• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Desain Pesan Video IPB “Karya untuk Negeri” dan Perubahan Persepsi Siswa SMA Negeri 2 Bogor tentang Pertanian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Desain Pesan Video IPB “Karya untuk Negeri” dan Perubahan Persepsi Siswa SMA Negeri 2 Bogor tentang Pertanian"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS DESAIN PESAN VIDEO IPB “KARYA UNTUK NEGERI”

DAN PERUBAHAN PERSEPSI SISWA SMA NEGERI 2 BOGOR

TENTANG PERTANIAN

ROSITA NOVIANTI

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efektivitas Desain Pesan Video IPB “Karya untuk Negeri” dan Perubahan Persepsi Siswa SMA Negeri 2 Bogor tentang Pertanian adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(3)

ABSTRAK

ROSITA NOVIANTI. Efektivitas Desain Pesan Video IPB “Karya untuk Negeri” dan Perubahan Persepsi Siswa SMA Negeri 2 Bogor tentang Pertanian. Dibimbing oleh ANNA FATCHIYA.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tingkat efektivitas desain pesan video dan menganalisis perubahan persepsi siswa SMA Negeri 2 Bogor tentang pertanian. Penelitian menggunakan metode eksperimen melalui pre-test dan post-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain pesan video memiliki tingkat efektivitas yang sedang, dengan unsur soundbite (audio) dan gambar (visual) paling menarik. Tayangan video “Karya untuk Negeri” mampu merubah persepsi siswa tentang pertanian menjadi lebih baik.

Kata kunci: desain pesan, persepsi, pertanian, video.

ABSTRACT

ROSITA NOVIANTI. The Effectiveness of Message Design of IPB’s Video “Karya untuk Negeri” and Changed the Perception of SMA Negeri 2 Bogor’s Student about Agriculture. Supervised by ANNA FATCHIYA.

The purpose of this research is to identify the level effectiveness of message design on video and analyze changes in the perception of SMA Negeri 2 Bogor’s students about agriculture. The research uses experimental methods by pre-test and post-test. The result shows that the message design on video has a moderate level of the effectiveness which elements soundbite (audio) and pictures (visual) are the most interesting. IPB’s video “Karya untuk Negeri” is able to change the perception of students about agriculture for being better.

(4)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

EFEKTIVITAS DESAIN PESAN VIDEO IPB “KARYA UNTUK NEGERI”

DAN PERUBAHAN PERSEPSI SISWA SMA NEGERI 2 BOGOR

TENTANG PERTANIAN

ROSITA NOVIANTI

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(5)

Judul Skripsi : Efektivitas Desain Pesan Video IPB “Karya untuk Negeri” dan Perubahan Persepsi Siswa SMA Negeri 2 Bogor tentang Pertanian Nama : Rosita Novianti

NIM : I34090139

Disetujui oleh

Dr.Ir. Anna Fatchiya, M.Si Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Soeryo Adiwibowo, MS Ketua Departemen

(6)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2012 ini berjudul Efektivitas Desain Pesan Video IPB “Karya untuk Negeri” dan Perubahan Persepsi Siswa SMA Negeri 2 Bogor tentang Pertanian.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr Ir Anna Fatchiya MSi selaku pembimbing dan telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Muhadi SPd dan Ibu Dra Hja Dewi Suhartini MPd dari SMA Negeri 2 Bogor selaku wakil kepala sekolah bidang kemahasiswaan, juga kepada Ibu Susiawati SPd selaku guru pembimbing konseling kelas XII SMA Negeri 2 Bogor serta Siswa Kelas XII IPA empat yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, seluruh keluarga, serta teman-teman khususnya teman sebimbingan Bunga Hadian atas dukungannya dan kepada Bonita yang telah membantu menguji petik, Novia yang berbagi pengetahuan tentang sampling, juga kepada SKPM 46 terima kasih atas segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(7)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 4

Manfaat Penelitian 4

TINJAUAN PUSTAKA 5

Video sebagai Media Pengirim Pesan 5

Desain Pesan dalam Video 6

Persepsi 8

Pengaruh Desain Pesan Video terhadap Persepsi 9

Kerangka Pemikiran 11

Hipotesis Penelitian 12

Definisi Operasional 12

PENDEKATAN LAPANGAN 18

Metode Penelitian 18

Lokasi dan Waktu Penelitian 18

Teknik Pemilihan Responden 18

Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data 19

Teknik Pengolahan dan Analisis Data 20

GAMBARAN UMUM LOKASI 21

Gambaran Umum SMA Negeri 2 Bogor 21

Karakteristik Siswa Kelas XII SMA Negeri 2 Bogor 22 EFEKTIVITAS DESAIN PESAN VIDEO IPB “KARYA UNTUK NEGERI” 24 EFEKTIVITAS VIDEO IPB “KARYA UNTUK NEGERI” DALAM

MERUBAH PERSEPSI SISWA TENTANG PERTANIAN 30

SIMPULAN DAN SARAN 35

Simpulan 35

Saran 35

DAFTAR PUSTAKA 36

LAMPIRAN 38

(8)

DAFTAR TABEL

1 Indikator dan parameter tingkat efektivitas desain pesan video 15 2 Indikator dan parameter persepsi responden tentang pertanian sebelum

menonton video IPB “Karya untuk Negeri” 16

3 Indikator dan parameter persepsi responden tentang pertanian setelah

menonton video IPB “Karya untuk Negeri” 17

4 Jumlah gugus dan sampel setiap gugus 19

5 Karakteristik Siswa Kelas XII SMA Negeri 2 Bogor 23 6 Sebaran responden berdasarkan tingkat efektivitas desain pesan video 24 7 Sebaran responden berdasarkan tingkat efektivitas pada variabel desain

pesan video 26

8 Sebaran responden berdasarkan perubahan persepsi tentang pertanian 31 9 Sebaran responden berdasarkan tingkat persepsi menurut

variabel-variabel pertanian 33

DAFTAR GAMBAR

1 Pesan dalam komunikasi 8

2 Proses persepsi 9

3 Kerangka berpikir efektivitas desain pesan video IPB “karya untuk negeri” dan perubahan persepsi siswa SMA tentang pertanian 12

DAFTAR LAMPIRAN

1 Sebaran responden berdasarkan pernyataan tentang desain pesan video 38 2 Sebaran responden berdasarkan persepsi awal tentang pertanian 39 3 Sebaran responden berdasarkan persepsi akhir tentang pertanian 40

4 Skor total kuesioner responden 41

5 Contoh perhitungan uji statistik 42

(9)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pertanian adalah “...suatu usaha untuk mengadakan suatu ekosistem buatan yang bertugas menyediakan bahan makanan bagi manusia” (Nasoetion 2008). Dapat dikatakan, bahwa pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peran penting bagi kehidupan manusia, karena pertanian mampu menghasilkan produktivitas untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia. Indonesia adalah negara yang kaya sumberdaya dan dikenal sebagai negara agraris, karena Indonesia memiliki lahan yang luas untuk bidang pertanian. Pertanian juga mempunyai pengaruh terhadap pelaksanaan pembangunan, bahkan menjadi penyumbang tertinggi bagi tingkat pertumbuhan ekonomi. Badan Pusat Statistik (2012) mencatat bahwa pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan dan perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun dengan peranan sebesar 14.7 persen antara tahun 2009 hingga 2011.

