• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Karya

Dalam dokumen CHANDRA ADHI SETYAWAN D1309021 (Halaman 50-61)

BAB IV PELAKSANAAN KERJA PROFES

G. Karakteristik Karya

Selama melakukan kerja profesi. Penulis mendapatkan pengetahuan mengenai perbedaan karakteristik konsumen yang berbeda-beda dan bahkan ada yang bisa dibilang sedikit unik. Seorang Account Executive yang cerdas adalah bukan hanya

sekedar mengenalkan terhadap produk atau jasa yang di bawa, tetapi juga yang dapat dimengerti dan dipahami maksudnya oleh klien tanpa harus menghabiskan waktu yang banyak, karena terkadang hanya untuk meluangkan waktunya harus menunggu terlebih dahulu dan lebih baik lagi apabila klien tersebut tertarik dengan cara mempresentasikan produk atau jasa yang dibawa oleh Account Executive itu,

sehingga peluang untuk ke tahap yang lebih lanjut bisa dicapai.

Target pasar untuk divisi pemasaran LeStuDe adalah semua orang yang tertarik dengan dunia kreatif apapun itu tanpa ada batasan. Untuk itu cara pemasaran yang diterapkan harus dapat membuat orang yang melihat langsung tertarik dan memahami maksud dan tujuannya serta manfaatnya.

commit to user

H. Pelaksanaan Kerja

1. Menawarkan Program Name Board Solution

Program ini adalah penawaran jasa dalam bentuk pembuatan visual branding

yang dimana bertujuan untuk mendukung promosi suatu perusahaan sehingga dapat lebih dikenal pasar. Branding sendiri merupakan merupakan aspek penting

dalam keterlibatannya dalam pemasaran suatu perusahaan, karena branding bukan

hanya sekadar visualisasi tapi merupakan representasi dari perusahaan itu sendiri. Berikut beberapa perusahaan yang penulis tawari dalam program ini:

a. Hotel Arini

Hotel yang berlokasi di pinggiran Jln. Slamet Riyadi ini merupakan salah satu hotel berbintang tiga di kota Solo. Tempatnya yang agak menjorok ke dalam menjadikan hotel ini sulit untuk dilihat apalagi ditambah dengan tidak adanya penunjuk keberadaan hotel ini di pinggir jalan.

Tujuan dari penawaran program ini juga untuk membantu mengenalkan keberadaan hotel ini sendiri kepada masyarakat kota Solo di tengah naiknya industri pariwisatanya, tentunya juga berimbas dengan semakin bersaingnya peta bisnis perhotelan. Selain itu dari segi tampilan branding kurang begitu

menarik dilihat, maka dari itu dengan adanya program ini diharapkan dapat membantu meningkatkan citra positif dari hotel ini dibarengi dengan meningkatnya omzet bisnisnya.

Target pemasaran dari hotel ini sendiri adalah keluarga kelas menengah, hal ini dilihat dari dominannya tamu yang kebanyakan merupakan keluarga

commit to user

yang sedang berlibur di kota Solo. Akan tetapi karena terbentur masalah waktu, sehingga proses kerja sama ini belum berlanjut ke tahap yang lebih intens.

b. Batik Gress Tenan

Industri rumahan yang berada di Kampung Batik Laweyan ini selain memproduksi batik khususnya sutra, juga mempunyai showroom batik

sendiri. Persoalan terletak pada brandingnya yang kurang menarik dari segi

tampilan dan warna. Tujuannya sendiri adalah untuk memperbaharui branding tersebut agar lebih terlihat menarik dari segi visual, akan tetapi juga

disesuaikan dengan gambaran dari ciri batik itu sendiri. Targetnya sendiri adalah kalangan wisatawan menengah ke atas, baik dari dalam atau luar kota maupun mancanegara.

Permasalahan ada pada keinginan pemilik industri batik tersebut yang tetap menginginkan branding yang ada sekarang tanpa harus merubah apapun.

