HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian
C. Hasil Penelitian
1) Karakteristik Umum Tunagrahita a) Keterbatasan Inteligensi
Agung adalah tergolong anak mampu latih tetapi diambang mampu rawat. Agung berada di perbatasan antara
mampu latih dan mampu rawat. Sehingga, ada hal-hal yang mampu dia lakukan sendiri.
Mampu latih, diambang mampu rawat. Gitu. Dulu kan sudah pernah saya kasih grafik ya, jadi dua disini perbatasan. Mampu rawat disini, Agung ini ditengah-tengahnya, mampu latih, ditengah-tengahnya mampu rawat. Jadi, tidak, tidak apa ya istilahnya, imbang, 50% - 50%. Jadi tidak sepenuhnya mampu rawat. Jadi ada yang dia bisa lakukan sendiri, termasuk makan minum, walaupun dia tidak bisa memakai sepatu tapi kalau dia kita bantu, walau tidak sepenuhnya kita bantu. (SO/BT2005RK: 6)
Grafik perkembangan Agung sejak pertama kali masuk di SLB Negeri Gedangan Sidoarjo mengalami kenaikan hingga kelas 3 SD dan bertahan hingga satu semester, kemudian grafiknya turun lagi. Grafik Agung yang paling puncak di dalam bidang akademis yaitu ketika Agung mampu menghubungkan titik-titik abjad dengan benar.
Dulu, itu baru pertama masuk sini lho, ya, grafiknya itu dari sini naik, naik itu sekitar kelas 3, terus turun lagi. Nah ini udah stop. (SO/BT2005RK: 38)
Naiknya dulu itu dia bisa, mengenai akademis ya, dia bisa menghubungkan titik-titik ini, dengan benar. Mana yang dihubungkan, mana yang tidak, itu bisa. Sudah, sudah pernah itu. Itu pun cuma berapa, satu semester. Jadi grafiknya disini cuma satu semester. Apa sebabnya? Karena Agung dulu sering tidak masuk. Makanya cepet turunnya disini ini. (SO/BT2005RK: 40)
Grafik tersebut menurun karena Agung lama tidak masuk sekolah. Ia tidak masuk sekitar satu tahun yaitu satu minggu hanya masuk sekolah satu kali. Sehingga akibatnya Agung tingkat keberhasilan Agung minim.
Apa sebabnya? Karena Agung dulu sering tidak masuk. Makanya cepet turunnya disini ini. (SO/BT2005RK: 40)
Itu sekitar satu tahun. Satu minggu itu satu kali, masuknya. Lha, tingkat keberhasilannya itu nggak bisa. Minim sekali toh. (SO/BT2005RK: 42)
Agung sering bermain dengan hp dari Bu Sugeng dan Pak Sugeng. Agung menghapus sms yang masuk, padahal saat itu hp dalam keadaan terkunci. Selain itu, Agung juga pernah menelfon mantan direktur Pak Sugeng yang ada di Jakarta pukul satu pagi. Agung juga menekan tombol hp Bu Sugeng dan menelfon saudara dari Pak Sugeng.
Hp kan kadang-kadang tak taruh di buffet kan ada sms ndak
tau. Sama dia kan dihapus, ada lho mbak yang gitu. Saya kunci,
bisa mbuka. Nggak tak warahi lho, ndak tau kok bisa lho ya. Malah pernah di hpnya bapaknya itu, ada namanya mantan direkturnya Pak Sugeng yang di Jakarta itu udah pensiun. Di telfon, malem jam satu. Paginya, Pak Sugeng ada apa kok telon saya. Lho, iya bapak, ndak e pak. Lho tadi malem tuh saya lihat nomernya bapak masuk. Oh, ndak e pak. Oh mungkin anak saya. Lha Agung yang pencet-pencet. Terus saudara saya pake nomer telfon saya, di telfon, ada apa kok telfon, ndak tadi kok telfon nomer saya? Oh, ndak. Agung dek. Oh, yo wes, tak kiro onok kabar
opo-opo. Yo Agung iku. Mencet-mencet. (BP0905RS: 126)
Selain itu, Agung juga bisa mengangkat telefon meski ia bingung apa yang harus dikatakan. Selain itu, jika ada telfon, Agung akan menarik Bu Sugeng dan memberinya hp tersebut.
Ngerti artinya dia. Ada telfon gitu, mau ngangkat. Cuma bingung ngomongnya gimana. Terus kalo nggak gitu, kriiing, aku di tarik terus di kasih hpnya. Kalo ndak ya, a-u-o, gitu. Ngerti
sakjane, hp iku muni kriing, dikasihkan ke saya, atau. Tau kok dia.
b) Keterbatasan Sosial
Kemampuan sosial Agung tergolong baik karena tidak mempunyai keinginan untuk melukai orang. Kecuali jika ia merasa terganggu dan tidak nyaman, maka ia akan berontak.
