BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.2 Karakteristik Inflow dan Outflow Uang Kartal di
Analisis deskriptif dilakukan untuk menjelaskan mengenai gambaran umum dari data inflow dan outflow mulai bulan Januari 2004 hingga Desember 2016. Data bulan Januari 2004 hingga Desember 2015 digunakan sebagai data in-sample dan data Januari 2016 hingga Desember 2016 digunakan sebagai data out-sample. Pada analisis deskriptif ini, pola yang terbentuk dari data inflow
dan outflow di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa
Barat ditampilkan menggunakan plot time series pada Gambar 4.29.
(a) (b)
Gambar 4.29 Plot Time Series (a) Inflow dan (b) Outflow Uang Kartal di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Gambar 4.29 (a) dan (b) menunjukkan pola data
inflow dan outflow mengalami perubahan tren. Tren pada tahun
2003 hingga 2006 cenderung meningkat, kemudian di tahun 2007 hingga 2010 mengalami penurunan yang cukup besar. Hal itu dikarenakan adanya kebijakan baru dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi manajmen kas perbankan serta pengolahan uang oleh perbankan sehingga uang yang beredar di masyarakat meningkat kualitasnya. Kebijakan ini berlaku secara nasional pada Desember 2006 di seluruh wilayah Kantor Perwakilan Bank Indonesia. Hal itu berdampak pada penurunan terhadap mekanisme penyetoran dan penarikan uang rupiah oleh Bank Umum di Bank Indonesia. Kemudian pada tahun 2011 hingga 2016 mengalami tren yang meningkat. Hal itu disebabkan dampak dari kebijkan pada Desember 2006 serta adanya kebijakan baru yang dikeluarkan
oleh Bank Indonesia yaitu tentang mata uang dengan tujuan untuk menegaskan Rupiah sebagai mata uang Republik Indonesia beserta seluruh informasi fisik, penggunaan. serta sanksi terhadap penyelewengan. penyalahgunaan Rupiah dalam transaksi bisnis dan pembayaran di Republik Indonesia. Sehingga Bank Indonesia dalam periode 2003 hingga 2016 mengeluarkan tiga kali kebijakan baru dalam memenuhi uang kartal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.52.
Tabel 4.52 Kebijakan Bank Indonesia
Periode Kebijakan
2003-2006 PBI No. 6/14/PBI?2004
2007- 2010 PBI No 9/10/PBI/2007
2011- 2016 UU No. 7 Tahun 2011
Kemudian, untuk mengetahui karakteristik data selain menggunakan time series plot bisa menggunakan statistika deskriptif. Statistika deskriptif dari data inflow dan outflow uang kartal dapat ditunjukkan pada Tabel 4.53.
Tabel 4.53 Statistika Deskriptif Inflow dan Outflow Uang Kartal (Triliun)
Variabel N Mean St, Dev Maks, Min, Range
Inflow 156 4,027 2,497 14,735 0,618 14,117
Outflow 156 2,108 1,979 14,051 0,038 14,013
Berdasarkan informasi pada Tabel 4.53, rata-rata peredaran uang kartal di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat periode Januari 2004 hingga Desember 2016 untuk inflow
mencapai 4,027 dengan standar deviasi sebesar 2,497. Inflow
tertinggi sebesar 14,735 pada bulan Juli 2016. dimana pada bulan tersebut merupakan adanya hari raya Idul Fitri yang jatuh pada minggu pertama, sedangkan inflow terendah sebesar 0,618 pada bulan Juni 2007, sehingga range yang dihasilkan adalah 14,117. Kemudian untuk outflow, rata-rata peredaran uang kartal di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat periode Januari 2004 hingga Desember 2016 mencapai 2,108 dengan standar deviasi sebesar 1,979. Outflow tertinggi sebesar 14,051 jatuh pada bulan Juni 2016, dimana pada bulan tersebut merupakan satu bulan
0 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Bulan Inflow Outflow sebelum hari raya Idul Fitri, sedangkan outflow terendah sebesar 0,038 pada bulan Januari 2009, sehingga range yang dihasilkan adalah 14,013. Selain itu, dapat pula disimpulkan bahwa variasi
inflow lebih tinggi dibandingkan dengan outflow. Hal tersebut
dilihat pada nilai standar deviasi dan range inflow lebih besar dibandingan nilai outflow. Selanjutnya, untuk melihat pergerakan rata-rata peredaran uang kartal di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat periode Januari 2004 hingga Desember 2016 di setiap bulannya dapat menggunakan diagram batang yang ditampilkan pada Gambar 4.30.
Gambar 4.30 Diagram Batang Rata-Rata Bulanan Inflow dan Outflow (Triliun) Uang Kartal di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Gambar 4.30, menunjukkan bahwa rata-rata bulanan tertinggi untuk inflow di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat terjadi pada bulan Januari, Juli, Agustus. September, Oktober, dan November. Pada bulan Januari mempunyai nilai rata-rata inflow yang tinggi dikarenakan bulan tersebut merupakan bulan setelah perayaan natal dan tahun baru. sehingga masyarakat cenderung untuk menyetorkan uang ke bank. Untuk bulan Juli, Agustus, September, Oktober, dan November merupakan bulan yang berkaitan dengan terjadinya hari raya Idul Fitri. Kemudian untuk outflow, rata-rata bulanan tertinggi terjadi pada bulan Juni, Juli, dan Desember. Sama halnya dengan
0 2 4 6 8 10
Saat Hari Raya Sesudah Hari Raya
In
fl
o
w
Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-3 Minggu ke-4
0 2 4 6 8
Sebelum Hari Raya Saat Hari Raya
O
u
fl
o
w
Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-3 Minggu ke-4
pergerakan rata-rata inflow, pada bulan Juni dan Juli merupakan bulan yang berkaitan dengan terjadinya hari raya Idul Fitri. Sedangkan pada bulan Desember merupakan bulan perayaan Natal dan tahun baru, sehingga masyarakat cenderung untuk mengambil atau menarik uang dari Bank.
