• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Media, Metode, dan Evaluasi PKn

C. PKn sebagai Media Pembelajaran HAM 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

3. Karakteristik Media, Metode, dan Evaluasi PKn

54 Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran. Hal ini berarti bahwa keberadaan guru dalam suatu proses pembelajaran memiliki peran dan kedudukan yang menentukan. Potensi, bakat, dan minat siswa akan berkembang manakala guru dapat menciptakan iklim belajar di kelas yang menyenangkan. Kesemuanya itu bergantung pada kreatifitas guru dalam

memvariasikan metode, media, dan bahan untuk belajar siswa.

PKn sebagai salah satu mata pelajaran wajib yang dipelajari dipersekolahan memiliki ciri tersendiri dalam proses pembelajarannya Model pembelajaran yang perlu dikembangkan untuk PKn memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Bermakna (meaningfull) : bermakna bagi siswa, dalam artian mempunyai manfaat bagi siswa.

2. Terpadu (integrated) : dalam artian, konteks yang dipelajari mempunyai hubungan dengan bidang lain.

3. Berbasis nilai (value-based), tidak keluar dari nilai-nilai budaya dan agama.

4. Menantang (challenging), tidak hanya sekedar rutinitas tapi mempunyai materi yang menarik, biasanya mengenai isu-isu atau berita-berita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

5. Mengaktifkan siswa (active).

a. Sumber Pendidikan Kewarganegaraan

55 Salah satu komponen dalam proses belajar mengajar adalah sumber pembelajaran. Pengertian sumber pembelajaran yang dikemukakan oleh Sudjana (1997 :77) adalah :

Sumber belajar merupakan segala daya yang dapat dimanfaatkan guna memberi kemudahan kepada seseorang dalam belajarnya.

Dalam pengembangan sumber belajar itu terdiri dari dua macam yaitu :

1. Sumber belajar yang sengaja dirancang atau dibuat atau dipergunakan untuk membantu belajar mengajar, biasa disebut learning resources by design (sumber belajar yang dirancang). Misalnya buku, brosur, ensiklopedi, film, dan OHP.

2. Sumber belajar yang dimanfaatkan guna memberi kemudahan kepada seseorang dalam belajar segala macam sumber belajar yang ada di sekeliling kita. Sumber belajar ini disebut learning resources by utilization. Misalnya pasar, toko, museum, dan sebagainya.

Berdasarkan pendapat diatas, maka yang dimaksud dengan sumber pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk dapat memberikan kemudahan dalam proses belajar mengajar harus dipilih sebaik mungkin. Kualitas sumber belajar yang digunakan akan berpengaruh terhadap penguasaan siswa terhadap materi yang disampaikan. Oleh karena itu, Sudjana (1997 : 84) menetapkan beberapa kriteria mengenai sumber pembelajaran sebagai berikut :

a. Kriteria merupakan ukuran kasar dalam memilih pelbagai sumber belajar misalnya :

- ekonomis, dalam pengertian murah,

- praktis dan sederhana, artinya tidak memerlukan pelayanan serta pengadaan sebagainya yang sulit dan langka,

- mudah diperoleh, bersifat fleksibel, artinya bias dimanfaatkan untuk pelbagai tujuan instruksional dan tidak dipengaruhi oleh faktor luar,

- komponen-komponennya sesuai dengan tujuan.

56 b. Kriteria berdasarkan tujuan, antara lain :

- sumber belajar digunakan untuk memotivasi siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan,

- sumber belajar yang digunakan untuk tujuan proses belajar mengajar,

- sumber belajar yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah,

- sumber belajar yang digunakan untuk presentasi.

