BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.2 Hasil Analisis Deskriptif
4.1.2.2 Karakteristik Responden
Karakteristik responden dapat dilihat melalui demografi responden.
Demografi responden pada penelitian ini meliputi jenis kelamin, jenis usaha,
omset pertahun, status (NPWP atau Non-NPWP). Pada tabel 4.1. dihalaman
berikut dapat dilihat ringkasan dari demografi responden.
Tabel 4.3 Demografi Responden
Data Deskriptif Keterangan Jumlah Presentase (%)
Jenis Kelamin Laki-laki 6 15%
Perempuan 34 85%
Pekerjaan Wirausaha 40 100%
Lainnya 0 0%
Omset pertahun < 4,8 Milyar 40 100%
≥ 4,8 Milyar 0 0%
Status Wajib Pajak 40 100%
Bukan Wajib Pajak 0 0%
Sumber: Data primer diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4.2. maka dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden berjenis kelamin perempuan (85%), dan sisanya 15% berjenis kelamin
laki-laki. Dilihat dari pekerjaannya, dapat diketahui secara keseluruhan (100%)
responden memiliki pekerjaan sebagai Wirausaha. Berdasarkan besar omset
pertahunnya dapat diketahui bahwa secara keseluruhan (100%) omset pertahun
yang dihasilkan oleh para responden sebagai Wirausaha ialah sebesar < 4,8
berstatus sebagai Wajib Pajak karena mempunyai NPWP.
4.1.2.3 Statistik Deskriptif
Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai proses dan hasil serta
pembahasan dari pengolahan data penelitian yang telah dilakukan. Untuk
kemudahan dan kelancaran penelitian ini, Peneliti menggunakan alat bantu berupa
Software Microsoft Excel 2016 dan SPSS versi 25 yang digunakan untuk
mengolah data agar bisa mengetahui pengaruh persepsi wajib pajak mengenai
pengalihan PP No. 46 tahun 2013 menjadi PP No. 23 tahun 2018 terhadap
kepatuhan wajib pajak. Hasil akhir pemilihan sampel yang berjumlah 40
responden yakni didapatkan:
Tabel 4.4
Statistik Deskriptif Persepsi Wajib Pajak (X)
Berdasarkan tabel analisis deskriptif diatas, dapat dilihat bahwa variabel
variabel persepsi wajib pajak memiliki nilai rata-rata 54,95 yang dapat diartikan
bhwa persepsi Wajib Pajak UKM di Kota Malang mengenai pengalihan Peraturan
Pemerintah No. 46 tahun 2013 menjadi Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 2018
sudah baik.. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung
memilih jawaban setuju untuk pernyataan yang diajukan terkait dengan persepsi
wajib pajak mengenai pengalihan Peraturan Pemerintah No. 46 tahun 2013
menjadi Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 2018. Adapun nilai maximum
variabel persepsi wajib pajak adalah sebesar 75 dengan jumlah data (N) sebanyak
40 hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung menjawab
sangat setuju untuk pernyataan yang diajukan terkait dengan persepsi wajib pajak
mengenai pengalihan Peraturan Pemerintah No. 46 tahun 2013 menjadi Peraturan
Pemerintah No. 23 tahun 2018. Sementara nilai minimum variabel persepsi wajib
pajak adalah sebesar 27 dengan jumlah data (N) hal ini dapat diartikan bahwa ada
yang menjawab sangat tidak setuju untuk pernyataan yang diajukan terkait dengan
persepsi wajib pajak mengenai pengalihan Peraturan Pemerintah No. 46 tahun
Tabel 4.5
Statistik Deskriptif Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
Sumber: Data primer diolah, 2020
Berdasarkan tabel analisis deskriptif diatas, variabel kepatuhan wajib
pajak memiliki nilai rata-rata 47,45 yang dapat diartikan bahwa dengan adanya
pengalihan Peraturan Pemerintah No. 46 tahun 2013 menjadi Peraturan
Pemerintah No. 23 tahun 2018 kepatuhan wajib pajak UKM di Kota Malang
sudah baik. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung
memilih jawaban setuju untuk pernyataan yang diajukan terkait dengan kepatuhan
wajib pajak atas kewajiban perpajakannya. Adapun nilai maximum variabel
persepsi wajib pajak adalah sebesar 64 dengan jumlah data (N) sebanyak 40 hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung menjawab sangat
setuju untuk pernyataan yang diajukan terkait dengan kepatuhan wajib pajak atas
adalah sebesar 37 dengan jumlah data (N) hal ini dapat diartikan bahwa ada yang
menjawab sangat tidak setuju dan sangat tidak setuju untuk pernyataan yang
diajukan terkait dengan kepatuhan wajib pajak atas kewajiban perpajakannya.
4.1.3 Uji Validitas dan Reliabilitas
4.1.3.1 Uji Validitas
Ghozali (2012:52) Menjelaskan Uji validitas digunakan untuk mengukur
keabsahan suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pada kuesioner
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Suatu
pertanyaan dikatakan valid jika tingkat signifikansinya berada di bawah 0,05.
