• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI 9

D. Karakteristik Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

Menurut Piage dalam Putri Agustina (2011) mengungkapkan bahwa anak-anak usia sekolah dasar disebut dengan pemikiran operasional konkrit (concrete operational thought). Operasional konkrit adalah aktivitas mental yang difokuskan pada objek-objek atau peristiwa-peristiwa nyata atau konkrit dapat diukur. Siswa akan lebih mudah memahami suatu hal dengan adanya media atau alat bantu. Buku kerja gladhen aksara Jawa yang merupakan media cetak dapat digunakan sebagai sarana yang dapat membantu siswa lebih paham mengenai materi aksara Jawa.

Usia Sekolah Dasar memasuki masa kanak akhir. Masa kanak-kanak akhir tentunya memiliki karakteristik atau ciri khas yang berbeda dengan

20

masa perkembangan lainnya. Rita Eka Izzati dkk (2012:116) membagi masa kanak-kanak akhir menjadi dua fase yaitu.

1. masa kelas-kelas rendah Sekolah Dasar yang berlangsung antara usia 6/7 tahun sampai 9/10 tahun. Usia ini biasanya berada di kelas 1,2, dan 3 Sekolah Dasar,

2. masa kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar yang berlangsung antara usia 9/10 tahun sampai 12/13 tahun. Pada usia ini biasanya anak berada di kelas 4, 5, dan 6 Sekolah Dasar.

Maka dari itu, kelas IV Sekolah Dasar berarti termasuk dalam masa kelas tinggi. Rita juga berpendapat bahwa terdapat ciri khas yang membedakan kedua masa tersebut. Ciri khas anak-anak kelas tinggi Sekolah Dasar yaitu.

1. perhatiannya tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari, 2. ingin tahu, ingin belajar, dan realistis,

3. timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus,

4. anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah,

5. anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk bermain bersama, mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya.

Pada penelitian ini, subjek sasaran adalah siswa kelas IV SD N Pandeyan. Siswa kelas IV SD berarti termasuk dalam masa kelas tinggi atau disebut juga masa kanak-kanak akhir. Penyusunan bahan materi pada buku kerja gladhen aksara Jawa memperhatikan aspek-aspek perkembangan siswa berikut.

1. Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif sangat berpengaruh dalam tingkat perkembangan lainnya. Perkembangan kognitif anak dipengaruhi bagaimana perkembangan memori. Maka dari itu perlu adanya strategi yang sengaja dilakukan untuk meningkatkan memori. Martlin dalam (Putri Agustina, 2011:73) menyebutkan empat macam strategi memori yang penting yaitu.

a. rehesal (pengulangan) adalah salah satu strategi meningkatkan memori dengan cara mengulangi berkali-kali informasi-informasi yang disajikan;

21

b. organization (organisasi) seperti pengkategorian dan pengelompokkan; c. imagery (perbandingan) adalah tipe dari karakteristik bayangan seseorang; d. retrieval (pemunculan kembali) adalah proses mengeluarkan atau

mengangkat informasi dari tempat penyimpanan.

Strategi peningkatan memori juga perlu diimbangi dengan penyajian pembelajaran yang dikemas berkesan sehingga mudah diingat dan bertahan lama dalam memori. Penggunaan indera merupakan awal siswa mendapatkan informasi. Semakin banyak kita dapat melihat, mendengar, mengatakan, dan melakukan sesuatu semakin mudah sesuatu kita pelajari. Colin Rose dan Malcolm J. Nicholl. Ed.Purwanto (2002 :192) berpendapat bahwa secara rata-rata kita mengingat : 20% dari yang kita baca, 30% dari yang kita dengar, 40% dari yang kita lihat, 50% dari yang kita katakana, 60% dari yang kita kerjakan, dan 90% dari yang kita lihat, dengar, katakan, dan kerjakan sekaligus.

Pengembangan buku kerja gladhen aksara Jawa juga memperhatikan perkembangan kognitif siswa kelas IV SD yang termasuk dalam kategori operasional konkrit yaitu dengan adanya contoh langsung dan menggunakan istilah-istilah yang dimengerti siswa. Penyusunan materi bahan ajar juga dilakukan dengan memperhatikan strategi peningkatan memori dan memungkinkan siswa melibatkan banyak indera.

2. Perkembangan Bahasa

Pada masa ini perkembangan bahasa nampak pada perubahan perbendaharaan kata dan tata bahasa. Belajar membaca dan menulis membebaskan anak-anak dari keterbatasan untuk komunikasi langsung. Menulis merupakan tugas yang lebih sulit dari membaca bagi anak. Secara lebih rinci

22

Syamsu Yusuf (2004 :119-120) menjabarkaan tugas perkembangan bahasa ada empat yaitu.

a. Pemahaman,yaitu kemampuan memahami makna ucapan.

b. Pengembangan perbendaharaan kata, perkembangan kosa kata semakin meningkat sejalan dengan perkembangan usia.

c. Penyusunan kata-kata menjadi kalimat.

d. Ucapan, yaitu kemampuan mengucapkan kata-kata merupakan hasil dari imitasi terhadap suara-suara yang didengar anak.

Penyusunan buku kerja gladhen aksara Jawa juga memperhatikan aspek bahasa. Salah satu tugas perkembangan bahasa siswa kelas IV SD adalah pengembangan perbendaharaan kata. Oleh karena itu, penyusunan buku kerja gladhen aksara Jawa menggunakan bahasa Jawa krama untuk mengembangan perbendaharaan kata siswa.

