BAB 4. HASIL PENELITIAN
4.3. Karakteristik Responden (Umur, Pekerjaan, Pendidikan dan
pekerjaan, pendidikan dan pendapatan berjumlah 100 orang di Wilayah Kerja Puskesmas Sayur Matinggi. Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa kelompok umur tertinggi pada umur ≤35 tahun (55,0%), dan yang terendah pada kelompok umur <35 tahun (45,0%). Lebih banyak yang berpendidikan rendah (SD dan SMP) (51,0%) dan lebih sedikit berpendidikan tinggi (SMA, Diploma dan S1) (49,0%). Lebih banyak responden bekerja sebesar 72,0% dan sebesar 28,0% yang tidak bekerja. Pendapatan responden lebih banyak yang rendah (≤1.375.000) sebesar 56,0% dan sebesar 44,0% yang berpendapatan tinggi (>1.375.000).
Tabel 4.2. Distribusi Karakteristik (Umur, Pendidikan, Pekerjaan dan Pendapatan) di Wilayah Kerja Puskesmas Sayur Matinggi
No Karakteristik Jumlah (n) Persentase (%)
1 Umur (tahun)
≤ 35 55 55,0
> 35 45 45,0
2 Pendidikan
Rendah (SD dan SMP) 51 51,0
Tinggi (SMA, Diploma dan S1) 49 49,0
3 Pekerjaan Bekerja 72 72,0 Tidak 28 28,0 4 Pendapatan Rendah (≤1.375.000) 56 56,0 Tinggi (>1.375.000) 44 44,0 4.4. Pengetahuan
Distribusi frekuensi pengetahuan untuk masing-masing tingkatan pengetahuan adalah lebih banyak responden berpengetahuan baik sebesar 52,0% dan pengetahuan kurang sebesar 48,0%, dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan di Wilayah Kerja Puskesmas Sayur Matinggi
No Pengetahuan Jumlah (n) Persentase (%)
1 Kurang 48 48,0
2 Baik 52 52,0
Jumlah 100 100,0
Pengetahuan tentang gizi terdapat dalam 18 pernyataan. Seluruh pernyataan yang berisi pengetahuan sebagian besar ibu tahu mengenai gizi secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Item Jawaban Pernyataan Pengetahuan di Wilayah Kerja Puskesmas Sayur Matinggi
No Pengetahuan Ya Tidak
n % n %
1 Gizi adalah zat yang terkandung dalam makanan dan diperlukan oleh tubuh
57 57,0 43 43,0 2 Fungsi zat gizi adalah sebagai sumber energi
utama, menyokong pertumbuhan badan, memelihara jaringan tubuh, mengatur proses pertukaran zat dan pertahanan terhadap berbagai penyakit
60 60,0 40 40,0
3 Gizi seimbang adalah makanan yang mengandung semua zat gizi yang diperlukan oleh tubuh dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh
58 58,0 42 42,0
4 Balita memerlukan zat gizi seimbang untuk pertumbuhan, perkembangan, kecerdasan, dan pemeliharaan kesehatan
45 45,0 55 55,0
5 Jenis zat gizi dalam makanan adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air
56 56,0 44 44,0 6 Makanan 4 sehat 5 sempurna terdiri dari nasi,
lauk- pauk, sayur, buah, dan susu
56 56,0 44 44,0 7 Pola makan yang sehat untuk balita adalah 3 kali
dalam sehari
63 63,0 37 37,0 8 Pengertian gizi buruk adalah asupan zat gizi
kurang dari kebutuhan tubuh
41 41,0 59 59,0 9 Penyebab terjadinya gizi buruk adalah kurangnya
makanan bergizi dan seimbang yang dikonsumsi balita
51 51,0 49 49,0
10 Balita merupakan kelompok usia yang rentan terhadap penyakit akibat kekurangan gizi
59 59,0 41 41,0 11 Gizi buruk yang lama dapat menghambat tumbuh
kembang balita
51 51,0 49 49,0 12 Gizi buruk dapat menurunkan tingkat
kecerdasan/IQ balita
57 57,0 43 43,0 13 Jika gizi buruk tidak segera ditangani maka akan
menyebabkan kematian pada balita
49 49,0 51 51,0 14 Suatu penyakit misalnya diare dapat menyebabkan
balita mengalami gizi buruk
58 58,0 42 42,0 15 Keadaan gizi buruk dapat menyebabkan balita
mudah terserang penyakit
