• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.6 RUANG LINGKUP PENELITIAN

2.1.2 Karakteristik Remaja

Masa remaja adalah masa pertumbuhan yang meliputi seluruh komponen tubuh remaja, baik organ dalam maupun luar. Pertumbuhan fisiologis adalah pertumbuhan organ-organ dalam , sedang yang dimaksud dengan pertumbuhan eksternal adalah pertumbuhan organ luar (Djawandono, 2006).

2.1.2.1 Perkembangan Fisik dan Biologis

Masa puber adalah suatu masa saat perkembangan fisik dan intelektual berkembangan sangat cepat. Pubertas adalah suatu rangkaian perubahan fisik yang membuat organism secara matang mampu berproduksi. Remaja yang sedang mengalami early puberty akan berbeda dengan late puberty dalam penampakan luar karena perubahan tinggi, proporsi tubuh, dan adanya tanda-tanda perkembangan seksual pertama dan kedua.

Remaja yang mengalami early puberty akan menyesuaikan diri terhadap perubahan lebih lama. Individu yang matang lebih awal membutuhkan lebih banyak bantuan untuk mengerti perubahan pubertasnya sedangkan individu yang terlambat matang atau telat puber, mungkin lebih banyak membutuhkan bantuan untuk dapat bersaing dalam situasi tertentu (Djawandono, 2006). Tahapan pada perkembangan fisiologis remaja terbagi tiga

a.Early Adolescence

Onset pubertas pada remaja awal biasanya terjadi ketika menarke pada usia 8 hingga 12 tahun. Usia ini mulai terjadinya perkembangan dada, rambut pubis dan berkembangnya hormone estrogen. Onset menarke ini biasanya disebabkan oleh status gizi remaja.Terlihat tanda awal dari pubertas seperti ukuran dada bertambah anatara usia 8 hingga 12 tahun. Mulainya perubahan ukuran pada pelebaran ovarium, uterus, labia dan klitoris. Pada bagian endometrium dan mukosa vagina juga makin bertambah ketebalannya. Terlihat juga perkembangan pada area lengan dan kaki yang mulai berubah bentuknya sesuai asupan makannya (Kliegman, 2007)

b. Middle Adolescence

Pertambahan tinggi yang sangat terlihat di usia ini disebabkan oleh kematangan pubertas yang dialami remaja putri. Setelah menarke, biasanya setahun setelahnya akan terjadi pertambahan tinggi yang disesuaikan dengan usia remaja usia ini. Remaja usia ini juga akan memiliki bentuk uterus yang makin besar, meningkatnya cairan vagina, melebarnya bentuk pinggul, dan mulai sulit untuk tidur sesuai angka kecukupan yang disarankan (Kliegman, 2007). Masa remaja pertengahan adalah masa yang lebih stabil untuk menyesuaikan diri dan berintegrasi dengan perubahan permulaan remaja, kira-kira umur 14 tahun sampai 16 tahun. (Djawandono, 2006)

c. Late Adolescence

Remaja dimasa ini merupakan tahap akhir pada pembentukan ukuran dada,

penile, dan rambut pubis. Tahap ini terjadi pada remaja yang berusia 17-18 tahun. Jerawat mulai bermunjulan akibat hormon yang berkembang di tubuh remaja. Remaja di tahap ini mulai lebih stabil pada gambaran tubuhnya akibat perubahan fisiknya yang sudah tidak berubah secara dramatis (Kliegman, 2007).

Sesuai dengan beberapa surat di AL-QUR‟AN:

Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” (Al -Qamar : 49)

Pertumbuhan fisik selama remaja terlihat pada karakteristik penampilan dan ukuran tubuh. Remaja putri akan terlihat pertambahan ukuran pada area dada diikuti dengan tumbuhnya rambut pubis seiring juga dengan pertumbuhan rambut di ketiak (James & Ashwill. 2007).

Remaja putri umumnya mencapai kematangan fisik lebih dulu dibanding remaja laki-laki dan dimulai dengan terjadinya menstruasi pertama (menarche). Menarche biasanya terjadi pada usia 9 dan 15 tahun (James & Ashwill, 2007). Usia menarche semakin menurun dan pertambahan BMI makin bertambah selama kurang dari 25 tahun ini (Kliegman, 2007).

2.1.2.2 Perkembangan Emosional dan Kognitif

Perkembangan otak memiliki pengaruh besar terhadap kematangan otak individu. Kematangan otak pada remaja mempengaruhi proses emosional dan

kognitif (James & Ashwill, 2007). Menurut Piaget, masa remaja adalah tahap transisi dari penggunaan berpikir konkret secara operasional ke berpikir formal secara operasional (Djawandono, 2006)

Proses kognitif remaja adalah mulai menyadari batasan-batasan pikiran mereka dan berusaha dengan konsep-konsep yang jauh dari pengalaman mereka sendiri. Proses emosional yang terlihat yaitu remaja mulai melihat lebih dekat diri mereka sendiri untuk mendefinisikan bahwa diri mereka berbeda. Remaja mudah menjadi tidak puas dengan diri mereka sendiri., mengkritik sifat-sifat pribadinya, membandingkan diri mereka dengan orang lain, dan mencoba mengubahnya seperti diri orang lain (Djawandono, 2006)

a. Early adolescence mulai merasakan ketidakcocokan lagi dengan pikirannya yang konkret operasional (Djawandono, 2006). Remaja tahap awal akan mulai merasakan self-awareness yaitu menjadi pusat perhatian. Mereka akan sangat memperhatikan seluruh perubahan pada bagian tubuhnya, penampilannya dan merasa semua orang memperhatikan mereka (Kliegman, 2007).