Pemilik berpendapat bahwa branding itu sudah turun-temurun dari dulu

sehingga tidak ingin menghilangkan image yang sudah melekat selama ini.

Tentu hal itu tidak bisa dipaksakan, tetapi sayangnya hampir semua pemilik industri batik di Laweyan memiliki asumsi yang sama.

c. Slackers

Distro yang berlokasi di Babarsari, Sleman, Jogjakarta ini sudah cukup lama malang-melintang di dunia clothing khususnya di Kota Gudeg. Mulai dengan produk sendiri sampai produk yang join dengan distro lain macam

commit to user

PeterSaysDenim, Macbeth, Vans, Famous, Ouval dan sebagainya. Dengan semakin berkembangnya selera fashion anak muda serta banyaknya distro lain yang bermunculan, Slackers dituntut untuk selalu mempunyai inovasi dan strategi untuk menarik minat konsumen.

Bukan hanya dari segi kualitas produk saja, akan tetapi visual branding

juga harus diperbaharui. Bukan karena masalah bagus atau jeleknya, akan tetapi karena target pasarnya anak muda maka melihat dan mengikuti tren itu menjadi penting. Tentu hal itu bertujuan agar tidak ketinggalan dari para kompetitornya yang di sisi lain juga semakin berkembang. Pada akhirnya harga menjadi masalah klasik yang membuat tidak terjadinya kesepakatan lebih lanjut.

d. Centro

Factory Outlet yang berlokasi di Jl. Samanhoedi ini merupakan pusat perbelanjaan pakaian khususnya untuk anak muda. Antusias konsumen cukup positif bila dilihat dari segi penjualan, akan tetapi dari segi keramaian ataupun minat konsumen untuk datang masih kurang. Hal ini dikarenakan tidak adanya name board yang dipasang di luar untuk menunjukan keberadaan FO

ini sendiri, hanya ada berupa sebuah papan yang dipasang di atas depan muka outlet. Tentu dengan adanya penawaran kerja sama program ini bertujuan untuk lebih menunjukan dan mengenalkan keberadaan Factory Outlet ini,

commit to user

Tetapi ketidakcocokan harga yang diinginkan menjadi alasan tidak adanya kerja sama yang saling menguntungkan ini.

e. Smartphone

Outlet yang berada di Solo Square ini khusus menjual gadget dan

perlengkapannya. Target pasar yang dituju adalah kalangan menengah ke atas, dengan beberapa gadget yang dijual adalah Blackberry, tablet, wacom,

macbook dan lain-lain. Dalam permasalahannya selain persaingan bisnis sejenis yang ada di Solo Square cukup banyak, juga dalam hal visual

branding kurang menarik. Hanya berupa neon box sederhana yang ada di

depan outlet, menjadi kurang menarik minat konsumen untuk datang. Diharapkan dengan kerja sama ini bisa membantu untuk mendongkrak penjualan serta menarik konsumen untuk datang ke outlet. Tetapi kesepakatan kerja sama yang diharapakan tidak terwujud karena tidak adanya kecocokan harga.

2. Membuat Strategi Marketing

Dalam persaingan bisnis yang kian hari makin kompetitif, membutuhkan strategi-strategi yang tepat agar bisa tetap ikut meramaikan persaingan yang ada. Beberapa perusahaan yang penulis tawarkan dalam pembuatan strategi marketing

yaitu:

a. Coppa Futsal

Tempat futsal yang berlokasi tepat di pinggir Jl. Slamet Riyadi ini seharusnya menjadi keunggulan dibanding dengan kompetitornya yang lain

commit to user

yang kebanyakan berlokasi lebih jauh dari pusat keramaian. Akan tetapi hal itu tidak banyak membantu menarik antusias konsumen, ini dikarenakan harga yang ditawarkan jauh di atas harga yang ditawarkan oleh kompetitornya.