Identitas Indonesia sebagai negara agraris menunjukkan mayoritas mata pencaharian masyarakat Indonesia sebagai petani. Bidang pertanian membuka peluang kerja bagi sebagian orang yang tidak masuk kebidang formal. Sektor pertanian juga berkontribusi dalam mengurangi pengangguran. Pada tahun 1997-2002 ketenagakerjaan dibidang pertanian mempunyai peran yang strategis. Sektor pertanian mampu menunjukkan pembukaan lapangan kerja bagi 40.63 juta orang pada tahun 2002. Bahkan, Indonesia melakukan perencanaan ketenagakerjaan agar mampu menambah tenaga kerja sebanyak 1.4 juta selama periode 2005-2009 (Rencana Tenaga Kerja Nasional 2004-2009).

Pertambahan tenaga kerja pada bidang pertanian yang semakin meningkat mengakibatkan kondisi yang tidak berimbang dengan produktivitas pertanian. Tidak hanya itu, petani yang bekerja di sawah hanya dapat menggarap lahannya dari setengah hektar karena semakin banyak yang menjadi petani, sehingga aktivitas pertanian kehilangan potensi untuk menciptakan tambahan lapangan pekerjaan dan peningkatan penghasilan (The World Bank 2003). Produktivitas pertanian yang mengalami penurunan menunjukkan adanya krisis sumberdaya pertanian di Indonesia, artinya banyak tenaga kerja tetapi sedikit produktivitas. BPS (2012) mencatat jumlah tenaga kerja pertanian sekitar 42.48 juta jiwa pada bulan Februari 2011 sebagai penyumbang tertinggi jumlah tenaga kerja Indonesia, akan tetapi pada tahun 2011 sektor pertanian mengalami penurunan kontribusi dalam peranan dan perubahan struktur ekonomi dari 15.3 persen menjadi 14.7 persen.

(10)

2

(1.14 persen), sehingga jumlah tenaga kerja pertanian menjadi 39.33 juta jiwa (BPS 2012).

Sebaran kerja pada sektor pertanian (diluar perikanan dan kehutanan) memperlihatkan persentase yang paling banyak menekuni bidang pertanian adalah pada kisaran usia 25-44 tahun (46%), sebanyak 38% usia 45 tahun masih bertani, dan kisaran usia kurang dari 25 tahun hanya 16 % (Rahmawatiningsih et al. 2010). Wakil Menteri Pertanian, Rusman Heriawan mengatakan selain jumlah yang berkurang, tenaga kerja disektor pertanian pun banyak yang sudah berusia tidak produktif. Dia menilai jika saat ini petani sudah didominasi dengan rentang usia 55-60 tahun, maka tidak akan produktif. “Pekerjaan fisik seperti pertanian dengan usia 55-60 tahun itu kurang produktif. Ini yang seharusnya diambil alih orang berusia muda” (Zuhri 2012). Data BPS (2012) menunjukkan bahwa ketenagakerjaan masyarakat beralih pada sektor lain, seperti sektor industri yang mengalami kenaikan jumlah tenaga kerja sekitar 830 ribu orang (5.71 persen) dan sektor jasa kemasyarakatan meningkat sebesar 450 ribu orang (2.7 persen). Faktor yang menjadikan terjadinya peralihan minat kerja ke sektor industri adalah pendapatan ekonomi sektor industri lebih menjanjikan dibanding dengan sektor pertanian. Berdasarkan data-data tersebut dapat ditarik kesimpulan dasar, bahwa terjadi penurunan ketertarikan masyarakat terhadap sektor pertanian.

Penurunan sektor pertanian di Indonesia tidak hanya terjadi pada penurunan angka jumlah petani dari sisi tenaga kerja, tetapi juga berkurangnya masyarakat yang tertarik pada program studi pertanian berdasarkan sektor pendidikan. Harian kompas, 1 Agustus 2008 dalam penelitian Rahmawatiningsih et al. (2010) menyatakan, bahwa jurusan pertanian menyisakan 9.019 kursi kosong di 47 perguruan tinggi negeri. Universitas Udayana sebagai universitas terbesar di Bali juga mengalami hal yang sama, yaitu kekurangan mahasiswa pertanian. Sarjana pertanian menjadi semakin minim, sebagaimana telah disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI), Salman Dianda Anwar “sarjana-sarjana pertanian pertanian malah lebih banyak yang bekerja di sektor lain, seperti lulusan Institut Pertanian Bogor malah bekerja di perbankan”. Rendahnya minat pemuda melanjutkan kuliah maupun menekuni bidang pertanian juga merupakan faktor dari minimnya kesempatan kerja pada bidang pertanian. Fenomena ini menjadi suatu tantangan bagi Institut Pertanian Bogor (IPB). Media Indonesia, 27 Januari 2012 menyatakan, bahwa sebagai perguruan tinggi yang terdepan dalam memajukan pertanian Indonesia, IPB berupaya mencari solusi tentang krisis penurunan minat generasi muda terhadap bidang pertanian (MICOM 2012).

(11)

3 menyampaikan informasi, yaitu dengan melakukan rancangan pada pesan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu desain pesan audio-visual.

Individu mendapatkan pengaruh lebih dari suatu pesan yang mengandalkan penglihatan dan pendengaran, karena pesan audio-visual sebagai objek rangsangan dapat mempengaruhi persepsi manusia. Penelitian Cotton dan Byrd-Bredbenner (2007) tentang media Film Super Size Me menampilkan pesan audio dan visual yang mampu merubah persepsi penonton tentang pentingnya gizi dalam mencukupi kebutuhan hidup. Selain itu, televisi sebagai media pada penelitian Clifford et al. (2009) menghasilkan pesan audio-visual berupa gambar bergerak dan narasi mampu mengubah persepsi tentang gizi dan memasak.

Desain pesan audio-visual merupakan hasil dari suatu media yang disebut video. Video merupakan salah satu media yang digunakan IPB untuk sosialisasi tentang pertanian. “Video sebagai media elektronik adalah media komunikasi yang memiliki unsur audio-visual (seperti: narasi, musik, dialog, sound effect, gambar atau foto, teks, animasi, grafik) sebagai keunggulan dibandingkan dengan media komunikasi massa lainnya” (Tubbs dan Moss 1994; DeVito 2001 dikutip Hubeis 2007). Video IPB “Karya untuk Negeri” menyajikan perpaduan gambar dan suara yang menekankan tentang bidang pertanian dalam arti luas, serta menjadi salah satu upaya IPB dalam mempengaruhi dan mengubah persepsi negatif generasi muda tentang pertanian.

