• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendengar radio atau audience media berlaku universal dan secara sederhana dapat diartikan sebagai kumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, pemirsa berbagai media atau komponen isinya26.Audience media adalah terpaan media yang

25Masduki, Jurnalistik Radio: Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar, (Jakarta: Penebar Swadaya, 2001) h. 2–3.

melibatkan kegiatan melihat, membaca pesan-pesan komunikasi dan mendengarkan radio.27

Audience adalah faktor yang paling penting bagi media, karena audience

merupakan konsumen media. Kehadiran audience akan menentukan faktor keberhasilah suatu media. Tingkat persaingan stasiun radio di kota-kota besar dewasa ini cukup tinggi dalam merebut perhatian audience. Program radio harus dikemas sedemikian rupa agar menarik perhatian dan dapat diikuti sebanyak mungkin orang. Jumlah stasiun radio yang semakin banyak mengharuskan pengelola stasiun untuk semakin jeli membidik audience.

Ada beberapa sifat dari pendengar radio yang memang harus diketahui dan difahami oleh seorang announcer (penyiar) untuk bisa membantu jalannya proses siaran. Pendengar sendiri mempunyai makna seorang yang mendengarkan siaran radio yang menjadi sasarandari komunikasi massa melalui media radio. Komunikasi dapat dikatakan efektif ketika pendengar mau mendengarkan siaran tersebut,tertarik untuk mendengarkannya secara berkelanjutan, dan pada akhirnya mau melakukan apa yang telah disiarkan melalui media radio. Beberapa karakteristik pendengar radio28, meliputi:

a. Heterogen, massa pendengar terdiri dari orang-orang berbeda usia, ras, suku, agama, strata sosial, latar belakang sosial, politik, budaya, dan beranekaragam kepentingan.

27Jalaluddin Rakhmat,SosiologiKomunikasiMassa, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2008)h 16

b. Pribadi, pendengar adalah individu-individu yang berdiri sendiri, bukanlah tim kelompok. Komunikasi yang berlangsung berusaha menciptakan kedekatan antar pribadi, sehingga pendengar bisa merasa nyaman dan pesan yang disampaikan bisa ditangkap dengan baik oleh pendengar.

c. Aktif, pada mulanya para ahli komunikasi mengira bahwa pendengar radio bersifat pasif. Ternyata tidak demikian ketika dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wilbur Schramm, Paul Lazarsfeld dan Raymound Bauer, ahli-ahli dari Amerika Serikat.

Faktor usia sangatlah mempengaruhi minat dan kesenganan seseorang. Seperti halnya dalam pemilihan program. Seperti anak muda, mereka cenderung lebihsuka mendengarkan acara yang bernuansa anak muda. Sepertihal nya progam-progam hiburan ataupun program musik. Berbeda dengan mereka yang mempunyai masalah dalam kehidupannya. Terutama mereka yang sudah menginjak dewasa dan juga kehiupan berumah tangga. Mereka inginsekali mencari solusi dari permasalahan mereka. Salah satucara yang efektif mereka memilih radio sebagai alternatif mereka, terutama kajian Ali Aziz. Disinilah mereka menemukan sedikit pencerahan melalui kajian yang disampaikan mengenai terapi dengan ibadah. Kajian ilmu sosial khususnya di bidang psikologi terus berupaya menjelaskan karakteristik manusia dan berbagai perilaku yang muncul. diantaranya adalah melalui Teori Keseimbangan (Homeostatis). Teori ini berpendapat bahwa tingkah laku manusia terjadi adanya ketidak seimbangan didalam diri manusia. Dengan kata lain, manusia

selalu ingin mempertahankan adanya keseimbangan didalam dirinya. Sebagai contoh, suatu ketika manusia mulai merasakan kejenuhan dalam dirinya (terjadi ketidak seimbangan dalam dirinya) maka segera ia akan mulai mencari cara untuk mengatasi kejenuhan tersebut (mengembalikan keseimbangan).

