• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2.1. Kareteristik Masyarakat

Karekteristik Masyarakat Berdasarkan Umur

Berdasarkan hasil pengolahan data, tingkat peranserta masyarakat berdasarkan faktor umur terlihat cukup tinggi, masing-masing sangat tinggi 27,55%, tinggi 51%, rendah 14,28% dan sangat rendah, 7,14. sedangkan tingkat peranserta paling tinggi terlihat pada rentang umur 31-40 tahun sebagai responden terbanyak yaitu sangat tinggi 12,2% dan tinggi 18,36%, kemudian pada umur 41-50 tahun masing-masing sangat tinggi 9,18% dan tinggi 12,2%, serta kelompok umur 51-60 tahun yaitu sangat tinggi 3,06% dan tinggi 14,28%.

Sedangkan tingkat peranserta terendah terdapat pada kelompok umur di atas 60 tahun masing-masing rendah 4,08% dan sangat rendah 3,06% kemudian pada kelompok umur 21-30 tahun masing-masing rendah 1,0% dan sangat rendah 1,0% seperti terlihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Tabulasi Silang Antara Umur dengan Peranserta Masyarakat

Umur Tingkat Partisipasi

Responden Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Total (Tahun)

> 60 0 0 4 3 7

0,00% 0,00% 4,08% 3,06% 7,14%

51 - 60 3 14 3 0 20

41 - 50 9 12 2 1 24 9,18% 12,20% 2,04% 1,00% 24,48% 31 - 40 12 18 4 2 36 12,20% 18,36% 4,08% 2,04% 342,80% 21 - 30 3 6 1 1 11 3,06% 6,12% 1,00% 1,00% 11,20% Total 27 50 14 7 98 27,55% 51,00% 14,28% 7,14% 100,00%

Sumber : Data Primer 2006

Dari hasil uji Chi Square yang dilakukan diperoleh Nilai X2hitung = 36,16 dan nilai X2 tabel pada taraf kepercayaan 99% adalah 26,2 dan taraf kepercayaan 95% adalah 21,0, sehingga X2 hitung < X2 tabel, tolak H0 dan H1 diterima. Artinya bahwa faktor umur mempunyai hubungan yang positif terhadap upaya melestarikan kawasan TNBG pada tingkat keyakinan 99% dan 95%.

Kondisi ini memberikan interprestasi bahwa secara umum kondisi umur masih dalam kategori umur produktif. Seseorang dinyatakan matang atau dewasa untuk dapat melaksanakan suatu aktifitas atau kegiatan dilihat dari umur seseorang dan dari tingkat berpikirnya. (Hartono dan Aziz, 2003).

Karekteristik Masyarakat Berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil pengolahan data, faktor jenis kelamin memiliki peranserta yang cukup tinggi dalam pelestarian kawasan TNBG. Di mana tingkat peranserta sangat tinggi 34,69%, tinggi 38,77%, rendah 21,43% dan sangat rendah 5,10. sedangkan tingkat peranserta laki-laki masing-masing sangat tinggi 29,5%, tinggi 7,14%, rendah 38,5% dan sangat rendah 0%.

Sedangkan perempuan memiliki tingkat peranserta sangat tinggi sebesar 6,10%, tinggi 7,14, rendah 15,3% dan sangat rendah 5,10%. Seperti tampak pada Tabel 12.

Tabel 12. Tabulasi Silang Antara Jenis Kelamin dengan Peranserta Masyarakat

Jenis Tingkat Partisipasi

Kelamin Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Total

Pria 29 31 6 1 67 29,50% 31,60% 6,12% 1,00% 68,30% Wanita 5 7 15 4 20 6,10% 7,14% 15,30% 4,08% 31,60% Total 34 38 21 5 87 34,69% 38,77% 21,43% 5,10% 100,00%

Sumber : Data Primer 2006

Hasil uji Chi Square yang dilakukan diperoleh Nilai X2hitung = 26,23 dan nilai X2 tabel pada taraf kepercayaan 99% adalah 7,81 dan taraf kepercayaan 95% adalah 11,3, sehingga X2 hitung < X2 tabel, tolak H0 dan H1 diterima. Artinya bahwa faktor jenis kelamin mempunyai hubungan yang positif terhadap upaya melestarikan kawasan TNBG pada tingkat keyakinan 99% dan 95%.

