• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Dasar Hukum Qardh al-Hasan

3. Karakteristik Qardh al-Hasan

Dibawah ini adalah beberapa karakteristik Qardh al-Hasan:

a. bank syariah di samping memberikan pembiayaan qardh, juga dapat menyalurkan pembiayaan dalam bentuk Qardh al-Hasan. Qardh al-Hasan adalah pembiayaan tanpa imbalan yang memungkinkan peminjam untuk menggunakan dana tersebut selama jangka waktu tertentu dan me ngembalikan dalam jumlah yang sama pada akhir periode yang disepakati. Jika peminjam mengalami kerugian bukan karena kelalaiannya maka kerugian tersebut dapat mengurangi jumlah pembiayaan.

b. sumber dana Qardh al-Hasan berasal dari eksternal dan internal. Sumber dana eksternal meliputi dana qardh yang diterima bank syariah dari pihak lain (misalnya dari sumbangan, infak, sedekah, dan sebagainya), dana yang disediakan oleh para pemilik bank syariah dan hasil pendapatan no n-halal. Sumber dana internal meliputi hasil tagihan piinjaman Qardh al-Hasan.

c. aplikasi akad qardh dalam perbankan syariah biasanya diterapkan sebagai produk untuk menyumbang usaha yang sangat kecil atau membantu sektor sosial. Guna pemenuhan skema ini telah dikenal suatu produk khusus yaitu Qardh al-Hasan. D. Faktor-Faktor Penyebab Pe mbiayaan Bermasalah

Faktor–faktor penyebab kredit bermasalahdisebabkan dari sisi debitur, sisi bank maupun ekstern debitur dan bank. Sisi debitur memiliki kelemahan pada faktor keuangan, faktor manajemen, faktor operasional. Sisi Bank disebab kelemahan sejak awal dalam proses pemberian kredit, itikad tidak baik dan atau kekurangmampuan dari pegawai/pejabat bank, serta kelemahan dalam pembinaan dan pengawasan kredit.

Dari sisi ekstern debitur dan bank adalah kelemahan disebabkan oleh force majeure, perubahan-perubahan lingkungan eksternal, perubahan peraturan pemerintah.

Faktor-faktor keuangan sebagai penyebab kredit bermasalah antara lain; hutang meningkat sangat tajam, hutang meningkat tidak seimbang dengan peningkatan asset, pendapatan bersih menurun, penurunan penjualan dan laba kotor, biaya penjualan biaya umum dan biaya administrasi meningkat, piutang tak tertagih meningkat, perputaran persediaan semakin lambat, keterlambatan memperoleh neraca nasabah secara teratur, tagihan yang terkonsentrasi pada pihak tertentu.

Faktor-faktor manajemen yang menyebabkan kredit bermasalah antara lain perubahan dalam manajemen dan kepemilikan, tidak ada kaderisasi dan job description yang jelas, sakit atau meninggalnya orang penting dalam perusahaan, kegagalan dalam perencanaan pengembangan b isnis, manajemen puncak didominasi oleh orang yang kurang cakap, pelanggaran terhadap perjanjian atau klausula kredit, penyalahgunaan kredit, pendapatan naik dengan kualitas menurun, rendahnya semangat dalam mengelola perusahaan, sistem pengelolaan usaha yang tidak memberikan kepuasan kepada pegawai sehingga banyak pegawai melakukan pemogokan.

Faktor-faktor operasional yang menyebabkan kredit bermasalah antara lain: Hubungan nasabah dengan mitra usahanya makin menurun, terhambatnya pasokan bahan baku atau bahan penolong, kehilangan satu atau lebih pelanggan utama, pembinaan sumber daya manusia yang tidak baik, tertundanya penggantian mesin dan peralatan yang sudah ketinggalan, sistem operasional tidak efisien, disteribusi pemasaran yang terganggu, operasional perusahaan mencemari lingkungan.

Ketiga sisi yakni sisi nasabah, sisi bank maupun sisi eksternal akan saling mempengaruhi kelancaran pembiayaan atau kredit pada perbankan, apabila satu sisi tidak berjalan dengan baik maka menjadi penyebab pembiayaan me njadi bermasalah. Apabila difokuskan pada sisi nasabah, telah diketahui setiap analisis pembiayaan selalu menggunakan prinsip 5C atau lebih dikenal Five C’s of Credit yaitu Character,Capacity, Capital, Collateral dan Condition. Prinsip 5 C terkadang ditambah dengan 2 C, yakni Coverage of insurance dan Constraint.

Penentu Kredit Bermasalah (NPL) secara konseptual terdapat sejumlah faktor yang berpengaruh terhadap prospek pembayaran kembali kredit atau yang disebut juga dengan model default risk. Apabila kualitas dari faktorfaktor ini baik maka akan dapat menurunkan tingkat probability of default atau probabilityof non-performing loan atau default risk. Sebaliknya, apabila kualitas dari faktorfaktor ini buruk atau rendah maka akan menyebabkan tingkat probability of default atau probability of non-performing loan atau default risk akan tinggi. Faktor tersebut antara lain Character, Cash Flow, DebtEquity Ratio dan Guarantess.

Sinkey melihat faktor- faktor penyebab kredit bermasalah yakni Character, Capacity (dilihat dari DER dan Cash Flow) dan Collateral (Guarantess). Character merupakan a). Maktor watak yakni factor yang paling utama dalam memberikan kepercayaan kepada nasabah dari bank. b). Moral Risk adalah berintikan kemauan membayar hutang dari nasabah. c). Bank checking adalah kemampuan bank untuk melakukan pengecekan.