Untuk itu diperlukan strategi marketing yang tepat agar dapat menarik

minat konsumen. Dalam hal ini strategi yang bisa digunakan adalah dengan mengadakan program happy hours pada jam-jam pulang sekolah dan pulang

kantor, dengan potongan harga tersebut bertujuan agar konsumen bisa lebih tertarik. Ditambah juga dengan mengadakan kompetisi futsal dengan iming- iming hadiah yang besar, bisa menjadi strategi yang ampuh untuk menarik antusias konsumen. Target pasarnya sendiri adalah semua kalangan mulai dari pelajar sampai orang tua yang menyukai olahraga futsal. Pada akhirnya selang beberapa minggu futsal court ini mengadakan turnamen antar pelajar SMA se-

Solo yang mendapat respon positif dari peserta. b. Mommilk

Tempat nongkrong baru untuk anak muda di Kota Solo khususnya ini mempunyai minuman yang menjadi cirinya yaitu, susu. Sesuai dengan namanya Mommilk yang mempunyai arti susu Ibu, akan tetapi bukan benar- benar susu ibu yang disajikan melainkan susu sapi murni yang dikombinasikan dengan beberapa varian macam vanilla, blueberry, mocca, biskuit, coklat, strawberry dan lain-lain.

Dengan antusias konsumen yang cukup banyak, tentunya diharapkan bisa juga menarik minat konsumen dari wilayah karesidenan Kota Solo. Untuk itu

commit to user

perlu strategi marketing yang kreatif sesuai dengan target pasarnya yaitu anak muda. Bisa dengan mengadakan acoustic setiap weekend, ataupun lewat

jejaring sosial berupa memberi voucher gratis kepada akun yang memberi share paling menarik di fanpage Mommilk. Jejaring sosial pula merupakan

media promosi paling efektif dan murah tentunya, dengan target pasar yang kebanyakan anak muda bukanlah hal sulit apabila melakukan promosi lewat media online. Namun karena bisnis ini tergolong masih baru, pemilik enggan memberi promo berupa voucher gratis, hanya live acoustic yang diadakan

rutin setiap weekend.

c. Batik Gress Tenan

Industri rumahan yang berada di Kampung Batik Laweyan ini selain memproduksi batik khususnya sutra, juga mempunyai showroom batik sendiri

yang cukup mewah dibanding kompetitornya. Problem terletak pada segi penjualan yang tidak mengalami peningkatan berarti, karena kebanyakan wisatawan maupun pengunjung lokal lebih banyak mencari batik tulis biasa bukan yang berbahan sutra.

Dengan Kota Solo yang terkenal dengan batiknya serta adanya apresiasi dari Pemkot dengan mengadakan Solo Batik Carnival, tentunya itu menjadi peluang yang bagus untuk mendongkrak wisatawan yang dating ke Kota Solo. Strategi marketing yang mungkin bisa dilakukan adalah dengan ikut berpatisipasi dalam Solo Batik Carnival dengan tujuan mengenalkan produk dan brand Batik Gress Tenan kepada khalayak. Bisa juga dengan mengadakan

commit to user

semacam festival ataupun bazaar di lingkungan Kampung Batik Laweyan, tentunya dengan bekerja sama dengan industri batik lain yang berada di Laweyan juga sehingga bisa member keuntungan bagi semuanya. Namun sejauh ini ide ini belum terwujud karena alasan yang belum pasti.

commit to user

48 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Perkembangan dunia periklanan dalam hubungannya dengan komunikasi visual mengalami kemajuan yang sangat pesat, seiring semakin kritisnya para Account

Executive menciptakan ide-ide baru yang mampu menjadi perhatian berbagai

kalangan atau perusahaan yang membutuhkan keahlian mereka. Bagi penulis, Account Executive memberi pengaruh tersendiri bagi perkembangan dunia bisnis. bagaimana cara menciptakan suatu strategi marketing, melakukan berbagai cara agar

konsumen bisa tertarik, kemampuan public speaking serta keluwesan dalam

penyampaian product knowledge menjadikan persaingan bisnis dituntut untuk

menjadi lebih kompetitif dan kreatif untuk bisa menarik khalayak. Namun tidak dapat di pungkiri bahwa untuk menghasilkan sebuah kesepakatan yang sangat menakjubkan, dibutuhkan juga mental, skill dan juga pengalaman yang mungkin

selama ini tidak di dapatkan dalam bangku kuliah, karena di dalamnya didapatkan pengalaman dunia kerja yang sesungguhnya dan bukan hanya merupakan teori.