Berdasarkan pendapat diatas, sumber pembelajaran tidak terlalu sulit untuk didapatkan. Sumber pembelajaran tidak harus mahal, rumit, dan berdasarkan teknologi canggih. Namun, sumber pembelajaran yang akan digunakan di kelas bisa dibuat sendiri oleh guru. Faktor utama yang harus diperhatikan dalam pemilihan sumber pembelajaran adalah kepraktisan serta harus memiliki daya manfaat yang tinggi untuk memotivasi dan memudahkan siswa dalam proses pembelajaran.

b. Metode Pendidikan Kewarganegaraan

Metode adalah langkah operasional dari strategi pembelajaran yang dipilih. Dalam mencapai tujuan belajar, sehingga sumber belajar dalam suatu metode pembelajaran harus disesuaikan dengan jenis strategi yang digunakan. Dalam membelajarkan siswa, guru dituntut menggunakan metode yang bervariasi agar tidak menimbulkan kejenuhan dan kebosanan pada siswa. Metode mengajar secara sederhana dapat diartikan sebagai cara-cara yang dapat digunakan guru untuk menyampaikan bahan pelajaran. Metode juga dapat berarti prosedur yang disistematisir untuk kepentingan mengajar dengan

57 mempertimbangkan sarana dan prasarana, kemampuan kognitif siswa, dan sebagainya.

Kaitannya dengan PKn, Djahiri dalam bukunya Dasar-Dasar Umum Metodologi dan Nilai Pengajaran Nilai – Moral PVCT (1995/1996) memaparkan beberapa metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran PKn yakni, ceramah, metode ekspositori, metode pengajaran konsep, metode tanya jawab, metode parsipatori, metode diskusi dan kelompok belajar, metode inkuiri dan pemecahan masalah serta pengajaran VCT (Value Clarification Technique). Pengajaran VCT adalah pola pengajaran yang membelajarkan potensi peserta didik sekaligus pula mempribadikan isi dan pesan yang tersirat dalam suatu kajian.

Terdapat dua moto dalam pembelajaran PKn yang dikemukakan Djahiri (1985:36), antara lain sebagai berikut:

a. Ceramah (lecturing)

Pada umumnya metode pembelajaran memerlukan ceramah, sehingga tidaklah benar pernyataan bahwa metode ini jelek dan harus dibuang. Akan tetapi, yang harus dihindari adalah penggunaan metode ceramah selama satu jam pelajaran penuh terus menerus dengan memakai pola ceramah murni yang naratif, monoton dan bersifat normatif imperatif.

Beberapa keunggulan dari metode ceramah, antara lain:

58 1) Setiap orang memiliki potensi dan kemahiran untuk ceramah

(lepas dari benar – salah)

2) Merupakan kiprah umum bahkan “membudaya” di kalangan perguruan/sekolah

3) Bersifat praktis, mudah, murah, dan cepat menyampaikan substansi sehingga target waktu bisa dikejar

4) Mampu menyelaraskan ketimpangan waktu dengan banyaknya bahan

5) Tidak dapat membutuhkan persiapan pengembangan media 6) Mampu mengungkap dan mengklarifikasikan isi atau pesan

dalam bahasa yang komunikatif dan cepat. Hampir semua hal mampu diungkap secara verbal

7) Mampu menguasai kelas dalam ukuran bagaimanapun juga 8) Bila ada kekeliruan bisa segera diperbaiki

9) Sejumlah hasil pengiring yang dapat dihasilkan dari metoda ini adalah:

a. Melatih daya tangkap dan analitis ucapan orang lain

b. Latihan sosial untuk tatap muka dan etika dengan dan bicara

10) Mampu mengangkat hal yang tidak ada dalam buku atau belum diungkap sumber atau pihak lain.

Sedangkan beberapa kelemahan dari metode ceramah, antara lain:

59 1) Bisa menimbulkan pembelajaran yang tidak sistematis

2) Karena adanya keterbatasan daya dengar manusia, maka dapat menyebabkan pembelajaran yang melelahkan, membosankan dan mengantuk.

3) “melanggar” kemampuan daya belajar manusia, karena tidak semua siswa mampu menyimak dan menangkap ‘pesan lisan’

serta menulisnya dengan cepat

4) Kecepatan dan intonasi suara guru yang tidak teratur menyebabkan hilangnya kesempatan siswa untuk berpikir, bereaksi dan berekspresi.

5) Ceramah murni yang menyamaratakan semua siswa adalah salah satu penyebab lahirnya ketimpangan daya serap siswa.

b. Ekspositorik

’Ekspositorik’ berasal dari kata ‘ekspose’ yang berarti menunjukkan, memperagakan dan atau memperlihatkan. Metode belajar ekspositori adalah metode belajar yang memperagakan sesuatu untuk menciptakan KBM dan khususnya KBS yang terarah dan terkendali menuju target sasaran guru atau pengajar.

c. Metoda Pengajaran Konsep (Teaching Konsep)

Sebelum menggunakan metoda pengajaran konsep, seorang pengajar terlebih dahulu harus memahami pengertian data dan fakta. Djahiri (1995/1996:44), bahwa:

60 1) Data adalah realita yang ada, kejadian, atau hal baik fisik – non fisik, materiil – immateril, dan personal – kondisional.