Sosialisasi tentang pentingnya pertanian dalam kehidupan manusia, pembangunan, dan pertumbuhan ekonomi perlu dipublikasikan sejak dini kepada generasi muda. Sosialisasi bidang pertanian mempunyai maksud agar masyarakat, khususnya generasi muda memiliki kesadaran dan tergugah dalam mengembangkan bidang pertanian. IPB sebagai perguruan tinggi di bidang pertanian perlu menyampaikan informasi tentang pertanian yang mudah diterima oleh masyarakat, khususnya kaum muda (siswa tingkat sekolah menengah atas). Pemilihan siswa SMA sebagai responden adalah karena siswa SMA merupakan pihak yang akan menempuh pendidikan lebih tinggi dan siap untuk bekerja. Informasi pertanian yang berbentuk gambar dan suara dalam video merupakan informasi yang menarik sebagai media sosialisasi, sehingga penelitian tentang desain pesan gambar dan suara dalam media video perlu dilaksanakan, khususnya mengenai efektivitas desain pesan video dan perubahan persepsi siswa sekolah menengah atas (SMA) tentang pertanian setelah menonton video IPB.

Perumusan Masalah

(12)

4

IPB sebagai institusi pendidikan yang memfokuskan bidang studinya pada sektor pertanian mempunyai peran dalam mengajak generasi muda untuk bersedia berpartisipasi dalam bidang pertanian. IPB melakukan sosialisasi tentang pertanian dengan maksud untuk mengubah pandangan negatif kaum muda terhadap sektor pertanian. Kaum muda yang menjadi sasaran dari sosialisasi IPB adalah siswa tingkat sekolah menengah atas (SMA). Sosialisasi dilakukan dengan menyampaikan pesan-pesan yang efektif. Pesan tersebut adalah pesan yang bersifat audio-visual yang dihasilkan oleh media video, sehingga melibatkan penerima untuk merespon pesan melalui indera pendengaran dan indera penglihatan. Perpaduan antara pesan dalam bentuk visual yang berupa gambar dan pesan audio dalam bentuk suara merupakan cara untuk mempengaruhi individu. Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu:

1. Apakah desain pesan video IPB “Karya untuk Negeri” efektif untuk menarik perhatian siswa SMA tentang pertanian?

2. Apakah video IPB “Karya untuk Negeri” efektif dalam merubah persepsi siswa SMA tentang pertanian?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis tentang desain pesan video dan perubahan persepsi siswa SMA tentang pertanian. Dengan demikian, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui desain pesan video IPB “Karya untuk Negeri” yang efektif untuk menarik perhatian siswa SMA tentang pertanian.

2. Mengetahui efektivitas video IPB “Karya untuk Negeri” dalam merubah persepsi siswa SMA tentang pertanian.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya adalah pihak institusi akademis seperti Institut Pertanian Bogor (IPB), pemerintah, dan masyarakat khususnya siswa sekolah menengah atas.

1. Bagi institusi akademis yang berbasis pertanian, penelitian ini dapat menjadi masukan bagi institusi akademis seperti IPB, khususnya bidang Humas IPB. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk bidang Humas agar memperhatikan desain pesan video dalam menyosialisasikan dan mempromosikan tentang pertanian, serta menggunakan media lain seperti website, facebook, twitter, dan jejaring sosial internet lainnya.

2. Bagi pemerintah, khususnya kementerian pertanian, penelitian ini dapat menjadi masukan sebagai cara untuk menyosialisasikan dan menyadarkan masyarakat tentang pentingnya pertanian.

(13)

5

TINJAUAN PUSTAKA

Video sebagai Media Pengirim Pesan

Media adalah alat yang menjadi penyalur pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan. Format pesan audio-visual juga termasuk sesuatu yang dihasilkan suatu media. Arsyad (2009) menyatakan, bahwa audio-visual merupakan teknologi yang dapat menyampaikan materi melalui mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio-visual, seperti mesin proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Dengan kata lain, media merupakan suatu alat yang memiliki peran penting untuk menyampaikan pesan kepada penerima, begitu pula dengan pesan audio-visual akan sampai kepada pihak penerima pesan melalui media.

Kegiatan instruksional juga menggunakan media dengan berbagai kemampuan yang dimiliki, antara lain dapat menyajikan tampilan benda atau peristiwa yang terletak jauh, seperti penggunaan gambar atau program video tentang salju, air terjun Nigara, dan aktivitas perut bumi. Selain itu, media mampu menyajikan peristiwa yang kompleks, rumit, dan berlangsung dengan sangat cepat atau sangat lambat sehingga menjadi lebih sistematis dan sederhana, seperti penggunaan film atau program video tentang proses operasi pada salah satu bagian tubuh manusia, terjadinya gol dalam permainan sepak bola, dan bekerjanya suatu mesin (Suparman 2001).

Kemampuan media dalam kegiatan instruksional dapat mempengaruhi berbagai macam kegiatan belajar. Gambar hidup dalam tayangan media mampu mempengaruhi kegiatan belajar tentang pengenalan visual, belajar tentang konsep-prinsip-aturan, dan belajar tentang prosedur. Rekaman audio baik dalam mempengaruhi proses belajar informasi faktual, belajar prosedur, dan mengembangkan sikap, opini, serta motivasi. Begitu pula pada sajian oral, memiliki pengaruh yang baik dalam belajar informasi faktual, belajar konsep-prinsip-aturan, belajar prosedur, mengembangkan sikap, opini, serta motivasi (Suparman 2001).

(14)

6

Program talkshow adalah program berbincang-bincang mengenai topik tertentu yang melibatkan seorang pembicara atau host dengan satu atau lebih nara sumber. Program features merupakan paket pendek yang membahas satu topik tertentu yang tidak terikat pada aktualitas (bukan hardnews) dan digarap dalam format yang lunak serta mengutamakan unsur interest dengan topik-topik yang dibahas umumnya memiliki unsur human interest yang tinggi. Program selanjutnya documentary mempunyai elemen-elemen dasar yang selalu mencakup didalamnya, yaitu 1) menceritakan kisah nyata tentang seseorang atau peristiwa, bukan cerita fiksi, 2) sedapat mungkin menggambarkan fakta sesuai yang sebenarnya atau sealami mungkin, 3) penceritaan dilakukan melalui penyajian atau penggambaran fakta dan wawancara. Berbeda dengan program-program sebelumnya, filler merupakan item audio-visual dengan durasi pendek yang digunakan untuk mengisi/mengganjal durasi dengan program, selama durasi sekitar 15 detik hingga 30 detik, atau ada pula yang sampai 45 detik. Filler berisi cuplikan materi program atau item yang dibuat khusus untuk menyampaikan pesan khusus atau mengkampanyekan sesuatu, selain itu filler ditayangkan dengan jadwal teratur berupa kombinasi footages, voice over, musik latar, grafik, serta still photo dengan musik latar dan teks, tanpa footages dan voice over. Sementara, program magazine merujuk pada program features mengenai peristiwa aktual yang biasanya ditayangkan mingguan di televisi. Magazine merupakan laporan mendalam mengenai isu aktual yang ditujukan untuk membuat penonton memiliki pemahaman lebih mendalam mengenai konteks dari peristiwa lebih dari sekedar fakta. Durasi program magazine sekitar 30 menit hingga satu jam.

Video IPB “Karya untuk Negeri” merupakan video yang menampilkan pesan audio-visual dengan program features. Sebagai media audio-visual, video IPB menampilkan hal-hal yang menarik tentang pertanian. Video IPB mengutamakan human interest dengan menayangkan aktivitas mahasiswa pertanian, produksi pertanian dari IPB, teknologi yang IPB kembangkan, dan beberapa penjelasan dari aktor-aktor IPB, seperti rektor serta profesor sebagai staf ahli bidang akademik. Program audio-visual pada features memiliki bagian-bagian penting seperti angle features, narasumber, daftar pertanyaan, sync atau soundbite, pictures, stand up, dan data yang mendukung.

