• Tidak ada hasil yang ditemukan

“KARYA UNTUK NEGERI” DALAM MERUBAH PERSEPSI SISWA TENTANG PERTANIAN

Pertanian merupakan salah satu sektor utama yang memiliki kontribusi dalam pembangunan. Kebutuhan pokok manusia dapat terpenuhi karena adanya sektor pertanian, baik pertanian sawah, perkebunan, maupun hortikultura. Secara umum, pertanian membutuhkan ilmu-ilmu penunjang lain seperti ilmu kedokteran hewan, ilmu perikanan, ilmu peternakan, ilmu kehutanan, dan ilmu pertanian itu sendiri. Setiap ilmu tersebut menjadi elemen dalam pertanian yang masing-masing memiliki keunggulan. Keunggulan yang dihasilkan setiap komponen dapat berupa produk olahan, bentuk teknologi baru, maupun ciptaan teknologi alternatif. Akan tetapi sebagian besar orang memandang rendah pertanian, artinya orang menilai bahwa pertanian tidak memiliki kelebihan seperti ketinggalan teknologi, tidak dapat memproduksi komoditas unggul, maupun tidak menjanjikan secara ekonomi. Pandangan yang kurang baik terhadap pertanian membentuk persepsi responden kurang baik tentang pertanian. Mulyana (2004) menyatakan “pola perilaku manusia berdasarkan persepsi mereka mengenai realitas (sosial) yang telah dipelajari. Manusia akan bersikap atau bertindak menurut sesuatu yang baik untuknya”.

Setiap orang yang memiliki anggapan kurang baik tentang pertanian, maka tidak tertarik terhadap pertanian. Persepsi yang minim tentang pertanian muncul karena kurangnya informasi tentang pertanian. Pengaruh anggapan negatif menjadikan orang tidak tertarik dengan bidang pertanian, tetapi penilaian negatif terhadap pertanian dapat mengalami perubahan dengan pemberian stimulus- stimulus positif tentang pertanian. Uji perubahan persepsi tentang pertanian dapat diaplikasikan pada responden penelitian berupa siswa SMA. Cara menguji persepsi siswa tentang pertanian adalah dengan mengajukan pernyataan- pernyataan tentang pertanian dalam suatu kuesioner. Penelitian ini menganalisis perubahan persepsi dengan uji awal dan uji akhir dari kuesioner. Kuesioner yang menjadi alat ukur bersifat sama untuk uji awal dan uji akhir. Uji awal dilakukan sebelum siswa mendapat perlakuan dan pengisian kuesioner selama 10 menit. Kemudian siswa mendapat perlakuan berupa tayangan video tentang pertanian selama 15 menit. Terakhir adalah siswa mengisi kuesioner yang sama untuk uji akhir selama 10 menit.

Persepsi dalam hal pertanian berarti pandangan responden tentang pertanian. Pandangan terhadap pertanian dapat berupa anggapan maupun penilaian. Penilaian tentang pertanian merujuk pada skor kusioner masing-masing responden. Tabel 8 menunjukkan hasil awal jumlah dan persentase siswa SMA dalam menilai bidang pertanian adalah kurang positif. Angka 50 persen mewakili persentase responden dalam melakukan pandangan tentang pertanian pada tingkat persepsi yang kurang positif. Responden lainnya yang berjumlah 47 persen memiliki persepsi yang cukup positif dan tiga persen responden berpersepsi positif tentang pertanian. Setelah mendapat perlakuan berupa tayangan video IPB, hasil akhir jumlah dan persentase responden berdasarkan tingkat persepsi positif, cukup positif, dan kurang positif tentang pertanian dapat mengalami perubahan yang signifikan.