Berikut ini merupakan dua variabel dan beberapa indikator yang telah diuji
validitas:
Tabel 4.6
Hasil Uji validitas Indikator Subjek Pajak (SP)
Indikator Pernyataan Sig, Pearson Correlation Keterangan
Subjek Pajak (SP) SP1 0,000 0,839 Valid SP2 0,000 0,662 Valid SP3 0,000 0,727 Valid SP4 0,000 0,754 Valid SP5 0,000 0,627 Valid
Sumber: Data primer yang dioleh, 2020
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa setiap pernyataan
menggambarkan indikator subjek pajak (SP )yang ada pada variabel persepsi
wajib pajak mengenai pengalihan PP No. 46 tahun 2013 menjadi PP No. 23 tahun
2018 (X) memiliki nilai di bawah 0,05 (5%). Hal tersebut dapat dilihat dari nilai
Tabel 4.7
Hasil Uji validitas Indikator Tarif Pajak (TP)
Indikator Pernyataan Sig, Pearson Correlation Keterangan
Tarif Pajak (TP) TP1 0,000 0,700 Valid TP2 0,000 0,609 Valid TP3 0,000 0,642 Valid TP4 0,000 0,754 Valid TP5 0,000 0,864 Valid
Sumber: Data primer dioleh, 2020
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa setiap pernyataan
menggambarkan indikator Tarif Pajak (TP) yang ada pada variabel persepsi wajib
pajak mengenai pengalihan PP No. 46 tahun 2013 menjadi PP No. 23 tahun 2018
(X) memiliki nilai dibawah 0,05 (5%). Hal tersebut dapat dilihat dari nilai
signifikansi setiap pernyataan yang berada dibawah 0,05 (5%) yaitu sebesar
0,000.
Tabel 4.8
Hasil Uji validitas Indikator Batas Waktu (BW)
Indikator Pernyataan Sig, Pearson Correlation Keterangan
Batas Waktu (BW) BW1 0,000 0,681 Valid BW2 0,000 0,771 Valid BW3 0,001 0,591 Valid BW4 0,000 0,786 Valid BW5 0,000 0,685 Valid
Sumber: Data Primer yang dioleh dengan SPSS Versi 25, 2020
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa setiap pernyataan
menggambarkan indikator Batas Waktu (TP) yang ada pada variabel persepsi
wajib pajak mengenai pengalihan PP No. 46 tahun 2013 menjadi PP No. 23 tahun
2018 (X) memiliki nilai Sig. di bawah 0,05 (5%). Hal tersebut dapat dilihat dari
pernyataan, empat diantaranya memiliki nilai Sig. 0,000 dan 1 pernyataan
memiliki nilai Sig. 0,001 yaitu item BW3. Tabel 4.9
Hasil Uji validitas Indikator Kemudahan Pajak (KP)
Indikator Pernyataan Sig, Pearson Correlation Keterangan
Kemudahan Pajak (KP) KP1 0,000 0,510 Valid KP2 0,000 0,729 Valid KP3 0,000 0,736 Valid KP4 0,000 0,754 Valid KP5 0,000 0,714 Valid
Sumber: Data primer dioleh, 2020
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa setiap pernyataan
menggambarkan indikator Kemudahan Pajak (KP) yang ada pada variabel
persepsi wajib pajak mengenai pengalihan PP No. 46 tahun 2013 menjadi PP No.
23 tahun 2018 (X) memiliki nilai Sig. di bawah 0,05 (5%). Hal tersebut dapat
dilihat dari nilai signifikansi setiap pernyataan yang berada dibawah 0,05 (5%)
dari lima pernyataan, empat diantaranya memiliki nilai Sig. 0,000 dan 1
pernyataan memiliki nilai Sig. 0,004 yaitu item KP1. Tabel 4.10
Hasil Uji validitas Indikator Pendaftaran NPWP (PN)
Indikator Pernyataan Sig, Pearson Correlation Keterangan
Pendaftaran NPWP (PN) PN1 0,000 0,810 Valid PN2 0,001 0,587 Valid PN3 0,000 0,877 Valid PN4 0,000 0,843 Valid
Sumber: Data primer dioleh, 2020
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa setiap pernyataan
menggambarkan indikator Pendafataran NPWP (PN) yang ada pada variabel
dilihat dari nilai signifikansi setiap pernyataan yang berada dibawah 0,05 (5%)
dari empat pernyataan, tiga diantaranya memiliki nilai Sig. 0,000 dan 1
pernyataan memiliki nilai Sig. 0,001 yaitu item Df2.