3. Perkembangan Moral

Perkembangan moral ditandai anak dengan kemampuan anak untuk memahami aturan, norma, dan etika yang berlaku di masyarakat. Perilaku moral ini banyak dipengaruhi oleh pola asuh orang tuanya dan orang-orang disekitarnya. Perkembangan moral juga tidak terlepas dari perkembangan kognitif dan emosi anak (Rita Eka Izzaty, 2008 :110).

Sejalan dengan perkembangan kognitif dan emosi, moral anak juga berkembang. Syamsu Yusuf (2004:182) mengungkapkan bahwa pada usia sekolah dasar, anak sudah dapat mengikuti peraturan atau tuntutan dari orang tua atau lingkungan sosialnya. Pada akhirnya pada masa ini anak dapat memahami alasan yang mendasari suatu peraturan. Selain itu, anak juga sudah dapat mengasosiasi benar atau salah. Pada buku kerja gladhen aksara Jawa terdapat

23

petunjuk penggunaan. Adanya petunjuk pengerjaan yang berupa aturan penggunaan buku kerja diharapkan dapat mengembangkan moral siswa.

4. Perkembangan Sosial

Pada masa kanak-kanak akhir, anak-anak akan banyak menghabiskan waktunya dengan teman sebaya. Barker dan wright dalam santrock (Putri Agustina,2011:79) berpendapat bahwa anak usia 7 hingga 11 tahun anak meluangkan waktunya lebih dari 40% untuk berinteraksi dengan teman sebaya. Rita Eka Izzaty (2008:115) juga berpendapat bahwa integritas anak dengan kelompoknya cukup tinggi, ada ketertarikan satu sama lain, sehingga mereka perlu untuk selalu bersama-sama.

Perkembangan sosial pada masa anak-anak memang sangat dipengaruhi oleh teman sebaya. Namun, selain teman sebaya pengaruh dari lingkungan keluarga dan sekolah terutama guru juga mempengaruhi perkembangan sosial anak. Hubungan dengan keluarga yang baik akan mendukung proses perkembangan sosial positif pada anak. Lingkungan sekolah tak kalah penting. Interaksi dengan teman dan guru di sekolah membantu anak mengembangkan keterampilan sosial, memperoleh pengetahuan, serta mengembangkan konsep diri (Putri Agustuna, 2008:80).

Sejalan dengan hal tersebut, penggunaan buku kerja juga melibatkan siswa untuk berinteraksi sosial dengan adanya kolom tanda tangan penyimak bacaan siswa. Adanya kolom tanda tangan tersebut menuntut siswa untuk berintraksi baik dengan teman, guru, ataupun orang tua di rumah. Guru juga bisa membuat kelompok belajar dalam menggunakan buku kerja. Anak-anak dapat

24

saling membantu dan mengajarkan dalam pempelajaran. Kegiatan saling mengajarkan akan menambah daya ingat anak terhadap pembelajaran.

Pembuatan buku kerja gladhen aksara Jawa juga memperhatikan aspek kegrafikaan atau penyajian buku. Siswa akan lebih tertarik dengan tampilan yang berwarna. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mabel Rudisill dalam Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2002:13) yang menyatakan bahwa suatu penyajian visual yang sempurna realismenya adalah pewarnaan, karena pewarnaan pada gambar akan menumbuhkan impresi atau kesan yang realistik. Diperkuat pula dengan hasil penelitian Seth Spaulding dalam Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2002:13) yang menyatakan bahwa gambar-gambar berwarna lebih menarik minat siswa daripada hitam putih. Buku kerja gladhen aksara Jawa didesain dengan tampilan yang berwarna agar lebih menarik siswa untuk mempelajari.

Selain dari segi warna, ukuran juga perlu diperhatikan. Ukuran buku juga harus disesuaikan dengan karakteristik fisik siswa. Perkembangan fisik cenderung lebih stabil atau tenang. Masa yang tenang ini diperlukan anak-anak untuk belajar berbagai keterampilan akademik. Anak menjadi lebih tinggi, lebih berat, lebih kuat serta belajar berbagai keterampilan. Kebutuhan untuk selalu bergerak perlu bagi anak karena energi yang tertumpuk pada anak perlu penyaluran. Alat atau media pembelajaran perlu dirancang sesuai dengan perkembangan fisik sehingga tidak mengganggu pertumbuhan fisik siswa. Ukuran buku kerja gladhen aksara Jawa juga dirancang agar mudah dibawa dan tidak membebani perkembangan fisik siswa.

25

Ukuran huruf dalam buku juga perlu diperhatikan. Siswa sekolah dasar memiliki karakteristik perhatian pada suatu objek yang sebentar. Padahal perhatian merupakan salah satu syarat dari terjadinya proses belajar. Perhatian timbul dengan adanya stimulus. Bimo Walgito (2004:115) menyatakan pada umunya ikuran stimulus yang lebih besar lebih menguntungkan dalam menarik perhatian apabila dibandingkan dengan ukuran yang kecil. Maka dari itu, tulisan dalam buku kerja gladhen aksara jawa dirancang fontsize 14, sehingga tidak terlalu kecil untuk ukuran siswa sekolah dasar.

E. Kajian Mengenai Buku di Sekolah Dasar

Dokumen terkait