b. Middle adolescence mulai menerima perubahan bentuk tubuhnya dan mulai berpikir ideal untuk masa mendatang. Remaja tahap ini mengalami peningkatan kemampuan untuk berpikir kritis dan sikap untuk menyelesaikan masalah. Pembentukan self-image dan identitas berasal dari kelompok sebaya. Remaja mulai membentuk karakternya sesuai dengan hubungan interpersonalnya dengan teman lain (Kliegman, 2007).

c. Remaja akhir yang kira-kira berumur 18 tahun sampai 20 tahun ditandai dengan transisi untuk memulai tanggung jawab ,membuat pilihan dan berkesempatan untuk mulai menjadi dewasa (Djawandono, 2006)

2.1.2.3 Perkembangan Psikososial

Menurut Freud, Fase pubertas berlangsung sekitar umur 13-20 tahun. Pada fase pubertas, impuls-impuls yang semula tenang, terpendam menonjol kembali sehingga menimbulkan aktivitas dinamis (Sunaryo,2004). Remaja dibagi dalam tiga tahapan (James & Ashwill, 2007).

a.Early Adolescence (11 sampai 14 tahun)

Remaja pada masa ini memiliki perasaan yang intense mengenai gambaran tubuh dan banyak perubahan fisik yang terjadi. Mereka cenderung memiliki

kepercayaan diri yang rendah, egois dan melakukan “pemberontakkan” terhadap

orang tua. Perilaku self-concious juga hasil dari transisi fisik dan emosional menuju ke middle adolescence.

b. Middle Adolescence (15 sampai 17 tahun)

Masa ini biasanya dideskripsikan sebagai masa paling frustasi pada perkembangannya. Konformitas dan konflik pada kelompok sebaya maupun orang tua sering terjadi. Mereka sangat memikirkan mengenai konsep dirinya dan hubungan sosialisasi. Pertemanan dengan kelompok sesama maupun berbeda jenis memiliki porsi yang sama.

Erikson menyatakan masa ini adalah mulai berkembangnya fase psikososial yaitu formasi identitas versus kebingungan peran. Bahkan mereka cenderung memiliki imajinasi dan harapan tinggi mengenai kehidupannya saat ini. Djawandono (2006) menyatakan kemampuan intelekstual remaja masa ini termasuk kecenderungan baru tentang refleksi dan analisis diri dan juga membuat perubahan dalam konsep diri dan integritas terhadap keterampilan logika baru.

Orang tua cenderung mendeskripsikan karakteristik remaja pertengahan merupakan pemalas, tidak bertanggungjawab dan egois. Kelompok sebaya memiliki peranan penting sebagai pembentuk kepribadian individu. Remaja di masa ini mengikuti banyak hal dari teman sebayanya, mulai dari penampilan, perilaku dan bahasa sehari-hari. Hal ini membuat remaja pertengahan menjauh dari lingkungan keluarganya.

c. Late Adolescence (18 sampai 21 tahun)

Masa remaja akhir dideskripsikan sebagai individu yang mampu berpikir secara abstrak dan menunjukkan pikiran serta perasaannya mengenai segala aspek di kehidupan. Masa ini adalah tempat remaja berpikir mengenai kehidupan percintaan yang realistic, isu social, etika dan gaya hidup. Remaja di masa ini mulai memiliki tujuan karir dan kehidupan yang penting untuk mereka capai.

2.1.2.3.1 Tugas Psikososial Remaja

Teori psikososial menurut Erikson didukung oleh Ego Psychology, hal tersebut mempengaruhi cara berpikir dan pembentukan kepribadian pada individu. Hasil yang positif akan terlihat jika individu memiliki kesehatan mental

yang baik (Watts. J, Cockcroft. K, Duncan N. ,2009). Tugas psikososial remaja, menurut Erikson, adalah menciptakan suatu perasaan yang disebut ego identity. Untuk mencapai ini biasanya tergantung pada beberapa aktivitas: (Djiwandono, 2006)

a. Remaja menaruh perhatian besar pada cara orang lain memandangan mereka. b. Remaja mencari sesuatu dari pengalaman masa lalu. Remaja yang sehat

menjelajahi siapakah mereka sehingga mereka mampu mencoba untuk berbeda dari masa lalu.

c. Remaja mengadaptasi sifat-sifat orang lain untuk melihat apakah cocok dengan diri mereka.

2.1.2.4 Perkembangan Moral dan Spiritual (James & Ashwill, 2007)

Kohlberg menyatakan bahwa remaja berada pada tahap 3 dan 4. Tahap 3 adalah tahap remaja masih berpikir konkret, yaitu menerapkan konformitas dan menghindari hukuman. Tahap 4 mengubah pikiran konkret menjadi pikiran analisa. Tahap 4 merupakan tahap pemikiran yang konvensional. Tahap ini mengembangkan rasa hormat terhadap hukum yang berlaku dan bersosialisasi dengan baik.

Remaja usia awal cenderung berpikir konkret dan logis sehingga mereka mampu menyerap pelajaran spiritual yang diberikan. Remaja masa pertengahan mampu berpikir analisa dan muungkin mulai berpikir mengenai pembelajaran spiritual yang diberikan. Remaja tahap akhir mungkin mulai mengenal berbagai pembelajaran agama dan membaginya dengan teman lainnya.

Karakteristik remaja yaitu terdapat (1) perkembangan fisik dan biologis (2) perkembangan emosional dan kognitif (3) perkembangan psikososial (4) moral dan spiritual.

Dokumen terkait