Beberapa penelitian menggunakan media video untuk menyampaikan pesan audio-visual, seperti penelitian Hubeis (2007) menggunakan video untuk menyajikan perpaduan pesan audio-visual berupa narasi, gambar, materi, waktu, dan musik latar video, penelitian Iskandar (2005) menguji desain pesan audio-visual berupa gambar hidup (audio-visual realistik) dan gambar diam (audio-visual grafis) dengan pesan suara berupa narasi melalui video, dan penelitian Alif (2008) menyajikan format pesan bahasa dalam narasi sebagai aspek audio dikombinasikan dengan aspek visual berupa gambar melalui video.

Desain Pesan dalam Video

(15)

7 menyertakan gambar bergerak maupun gambar diam. Pusat Bahasa (2008) menetapkan pengertian audio adalah mempunyai sifat yang dapat didengar maupun suatu alat peraga yang bersifat dapat didengar. Begitu pula dengan visual, Pusat Bahasa mendefinisikan sebagai sesuatu yang dapat dilihat melalui indra penglihatan (mata).

Visualisasi pesan, informasi, atau konsep memiliki berbagai bentuk. Menurut Arsyad (2009) bentuk visual dapat berupa: (1) gambar representasi seperti gambar, lukisan, atau foto yang menunjukkan suatu benda secara tampak, (2) diagram yang melukiskan hubungan-hubungan konsep, organisasi, dan struktur isi materi, (3) peta yang menunjukkan hubungan-hubungan ruang antara unsur-unsur dalam isi materi, (4) grafik seperti tabel, grafik, dan chart (bagan) yang menyajikan gambaran/kecenderungan data atau antarhubungan seperangkat gambar atau angka-angka. Berbeda dengan unsur visual, audio memiliki bentuk sound effect khusus, suara latar belakang, musik, dan narasi. Baik pesan audio maupun visual akan memberikan daya tarik terhadap penonton dan pendengar, sehingga perlu adanya desain dalam menyampaikan pesan agar efektif. Desain suatu pesan berorientasi pada khalayak (Kusumastuti 2009).

Pusat Bahasa (2008) mengemukakan bahwa desain adalah kerangka bentuk, rancangan atau motif, pola, corak. Lubis (2010) menyatakan, bahwa pesan sebagai salah satu unsur komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan sumber kepada penerima, yang dapat berupa ide atau tujuan dalam bentuk kode atau kumpulan simbol yang tersusun secara sistematis. Desain pesan audio-visual merupakan perancangan dan pembuatan kemasan format pesan audio dan visual dalam menyampaikan pesan melalui video (Iskandar 2005). Desain dengan format pesan audio dan penggunaan visual dapat menggunakan bentuk narasi, ceramah, dialog, peragaan, fragmen, dan visualisasi (Kuswita 2003 dikutip Hubeis 2007).

Berdasarkan Gambar 1, pesan audio merupakan produk yang tercipta melalui proses berbicara, menyanyi, maupun musik. Pendengaran akan menangkap pesan yang berbentuk suara tersebut. Sedangkan film, foto, lukisan, gambar, model patung, grafik, kartun, gerakan nonverbal menghasilkan pesan bentuk visual. Desain pesan audio-visual dibuat dengan menyatukan antara unsur suara yang berupa musik, nyanyian, maupun kata-kata dengan unsur gambar yang berasal dari film, foto, grafik, dll. Suara sebagai pesan audio mempunyai peran dalam menjelaskan gambar-gambar yang berbentuk visual.

Rancangan pesan bentuk visual perlu memperhatikan kualitas dan efektivitas bahan-bahan visual, seperti foto, gambar/ilustrasi, sketsa/gambar garis, grafik, bagan, chart, dan gabungan dari dua bentuk atau lebih. Pesan visual akan menarik dan menyampaikan informasi sesuai dengan penggunanya, sehingga mencapai bentuk pemahaman dengan cara mengatur, menata dan mengorganisasikan elemen visual tersebut berdasarkan prinsip-prinsip desain tertentu, diantaranya adalah kesederhanaan, keterpaduan, penekanan, dan keseimbangan, dengan mempertimbangkan unsur-unsur visual, seperti bentuk, garis, ruang tekstur dan warna.

(16)

8

menjadi pusat perhatian, begitu pula bentuk, garis, tekstur, dan warna dapat memberikan keseimbangan pada penyajian pesan (Arsyad 2009).

Pesan diproduksi dengan: Pesan dicerna dan

diinterpretasi dengan: Berbicara, menyanyi, memainkan alat

musik, dsb < --- >

Mendengarkan Memvisualisasikan melalui film, foto,

lukisan, gambar, model, patung, grafik, kartun, gerakan nonverbal

< --- >

Mengamati

Menulis atau mengarang < --- > Membaca Gambar 1 Pesan dalam komunikasi (Arsyad 2009)

Audio merupakan komponen dalam desain pesan audio-visual yang dapat memberikan manfaat dalam memotivasi siswa untuk belajar. Salah satu keunggulan materi audio adalah dapat mengembangkan keterampilan mendengar dan mengevaluasi hal yang telah didengar (Arsyad 2009). Materi audio menjadi pelengkap pesan visual dalam bentuk musik ataupun narasi.

Program audio-visual dalam tayangan video IPB “Karya untuk Negeri” merupakan program features dengan unsur-unsur penting seperti angle features, narasumber, daftar pertanyaan, sync atau soundbite, pictures, stand up, dan data yang mendukung. Angel features merupakan topik yang sedang dibahas dalam video dan mengenai/menggarap topik yaitu pertanian. Sebagai institusi bidang akademik, IPB memiliki aktor penting seperti rektor yang memiliki peran sebagai narasumber dalam video IPB. Selain itu, video menampilkan penjelasan-penjelasan tentang pertanian melalui aktor IPB, seperti rektor dan profesor sebagai daya tarik video. Pernyataan atau kutipan-kutipan penting dari penjelasan rektor merupakan sync atau soundbite video. Pictures atau gambar-gambar tayangan video IPB menampilkan aktivitas mahasiswa, proses produksi pertanian, produk-produk pertanian dan teknologi-teknologi pertanian.

Persepsi

(17)

9 penafsiran-evaluasi yang bersifat subyektif, karena melibatkan pihak evaluasi dari penerima.

Gambar 2 Proses persepsi (DeVito 1996)

Mulyana (2004) mendefinisikan persepsi sebagai proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan. Proses internal yang mempengaruhi perilaku. Persepsi merupakan inti dari komunikasi dan penting bagi komunikasi baik dari segi bentuk maupun fungsinya, sedangkan inti dari persepsi adalah penafsiran, yaitu identik dengan penyandian balik dalam proses komunikasi. Pentingnya persepsi dalam komunikasi adalah jika persepsi individu tidak akurat, memungkinkan terjadi komunikasi yang tidak efektif. Persepsi menentukan individu untuk memilih pesan atau mengabaikan pesan.