Sekarang pendengar radio, dapat menilai sebuah stasiun radio mampu memberikan siaran program yang baik, dan layak untuk didengarkan. Ada juga yang beranggapan bahwa seorang pendengar dikatakan pendengar yang aktif, jika seorangpendengar ikut serta dalam program acara tersebut baik melalui teleponatau dialog interaktif dan juga via Short Message Service (SMS) ketika program siaran tersebut berlangsung.

d. Selektif, seorang pendengar bebas untuk menentukan gelombang, frekuensi atau stasiun mana, bahkan memilih program siaran mana yang memang sesuai dengan seleranya Seorang penyiar tidak bisa memaksakan pendengarannya untuk mendengarkan satu program saja, ataupun mendengarkan satu gelombang radio saja.

e. Pasif, pendengar dikatakan pasif ketika seseorang pendengar hanya mendengarkan siaran program radio saja tanpa ikut berpartisipasi dalam program tersebut secara langsung. Pendengar radio disini, peneliti mengelompokkan pendengar dari segi usia. Bila kita mengamati perjalanan hidup seseorang, sejak dalam kandungan sampai meninggal tua, selalu kita lihat adanya perubahan, yang hampir bersamaan antara tubuhnya, sehingga seakan ada batas-batas yang sama pula selama perjalanan

tersebut. Hal ini menarik perhatian para ahli psikologi, kemudian mereka mengadakan penyelidikan-penyelidikan. Sekalipun saat-saat tertentu didalam tiap perjalanan hidup manusia itu ada perbedaan-perbedaan, namun pada umumnya mereka menemukan persamaan-persamaannya pula. Sejak dalam kandungan, perubahan-perubahan yang ada itu dibedakan atas beberapa masa,29 yaitu:

1) Masa pranatal

2) Masa bayi (0;0 sampai 2;0)

3) Masa kanak-kanak (3;0 sampai 5;0) 4) Masa anak (sekolah) (6;0 sampai 12;0) 5) Masa pemuda (13;0 sampai 22;0) 6) Masa dewasa (23;0 sampai 45;0) 7) Masa tua.

E. Sosialisasi

Sosialisasi merupakan sebuah proses seumur hidup yang berkenaan dengan cara individu mempelajari nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat agar ia dapat berkembang menjadi pribadi yang dapat diterima oleh kelompoknya.30, sosialisasi adalah proses interaksi sosial melalui mana kita mengenal cara-cara berpikir, berperasaan dan berperilaku sehingga dapat berperan secara efektif dalam masyarakat.

29Agus Sujanto. Psikologi Perkembangan. (Surabaya: Aksara Baru) h 173

Sosialisasi juga dapat diartikan sebagai proses yang dialami individu dari masyarakatnya mencakup kebiasaan, sikap, norma, nilai-nilai, pengetahuan, harapan, ketrampilan yang dalam proses tersebut ada kontrol sosial yang kompleks sehingga anak terbentuk menjadi individu sosial dan dapat berperan sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakatnya. Sosialisasi mempunyai arti dalam pembinaan kepribadian agar seseorang dapat hidup conform dengan tuntutan kelompok dan kebudayaannya. Sosialisasi diarahkan bagi kelangsungan masyarakat, kelompok social dan kebudayaan.

Manusia tidak mungkin mengadakan sosialisasi tanpa melibatkan pihak atau unsur dari luar. Unsur dari luar itulah yang disebut media sosialisasi. Media sosialisasi adalah pihak-pihak yang menjadi perantara terjadinya sosialisasi. Berikut ini beberapa media sosialisasi.31

a. Keluarga

Pertama kali manusia mengalami proses sosialisasi adalah di dalam keluarga tempat dia dilahirkan. Keluarga sebagai kesatuan yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat. Namun, peran yang dimilikinya sangat penting dalam proses sosialisasi. Sebagai kelompok sosial, keluarga memiliki nilai-nilai dan norma-norma tertentu.

Keluarga sebagai media pertama dalam proses sosialisasi mempunyai banyak peran, antara lain melatih penguasaan diri, pemahaman nilai-nilai dan norma-norma sosial, serta melatih anak dalam mempelajari peranan sosial. Agar sosialisasi dalam keluarga

31Suhardi, Sri Sunarti. Sosiologi 1. (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009). Hlm 104-110

berlangsung secara baik, maka diperlukan kondisi yang mendukung. Kondisi demikian ditentukan oleh keharmonisan keluarga, cara mendidik, komunikasi antaranggota keluarga, dan perhatian yang cukup.

