• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN

2.2 Landasan Teori

2.2.2 Karangan

Karangan merupakan hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca atau dimengerti oleh pembaca (Gie, 1992:23). Karangan secara umum dapat digolongkan menjadi lima jenis, yakni karangan narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, perusasi.

Narasi merupakan salah satu bentuk wacana yang berisi cerita. Narasi pada umumnya bertujuan menggerakan aspek emosi pembaca. Dengan narasi, penerima (pembaca) dapat membentuk citra imajinasi (Rani, dkk, 2006: 45).

Narasi memiliki unsur-unsur cerita yang penting seperti unsur waktu, pelaku, dan peristiwa (Rani, dkk, 2006 : 45). Perhatikan contoh berikut ini!

(69)Pada bulan Januari 1946, ada sebuah kapal penumpang bertolak dari kota Surabaya menuju Jakarta. Di antaranya ada sejumlah penumpang yang merupakan sukarelawan perang berasal dari Jakarta. Mereka dikirim satuannya untuk mempertahankan kota Surabaya. Tidak jauh dari mulut Selat Madura kapal tersebut meledak dan tenggelam beserta seluruh isinya (Keraf dalam Argumentasi dan Narasi, 2007). Unsur waktu pada kutipan di atas muncul di awal kalimat, yakni pada bulan Januari 1946. Sementara itu, unsur pelaku pada kutipan di atas adalah sejumlah penumpang yang merupakan sukarelawan perang. Unsur yang tidak kalah penting dalam kutipan (69) di atas adalah unsur peristiwa. Peristiwa yang diceritakan dalam kutipan di atas adalah kapal yang mengangkut sejumlah sukarelawan perang dari Jakarta meledak dan tenggelam di Selat Madura.

Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar pembaca percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis (Keraf, 2007: 3). Dalam karangan argumentasi, penulis menggunakan fakta-fakta atau bukti-bukti untuk memperkuat pendapatnya apakah suatu hal itu benar atau tidak. Fakta-fakta tersebut dapat menjadi dasar penulis untuk berpikir kritis dan logis, karena dasar sebuah tulisan yang bersifat argumentatif, yakni berpikir kritis dan logis. Untuk memperjelas uraian tersebut, di bawah ini disajikan kutipan paragraf argumentasi.

(70) Saat ini sampah berserakan di mana-mana. Hal ini dapat kita lihat di sekeliling kita. Sampah-sampah tersebut biasanya berasal dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan malas membuang sampah pada tempatnya. Sampah yang berkumpul itu menimbulkan bau yang tidak sedap sehingga dapat membuat polusi udara. Selain itu, tumpukan sampah tersebut menjadi sarang berkembangbiaknya berbahaya. Sumber penyakit itu akan terbawa dengan udara sehingga akan terhirup oleh kita. Akibatnya, kita akan menjadi sakit dan tentunya juga akan menular kepada orang lain yang ada di sekitar kita (www.kelasindonesia.com).

Kutipan (70) di atas merupakan paragraf argumentasi sebab-akibat. Paragraf tersebut dalam pengembangannya berasal dari suatu permasalahan yang diawali dengan sebab-sebab terjadinya permasalahan itu. Setelah itu, paragraf tersebut mengarah pada suatu kesimpulan yang berisi pendapat dengan bentuk akibat yang ditimbulkan dari sebab-sebab yang telah diuraikan sebelumnya.

Menurut Keraf (2007: 118), karangan persuasi bertujuan untuk meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis/pembicara pada waktu ini atau pada waktu yang akan datang. Persuasi

tidak mengambil bentuk paksaan terhadap orang yang menerimanya, tetapi berupaya untuk merangsang pembaca mengambil tindakan sesuai dengan yang diinginkan penulis. Upaya-upaya tersebut biasanya berupa bukti-bukti meskipun bukti tersebut tidak setegas seperti yang dilakukan oleh karangan argumentasi. Semua bentuk argumentasi biasanya menggunakan pendekatan emotif, yaitu berusaha membangkitkan emosi para pembaca. Contoh paragraf persuasi dapat dilihat pada kutipan (71) ini.