Selain prinsip 7 C dalam kredit maka terdapat prinsip lima P dalam kredit atau five P’s of Credit yakni Person atau People, Purpose, Prospect, Payment dan Protection. Person atau people yakni penilaian pribadi dan kemampuan usaha calon

nasabah, tenaga kerja dan pengelola serta orang-orang yang terlibat langsung dalam bisnis nasabah. Purpose merupakan penilaian tujuan nasabah dalam mengambil kredit. Prospect adalah menilai masa depan usaha dan perhitungan bank antara resiko dan pendapatan yang diproleh. Payment merupakan penilaian kemampuan membayar kembali kredit. Serta Protection yakni kemungkinan gagal perlu jaminan sebagai benteng terakhir perlindungan dan berbagai asuransi perlindungan bagi nasabah dan bank.

Prinsip 5 P dalam kredit bisa ditambah 2 P yakni Party dan Profitability. Party mengklasifikasikan nasabah dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Sedangkan Profitabilty adalah untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba apabila kredit diberikan.

Character merupakan sifat atau watak nasabah yang mengambil pembiayaan Qardh al-Hasan, Referensi merupakan rekomendasi atau personal garansi terhadap calon nasabah Qardh Hasan, Payment merupakan kemampuan nasabah Qardh al-Hasandalam membayar kembali pembiayaan, dan Purpose adalah tujuan nasabah Qardh al-Hasan mengambil pembiayaan.

Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 19/DSN-MUI/IV/2001 tentang al-Qardh jika nasabah tidak dapat mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannya pada saat yang telah disepakati dan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) telah memastikan kemampuannya, maka LKS dapat melakukan langkah-langkah yang di dalam dunia perbankan disebut Restrukturisasi. Dalam fatwa DSN tersebut ditemukan bahwa dalam hal yang demikian itu LKS dapat:

2. menghapus (write off) sebagian atau seluruh kewajibannya

Namun apabila bank tidak bersedia melakukan restrukturisasi, maka menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 19/DSN-MUI/IV/2001 tentang al-Qardh ditentukan LKS dapat melakukan langkah- langkah sebagai berikut:

1. dalam hal nasabah tidak tidak menunjukan keingina n mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannya dan bukan karena ketidakmampuanya, LKS dapat menjatuhkan sanksi kepada nasabah.

2. sanksi yang dijatuhkan kepada nasabah sebagaimana dimaksud butir 1 dapat berupa –dan tidak terbatas pada—penjualan barang jaminan.

3. jika barang jaminan tidak mencukupi, nasabah tetap harus memenuhi

kewajibannya secara penuh.16

Qardh al-Hasan mengunakan penilaian 2 C dan 2 P pada pemberian pembiayaan, karena penerima Qardh al-Hasan merupakan pengusaha golongan ekonomi lemah yang terbatas modal, kurang ataupun tidak mempunyai pencatatan secara baik dalam pengelolaan finansial maupun pengelolaan usahanya.

E. Distribusi Dan Penyaluran Dana Qardh al-Hasan 1. Pembiayaan Qardh al-Hasan

Pembiayaan Qardh al-Hasan yaitu suatu perjanjian antara bank sebagai pemberi pembiayaan dengan nasabah sebagai penerima pembiayaan, baik berupa uang maupun barang tanpa persyaratan adanya tambahan atau biaya apa pun. Peminjam (nasabah) berkewajiban mengembalikan uang maupun barang yang

16Sutan Re my Sjahdeini,Perbank an Syariah Produk -Produk dan Aspek -Aspek Hukumnya, (Jaka rta: PT. Jayakarta Agung Offset, 2010). Ha l. 315.

dipinjam pada waktu yang disepakati bersama, dengan jumlah yang sama dengan pokok pembiayaan.

Bank sebagai pemberi pembiayaan tidak diperbolehkan meminta peminjam untuk membayar lebih dari jumlah pokok pembiayaan, akan tetapi bank dibenarkan untuk menerimah kelebihan pembayaran secara sukarela dari pembiayaan sebagai tanda terimah kasih yang besarnya tidak ditentukan sebelum akad, ini hukumnya sunnah.

Tujuan utama pembiayaan Qardh al-Hasan adalah untuk menolong peminjam yang berada dalam keadaan terdesak, baik untuk hal- hal yang bersifat konsumtif maupun produktif. Peminjam dipilih secara selektif dan hati- hati terutama kepada peminjam yang nilai jujur dan mempunyai reputasi baik. Danaini berasal dari dana zakat, infaq dan sedekah yang dititipkan di Bank Muamalat Indonesia (BMI).

Menjaring dana masyarakat sehubungan dengan peningkatan dana pembayaran Qardh al-Hasan, sebagai kegiatan BMI yang bersifat non konvensional, maka sejak awal Februari 1994 telah ditawarkan produk ASHNAF (amal, sedekah, infaq, dan wakaf). Pelayanan ASHNAF ini dilakukan lewat wesel pos biasa, berwarna hijau, yang dicetak khusus untuk pengiriman dana ASHNAF pada kantor perum pos dan giro diseluruh Indonesia. Kartu pos weselASHNAFini dapat diperoleh

secara cuma-cuma dan dibebaskan dari biaya pengiriman.17

Dokumen terkait