Kalo untuk sosialnya, Agung ndak masalah. Dia nggak punya, istilahnya apa ya, keinginan untuk melukai orang. Cuman ya kalo dia nggak mau, merasa terganggu mbak, atau merasa nggak enak, dia berontak. (SO/BT2005RK: 54)
Terdapat perkembangan dalam perilaku Agung saat diajak keluarga pergi ke tampat umum. Dulu, rasa ingin tahunya tinggi, sehingga benda apa saja yang menarik perhatiannya, langsung ditarik. Ketika Agung diajak pergi ke Matahari oleh keluarganya, Agung terlihat menguasai medan.
Kan ingin tahunya besar, jadi diambil, dibatek. (PP1705RS: 75)
Sekarang endak. Kalo di Matahari itu gayanya sudah menguasai medan gitu. Agung, ayo cari sandal. Dia tau tempatnya. Jadi sudah ada perkembangan. (PP1705RS: 77)
c) Keterbatasan Fungsi-Fungsi Mental
Agung mampu melakukan sesuatu jika melibatkan motorik kasar. Jika dilatih, Agung masih bisa melakukannya meski tidak tentu benar. Namun, Agung kurang mampu melakukan kemampuan yang berhubungan dengan motorik halus.
Iya, motorik itu kan nggak bisa….. (BP2504RS: 22)
Nggak bisa mbak kalo Agung itu. Saolnya motorik halusnya itu nggak bisa. Kalo motorik kasarnya itu dia masih bisa,
dengan latihan, meski entah benar atau tidak. Istilahnya, dia masih bisa lakukan gitu. (SO/BT2005RK: 66)
Pada usia sembilan bulan, Agung masih belum mampu menyangga lehernya. Dan baru mampu berjalan pada usia satu setengah tahun.
Lha sembilan bulan gurung iso nyonggo gulu lho mbak
anakku iku. Mlaku satu setengah tahun. (BP2504RS: 417) Jalannya itu bisanya diatas dua tahunlah. (PP1705RS: 57) Kemampuan motorik Agung yaitu mampu meronce.
Sampek saya dulu, ini namanya, apa, meronce, dlu nggak mau, sekarang sudah bisa. (SO/BT2005RK: 50)
Kelemahan Agung adalah lemah dalam hal menulis. Bahkan saat Bu Tina menyuruhnya menulis, Agung berpura-pura mengantuk.
Agung ini kelemahannya ndak bisa nulis (tertawa). (BP2504RS: 453)
Katanya Bu Tina sendiri lho mbak, kalau Agung disuruh nulis pura-pura ngantuk mbak…. (BP2504RS: 127)
Agung mampu menyalakan starter pada mobil. Ketika itu Bu Sugeng dan Fina sedang berbincang-bincang, dan terdengar suara mobil tetangga sedang dinyalakan untuk memanaskan mesinnya. Tetapi selang beberapa lama, mobil tetangga itu tidak kunjung selesai menyalakan mesin mobilnya. Fina, berbicara kepada Bu Sugeng mengapa mobilnya tidak kunjung selesai dihentikan. Bu Sugeng keheranan karena tetangga yang dimaksud
Fina sedang pergi. Ternyata, Agung berada di dalam mobil tersebut dan menyalakan gasnya.
Lha terus gini mbak, anak saya dengan teman saya disini,
saya disitu, biasa ya, kok wruuung, wruuung, wruuung, dikira mobilnya depan itu dipanasi, suwi lho mbak manasinya. Tetangga itu manasi mobil kok nggak bar bar. Anak saya perempuan itu gitu. Lha, tetangga iku lak metu, saya gitu. Lho, sopo lho? Lho lha kok Agung di mobil situ lho mbak. Ya untung dia nggak bisa ini mbak, nggak bisa masuk giginya itu. Kalo masuk gigi itu Ya Allah, lha wreng, wreng, wreng, gitu e. (BP2504RS: 293)
Mobil, nyetater mobil, bisa dia. Ngambil kontak, bilangnya Fina, orang di depan manasi mobil ngunu, ternyata Agung di
dalem, nyalakan mobil. Karena apa? Kebiasaan melihat saya nyalakan mobil. (PP1705RS: 15)
Selain itu Agung juga mampu menyetel VCD sendiri. Ya, nyetel VCD itu bisa. Jadi banyak itu koleksi VCD nya. Doraemon, upin ipin, tom anda jerry. (PP1705RS: 87)
Saat marah dengan gurunya Agung melemparkan tas kepada gurunya. Saat di rumah, Agung juga terlihat membanting pakaian yang ada di lemari kamarnya.
Dia itu pernah kalo marah sama gurunya di uncal tas gurunya. (BP2504RS: 129)
(Agung membanting pakaian yang ada di lemari kamar –
kamarnya terlihat dari ruang tamu-) (BP2504RS: 179)
(Agung datang membanting tas SN yang diletakkan di sofa) (BP2504RS: 265)
Gak nganggep. Sama gurunya gitu, tas dibuang, kalo ndak tau kenapa, kalo di rumah ndak enak hatinya, apa apa, dibuak, diuncali barang. Yang ngomong ya gurunya itu. Halaah, wes, anak
Jika Agung tidak menyukai sesuatu, atau ketika ia tidak mau diajari dan sedang mengantuk, maka ia akan membanting barang-barang. Begitu pula ketika Agung merasa tidak diperhatikan dan merasa orang rumah sibuk sendiri, sehingga perilakunya itu untuk mencari perhatian.