45 45,0 55 55,0 16 Balita harus dibawa setiap bulan secara rutin ke
posyandu untuk dipantau tumbuh kembangnya
62 62,0 38 38,0 17 Penyuluhan di posyandu penting untuk
mendapatkan informasi tentang kesehatan pada balita
37 37,0 63 63,0
18 Balita harus diimunisasi untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit
Pengetahuan responden tentang gizi menunjukkan bahwa responden yang lebih banyak menjawab ya adalah pernyataan nomor 7 yaitu pola makan yang sehat untuk balita adalah 3 kali dalam sehari sebesar 63,0%, sedangkan yang lebih banyak menjawab tidak adalah pernyataan nomor 17 yaitu penyuluhan di posyandu penting untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan pada balita sebesar 63,0%.
4.5. Sikap
Distribusi frekuensi sikap responden sebagian besar bersikap kurang sebesar 61,0% dan sebesar 39,0% bersikap baik, dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Sikap di Wilayah Kerja Puskesmas Sayur Matinggi
No Sikap Jumlah (n) Persentase (%)
1 Kurang 61 61,0
2 Baik 39 39,0
Jumlah 100 100,0
Sikap tentang gizi terdapat dalam 10 pernyataan. Seluruh pernyataan yang berisi sikap sebagian besar ibu tidak setuju mengenai gizi secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Item Jawaban Pernyataan Sikap di Wilayah Kerja Puskesmas Sayur Matinggi
No Sikap SS S TS
n % n % n %
1 Kejadian gizi buruk pada anak balita sangat berbahaya dan dapat menghambat tumbuh kembang anak
44 44,0 31 31,0 25 25,0
2 Bila anak balita mengalami mencret terus menerus, ini merupakan hal yang biasa dan tidak masalah
33 33,0 44 44,0 23 23,0
3 Untuk menghindari anak mencret, maka sangat penting untuk memperhatikan jenis makan dan minum yang diberikan kepada anak balita
44 44,0 35 35,0 21 21,0
4 Bila anak balita mengalami tidak ada nafsu makan dan tidak aktif serta rewel, maka segera dibawa ke dukun untuk diperiksa dan diberi pengobatan
40 40,0 48 48,0 12 12,0
5 Anak balita sangat rentan mengalami gizi buruk, maka ibu sebaiknya memperhatikan dan memantau terus tumbuh kembang dan kenaikan berat badan balita setiap bulannya ke posyandu
46 46,0 30 30,0 24 24,0
6 Pengukuran tinggi dan berat badan hanya dilakukan pada saat anak balita sakit dan seperlunya saja
23 23,0 47 47,0 30 30,0
7 Membawa anak balita ke posyandu setiap bulannya merupakan salah satu cara mencegah agar anak balita tidak mengalami gizi buruk
25 25,0 51 51,0 24 24,0
8 Bila anak balita sakit sebaiknya dibawa pergi ke ladang dan sawah saja agar balita cepat sembuh
29 29,0 45 45,0 26 26,0
9 Sebelum anak balita mengalami diare sebaiknya ibu memperhatikan makanan dan minuman yang akan diolah
35 35,0 41 41,0 24 24,0
10 Merawat dan memberi perhatian kepada anak balita merupakan pekerjaan yang sia- sia
31 31,0 38 38,0 31 31,0
Sikap responden tentang gizi menunjukkan bahwa responden yang lebih banyak menjawab sangat setuju adalah pernyataan nomor 5 yaitu anak balita sangat
terus tumbuh kembang dan kenaikan berat badan balita setiap bulannya ke posyandu sebesar 63,0%, responden yang lebih banyak menjawab setuju adalah pernyataan nomor 7 yaitu membawa anak balita ke posyandu setiap bulannya merupakan salah satu cara mencegah agar anak balita tidak mengalami gizi buruk sebesar 51,0%, sedangkan yang lebih banyak menjawab tidak setuju adalah pernyataan nomor 10 yaitu merawat dan memberi perhatian kepada anak balita merupakan pekerjaan yang sia-sia sebesar 31,0%.