31 Hasil akhir secara keseluruhan menunjukkan jumlah responden lebih banyak pada kategori persepsi yang positif dibanding dengan jumlah responden pada tingkat persepsi cukup positif, bahkan tidak ada responden yang menempati tingkat persepsi kurang positif terhadap pertanian. Berdasarkan Tabel 8, persentase responden sesudah menonton video adalah 55 persen pada tingkat persepsi yang positif, sedangkan 42 persen responden berada pada tingkat persepsi yang cukup positif dan tiga persen responden berada pada tingkat persepsi yang kurang positif. Rataan skor pada hasil akhir adalah 63.94, artinya rataan skor meningkat sebesar 10.8. Hal tersebut menunjukkan bahwa perlakuan menonton video dapat menjadi stimulus bagi perubahan persepsi. Seperti pernyataan Mulyana (2004), “suatu objek yang bergerak lebih menarik perhatian daripada objek yang diam”. Video mengandung gambar-gambar bergerak dan responden memiliki ketertarikan terhadap objek bergerak dalam video. Gambar-gambar dalam video merupakan stimulus yang menarik perhatian, sehingga responden mendapat pengaruh dari tayangan video. Pengaruh tayangan video menjadikan responden mengubah pandangan kearah yang lebih positif tentang pertanian. Persentase responden yang mengalami perubahan adalah sebesar 52 persen, sedangkan yang tetap pada pandangan masing-masing adalah 48 persen. Perubahan persepsi secara umum adalah perubahan nyata, karena nilai signifikansi yang diperoleh adalah 0.000 lebih kecil dibandingkan dengan α (0.05) dan nilai t hitung 8.367 lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel 2.021. Tabel 8 Sebaran responden berdasarkan perubahan persepsi tentang pertanian

Tingkat Persepsi Sebelum Sesudah Signifikansi

∑ (orang) % ∑ (orang) % Kurang positif 18 50 1 3 0.00 Cukup positif 17 47 15 42 Positif 1 3 20 55 Jumlah 36 100 36 100 Rataan Skor 53.14 63.94 Tingkat kepercayaan = 95 %

Tayangan gambar-gambar dalam video IPB adalah tentang pertanian. Video IPB “Karya untuk Negeri” menayangkan gambaran tentang pertanian berdasarkan ilmu-ilmu pendukung pertanian. Ilmu-ilmu pendukung pertanian merupakan variabel pertanian yang meliputi ilmu pertanian, ilmu kedokteran hewan, ilmu perikanan, ilmu peternakan, dan ilmu kehutanan. Setiap responden memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap masing-masing variabel pertanian. Pandangan responden dapat mengalami perubahan meningkat, tetap, bahkan turun. Perubahan meningkat apabila responden berubah pandangan dari kurang positif menjadi cukup positif, dari cukup positif menjadi positif, bahkan dapat berubah dari kurang positif menjadi positif, sedangkan tetap (tidak berubah) apabila responden memiliki pandangan yang positif tetap berada pada tingkat persepsi yang positif dan pandangan yang cukup positif tetap berada pada pandangan cukup positif, begitu pula pada pandangan yang kurang positif tetap pada pandangan kurang positif. Sebaliknya untuk perubahan yang menurun adalah perubahan dari tingkat persepsi positif menjadi persepsi yang cukup positif,

32

sementara tingkat persepsi cukup positif berubah menjadi persepsi kurang positif, juga dari persepsi positif menjadi persepsi kurang positif.

Hasil awal pada Tabel 9 menunjukkan bahwa variabel pertanian adalah cukup positif, karena 58 persen responden memiliki tingkat persepsi yang cukup positif tentang ilmu pertanian. Jumlah sisa adalah 42 persen responden pada tingkat persepsi yang positif tentang pertanian. Setelah menonton video, responden mengalami perubahan persepsi tentang ilmu pertanian. Sebanyak 89 persen responden pada tingkat persepsi positif setelah menonton tayangan video, sedangkan pada tingkat persepsi yang cukup positif tersisa 11 persen responden. Responden yang mengalami perubahan persepsi meningkat adalah sebesar 47 persen, sedangkan responden yang memiliki pandangan tetap pada persepsi positif maupun cukup positif adalah 53 persen. Menurut tingkat kepercayaan 95 persen, nilai signifikansi yang dihasilkan adalah 0.000, sehingga perubahan persepsi menjadi kategori positif merupakan perubahan nyata, dengan bukti perhitungan signifikansi uji beda lebih kecil dibandingkan dengan α (0.05) dan nilai t hitung>t tabel (5.596>2.021).