Persepsi merupakan bentuk pandangan individu terhadap suatu obyek, misalnya persepsi seseorang tentang bidang pertanian yang negatif, karena orang menilai pertanian sebagai bidang yang kurang menjanjikan dalam perekonomian. Setiap orang memiliki pandangan masing-masing terhadap bidang pertanian dan sebagian besar orang menilai, bahwa lingkup kerja dibidang pertanian hanya sebatas di sawah, melakukan pengolahan lahan, dan rata-rata pekerja pertanian berada pada keadaan ekonomi bawah.

Pengaruh Desain Pesan Video terhadap Persepsi

Perancangan pesan dalam bentuk audio-visual merupakan kombinasi yang tepat dalam suatu pembelajaran. Format pesan tersebut melibatkan indera penglihatan dan pendengaran untuk menangkap pesan yang mengandung unsur audio-visual. Hal tersebut membantu individu yang belajar menangkap makna lebih cepat dari pesan audio-visual. Pernyataan Arifin (1984) dalam Nazariah (2001) mengungkapkan, bahwa pesan yang mengandung dua aspek, yakni dapat ditangkap oleh indera dan mempunyai makna dapat menimbulkan pengaruh bagi khalayaknya.

Bentuk pesan audio merupakan hasil dari narasi, ceramah, diskusi maupun demonstrasi. Unsur visual pada desain pesan menggunakan penjelasan atau melibatkan unsur audio sebagai peran utama dalam menyajikan pesan, baik dalam bentuk pesan visual bersuara maupun tanpa suara. Byrnes (1965) dalam Iskandar (2005) menyebutkan, bahwa penyimpanan dan pemanggilan (retrieved) kembali informasi akan menjadi lebih mudah dan efektif, apabila penerimaan suatu

Terjadinya stimulasi alat indera

Stimulasi alat indera diatur

Stimulasi alat indera

(18)

10

informasi melalui lebih dari satu saluran. Penangkap pesan audio-visual mudah menerima pesan bahkan memahaminya, karena menggunakan saluran yang berupa pendengaran dan penglihatan.

Bentuk visual dibedakan menjadi dua, yaitu visual realistik1 dan visual grafis2. Hasil penelitian Iskandar (2005) membuktikan bahwa bagi individu visual/gambar realistik lebih menarik karena mengandung gambar bergerak dan penjelasan visual bersuara lebih efektif daripada tanpa suara. Unsur gerak pada visual realistik mampu mempengaruhi perhatian dan berperan dalam mempertinggi kecermatan dalam mengingat kembali informasi yang diterima, serta unsur suara mampu mendukung dalam menarik perhatian dan mempersepsikan gambar. Bentuk visual memiliki kelebihan, seperti yang dikemukakan Brown (1977) dalam Iskandar (2005), bahwa 1) gambar dapat merangsang minat dan memperjelas informasi yang disajikan, 2) lebih meningkatkan daya ingat dan memberikan pengaruh yang sangat tinggi dalam pengetahuan suatu obyek. Hal tersebut menunjukkan, bahwa setiap individu mampu menerima pesan lebih cepat dengan bentuk visual pada pesan. Bentuk visual yang berupa gambar diam dan gambar bergerak menjadi obyek yang ditangkap individu sebagai rangsangan sehingga mampu menciptakan persepsi bagi penerima.

Narasi, musik, dialog merupakan bentuk audio. Narasi menggunakan bahasa, baik bahasa indonesia maupun bahasa daerah, sedangkan musik dapat menggunakan musik klasik, pop, dangdut, dll. Penelitian Erlina dan Sari (2006) menyebutkan, bahwa pesan audio jenis musik pop paling digemari oleh responden dan termasuk pengiring narasi, serta perpaduan antara gambar garis-gambar foto membuat pesan lebih menarik. Format pesan audio-visual tersebut mampu merangsang dan menyadarkan responden dalam penggunaan transportasi udang hidup sistem kering.

Penelitian Clifford et al. (2009) melakukan uji pesan melalui televisi yang menampilkan program memasak. Penyajian pesan berupa gambar bergerak dan narasi serta iringan musik dalam program televisi tersebut mampu mempengaruhi pengetahuan dan psikosoial sehingga menciptakan persepsi responden tentang kebaikan gizi dan memasak. Begitu pula pada penelitian Cotton dan Byrd-Bredbenner (2007) menyatakan, bahwa film Super Size Me berpengaruh pada emosi dan kesadaran yang mengakibatkan pada peningkatan pengetahuan responden tentang pendidikan gizi, dengan tujuan untuk menyadarkan pasien-pasien agar mengurasi makanan cepat saji.

Pesan audio-visual mempunyai pengaruh terhadap perubahan persepsi individu. Pesan tersebut efektif dengan adanya rancangan yang tepat antara unsur audio dan unsur visual. Unsur audio meliputi narasi yang menggunakan bahasa daerah maupun bahasa Indonesia, musik latar yang berjenis pop atau dangdut. Visual pesan dapat berasal dari gambar, visual realistik, visual grafis, foto, poster. Format pesan visual berperan dalam menarik perhatian individu, sedangkan aspek audio penting dalam rancangan pesan audio-visual sebagai penjelasan dari aspek

1

Visual realistik atau visual murni (pure visual) yaitu jenis visualisasi berupa gambar hidup yang berupa benda, obyek, atau peristiwa sesungguhnya (Iskandar 2005).

2

(19)

11 visual. Perpaduan antara unsur audio-visual merupakan stimulus-stimulus yang mampu meningkatkan pengetahuan individu karena membentuk persepsi bagi penerima pesan.

Setiap penulis menguji kemasan pesan audio-visual dengan kombinasi pesan yang beragam, baik rancangan pesan yang menggabungkan antara gambar diam dengan narasi, gambar bergerak dengan suara musik, gambar bergerak dengan narasi, gambar diam dengan musik dan narasi, maupun gabungan diantara gambar gerak-gambar diam serta musik dan narasi. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa setiap kemasan pesan audio-visual dalam berbagai media memiliki ciri khas masing-masing yang mampu menarik perhatian individu.

Desain pesan menjadi penting dalam penyampaian suatu informasi, karena rancangan pesan yang menarik akan lebih mudah diterima dan melalui saluran penglihatan serta pendengaran, individu mampu menangkap pesan dengan mudah. Perpaduan pesan audio-visual mampu mempengaruhi persepsi individu, karena melalui saluran pendengaran, individu menerima pesan audio, sedangkan melalui saluran penglihatan, individu akan menangkap pesan visual. Proses penangkapan pesan yang melibatkan beberapa indera, menjadikan individu mudah dalam mencermati isi pesan dan memahaminya, sehingga proses tersebut berpengaruh pada persepsi individu.