Ndak tau mbak, dia itu kayak gitu lho, akhir-akhir ini. Dulu
ndak lho mbak. Lha, memang ya, kadang-kadang gitu, kalo ndak suka, (BP2504RS: 181)
Itu waktu diajari ndak mau atau ndak suka atau dia ngantuk, pokoknya nggak mau keganggu mungkin. (BP2504RS: 183)
Ndak tau, mungkin ndak diperhatiin, orang rumah sibuk
sendiri-sendiri. Itu gaya, cari perhatian itu mbak. (BP2504RS: 267) Perkembangan emosional yang dirasakan Bu Tina ialah, dulu begitu masuk kelas, dimanapun kelas itu, Agung akan membuang barang di dalam kelas. Namun sekarang, barang-barang yang tercecer di mejanya ia susun dengan sangat rapi.
Kalo tingkat emosionalnya juga begitu. Dulu, begitu masuk kelas, dimanapun kelas, buang semua. Kalo sekarang enggak, ini pekerjaannya. Jadi, kalo ada tercecer-cecer ini ditata rapi, sekali, (SO/BT2005RK: 48)
Dalam berkomunikasi, Agung tidak bisa berbicara. Padahal dulu ia bisa mengucapkan kata-kata Bapak dan Ibu.
Gak, dulu Ibu, Bapak, iso. Tapi kok gak iso mbak, akhirnya.
(BP2504RS: 315)
Yang dilakukan Bu Sugeng untuk memahami maksud Agung yang tidak bisa bicara adalah dengan melihat
gerak-geriknya untuk memahami maksud Agung. Orang lain pun memahami maksud Agung Melalui gerakan, tidak dengan kata-kata dan hanya dengan mimik wajah. Jadi, lawan bicara Agung berbicara seperti biasa dan Agung meresponnya hanya dengan mimik wajahnya, apakah ia tertawa atau marah. Jika Agung dipaksa, ia akan memberontak.
Enggak mbak, ya gini tok. Kita mesti harus lihat ini, apa gerak-geriknya dia. Harus menangkap. Kan kesehariannya sama dia kan mbak. (BP2504RS: 240)
Nggak bisa. Paling tidak kan dia punya gerakan. Jadi, dia itu respeknya, menjawabnya itu dengan gerakan. Tidak dengan kata-kata. Hanya dengan mimik. Kalo misalnya kita bicara, ya kita bicara, seperti biasa. Cuma dengan gerakan mimik dia tertawa, gerakan mimik dia istilahnya mburem begini. Berarti dia ndak mau. Kalo misalnya dia saya paksa, kemudian dia memberontak, itu kan dengan gerakan, dengan bahasa tubuhnya, bahasa wajahnya. Ini bahasa ibu namanya. (SO/BT2005RK: 18)
Cara Agung meminta makan pada Bu Sugeng yaitu dengan merangkul Bu Sugeng dan menciumnya. Agung menggunakan bahasa tubuh pada Bu Sugeng.
Terus aku dirangkul, disun mbak, aku ndelok jam, oh iyo,
wayahe maem, maem le? Terus dia gitu, pokoknya dia itu piye yo,
pokoknya bahasa kayak, bahasa tubuh. (BP2504RS: 313)
Sedangkan cara Agung menunjukkan bahwa dia ingin ke kamar mandi jika berada di dalam mobil ialah ingin turun dari jok belakang.
Dia pingin turun, dari tempat yang jok belakang dia duduk itu, dia pingin turun. Oh, mau pipis, gitu. (SO/KP1705RS: 52)
Ya enggak, pokoknya ada reaksilah. Tapi kita kan tau bahasanya. Jadi dia itu kalo mau berangkat di bawa ke kamar mandi. (PP1705RS: 81)
Saat ini terdepat perkembangan dalam berkomunikasi pada diri Agung. Dulu, Agung tidak bisa mengerti saat diajak berkomunikasi, namun sekarang sudah dapat memahami.
Kalo dulu ndak bisa nyambung sekarang sudah bisa. (PP1705RS: 11)
Saat diajak komunikasi, dulu Agung semaunya sendiri. Saat ini, Agung bisa menunjukkan kemampuannya, dengan cara untuk mengetahui keinginan Agung sekolah atau tidak, Bu Sugeng dan Pak Sugeng mengambilkan dua baju, baju rumah atau seragam. Jika Agung memilih baju rumah, maka berarti Agung tidak mau sekolah.
Nggak nyambungnya kan artinya kalo diajak komunikasi kan semaunya sendiri. Kalo ngantuk atau sekolah, ayo pilih baju yang mana, kalo dia milih baju rumah ya berarti ndak mau sekolah. (PP1705RS: 13)