Variabel kedua adalah ilmu kedokteran hewan. Hasil awal menunjukkan sebanyak 17 persen responden memberikan pandangan yang kurang positif terhadap ilmu kedokteran hewan. Ilmu kedokteran hewan mendapat persepsi yang cukup positif sebesar 64 persen responden, sedangkan pada persepsi yang positif, ilmu kedokteran hewan memperoleh angka sebesar 19 persen responden. Jumlah dan persentase responden menurut tingkat persepsi pada ilmu kedokteran hewan mengalami perubahan setelah responden mendapat perlakuan berupa tayangan video. Jumlah dan persentase responden paling banyak berada pada tingkat persepsi positif, yaitu 67 persen responden dan sisanya adalah 33 persen responden menempati posisi tingkat persepsi cukup positif. Jumlah responden yang mengalami perubahan meningkat adalah sebesar 65 persen, sedangkan yang tetap mempertahankan pandangannya adalah 35 persen. Pada variabel ini responden banyak yang menjadi berpandangan positif terhadap ilmu kedokteran hewan, dengan perubahan persepsi yang nyata. Bukti perubahan yang nyata adalah pada nilai signifikansi kurang dari nilai α, yaitu 0.000<0.05. Selain itu, besarnya nilai t hitung adalah 5.033 lebih tinggi dibandingkan dengan t tabel 2.021 (Tabel 9).

Varibel berikutnya adalah variabel tentang ilmu perikanan. Pada variabel ini responden paling banyak menempati tingkat persepsi cukup positif, yaitu sebesar 78 persen. Jumlah dan persentase responden yang tersisa adalah tiga persen pada tingkat persepsi kurang positi dan 19 persen responden berada pada persepsi positif. Angka-angka tersebut mengartikan bahwa pandangan responden terhadap ilmu perikanan sudah cukup positif dengan hasil akhir mengalami perubahan tingkat persepsi pada ilmu perikanan, yaitu hasil akhir berbeda dari hasil awal. Persentase pada tingkat persepsi yang positif untuk ilmu perikanan adalah 81 persen responden dan cukup positif tersisa 19 persen responden. Secara jumlah, responden semakin banyak yang berada pada posisi persepsi yang positif. Peningkatan jumlah responden berubah hingga 65 persen dan 35 persen responden tetap pada pandangan awal tentang ilmu perikanan, baik di tingkat persepsi cukup positif maupun persepsi positif. Skor masing-masing responden mengalami peralihan dari tingkat persepsi cukup positif ke persepsi yang positif. Selisih nilai rataan pada hasil awal dengan hasil akhir adalah 3.06. Nilai signifikasi dari tingkat

33 kepercayaan 95 persen adalah 0.000, artinya nilai signifikansi kurang dari α (0.05) dan perubahan persepsi nyata, terbukti dari nilai t hitung 6.465 lebih besar dari t tabel 2.021 (Tabel 9).

Ilmu peternakan adalah variabel keempat pada pertanian. Persepsi responden tentang ilmu peternakan tersebar pada tiga tingkat. Tingkat persepsi kurang positif mendapat penilaian dari 14 persen responden. Sebanyak 39 persen responden menilai cukup positif ilmu peternakan sebagai variabel pertanian. Jumlah responden terbanyak adalah pada tingkat persepsi yang positif. Setelah menonton video IPB, persentase responden pada tingkat persepsi yang positif semakin meningkat. Awalnya berjumlah 47 persen responden, kemudian mengalami perubahan menjadi 69 persen responden setelah menonton video. Perubahan persentase responden adalah sebesar 36 persen, artinya responden memiliki tingkat pandangan yang lebih positif terhadap ilmu peternakan. Sisanya adalah 64 persen responden tetap pada penilaian masing-masing terhadap ilmu peternakan. Perbedaan nilai rataan pada hasil awal dengan akhir dari seluruh responden adalah 0.89. Perubahan persepsi pada ilmu peternakan adalah nyata, karena nilai signifikansi pun lebih kecil dibandingkan dengan nilai α, yaitu 0.014<0.05 serta nilai t hitung 2.600 lebih besar dari t tabel 2.021 (Tabel 9). Tabel 9 Sebaran responden berdasarkan tingkat persepsi menurut variabel-

variabel pertanian Tingkat Persepsi Sebelum Sesudah Sign Kurang positif Cukup positif Positif Kurang positif Cukup positif Positif Aspek ∑ (%) ∑ (%) ∑ (%) ∑ (%) ∑ (%) ∑ (%) Ilmu Pertanian 0 (0) 21 (58) 15 (42) 0 (0) 4 (11) 32 (89) 0.000 Rataan 24.19 28.28 Ilmu Kedokteran Hewan 6 (17) 23 (64) 7 (19) 0 (0) 12 (33) 24 (67) 0.000 Rataan 2.97 3.67 Ilmu Perikanan 1 (3) 28 (78) 7 (19) 0 (0) 7 (19) 29 (81) 0.000 Rataan 11.22 14.28 Ilmu Peternakan 5 (14) 14 (39) 17 (47) 0 (0) 11 (31) 25 (69) 0.014 Rataan 6.22 7.11 Ilmu Kehutanan 0 (0) 32 (89) 4 (11) 1 (3) 12 (33) 23 (64) 0.000 Rataan 8.53 10.61 Tingkat kepercayaan = 95 % Ket: Sign = Signifikansi