Dengan kerja profesi, penulis mendapatkan pengalaman tentang proses kerja, akan tetapi lebih dari sekedar itu penulis dapat belajar bagaimana menyesuaikan diri bekerja dalam satu tim dengan orang-orang yang berada disekeliling yang memiliki karakter dan pola pikir berbeda satu dengan lainnya, sehingga mahasiswa dilatih dan

commit to user

dituntut agar mampu berinisiatif, berkomunikasi, bekerja sama dengan pihak lain secara professional, disiplin dan bertanggung jawab sesuai profesinya baik secara individu maupun team work serta mendapat lebih banyak ilmu dalam dunia

advertising, publishing dan manajemen.

Dengan pengalaman kerja profesi di LeStuDe selama dua bulan, semoga apa yang penulis dapatkan dapat bermanfaat bagi perkembangan pengetahuan penulis khususnya dan perkembangan dunia periklanan pada umumnya.

B. Saran

1. Untuk Lembaga Studi Desain:

a. Menjaga hubungan baik dengan rekanan yang telah terjalin selama ini.

b. Meningkatkan hubungan baik antar staff termasuk dengan mahasiswa

magang.

c. Meningkatkan pelayanan dan kualitas di dunia desain sehingga mampu mewujudkan LeStuDe sebagai “Center of Design Studies”.

2. Untuk Mahasiswa

a. Harus mempersiapkan diri atau membekali diri dengan ilmu-ilmu yang cukup sebelum melaksanakan Praktek Kerja Profesi sehingga mampu beradaptasi dengan baik ketika di lapangan.

b. Kesempatan melaksanakan magang hendaknya dapat dimanfaatkan sebaik- baiknya untuk menambah pengalaman dan pengetahuan dengan tidak malu

commit to user

bertanya tentang apa yang tidak diketahuinya dan tidak takut untuk mengemukakan ide-ide maupun pemikirannya.

c. Selalu menjaga nama baik almamater kapanpun dan dimanapun berada. d. Menjalin hubungan baik dengan perusahaan tempat melaksanakan Praktek

Kerja Profesi.

Dengan adanya kerja profesi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik program studi D3 Periklanan diharapkan semua lulusannya akan mudah beradaptasi dalam lingkungan pekerjaan dan bersaing di dunia bisnis dalam ide-ide kreatif yang lebih menarik.

commit to user

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Zuliana. 2003, KONSULTASI PRAKTIS PEMASARAN, Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Fisk, Peter. 2006, Marketing Genius. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Forsyth, Patrick. 2008, 100 Ide Penjualan Terhebat: yang Terbukti Sukses di Dunia. Jakarta: Publishing One.

Jefkins, Frank. 1996, Periklanan. Jakarta: Erlangga.

Kasali, Rhenald. 1992, Management Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Kotler, Philip. 1980, Principles of Marketing, New Jersey : Prentice Hall.

. 1999, MANAJEMEN PEMASARAN (Edisi Bahasa Indonesia, Jilid 2), Jakarta: PT. Prenhallindo.

LESTUDE. Company Profile.2008

Madjadikara, Agus S. 2004, Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Morissan. 2007, Periklanan ; Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jakarta : Ramdina Prakarsa.

Murwani, Endah. 2004, Dasar-Dasar Periklanan, Jakarta: Wacana Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama).

Rangkuti, Freddy. 2004, The Power Of Brands. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Swastha dan Handoko. 2000, MANAJEMEN PEMASARAN: Analisa Perilaku Konsumen , Yogyakarta : BPFE.

Dalam dokumen CHANDRA ADHI SETYAWAN D1309021 (Halaman 50-61)

Dokumen terkait