Tabel 4.11
Hasil Uji validitas Indikator Perhitungan Pajak (PP)
Indikator Pernyataan Sig, Pearson Correlation Keterangan
Perhitungan Pajak (PP) PP1 0,000 0,766 Valid PP2 0,000 0,684 Valid PP3 0,000 0,814 Valid PP4 0,000 0,742 Valid
Sumber: Data primer diolah, 2020
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa setiap pernyataan
menggambarkan indikator perhitungan pajak yang ada pada variabel kepatuhan
pajak (Y) memiliki nilai Sig. di bawah 0,05 (5%). Hal tersebut dapat dilihat dari
nilai signifikansi setiap pernyataan yang berada dibawah 0,05 (5%) yaitu sebesar
0,000.
Tabel 4.12
Hasil Uji validitas Indikator Pembayaran Pajak (BY)
Indikator Pernyataan Sig, Pearson Correlation Keterangan
Pembayaran Pajak (BY) BY1 0,000 0,677 Valid BY2 0,000 0,784 Valid BY3 0,000 0,690 Valid BY4 0,004 0,515 Valid
Sumber: Data primer diolah, 2020
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa setiap pernyataan
menggambarkan indikator pembayaran pajak yang ada pada variabel kepatuhan
pajak (Y) memiliki nilai Sig. di bawah 0,05 (5%). Hal tersebut dapat dilihat dari
pernyataan, tiga diantaranya memiliki nilai Sig. 0,000 dan 1 pernyataan memiliki
nilai Sig. 0,004 yaitu item BY4.
Tabel 4.13
Hasil Uji validitas Indikator Pelaporan Pajak (LP)
Indikator Pernyataan Sig, Pearson Correlation Keterangan
Pelaporan Pajak (LP) LP1 0,002 0,535 Valid LP2 0,001 0,578 Valid LP3 0,000 0,649 Valid LP4 0,000 0,641 Valid
Sumber: Data primer diolah, 2020
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa setiap pernyataan
menggambarkan indikator pelaporan pajak yang ada pada variabel kepatuhan
pajak (Y) memiliki nilai Sig. di bawah 0,05 (5%). Hal tersebut dapat dilihat dari
nilai signifikansi setiap pernyataan yang berada dibawah 0,05 (5%), dari empat
pernyataan, dua diantaranya memiliki nilai Sig. 0,000, satu pernyataan memiliki
nilai Sig. 0,002 yaitu item Lp1 dan satu pernyataan lainnya memiliki nilai Sig.
0001 yaitu item LP2.
4.1.3.2 Uji Reabilitas
Ghozali (2012:47) mendefinisikan reliabilitas adalah sejauh mana hasil
pengukuran dapat dipercaya. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur dtaa yang
didapatkan dari hasil penyebaran kuisioner, Suatu Kuisioner dapat dikatakan
reliable atau handal apabila jawaban yang didapatkan dari penyebaran kuisioner
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Dalam uji reliabilitas menggunakan
Cronbach Alpha sebagai pedoman penilaian pada setiap pertanyaan/pernyataan
yang diuji. Suatu variable penelitian dapat dikatakan reliable atau handal jika nilai
Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas pada variabel dan indikator yang
digunakan dalam penelitian ini:
Tabel 4.14 Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
1 Persepsi Wajib Pajak UKM Mengenai Pengalihan PP No. 46 Tahun 2013 Menjadi PP No. 23 Tahun 2018 (X)
0,742 Reliabel
2 Kepatuhan Wajib Pajak (Y) 0,833 Reliabel
Sumber: Data primer diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4.14 diatas, maka dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Variabel Persepsi Wajib Pajak Mengenai Pengalihan PP No. 46 Tahun 2013
Menjadi PP No. 23 Tahun 2018 (X) memiliki nilai cronbach’s alpha sebesar
0,742. Nilai tersebut lebih besar dari 0,60 sehingga dapat disimpulkan bahwa
item pernyataan yang mewakili variabel X dapat dikatakan reliabel.
2. Kepatuhan Wajib Pajak (Y) memiliki nilai cronbach’s alpha sebesar 0,833.
Nilai tersebut lebih besar dari 0,60 sehingga dapat disimpulkan bahwa item
pernyataan yang mewakili variabel X dapat dikatakan reliabel.
4.1.4 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk tujuan menilai sebaran data yang ada pada
sebuah variabel. Apakah sebaran data tersebut berdistribusi normal atau tidak. jika
variabel berdistribusi normal, maka variabel tersebut dapat dianggap layak untuk
dilakukan pengujian statistik lanjutan. Ghozali (2012:164) uji normalitas data
dapat dilakukan dengan menggunakan Smirnov. Nilai
Kolmogorov-Smirnov dapat dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi > 0,05, begitu
Tabel 4.15 Hasil Uji normalitas
Sumber: Data primer diolah, 2020
Dari hasil uji normalitas pada tabel diatas yang menggunakan
Kolmogorov-Smirnov didapatkan hasil signifikansi sebesar 0,155 dimana hasil
tersebut lebih besar dari taraf signifikansi 5% atau 0,05 yang berarti bahwa data
yang digunakan pada penelitian ini adalah berdistribusi normal dan bisa
digunakan untuk perhitungan statistik yang selanjutnya.