2) Fakta adalah sejumlah data yang memiliki keterkaitan menunjuk kepada suatu konsep.

3) Konsep adalah label/nama/istilah yang merupakan rangkaian sejumlah fakta menuju suatu pengertian/makna isi – pesan dan atau fungsi peran atau harga/nilai. Jadi, konsep merupakan sesuatu yang memiliki ciri esensil tertentu.

d. Metoda Tanya Jawab

Metode tanya jawab ini dianggap memiliki kadar CBSA yang tinggi, karena pertanyaan akan menggugah dan mengundang potensi diri siswa.

e. Partisipatori

Partisipatori sebagai metode dalam kegiatan belajar mengajar, membelajarkan siswa mengenai kehidupan atau kegiatan nyata atau kegiatan nyata ataupun yang simulatif. Sarana untuk berpartisipatorik adalah kehidupan keluarga atau masyarakat, instansi kedinasan atau kemasyarakatan, laboratorium, atau pusat Modeling. Jenis partisipatorik antara lain, studi lapangan, kegiatan bakti sosial, magang, modeling atau simulasi, dan studi proyek.

f. Diskusi dan Kelompok Belajar

Ciri khas dari diskusi sebagai pola kegiatan belajar mengajar, yakni demokratis. Metoda diskusi mengundang dan melibatkan banyak orang serta tidak ada dominasi seseorang, memiliki indikator CBSA yang tinggi karena meminta daya analisis dan evaluatif terhadap masalah yang dilontarkan atau tanggapan

61 dan sanggahan terhadap orang lain. A. Kosasih Djahiri (1995/1996:53) mengungkapkan bahwa diskusi adalah kegiatan belajar siswa dialogistik secara intra potensi diri antar potensi orang lain serta potensi dunia bkeilmuan dan kehidupan.

Ciri esensial dari diskusi, antara lain:

1) Adanya proses dialogistik, yakni interaksi antara struktur kognitif dengan afektif dan psikomotor, antara potensi diri kita dengan orang lain atau dengan dunia nyata serta keilmuan.

2) Adanya sharing ideas (pertukaran pikiran/pendapat, berargumentasi yang benar dan memiliki landasan), ada proses berproduksi dan berekspresi.

3) Adanya arahan inkuiri/mencari/meneliti dan mendapatkan sesuatu

4) Adanya proses sosialisasi diri.

Bentuk-bentuk diskusi menurut Djahiri (1995/1996:58), antara lain:

1) Diskusi kelas 2) Diskusi kelompok 3) Diskusi panel 4) Seminar 5) Loka karya 6) Diskusi penjaring

Kelompok belajar adalah kelompok sejumlah siswa untuk melakukan kegiatan belajar bersama secara terarah dan teratur.

Djahiri (1995/1996:20), mengemukakan bahwa “kelompok belajar

62 yang sesuai dengan pembelajaran PKn adalah kelompok belajar kooperatif”.

Kelompok belajar kooperatif merupakan perpaduan antara kelompok belajar dan pola kegiatan kooperatif. Hakekat ini kooperatif ialah kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi. Kelompok belajar kooperatif merupakan kegiatan belajar yang dapat menciptakan persaingan yang sehat, dalam arti persaingan yang ada, tidak mendidik siswa untuk bersifat individualis.

g. Metoda Inkuiri dan pemecahan Masalah

Kedua metoda ini pada hakekatnya sama, perbedaannya bahwa dalam metoda pemecahan masalah hanya sampai pada proses penentuan alternatif pemecahan/keputusan, sedangkan dalam inkuiri sampai pada tahapan penetapan keputusan yang terbaik.

Keunggulan kedua metode ini menurut Djahiri (1995/1996:58), antara lain:

1) Meningkatkan keterampilan dan kualitas hasil belajar 2) Menuntun siswa akrab dengan kehidupan nyata

3) Membakukan kemahiran analisis dan argumentasi rasional/berlandas

4) Mensosialisasikan siswa

5) Mendayagunakan aneka sumber dan lingkungan belajar Jenis inkuiri adalah inkuiri sederhana, lengkap dan nilai.