Dalam hal ini peranserta jenis kelamin pria lebih dominan dibanding wanita karena pria secara umum lebih banyak terlibat di ruang public. CIFOR (2007) menyatakan, pada umumnya perempuan tidak mempunyai akses yang sama dengan laki-laki terhadap lahan dan sumberdaya alam dan peran mereka sangat terbatas dalam proses pembuatan keputusan, yang cenderung mengabaikan jaminan kelangsungan ekonomi sosial mereka.

Diarsi (2007) juga mengatakan, faktor penjelas lain adalah sistem dan struktur kebudayaan. System dan struktur kebudayaan yang patriarki menciptakan pembagian

kerja berdasarkan gender yang sangat timpang, termasuk dalam hal upaya pelestarian kawasan hutan.

Hal ini terjadi karena secara umu kaum laki-laki memiliki kondisi fisik yang lebih kuat dari perempuatn, sehingga kaum laki-laki lebih banyak beraktifitas dalam jenis pekerjaan yang membutuhkan kekuatan fisik. Sementara pekerjaan yang berhubungan dengan hutan lebih banyak yang memerlukan tenaga seperti menebang pohon dan membersihkan lahan untuk perkebunan. Perempuan lebih banyak beraktifitas dalam kawasan domestik.

Karakteristik Masyarakat Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Hasil pengolahan data diperoleh bahwa peranserta masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan terlihat sangat tinggi yaitu sangat tinggi sebanyak 16,33% dan tinggi 47,96%. Tingkat partisipasi rendah dan sangat rendah sebanyak 18,37% dan 17,75%. Tingkat peranserta paling tinggi ditempati oleh SLTP yaitu sangat tinggi 15,3%, tinggi 21,4%, SLTA sangat tinggi 6,12%, tinggi 15,3%, Akademi tinggi 2% dan Universitas sangat tinggi 1%, sedangkan tingkat peranserta terendah adalah SD masing-masing rendah 10,2% dan sangat rendah 10,2%. Seperti terlihat pada tabel 13.

Tabel 13. Tabulasi Silang Antara Tingkat Pendidikan dengan Peranserta Masyarakat

Tingkat Tingkat Partisipasi

Pendidikan Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Total

SD 4 9 10 10 33

4,08% 9,18% 10,20% 10,20% 33,66%

SLTP 15 21 6 5 37

SLTA 6 15 2 2 25 6,12% 15,30% 2,04% 2,04% 25,50% AKADEMI 0 2 0 0 2 0,00% 2,04% 0,00% 0,00% 2,04% UNIVERSITAS 1 0 0 0 1 1,00% 0,00% 0,00% 0,00% 1,00% Total 16 47 18 17 98 16,33% 47,96% 18,37% 17,35% 100,00%

Sumber : Data Primer 2006

Dari hasil uji Chi Square yang dilakukan diperoleh Nilai X2 hitung = 35,8 dan nilai X2 tabel pada taraf kepercayaan 99% adalah 26,2 dan taraf kepercayaan 95% adalah 21,0, sehingga X2 hitung < X2 tabel, tolak H0 dan H1 diterima. Artinya bahwa faktor jenis pendidikan mempunyai hubungan yang positif terhadap upaya melestarikan kawasan TNBG pada tingkat keyakinan 99% dan 95%.

Mangatas Tampubolon (2003) mengatakan, melalui pendidikan, masyarakat dibekali pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diperlukan, sehingga masyarakat menjadi tahu, mengerti, dapat melakukan dan mau melakukan sesuatu untuk peningkatan kualitas hidup. Perubahan perilaku ini apabila dipadukan dengan sumberdaya alam yang tersedia, akan melahirkan perilaku baru yang disebut partisipasi.

Logikanya, makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin tinggi pula peran yang dapat dimainkannya dalam kehidupan di masyarakat.

Karakteristik Masyarakat Berdasarkan Tingkat Pendapatan

Hasil pengolahan data diperoleh bahwa peranserta masyarakat berdasarkan pendapatan terlihat cukup merata yaitu sangat tinggi sebanyak 27,55% dan tinggi 40,8%, rendah 21,42% dan sangat rendah 10,2%.