Variabel terakhir adalah ilmu kehutanan. Hasil awal menunjukkan persentase paling tinggi pada persepsi yang cukup positif tentang ilmu kehutanan, yaitu sebanyak 89 persen responden. Sisa persentase responden pada komponen ilmu kehutanan adalah sebesar 11 persen responden menilai positif tentang kehutanan. Persentase terbanyak responden beralih pada tingkat persepsi positif,

34

yaitu sebesar 53 persen responden, sedangkan tiga persen responden berubah menurun pada tingkat persepsi yang kurang positif, dan 44 persen responden tidak mengalami perubahan persepsi. Selisih nilai rataan hasil akhir dengan hasil awal sebesar 2.08. Signifikansi pada variabel ini mencapai 0.000, artinya perubahan persepsi pada variabel ini adalah perubahan nyata, terbukti dari nilai signifikansi yang kurang dari nilai α (0.05) dan nilai t hitung 4.305 lebih besar dari t tabel 2.021 (Tabel 9).

Kelima variabel dalam pertanian mengalami perubahan persepsi berdasarkan sebaran responden. Perubahan persepsi responden terhadap masing- masing variabel terjadi karena adanya rangsangan dari tayangan video. Video menyajikan informasi tentang pertanian melalui gambar-gambar yang baik dan penjelasan yang mudah dipahami. Tayangan video IPB “Karya untuk Negeri” mencakup kelima ilmu yang mendukung pertanian. Video menayangkan aktivitas dalam ilmu kedokteran hewan, hasil produksi pertanian, dan teknologi-teknologi yang dikembangkan oleh masing-masing ilmu. Uji awal (sebelum mendapat pengaruh dari tayangan video) menunjukkan responden berada pada tingkat persepsi yang kurang dan cukup positif tentang pertanian. Responden menilai setiap variabel pertanian secara berbeda-beda berdasarkan pengaruh dari lingkungan maupun anggapan pribadi yang menjadi rangsangan dalam menilai. Setelah menonton tayangan video IPB “Karya untuk Negeri”, hasil akhir menunjukkan bahwa penilaian responden tentang pertanian semakin positif setelah melihat tayangan video. Mulyana (2004) menyatakan “persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita”.

Perubahan persepsi menjadi meningkat karena dipengaruhi oleh kelebihan video sebagai media yang mampu menampilkan informasi secara audio-visual. Pesan dalam video yang paling mempengaruhi persepsi adalah pesan yang berupa gambar-gambar dan penjelasan pertanian dari narasumber (soundbite). Kedua bagian tersebut merupakan kontrol utama yang menjadikan persepsi berubah ke arah yang lebih positif. Sebaliknya, persepsi responden tidak mengalami perubahan setelah menonton tayangan video, karena video juga memiliki kelemahan-kelemahan. Beberapa kelemahan video adalah video sulit dalam menguasai perhatian penonton, video memiliki sifat komunikasi yang searah sehingga tidak ada timbal balik, kurang mampu menayangkan obyek secara sempurna (UPI 2008). Pengaruh tayangan video terhadap perubahan persepsi juga pernah diteliti oleh peneliti-peneliti sebelumnya, seperti Clifford et al. (2009) meneliti tentang uji pesan melalui televisi yang menampilkan program memasak. Penyajian pesan berupa gambar bergerak dan narasi serta iringan musik dalam program televisi tersebut mampu mempengaruhi persepsi responden tentang kebutuhan gizi baik dan memasak menurut asupan gizi, serta penelitian Cotton, Byrd-Bredbenner (2007) menyatakan, bahwa film Super Size Me berpengaruh pada emosi dan kesadaran yang mengakibatkan pada peningkatan pengetahuan responden tentang pendidikan gizi dan menyadarkan pasien untuk mengurangi makanan cepat saji.

35

Dokumen terkait