b. Teman Sebaya

Media sosialisasi pada tahap berikutnya adalah kelompok teman sebaya atau teman sepermainan. Teman sebaya terdiri atas beberapa orang anak yang usianya hampir sama. Mereka sering berinteraksi satu dengan lainnya melalui kegiatan bermain bersama. Interaksi di antara teman sepermainan bertujuan untuk memperoleh kesenangan (rekreatif). Para remaja melakukan sosialisasi melalui kelompok teman sebaya, dan di antara mereka mempunyai rasa saling memiliki dan senang melakukan kegiatan bersama-sama. Dalam kelompok teman sebaya itulah seorang anak mulai menerapkan prinsip hidup bersama di luar lingkungan keluarganya. Mereka dapat bekerja sama dengan teman-teman sebaya dalam berbagai hal. Jalinan antarindividu dalam kelompok teman sebaya sangat kuat, sehingga lahirlah nilai dan norma tertentu yang dijunjung tinggi dalam pergaulan mereka. Tidak jarang mereka menggunakan simbol-simbol tertentu sebagai identitas kelompok. Semua nilai, norma, dan simbol itu berbeda dengan yang mereka hadapi di dalam keluarga.

c. Sekolah

Sekolah merupakan lembaga penting dalam proses sosialisasi. Sebagai media sosialisasi, sekolah memiliki fungsi dan peran sebagai berikut:

1) Sekolah menjadi media transmisi kebudayaan. Kebudayaan yang diteruskan

2) Sekolah mengajarkan peranan sosial. Dalam berbagai kegiatan di sekolah, seseorang diajari berbagai kecakapan. Mereka juga berkesempatan memegang peran dalam berbagai organisasi

3) Sekolah menciptakan integrasi sosial. Sekolah mengajarkan nilai-nilai hidup

bersama dan toleransip. Nilai-nilai tersebut diterapkan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Bentuknya dapat berupa pemberian perlakuan, kesempatan, dan pelayanan yang sama kepada setiap orang.

4) Sekolah melahirkan terobosan-terobosan baru. Proses belajar mengajar di sekolah

memungkinkan terciptanya hal-hal baru yang positif. Hal itu dapat diterapkan di masyarakat luas.

5) Sekolah membentuk kepribadian. Seseorang dibiasakan tertib, berpikir logis dan

maju, hidup terencana, bekerja sama, berpacu dalam prestasi, saling menghargai dan tenggang rasa. Akhirnya, terbentuklah kepribadian seseorang sehingga menjadi warga masyarakat yang baik dan berguna.

d. Lingkungan Kerja

Setelah menyelesaikan sekolah, seseorang kemudian memasuki lingkungan kerja. Ada berbagai macam lapangan pekerjaan di masyarakat. Di dalam lingkungan kerja manapun, seseorang akan selalu berinteraksi dengan orang lain. Interaksi sosial itu membuat orang saling menerima dan memberi pengaruh. Terjadilah penyesuaian tingkah laku, baik penyesuaian antarpribadi maupun penyesuaian dengan lingkungan kerja secara umum. Penyesuaian itulah yang membentuk kepribadian seseorang, karena dalam interaksi

tersebut terjadi sosialisasi nilai dan norma sosial. Walaupun lingkungan kerja bukan lagi sebuah keluarga atau sekolah, namun di sana seseorang juga masih belajar.

e. Organisasi

Organisasi adalah sebuah tipe pembentukan kolektifitas yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus. Organisasi di tandai dengan adanya struktur atau aturan-aturan formal, hubungan kewenangan atau otoritas,pembagian kerja, dan keanggotaan yang dibatasi.

Organisasi memerankan fungsi sebagai media sosialisasi pada tingkat lanjutan khusus. Walaupun demikian, proses interaksi yang khusus tersebut tidak mengurangi kesempatan bagi anggota-anggotanya untuk saling bersosialisasi. Materi sosialisasi tidak terbatas pada nilai, norma, struktur, dan sistem yang terkait dengan organisasi akan tetapi juga masalah-masalah yang lain seperti keluarga, pekerjaan, atau lingkungan tempat tinggal.

f. Media Massa

Media massa merupakan sarana yang dapat dimanfaatkan oleh banyak orang (massa). Ada dua macam media massa, yaitu:

1) Media cetak, meliputi buku, majalah, surat kabar, tabloid, dan buletin.

2) Media elektronik, meliputi semua peralatan yang menggunakan daya listrik untuk

menyampaikan informasi kepada khalayak ramai, misalnya radio, televisi, dan internet.

Semua jenis media massa tidak secara langsung bertujuan untuk mengajari masyarakat. Akan tetapi, siaran berita, film, iklan, pertunjukan seni budaya, sampai dengan informasi ilmiah, berdampak sangat besar bagi perilaku warga masyarakat.

BAB III

Dokumen terkait