• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Peserta Didik Karakteristik berasal dari kata

DALAM MENGUASAI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK Lilis Sulianita, S.Pd, MM

1. Karakteristik Peserta Didik Karakteristik berasal dari kata

karakter yang berarti tabiat watak, pembawaan, atau kebiasaan yang di miliki oleh individu yang relatif tetap. Karakteristik tiap individu berbeda satu sama lain karena watak,

pembawaan atau kebiasaan manusia pada dasarnya tidak ada yang persis sama. Dalam proses pembelajaran tiap individu memiliki daya tangkap yang berbeda, sehingga tidak semua siswa memiliki pengetahunan, ketrampilan maupun sikap yang sama sekalipun mereka sekolah di tempat yang sama .

Secara umum peserta didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau

sekelompok orang yang menjalankan pendidikan. Menurut Sutari Imam barnadip (1995) dalam wahab Rahmat (2011: 106) peserta didik sangat bergantung dan membutuhkan bantuan dari orang lain yang memiliki kewibawaaan dan kedewasaan. Pendidik adalah setiap orang yang dengan sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai tingkat kemanusiaan yang tinggi, Sutari imam bernadib, 1994). Pendidik di Indonesia lenih dikenal dangan nama “Guru”. Guru adalah orang yang memiliki andil besar dalam memberi pengaruh pada

peserta didik. Sehingga istilah “Guru” diartikan dengan sebutan Digugu dan ditiru” maksudnya adalah guru adalah figur yang bisa dipercaya dan dicontoh sehingga guru harus selalu memberi contoh dan teladan yang baik bagi siswanya.

Peserta didik adalah unsur penting dalam kegiatan interaksi edukatif karena sebagai pokok persoalan dalam semua aktifitas pembelajaran (Saiful Bahri Djamarah, 2000). Aktivitas Pembelajaran didalam kelas dikatakan efektif dan efisian tatkala peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan sebagian peserta didik mampu memahami Pengetahuan, Ketrampilan dan sikap yang diharapkan tercapai dalam suatu pembelajaran.

Jadi karakteristik peserta didik adalah Keseluruhan pola kelakuan dan kemampuan yang ada pada siswa yang menunjukan kualitas perseorangan siswa yang terdiri dari minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar kemampuan berfikir, dan kemampuan awal yang dimiliki sebagai hasil dari pembawaan dari lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola aktivitas dalam proses pembelajaran dan hasil belajar. Secara umum karakteristik Peserta Didik bisa dikelompokan

menjadi dua yaitu: a) Pribadi dan lingkungan terdiri dari: umur, jenis kelamin, keadaan ekonomi orang tua, kemampuan pra sekolah, lingkungan tempat tinggal. B) Psikis yang mencakup tingkat kecerdasan, perkembangan jiwa anak, modalitas belajar, motivasi, bakat dan minat

Dari dua klasifikasi karakteristik peserta didik sangat berpengaruh terhadap proses dan keberhasilan proses belajar mengajar secara umum. Karena dari dua klasifikasi tersebut menunjukan bahwa dalam satu kelas terdapat berbagai macam karakteristik peserta didik sesuai dengan kondisi psikis dan pribadi dan lingkungan peserta didik yang harus dipahami oleh guru.

Jika ditinjau dari karakteristik perkembangan peserta didik, peserta didik tingkat SD, SMP, SMA/SMK tentu memiliki pendekatan yang berbeda satu sama lain. Berikut ini merupakan karakteristik peserta didik:

a. Karakteristik anak usia sekolah dasar (SD)

Usia rata-rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesai pada usia 12 tahun. Anak-anak usia ini memilki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih muda. Ia senang bermain, senang

bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang melakukan sesuatu secara langsung. Serta adanya pembinaan hidup sehat, belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin, belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat.

Dalam upaya mencapai setiap tugas perkembangan tersebut, guru dituntut untuk memberikan bantuan berupa:

· Menciptakan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik.

· Melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bergaul dan bekerja dengan temansebaya,sehingga kepribadian sosialnya berkembang.

· Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman yang konkret atau langsung dalam membangun konsep.

· Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai-nilai, sehingga siswa mampu menentukan pilihan yang stabil dan menjadi pegangan bagi dirinya.

b. Karakteristik Anak Usia Sekolah Menengah (SMP)

Anak usia

sekolah menengah (SMP) berada pada tahap perkembangan pubertas (10-14). Karakteristik yang menonjol pada usia SMP yakni terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan, mulai timbulnya ciri ciri seks sekunder, adanya keinginan untuk menyendiri dengan keinginan bergaul, ada juga keinginan bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orangtua, mulai mempertanyakan mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan, adanya reaksi dan ekspresi emosi masih labil, dan kecenderungan minat serta pilihan karer relatif sudah jelas.

Adanya karakteristik ini, maka guru diharapkan untuk:

· Menerapkan model pembelajaran yang memisahkan siswa pria dan wanita ketika membahas topik-topik yang berkenaan dengan anatomi dan fisiologi.

· Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan hobi dan minatnya melalui kegiatan-kegiatan positif.

· Menerapkanpendekatan pembelajaranyang

memperhatikan perbedaan individual atau kelompok kecil.

· Meningkatkan kerjasama dengan orangtua dan masyarakat untuk mengembangkan potensi siswa.

· Tampil menjadi teladan yang baik bagi siswa.

· Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bertanggung jawab.

c. Karakteristik Anak Usia Remaja (SMP/SMA)

Masa remaja (12-21 tahun) merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa. Masa remaja sering dikenal dengan masa pencarian jati diri (ego identity). Masa remaja biasa ditandai dengan sejumlah karakteristik penting, diantaranya mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya, dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya, memilih dan mempersiapkan karier di masa depan sesuai dengan minat dan kemampuannya, mengembang-kan sikap keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan sebagai warga negara, memperoleh sepe-rangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman dalam bertingkah laku, mengembangkan wawasan keagamaan, dan mengembangkan

sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga dan memiliki anak.

Berbagai karakteristik perkem-bangan masa remaja tersebut me-nuntut adanya pelayanan pendidikan yang mampu memenuhi kebu-tuhannya. Hal ini dapat dilakukan guru, diantaranya:

· Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi, bahaya penyim-pangan seksual, dan penyalah-gunaan narkotika.

· Membantu siswa mengem-bangkan sikap apresiatif terhadap postur tubuh atau kondisi dirinya.

· Menyediakan fasilitas yang memungkinkan siswa mengem-bangkan keterampilan sesuai dengan minat dan bakatnya.

· Memberikan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan dan memecahkan masalah dan mengambil keputusan.

· Menerapkan model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk kritis, reflektif, dan positif.

· Membantu siswa mengem-bangkan etos kerja yang tinggi dan sikap wiraswata.

· Memupuk semangat kebera-gamaan siswa melalui pembe-lajaran agama terbuka dan lebih toleran.

• Menjalin hubungan yang harmonis dengan siswa, dan bersedia mendengarkan segala keluhan dan problem yang dihadapinya

d. TeoriPerkembangan Peserta didik

Adapun teori perkembangan peserta didik dari para ahli yang menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik adalah sebagai berikut: 1. Teori Nativisme

2. Teori Empirisme 3. Teori Konvergensi

Ketiga aliran yang telah dikemukakan oleh para ahli tersebut memberi kontribusi yang cukup besar dalam bidang pendidikan. Terutama teori konvergensi karena disamping pendidik harus memberikan perhatian terhadap potensi-potensi yang dimiliki peserta didik sejak lahir, Pengalaman luar yang yang didapat peserta didik tentunya akan sangat ditentukan oleh proses belajar mengajar di dalam kelas. Di samping pengalaman-pengalaman lain di luar kelas, di lingkungan pergaulan dan pendidikan di rumah.

2. Manfaat memahami

Dokumen terkait