Tingkat peranserta sangat tinggi adalah pada tingkat pendapatan antara Rp. 500 ribu – Rp. 1 juta yaitu sangat tinggi 16,3% dan tinggi 19,3% dan tingkat pendapatan di atas Rp. 1 juta sangat tinggi 4,08% dan tinggi 7,14%. Sedangkan tingkat peranserta rendah dan sangat rendah terdapat pada tingkat pendapatan antara Rp. 500 ribu – Rp. 1 juta dan di atas Rp. 1 juta masing 9,182% dan 6,12% dan 3,06%. Seperti terlihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Tabulasi Silang Antara Tingkat Pendapatan dengan Peranserta Masyarakat

Tingkat Tingkat Partisipasi

Pendapatan Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Total (Tahun) A 4 7 1 0 12 4,08% 7,14% 1,00% 0,00% 12,22% B 16 19 6 3 37 16,30% 19,30% 6,12% 3,06% 44,80% C 3 7 9 5 24 3,06% 7,14% 9,18% 5,10% 24,40% D 4 6 2 1 13 4,08% 6,12% 2,04% 1,00% 13,20% E 0 1 3 1 5 0,00% 1,00% 3,06% 1,00% 5,10% Total 27 40 21 10 98 27,55% 40,80% 21,42% 10,2% 100,00%

Sumber : Data Primer 2006

A. Di atas Rp. 1 juta

B. Rp. 500.000 – RP. 1000.000,- C. Rp. 355.000 – Rp. 500.000,- D. Rp. 255.000 – Rp. 350.000,- E. Di bawah Rp. 250.000,-

Dari hasil uji Chi Square yang dilakukan diperoleh nilai X2 hitung = 20,87 dan nilai X2 tabel pada taraf kepercayaan 99% adalah 26,2 dan taraf kepercayaan 95% adalah 21,0, sehingga X2 hitung < X2 tabel, terima H0 dan H1 ditolak. Artinya bahwa faktor pendapatan tidak mempunyai hubungan yang positif terhadap upaya melestarikan kawasan TNBG pada tingkat keyakinan 99% dan 95%.

Meskipun tidak berpengaruh secara signifikan, namun menurut Tobing (2007), individu yang memiliki tingkat ekonomi tinggi atau kaya secara material dapat menjadikan kekayaannya sebagai saluran untuk semakin memajukan kesejahteraan sosial.

Karakteristik Masyarakat Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Hasil pengolahan data diperoleh bahwa peranserta masyarakat berdasarkan pekerjaan terlihat rendah, masing-masing sangat rendah 29,59%, rendah 27,55%, sangat tinggi sebanyak 16,33% dan tinggi 26,43%.

Tingkat peranserta sangat tinggi dan tinggi adalah jenis pekerjaan petani yaitu 15,3% dan 20,4%, pedagang 1,0% dan 5,10%. Sedangkan paling rendah juga adalah petani yaitu sangat rendah 23,4% dan rendah 17,3%. Sementara untuk jenis pekerjaan pedagang rendah 8,16%, sangat rendah 3,06%, PNS rendah 2,04% dan sangat rendah 1,0%. Seperti terlihat pada Tabel 15.

Peranserta Masyarakat

Jenia Tingkat Partisipasi

Pekerjaan Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Total

Petani 15 20 17 23 75 15,30% 20,40% 17,30% 23,40% 76,50% Pedagang 1 5 8 3 17 1,00% 5,10% 8,16% 3,06% 17,34% Buruh 0 0 0 2 2 0,00% 0,00% 0,00% 2,04% 2,04% PNS 0 1 2 1 4 0,00% 1,00% 2,04% 1,00% 4,08% Lain-Lain 0 0 0 0 0 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% Total 16 26 27 29 98 16,33% 47,96% 18,37% 17,35% 100,00%

Sumber : Data Primer 2006

Dari hasil uji Chi Square yang dilakukan diperoleh nilai X2 hitung = 12,33 dan nilai X2 tabel pada taraf kepercayaan 99% adalah 26,2 dan taraf kepercayaan 95% adalah 21,0, sehingga X2 hitung < X2 tabel, terima H0 dan H1 ditolak. Artinya bahwa faktor pekerjaan tidak mempunyai hubungan yang positif terhadap upaya melestarikan kawasan TNBG pada tingkat keyakinan 99% dan 95%.

4.2.2. Peranserta Masyarakat dalam Pelestarian Kawasan TNBG

Dokumen terkait