Berdasarkan diagram batang pada Gambar 4.30 menunjukan adanya pengaruh yang signifikan hari raya idul Fitri terhadap pergerakan inflow dan outflow uang kartal. Pada penelitian sebelumnya sudah dijelaskan bahwa pengaruh hari raya Idul Fitri berkaitan dengan minggu terjadinya hari raya Idul Fitri. Hal tersebut dibuktikan pada diagram batang pada Gambar 4.31. (a)
(b)
Gambar 4.31 Diagram Batang Rata-Rata (a) Inflow dan (b) Outflow Uang Kartal (Triliun) Menurut Hari Raya Idul Fitri di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Gambar 4.31 (a) merupakan pergerakan inflow uang kartal pada saat dan sesudah hari raya Idul Fitri, sedangkan Gambar 4.31 (b) merupakan pergerakan outflow uang kartal pada sebelum dan saat hari raya Idul Fitri. Dari kedua gambar tersebut bisa diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Pergerakan Inflow
a. Ketika hari raya idul Fitri jatuh pada minggu pertama. maka rata-rata inflow akan mengalami kenaikan pada saat bulan tersebut. Rata-rata inflow yang dihasilkan 8,5 Triliun sedangkan untuk satu bulan setelah hari raya Idul Fitri rata-rata yang dihasilkan menurun yaitu 4,2 Triliun. Dapat juga disimpulkan bahwa rata-rata inflow pada saat bulan hari raya Idul Fitri mencapai 2 kali lipat rata-rata inflow setelah hari raya Idul Fitri. apabila hari raya Idul Fitri terjadi pada minggu pertama. b. Sama dengan poin a. ketika hari raya idul Fitri jatuh pada
minggu kedua, maka rata-rata inflow akan mengalami kenaikan pada saat bulan tersebut. Rata-rata inflow yang dihasilkan sebesar 5,8 Triliun sedangkan untuk satu bulan setelah hari raya Idul Fitri rata-rata yang dihasilkan menurun yaitu 3,6 Triliun. c. Berbeda dengan point a dan b, apabila hari raya idul Fitri jatuh
pada minggu ketiga. maka rata-rata inflow pada saat dan sesudah hari raya Idul Fitri tidak berbeda jauh. Rata-rata inflow
yang dihasilkan sebesar 5,5 Triliun sedangkan untuk satu bulan setelah hari raya Idul Fitri rata-rata yang dihasilkan tidak berbeda jauh yaitu sekitar 5,7 Triliun
d. Ketika hari raya idul Fitri jatuh pada minggu keempat. maka rata-rata inflow akan mengalami kenaikan pada satu bulan setelah hari raya Idul Fitri. Hal tersebut merupakan kondisi yang berkebalikan pada point a dan b. yaitu ketika hari raya Idul Fitri yang jatuh pada minggu pertama dan kedua.
2. Pergerakan Outflow
a. Ketika hari raya idul Fitri jatuh pada minggu pertama, maka rata-rata outflow akan mengalami kenaikan pada satu bulan sebelum hari raya Idul Fitri. Rata-rata outflow yang dihasilkan sebesar 7,1 Triliun, sedangkan rata-rata outflow saat hari raya
Idul Fitri yang dihasilkan menurun yaitu sekitar 1,3 Triliun. Dapat juga disimpulkan bahwa rata-rata outflow pada saat bulan hari raya Idul Fitri mengalami penurunan yang signifikan mecapai 7 kali lipat lebih rendah dari rata-rata outflow sebelum hari raya Idul Fitri, apabila hari raya Idul Fitri terjadi pada minggu pertama.
b. Berbeda dengan poin a. ketika hari raya idul Fitri jatuh pada minggu kedua, maka rata-rata outflow pada sebelum dan saat bulanhari raya Idul Fitri tidak berbeda jauh. Rata-rata outflow
yang dihasilkan ketika satu bulan sebelum hari raya Idul Fitri sebesar 3 Triliun sedangkan untuk saat bulan hari raya Idul Fitri rata-rata yang dihasilkan tidak berbeda jauh yaitu sekitar 2,6 Triliun.
c. Peningkatan rata-rata outflow ketika hari raya idul Fitri jatuh pada minggu ketiga merupakan kondisi yang berbanding terbalik dengan poin a yang jatuh pada minggu pertama. Terlihat bahwa rata-rata outflow akan mengalami kenaikan ketika saat bulan terjadinya hari raya Idul Fitri. Rata-rata
outflow pada satu bulan sebelum hari raya Idul fitri sebesar 2,7
Triliun sedangkan untuk saat bulan hari raya Idul Fitri rata-rata yang dihasilkan mengalami kenaikan sekitar 5,2 Triliun. d. Ketika hari raya idul Fitri jatuh pada minggu keempat. maka
rata-rata outflow akan mengalami kenaikan pada saat bulan hari raya Idul Fitri. Hal tersebut merupakan kondisi yang sama pada point c, yaitu ketika hari raya Idul Fitri yang jatuh pada minggu ketiga.