(71) Tubuh kita sangat membutuhkan berbagai macam vitamin dan mineral yang berguna bagi kebutuhan hidup kita. Vitamin dan mineral tersebut banyak terdapat pada makanan-makanan yang bergizi, seperti buah, daging, susu, sayuran dan kacang-kacangan. Jika kebutuhan vitamin dan mineral tercukupi, maka kita menjadi sehat dan tidak mudah sakit. Sebaliknya, jika kita kekurangan vitamin dan mineral maka tubuh kita akan mudah terserang penyakit. Oleh karena itu, agar tubuh selalu sehat, makanlah makanan-makanan yang bergizi. Selain itu, janganlah lupa untuk mengimbanginya dengan olahraga secara teratur (www.prbahasaindonesia.com).

Kutipan (71) di atas menunjukkan bahwa penulis ingin mempengaruhi pembaca dengan cara memaparkan bukti-bukti tentang tubuh manusia membutuhkan berbagai macam vitamin dan mineral. Penulis juga memaparkan akibat seseorang jika kekurangan vitamin dan mineral. Bukti-bukti pada paragraf persuasi bertujuan untuk membangkitkan emosi pembaca. Selain dengan bukti-bukti, penulis juga memberikan kalimat persuasif atau ajakan agar pembaca mau makan makanan bergizi.

Eksposisi atau pemaparan adalah salah satu bentuk tulisan atau retorika yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran, yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang yang membaca uraian tersebut (Keraf, 1982: 3). Bila dibandingkan dengan bentuk karangan lainnya, seperti argumentasi, deskripsi, dan narasi, pada dasarnya semua bentuk karangan itu bertujuan memperluas pengetahuan seseorang. Namun, tujuan yang paling menonjol pada karangan eksposisi adalah memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca sedangkan karangan lainnya menonjolkan aspek yang lain. Contoh kalimat eksposisi dapat dilihat pada kutipan (72) ini.

(72) Para penjual makanan mengeluhkan kenaikan harga BBM. Pasalnya,naiknya harga BBM membuat bahan-bahan baku naik. Alhasil, para penjual harus menyiasati hal ini dengan memperkecil porsi atau menaikkan harga makanan yang mereka jual (www.belajarbahasaindonesia.com).

Hal yang paling ditonjolkan pada paragraf (72) di atas adalah tujuannya untuk memperluas pemahaman pembaca dengan memaparkan ide pokok pengarang. Ide pokok yang dipaparkan pada kutipan di atas adalah para penjual makanan mengeluhkan harga BBM yang mempengaruhi kenaikan bahan-bahan baku.

Deskripsi merupakan sebuah bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha para penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang dibicarakan (Keraf, 1982: 93). Dalam deskripsi, penulis memindahkan kesan-kesannya, memindahkan hasil pengamatan, dan perasaannya pada pembaca. Ia

menyampaikan sifat dan semua perincian wujud yang dapat ditemukan pada obyek tersebut. Perhatikan contoh kalimat deskripsi berikut!

(73) Pemandangan pantai Pangandaran sangat memesona. Di sebelah kanan terlihat perbukitan yang memanjang. Sementara itu, di sisi kiri terdapat perkampungan nelayan dengan beraneka perahu tradisional. Pantai ini pun banyak dipenuhi kios cinderamata, penginapan, dan toko kelontong. Bagi para wisatawan yang ingin mengabadikan momen bersama keluarga, pantai Pangandaran sangat tepat sebagai tempat tujuan wisata air (www.slideshare.net). Kutipan paragraf deskripsi (73) di atas bertujuan untuk memberikan perincian-perincian berupa pemandangan pantai pangandaran. Pengarang memerinci pemandangan pantai itu dengan cara menuliskan hasil pengamatannya pada objek tersebut. Hasil pengamatan yang dapat dilihat pada kutipan (73) tersebut adalah pantai pangandaran dibatasi oleh perbukitan yang memanjang di sebelah kanannya. Sebelah kiri pantai tersebut adalah perkampungan nelayan. Rincian-rincian letak objek tersebut merupakan salah satu contoh paragraf deskripsi.

Dokumen terkait