• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

2.3 Guru Sebagai Profesi

2.3.3 Karakteristik Profesional Guru

Guru mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Adapun peranan guru menurut Djamarah (2000 : 48) adalah sebagai berikut:

1. Kolektor

Guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan nilai yang buruk. 2. Inspirator

Guru harus dapat memberikan petunjuk (ilham) bagaimana cara belajar yang baik.

Guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum.

4. Organisator

Guru harus memiliki kegiatan pengelolaan, kegiatan akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik dan sebagainya.

5. Motivator

Guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar.

6. Inisiator

Guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran.

7. Fasilitator

Guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan dapat memberikan kemudahan kegiatan belajar anak didik.

8. Pembimbing

Dalam hal ini kehadiran guru disekolah adalah untuk membimbing anak didik menjadi manusia dewasa susila yang cakap.

9. Demonstrator

Guru disini dijadikan sebagai alat peraga, yaitu apabila ada bahan yang sukar dipahami anak didik hendaknya guru harus berusaha membantunya, dengan cara memperagakan apa yang diajarkan secara dikdatis, sehingga apa yang guru inginkan sejalan dengan pemahaman anak didik.

10. Pengelola kelas

Guru hendaknya harus dapat mengelola kelas dengan baik dan mengelola program belajar.

11. Mediator

Guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya, baik media non material maupun materiil.

12. Supervisor

Guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki,dan menilai secara kritis terhadap proses pengajaran.

13. Evaluator

Guru dituntut menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek ekstrinsik dan intrinsik.

Sedangkan menurut Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat Jendral Pengkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (2004), bahwa berdasarkan pada prinsip-prinsip peningkatan kualitas profesional guru, maka dapat disebutkan karakteristik profesional guru sebagai berikut :

a. Menguasai pembelajaran materi pembelajaran di sekolah

b. Menguasai konsep keilmuan yang relevan dengan materi pembelajaran di sekolah

c. Mengusai strategi pembelajaran di sekolah

d. Kontributif (mampu berperan) terhadap tercapainya tujuan pembelajaran dan tujuan pendidikan nasional

2. Guru adalah orang yang memiliki sifat kolegialisme (kesejawatan), yakni guru yang:

a. Mampu membagi ide (gagasan) baik untuk pengembangan maupun untuk kepentingan praktek

b. Berbagi pengalaman baik yang diperoleh dari pembelajaran di sekolah maupun dari pengalaman mengikuti berbagai kegiatan diluar sekolah. c. Bekerjasama dalam pengembangan ilmunya dan peningkatan proses

belajar mengajar.

d. Bersifat energi, yakni guru yang mampu membangun kekuatan

pembelajaran dengan pemanfaatan lingkungan, sumber daya manusia dan masyarakat.

e. Dapat membangun prakarsa dalam berbagai kegiatan di sekolah.

3. Guru adalah orang yang cepat menjadi model warga negara yang baik dan cerdas, yakni guru yang:

a. Memiliki kepekaan sosial, memiliki kepedulian terhadap lingkungan b. Menjadi tanggung jawab sebagai warga negara

c. Menjadi teladan bagi keluarga, sekolah dan masyarakat d. Bersedia membimbing siswa dari belakang

e. Menghormati negara dan berbagai lambang kenegaraan Republik Indonesia

f. Bersikap demokratis dan menghargai kesejahteraan

4. Guru adalah mereka yang menjunjung tinggi kode etik, guru yang:

a. Menaati seluruh peraturan yang berlaku baik tertulis maupun yang tidak tertulis

b. Bersifat taat azas, mematuhi aturan yang berbuat sesuai dengan ketentuan Yang disepakati dalam setiap situasi/ keadaan.

c. Dapat menjadi contoh sebagai warga negara bertanggung jawab. d. Memiliki kesetia kawanan (solidaritas) sebagai guru.

Menjadi tenaga profesional seperti ditegaskan UU No. 20 tahun 2003 adalah “dassollen-nya seorang guru”. Tampaknya perlu ada komitmen lebih tegas untuk menjadikan pekerjaan guru sebagai profesi, sama seperti seorang dokter atau pengacara, yang memandang pekerjaannya pertama-tama sebagai pelayanan luhur terhadap sesama manusia. Sebuah pekerjaan disebut sebagai profesi jika pekerjaan itu membutuhkan pendidikan dan pelatihan khusus, mempraktikkan profesinya secara bebas namun dalam koridor hukum yang berlaku, mempunyai kode etik, tergabung dalam serikat pekerja, memiliki kondisi kerja yang pantas, dan berprestise.

Jika menghendaki adanya guru yang profesional maka setidaknya ada 4 kompetensi dasar yang harus dimiliki yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial (Pasal 28 (3), PP No. 19 tahun 2005). Komptensi ini merupakan satu kesatuan utuh yang menggambarkan keprofesionalan seorang

guru. Kompetensi pedagogik adalah kemampaun mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Sedangkan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berahklak mulia. Sementara kompetensi profesional diartikan sebagai kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memnuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan. Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa profesionalitas guru adalah pelaksanaan tugas/ kewajiban utama bagi seorang guru untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Indikator profesionalitas guru meliputi: (1) perencanaan pembelajaran dengan sub indikator kemampuan merencanakan program/ penyusunan perangkat pembelajaran, penguasaan bahan ajar; (2) pelaksanaan proses pembelajaran dengan sub indikator kemampuan mengelola kelas, kemampuan penggunaan media/strategi/metode belajar, dan memelihara moralitas dan sikap persatuan dan kesatuan; (3) penilaian hasil pembelajaran dengan sub

indikator objektifitas, pelayanan bimbingan siswa yang berkebutuhan khusus dan pemberian umpan balik (feed back).

Dokumen terkait