Kerangka Pemikiran

Desain pesan dalam video merupakan desain pesan audio-visual. Desain pesan audio-visual merupakan desain pesan yang menarik, karena mengandung unsur gabungan antara audio (suara) dan visual (gambar) yang menarik. Visualisasi gambar dalam video menarik menurut beberapa indikator, seperti narasumber yang ditayangkan dan gambar-gambar (pictures) aktivitas narasumber. Penayangan visual dalam video ini diiringi oleh pesan audio berupa soundbite, narasi, dan musik latar. Durasi menjadi ukuran waktu dalam tayangan video. Durasi video IPB “Karya untuk Negeri” selama 15 menit ini menyajikan tayangan narasumber seperti rektor IPB dan profesor sebagai aktor dalam video, sedangkan gambar-gambar video memvisualisasikan informasi tentang pertanian, seperti gambar produk pertanian IPB berupa sayuran, buah-buahan, hasil ternak, budidaya ikan serta teknologi yang digunakan untuk memproduksinya. Video IPB menggunakan soundbite, narasi dan musik latar yang mengiringi penayangan gambar untuk menjelaskan aktivitas dalam tayangan gambar video.

(20)

12

Pre-test

Post-test

Gambar 3 Kerangka berpikir efektivitas desain pesan video IPB “karya untuk negeri” dan perubahan persepsi siswa SMA tentang pertanian

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran terdapat hipotesis sebagai berikut: 1. Desain pesan video merupakan desain pesan yang efektif.

2. Video IPB efektif dalam merubah persepsi siswa SMA tentang pertanian.

Definisi Operasional

Penelitian ini menggunakan beberapa istilah operasional untuk mengukur peubah-peubah yang digunakan. Istilah-istilah tersebut, yaitu:

1. Desain pesan video adalah rancangan pesan yang efektif, pesan yang efektif merupakan pesan yang menarik dengan memadukan unsur audio (suara) dan unsur visual (gambar) dalam video IPB “Karya untuk Negeri”. Pengukuran pada desain pesan video menggunakan skala likert (lihat Tabel 1).

2. Persepsi adalah pandangan responden tentang pertanian pada saat sebelum menonton video IPB “Karya untuk Negeri” dan pandangan tentang pertanian setelah menonton video IPB “Karya untuk Negeri”. Pengukuran pada tingkat persepsi menggunakan skala likert (lihat Tabel 2 dan 3).

Kuesioner jenis 2 (post-test) memiliki 14 pernyataan untuk mengukur tingkat efektivitas desain pesan video. Berdasarkan hasil perhitungan data kuesioner, skor maksimal untuk mengukur efektivitas desain pesan video adalah 54, sedangkan skor minimum adalah 37. Desain pesan video mempunyai tiga kategori untuk menunjukkan tingkat efektivitasnya, yaitu rendah, sedang, dan

Desain pesan video Narasumber

Soundbite Musik latar Gambar (pictures)

Narasi Durasi

Persepsi akhir tentang Pertanian (setelah menonton video) Persepsi awal tentang pertanian

(21)

13 tinggi. Kategori tersebut dapat diperoleh melalui inverval kelas yang dihitung dengan cara sebagai berikut :

Interval kelas (IK) =

ε

Maka interval kelas pada tingkat efektivitas desain pesan adalah 6 dan dapat menunjukkan kategori:

Rendah = 37≤x≤42 Sedang = 42<x≤48 Tinggi = 48<x≤54

Pengukuran pada tingkat persepsi responden sebelum menonton video adalah sama dengan pengukuran pada tingkat efektivitas berdasarkan desain pesan video. Jumlah pernyataan untuk mengukur tingkat persepsi responden sebelum dan sesudah menonton video adalah 18 pernyataan. Pernyataan-pernyataan tersebut mencakup ruang lingkup pertanian yang terdiri dari lima aspek, yaitu ilmu pertanian, ilmu kedokteran hewan, ilmu perikanan, ilmu peternakan, dan ilmu kehutanan. Delapan belas pernyataan untuk mengukur tingkat persepsi sebelum menonton video menghasilkan data perhitungan kuesioner dengan skor terendah sebesar 46, sedangkan skor tertinggi adalah 66. Interval pada pengukuran tingkat persepsi responden tentang pertanian sebelum menonton video dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu kurang positif, cukup positif, dan positif. Berdasarkan perhitungan interval kelas didapatkan angka sebesar 7. Maka hasil interval menurut kategori adalah:

Kurang positif = 46≤x≤52 Cukup positif = 52<x≤59 Positif = 59<x≤66

Sama seperti pengukuran pada tingkat persepsi responden sebelum menonton video dan pengukuran pada tingkat efektivitas terhadap desain pesan video, bahwa pengukuran pada tingkat persepsi setelah menonton video memiliki sejumlah 18 pernyataan. Berdasarkan perhitungan data kuesioner tingkat persepsi sesudah menonton video memiliki skor terendah sebesar 45, sedangkan skor tertinggi adalah 72. Interval pada pengukuran tingkat persepsi sesudah menonton video menggunakan tiga kategori, yaitu kurang positif, cukup positif, dan positif. Maka perhitungan interval kelas menghasilkan angka sebesar 9 dengan interval menurut kategori sebagai berikut:

Kurang positif = 45≤x≤53 Cukup positif = 53<x≤62 Positif = 62<x≤72

Hasil nilai pada tingkat persepsi sesudah menonton video adalah untuk membandingkan perubahan persepsi sebelum dengan sesudah menonton video terkait dengan efektivitas tayangan video IPB “Karya untuk Negeri”.

(22)

14

Rendah = 2≤x≤4 Sedang = 4<x≤6 Tinggi = 6<x≤8

Kemudian untuk variabel musik latar terdiri atas satu penyataan, maka nilai interval berdasarkan tiga kategori adalah satu, sebagai berikut:

Rendah = 1≤x≤2 Sedang = 2<x≤3 Tinggi = 3<x≤4

Variabel gambar terdiri atas lima penyataan, maka nilai interval berdasarkan tiga kategori adalah lima, sebagai berikut:

Rendah = 5≤x≤10 Sedang = 10<x≤15 Tinggi = 15<x≤20

Perhitungan berikutnya adalah interval pada variabel-variabel pertanian. Berdasarkan 18 pernyataan, masing-masing variabel terdiri atas jumlah pernyataan yang berbeda-beda, seperti ilmu pertanian terdiri atas delapan pernyataan, sehingga diperoleh interval sebesar delapan, yaitu:

Kurang positif = 8≤x≤16 Cukup positif = 16<x≤24 Positif = 24<x≤32

Ilmu kedokteran hewan terdiri atas satu pernyataan, sehingga diperoleh interval sebesar satu, yaitu:

Kurang positif = 1≤x≤2 Cukup positif = 2<x≤3 Positif = 3<x≤4

Ilmu perikanan terdiri atas empat pernyataan, sehingga diperoleh interval sebesar empat, yaitu:

Kurang positif = 4≤x≤8 Cukup positif = 8<x≤12 Positif = 12<x≤16

Ilmu peternakan terdiri atas dua pernyataan, sehingga diperoleh interval sebesar dua, yaitu:

Kurang positif = 2≤x≤4 Cukup positif = 4<x≤6 Positif = 6<x≤8

Ilmu kehutanan terdiri atas tiga pernyataan, sehingga diperoleh interval sebesar tiga, yaitu:

(23)

15 Tabel 1 Indikator dan parameter tingkat efektivitas desain pesan video

Desain Pesan Video Indikator Parameter

Narasumber Orang-orang penting dalam

institusi pendidikan (IPB):

 Rektor IPB

 Staf ahli IPB (profesor)

Tanggapan siswa SMA terhadap orang-orang penting (IPB) yang ditayangkan dalam video:

 Sangat tidak setuju 1

 Tidak setuju 2

 Setuju 3

 Sangat setuju 4

Soundbite Pernyataan narasumber tentang pertanian, seperti:

 Rektor IPB

 Staf ahli IPB (profesor)

Tanggapan siswa SMA terhadap pernyataan narasumber dalam video:

 Sangat tidak setuju 1

 Tidak setuju 2

 Setuju 3

 Sangat setuju 4

Musik latar Musik latar dalam video cocok

dengan tayangan yang ditampilkan video

Tanggapan siswa SMA terhadap musik latar dalam video:

 Sangat tidak setuju 1

 Tidak setuju 2

 Setuju 3

 Sangat setuju 4

Gambar (pictures) Gambar yang ditayangkan

video menarik, seperti:  Hasil produksi pertanian

berupa buah-buahan, sayuran, padi-padian, persawahan, hasil olahan ternak, dan peternakan domba

 Teknologi pertanian

Tanggapan siswa SMA terhadap gambar dalam video:

 Sangat tidak setuju 1

 Tidak setuju 2

 Setuju 3

 Sangat setuju 4

Narasi Pernyataan narator cocok

dengan gambar-gambar yang ditayangkan video dan mudah dipahami

Tanggapan siswa SMA terhadap kecocokan narasi dengan gambar dalam video dan mudah

dipahami:

 Sangat tidak setuju 1

 Tidak setuju 2

 Setuju 3

 Sangat setuju 4

Durasi Waktu tayang video lama Tanggapan siswa SMA terhadap

waktu tayang video yang lama:

 Sangat tidak setuju 4

 Tidak setuju 3

 Setuju 2

 Sangat setuju 1

Waktu tayang video cepat Tanggapan siswa SMA terhadap

waktu tayang video yang lama:

 Sangat tidak setuju 1

 Tidak setuju 2

 Setuju 3

(24)

16

Tabel 2 Indikator dan parameter persepsi responden tentang pertanian sebelum menonton video IPB “Karya untuk Negeri”

Persepsi sebelum Menonton Video

Indikator Parameter

Persepsi siswa SMA tentang pertanian

Tingkat pendidikan petani tinggi

Tanggapan siswa SMA terhadap tingkat pendidikan petani yang tinggi:

 Sangat tidak setuju 1  Tidak setuju 2

 Setuju 3

 Sangat setuju 4

Ilmu pertanian menurut ruang lingkup pertanian:

 Tidak mengikuti kemajuan

teknologi

 Tidak mampu

menghasilkan varietas unggulan

Tanggapan siswa SMA ilmu pertanian yang tidak mengikuti kemajuan teknologi dan menghasilkan varietas unggulan:

 Sangat tidak setuju 4  Tidak setuju 3

 Setuju 2

 Sangat setuju 1

Ilmu pertanian mampu menghasilkan produk olahan pertanian dari jagung, produk kecantikan, dan energi alternatif

Tanggapan siswa SMA terhadap hasil produk olahan pertanian dari jagung, produk kecantikan, dan energi alternatif:

 Sangat tidak setuju 1  Tidak setuju 2

 Setuju 3

 Sangat setuju 4

Ilmu kedokteran hewan mampu menghasilkan vaksin

Tanggapan siswa SMA terhadap Ilmu kedokteran hewan mampu menghasilkan vaksin:

 Sangat tidak setuju 1  Tidak setuju 2

 Setuju 3

 Sangat setuju 4

Ilmu perikanan menghasilkan teknologi baru untuk

perikanan

Tanggapan siswa SMA terhadap ilmu perikanan yang menghasilkan teknologi baru untuk perikanan:

 Sangat tidak setuju 1  Tidak setuju 2

 Setuju 3

 Sangat setuju 4

Ilmu peternakan

menghasilkan produk yang berkualitas

Tanggapan siswa SMA terhadap ilmu peternakan menghasilkan produk yang berkualitas:

 Sangat tidak setuju 1  Tidak setuju 2

 Setuju 3

 Sangat setuju 4

Ilmu kehutanan menghasilkan teknologi baru bagi bidang kehutanan

Tanggapan siswa SMA terhadap Ilmu kehutanan menghasilkan teknologi baru bagi bidang kehutanan:

 Sangat tidak setuju 1  Tidak setuju 2

 Setuju 3

(25)

17 Tabel 3 Indikator dan parameter persepsi responden tentang pertanian

setelah menonton video IPB “Karya untuk Negeri”

Tayangan Video IPB Indikator Parameter

Narasumber Saya menjadi tahu tentang pertanian

setelah melihat aktivitas narasumber dalam video

Tanggapan siswa SMA tentang pertanian berubah dengan adanya narasumber dalam video:

 Sangat tidak setuju 1  Tidak setuju 2

 Setuju 3

 Sangat setuju 4

Soundbite Saya menjadi tahu tentang ruang lingkup dan pentingnya pertanian dengan mendengar

penjelasan/pernyataan narasumber yang mudah dipahami

Tanggapan siswa SMA tentang pertanian berubah dengan mendengar penjelasan narasumber melalui video:

 Sangat tidak setuju 1  Tidak setuju 2

 Setuju 3

 Sangat setuju 4

Musik latar Saya mengetahui bahwa pertanian itu

menarik dengan latar musik yang cocok dengan tayangan video

Tanggapan siswa SMA tentang pertanian berubah dengan latar musik yang digunakan dalam video:  Sangat tidak setuju 1  Tidak setuju 2

 Setuju 3

 Sangat setuju 4

Gambar (pictures) Saya mengetahui bahwa pertanian itu

menggunakan teknologi dalam proses produksinya dan menghasilkan sayur, buah, serta produksi peternakan, perikanan, melalui gambar-gambar tayangan video

Tanggapan siswa SMA tentang pertanian berubah dengan gambar-gambar tayangan dalam video:  Sangat tidak setuju 1  Tidak setuju 2

 Setuju 3

 Sangat setuju 4

Narasi Saya mengetahui bahwa pertanian

mencakup ilmu pertanian, ilmu kedokteran hewan, peternakan, perikanan dan kehutanan melalui narasi yang menjelaskan tayangan gambar di video

Tanggapan siswa SMA tentang pertanian berubah dengan narasi dalam video:  Sangat tidak setuju 1  Tidak setuju 2

 Setuju 3

 Sangat setuju 4

Durasi Saya menjadi tahu tentang pertanian

dengan lamanya waktu tayangan dalam video

Tanggapan siswa SMA tentang pertanian berubah dengan lamanya tayangan dalam video:

 Sangat tidak setuju 1  Tidak setuju 2

 Setuju 3

(26)

18

PENDEKATAN LAPANGAN

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu dengan menggambarkan dan menjelaskan suatu masalah untuk digeneralisasikan. Metode eksperimen menjadi metode dalam penelitian kuantitatif, karena untuk menguji hipotesa dan dimaksudkan untuk mengetahui hubungan sebab akibat variabel penelitian (Singarimbun dan Effendi 2008).