Inkuiri sederhana tidak memerlukan keseluruhan proses dilaksanakan, hanya hakekat dasarnya saja, yakni mengkaji,

63 mencari, dan menentukan pilihan. Inkuiri yang lengkap merupakan metoda khusus yang langkah dan prosesnya telah baku. Sedangkan, inkuiri nilai adalah pola inkuiri sederhana yang fokus substansinya pada nilai – moral.

c. Media Pendidikan Kewarganegaraan

Media pengajaran harus dibedakan dengan sumber pengajaran.

Djahiri (1995/1996:31) mengemukakan bahwa sumber pembelajaran merupakan tempat di mana butir mata pelajaran dan media bisa dilihat, diperoleh dan dikaji seperti buku, perpustakaan, media cetak, kehidupan nyata dll. Sedangkan, media pembelajaran lebih diutamakan pada fungsi dan perannya.

Djahiri (1995/1996:31) mengemukakan, bahwa dengan adanya media pembelajaran diharapkan dapat berperan untuk:

a. Menjadi fasilitator proses Kegiatan Belajar Siswa dan peningkatan Hasil Belajar Real

b. Meningkatkan kadar proses CBSA atau proses Kegiatan Mengajar Guru interaktif – reaktif

c. Meningkatkan motivasi belajar atau suasana belajar yang baik

d. Meringankan beban tugas guru tanpa mengurangi kelancaran dan keberhasilan pengajaran

e. Meningkatkan proses Kegiatan Belajar Mengajar secara efektif, efisien dan optimal

f. Menyegarkan Kegiatan Belajar Mengajar Jenis dan bentuk media, antara lain :

a. Materiil, berupa alat peraga, media cetak (Koran, majalah dll)

b. Immaterial, seperti iklim, status sosial masyarakat dll c. Personal, yaitu tokoh, pahlawan, narasumber dll d. Audio visual

e. Gerak atau penampilan seperti simulasi, permainan (games)

64 Penggunaan media dalam Kegiatan Belajar Mengajar hendaknya memperhatikan kualifikasi standar kompetensi, kompetensi dasar dan metoda pembelajaran yang akan digunakan.

Media pembelajaran tidak sekedar visual (transparasi, foto, dll), tetapi bisa menggunakan audio-visual seperti rekaman video berbagai peristiwa pelanggaran hak asasi manusia di Indonesia. Sedangkan sumber belajar tidak terbatas pada buku teks, tetapi surat kabar, majalah dan kancah/lapangan, dsb.

d. Evaluasi Pembelajaran PKn

Evaluasi merupakan serangkaian kegiatan penilaian secara keseluruhan program mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai dengan pengawasan, sedangkan penilaian merupakan suatu proses pengumpulan, pelaporan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa (perorangan atau kelompok), yang diperoleh melalui pengukuran. Penilaian bertujuan untuk menganalisis atau menjelaskan unjuk kerja/prestasi siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang terkait, dan mengefektifkan penggunaan informasi tersebut untuk mencapai tujuan pendidikan (Depdiknas, 2002 : 2).

Pembelajaran PKn yang bersifat multi aspek, menuntut PKn untuk lebih berhati-hati dalam menentukan evaluasi yang tepat bagi siswa. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu diterapkan dalam

65 evaluasi PKn. Seperti yang diungkapkan oleh Djahiri (1995 : 53), yakni :

a. Evaluasi tidak hanya berfungsi untuk pengukuran tingkat keberhasilan belajar siswa melainkan juga tingkat keberhasilan/kegagalan mengajar, serta program reduksi, dan momentum membaca kualifikasi atau juga jati dirinya (siswa), keluarga dan lingkungan kehidupannya.

b. Evaluasi jangan hanya diartikan THB/TPB atau ulangan yang cenderung administrative formal yakni mencari dan menentukan nilai/angka melainkan momentum pengukuran diri untuk reduksi atau remedial.

D. PKn sebagai Wadah Pembinaan Kesadaran Hak Asasi Manusia Peserta

Dokumen terkait