4.6. Pola Asuh
Distribusi frekuensi pola asuh responden lebih banyak dalam kategori kurang sebesar 53,0% dan pola asuh baik sebesar 47,0%, dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pola Asuh di Wilayah Kerja Puskesmas Sayur Matinggi
No Pola Asuh Jumlah (n) Persentase (%)
1 Kurang 53 53,0
2 Baik 47 47,0
Jumlah 100 100,0
Pola asuh tentang gizi terdapat dalam 18 pernyataan. Seluruh pernyataan yang berisi pola asuh sebagian besar ibu tidak tahu mengenai gizi secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Item Jawaban Pernyataan Pola Asuh di Wilayah Kerja Puskesmas Sayur Matinggi
No Pola Asuh Ya Tidak
n % n %
1 Ibu selalu memberi makanan yang beraneka ragam pada balita (jenis sayur, lauk-pauk dan buah)?
40 40,0 60 60,0 2 Ibu selalu mendampingi balita saat makan? 60 60,0 40 40,0 3 Balita makan tiga kali dalam sehari? 68 68,0 32 32,0 4 Waktu pemberian makan diberi secara teratur? 57 57,0 43 43,0 5 Balita selalu menghabiskan porsi makanan setiap
kali makan?
61 61,0 39 39,0 6 Makanan yang diberi selalu memenuhi syarat 4
Sehat 5 Sempurna?
61 61,0 39 39,0 7 Ibu selalu menyiapkan makanan untuk balita? 62 62,0 38 38,0 8 Sebelumnya ibu hanya memberikan ASI saja
kepada bayi selama usia 0-6 bulan?
56 56,0 44 44,0 9 Ibu tetap memberikan ASI kepada balita sampai
usia 2 tahun?
60 60,0 40 40,0 10 Sebelumnya ibu memberikan makanan tambahan
selain ASI kepada balita setelah berusia 6 bulan?
42 42,0 58 58,0 11 Balita ibu tetap minum susu setiap hari setelah usia
2 tahun?
60 60,0 40 40,0 12 Balita ibu pernah mengalami sakit dalam waktu
yang lama?
59 59,0 41 41,0 13 Ibu segera membawa balita berobat ke pelayanan
kesehatan bila balita mengalami sakit?
55 55,0 45 45,0 14 Ibu rutin membawa balita setiap bulan ke
posyandu?
65 65,0 35 35,0 15 Ibu rutin menimbang berat badan balita setiap
bulan?
65 65,0 35 35,0 16 Ibu pernah mengikuti penyuluhan kesehatan yang
dilakukan oleh petugas kesehatan?
65 65,0 35 35,0 17 Ibu menerapkan nasehat yang dianjurkan petugas
kesehatan?
60 60,0 40 40,0 18 Balita telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap? 63 63,0 37 37,0
Pola asuh responden tentang gizi menunjukkan bahwa responden yang lebih banyak menjawab ya adalah pernyataan nomor 3 yaitu balita makan tiga kali dalam sehari sebesar 68,0%, sedangkan yang lebih banyak menjawab tidak adalah
pernyataan nomor 1 yaitu ibu selalu memberi makanan yang beraneka ragam pada balita (jenis sayur, lauk-pauk dan buah) sebesar 60,0%.
4.7.Hubungan Karakteristik (Umur, Pendidikan, Pekerjaan dan Pendapatan)