keluar Expansi I

Gambar 4.11. Grafik temperatur keluar expansi I

Dari gambar 4.11 dapat dilihat bahwa kombinasi pipa kapiler15exp1-2exp2(evap) dan 2exp1-2exp2(evap) mencapai temperatur keluar expansi yang steady. Sedangkan kombinasi pipa kapiler 15exp1-15exp2(evap) dan 2exp1-15exp2 temperatur keluar expansi I cukup berfluktuasi. Sealin itu pencapapaian temperatur untuk kombinasi pipa kapiler 15exp1-2exp2(evap) dan 2exp1-2exp2(evap) lebih rendah dibandingkan 15exp1-15exp2(evap) dan 2exp1-15exp2(evap). Kombinasi pipa kapiler 2exp1-2exp2(evap) adalah kombinasi paling optimum untuk pencapaian temperatur keluar ekspansi I yaitu ratarata di titik steady -200C.

Gambar 4.12. Grafik temperatur keluar expansi I

Dari gambar 4.12 dapat dilihat bahwa kombinasi pipa kapiler15exp1-2exp2(evap) dan 2exp1-2exp2(evap) mencapai temperatur keluar expansi yang steady. Sedangkan kombinasi pipa kapiler 15exp1-15exp2(evap) dan 2exp1-15exp2 temperatur keluar expansi I cukup berfluktuasi. Sealin itu pencapapaian temperatur untuk kombinasi pipa kapiler 15exp1-2exp2(evap) dan 2exp1-2exp2(evap) lebih rendah dibandingkan 15exp1-15exp2(evap) dan 2exp1-15exp2(evap). Kombinasi pipa kapiler 2exp1-2exp2(evap) adalah kombinasi paling optimum untuk pencapaian temperatur keluar ekspansi I yaitu ratarata di titik steady -200C.

Gambar 4.13. Grafik tekanan discharge

Dari gambar 4.13 dapat dilihat bahwa kombinasi pipa kapiler15exp1-2exp2(evap) tekanan pada discherge mencapai titik steady di nilai 19 bar. Sedangkan kombinasi 2exp1-2exp2(evap) tekanan pada discharge mencapai titik steady dinilai 21 bar. Sedangkan kombinasi pipa kapiler 15exp1-15exp2(evap) dan 2exp1-15exp2 tekanan discharge dinilai 20 bar. Untuk mencapai titik steady tekanan pada discharge untuk setiap kombinasi melalui titik tertinggi kemudian turun dan mencapai titik steady. Tekanan tertinggi pada discharge adalah 26 bar. Namun hanya bertahan beberapa detik.

Gambar 4.14. Grafik tekanan suction

Dari gambar 4.14 dapat dilihat bahwa kombinasi pipa kapiler15exp1-2exp2(evap) dan 2exp1-2exp2(evap) tekanan suction lebih tinggi dibandingkan dengan kombinasi pipa kapiler 15exp1-15exp2(evap) dan 2exp1-15exp2. Untuk mencapai titik steady untuk setiap kombinasi membutuhkan waktu yang sama. Tekanan pada suction kombinasi pipa kapiler 15exp1-2exp2(evap) adalah 1.97 bar, 2exp1-2exp2(evap) adalh 2,18 bar, 15exp1-15exp2(evap) adalh 1.56 bar, dan 2exp1-15exp2(evap) adalah 1,43 bar. Kombinasi pipa kapiler 2exp1-2exp2(evap) adalah kombinasi paling tinggi tekanan suctionnya. Dengan semakin besar tekanan suction maka flowrate pada sistem akan semakin besar pula. Sedang tekanan suction paling rendah adalah kombinasi 2exp1-15exp2(evap).

Dokumen terkait