Metode eksperimen dalam penelitian menggunakan model pre-test dan post-test dengan menggunakan uji awal dan uji akhir terhadap satu kelompok sebagai kelompok eksperimen (Singarimbun dan Effendi 2008). Penelitian akan mendapatkan hasil yang lebih efektif dari kelompok eksperimen yang sama atau kelompok murid berbeda yang memiliki ciri sama (Gulo 2002). Pengajuan uji awal dan akhir dimaksudkan untuk melihat perubahan pada responden sebelum mendapat perlakuan dan setelah mendapat perlakuan (Chadwick 1991).

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Bogor. Pemilihan lokasi ini berdasarkan hasil diskusi dengan dosen pembimbing dan dilakukan secara sengaja, karena SMA Negeri 2 Bogor sebagai lokasi studi kasus untuk menguji persepsi siswa SMA Negeri 2 Bogor tentang pertanian melalui media video. Pelaksanaan penelitian ini selama lima bulan, meliputi pembuatan proposal skripsi, kolokium, pengambilan data lapangan, penelitian draft skripsi, dan perbaikan laporan penelitian.

Teknik Pemilihan Responden

Populasi adalah sekumpulan orang yang menjadi subyek perhatian. Penelitian ini menggunakan subyek penelitian berupa seluruh total kelas XII IPA SMA Negeri 2 Bogor. Jumlah populasi penelitian ini adalah 216 orang. Bagian dari populasi yang menjadi perhatian merupakan sampel yang menjadi responden bagi penelitian. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan pengambilan sampel gugus sederhana (simple cluster sampling).

Populasi metode ini digolongkan ke dalam gugus-gugus yang disebut clusters. Gugus-gugus tersebut merupakan satuan dari sampel yang akan diambil. Populasi tersebar dalam beberapa wilayah (cluster) yang masing-masing mempunyai ciri yang sama atau mirip, maka satu sisi atau beberapa wilayah diambil secara acak sebagai sampel (Gulo 2002). Singarimbun dan Effendi (2008) menyatakan bahwa simple cluster sampling adalah,

(27)

19 sampel harus secara acak. Kemudian untuk unsur-unsur penelitian

dalam gugus tersebut diteliti semua...”

Singarimbun dan Effendi (2008) juga menyatakan “...keuntungan dari metode ini ialah tidak diperlukannya daftar kerangka sampling dengan unsur-unsurnya...”. Kelas XII jurusan IPA di SMA Negeri 2 Bogor merupakan gugus/kelompok-kelompok dalam populasi dan bersifat homogen (karena siswa kelas XII IPA mempunyai peluang yang besar ke pendidikan lebih tinggi maupun siap kerja di sektor pertanian) yang terdiri atas enam gugus, kemudian diambil satu gugus secara acak untuk dijadikan sample (Tabel 4). Gugus responden dalam penelitian ini adalah gugus ke 4 (XII IPA 4) dengan unsur sebanyak 36 orang.

Tabel 4 Jumlah gugus dan sampel setiap gugus

No Gugus-gugus Sampel (orang)

1. XII IPA 1 36

2. XII IPA 2 36

3. XII IPA 3 36

4. XII IPA 4 36

5. XII IPA 5 36

6. XII IPA 6 36

Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Penelitian memperoleh data primer melalui pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan pengambilan data melalui kuesioner (Lampiran 6) yang terkait variabel terpengaruh dan variabel pengaruh. Kuesioner merupakan instrumen dari metode survei yang digunakan untuk mengumpulkan data terstruktur. Data sekunder pada penelitian diperoleh dari berbagai literatur, seperti hasil penelitian, jurnal, skripsi, thesis, dan data-data lain yang terkait dengan penelitian ini.

Perolehan data penelitian ini dengan memberikan kuesioner berupa uji awal dan uji akhir. Terdapat dua macam kuesioner, yaitu kuesioner jenis satu untuk pre-test (uji awal) dan post-test (uji akhir) tentang persepsi, sedangkan kuesioner jenis dua untuk menguji efektivitas desain pesan dalam video IPB “Karya untuk Negeri”.

(28)

20

jenis dua untuk mengidentifikasi desain pesan video yang efektif. Pengisian kuesioner selama 10 menit.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data dalam penelitian berupa data kuantitatif, yaitu jawaban kuesioner dari responden. Jawaban kuesioner merupakan data yang perlu diolah. Pengolahan data melalui beberapa langkah, yaitu pengeditan sebagai langkah penting yang perlu dilakukan untuk mengurangi kesalahan-kesalahan dalam membaca tabel frekuensi. Tabel frekuensi untuk mengetahui tingkat efektitivitas desain pesan video dan tingkat persepsi responden sebelum maupun sesudah menonton video IPB.

(29)

21 GAMBARAN UMUM LOKASI

Gambaran Umum SMA Negeri 2 Bogor

Nama SMA Negeri 2 Bogor pada awal didirikan adalah SMA Negeri Bogor dan menjadi satu-satunya SMA yang menempati lokasi Jalan Ir Djuanda 16 Bogor. Bapak Prof Dr Garnadi yang menjabat sebagai kepala sekolah ini memimpin SMA Negeri Bogor. Sekolah ini memiliki tiga jurusan yaitu: “Paket A” (jurusan Ilmu Bahasa), “Paket B” (jurusan Ilmu Pasti dan Alam), dan “Paket C” (jurusan Ilmu Sosial). Pada tahun 1958, SMA Negeri Bogor dipecah menjadi 2 sekolah, yaitu: SMA Negeri 1 Bogor dan SMA Negeri 2 Bogor. Bapak Khusaeri merupakan kepala sekolah yang menjadi pemimpin bagi SMA Negeri 1 Bogor dengan spesialisasi “Paket A” (jurusan Ilmu Bahasa) dan “Paket C” (jurusan Ilmu Sosial). Kepala sekolah SMA Negeri 2 Bogor adalah Bapak R Yatmo yang memimpin sekolah ini dengan spesialisasi “Paket B” (Ilmu Pasti Alam).

SMA Negeri 1 Bogor dan SMA 2 Bogor memiliki lokasi yang sama yaitu di Jalan Ir Djuanda No. 16 Bogor. Waktu belajar untuk kedua SMA ini secara bergantian, tiga hari pagi dan tiga hari siang. Perubahan kurikulum pada tahun 1968 mengakibatkan SMA Negeri 1 dan 2 Bogor harus memiliki semua jurusan, sehingga lokasi belajar untuk SMA Negeri 2 Bogor menjadi di beberapa tempat karena satu tempat tidak mencukupi. Lokasi lainnya seperti di Paledang, Jalan Pakuan, Jalan Ciremai Ujung. Kepemimpinan SMA Negeri 2 Bogor pada masa Bapak Duyeh Effendi mengalami perpindahan lokasi, yaitu di sebuah gedung tua kosong peninggalan Sekolah China bernama “Chen Chung” di Jalan Mantera No. 9. Berbeda dengan kepemimpinan lainnya, yaitu pada akhir masa kepemimpinan Bapak Yusuf sebagai kepala sekolah, pembuatan gedung baru untuk SMA Negeri 2 Bogor di Jalan keranji Ujung Nomor 1 Budi Agung Bogor telah selesai, namun perpindahan lokasi untuk SMA 2 Bogor belum terlaksana sepenuhnya sehingga SMA Negeri 2 Bogor memiliki 2 lokasi, yaitu di Mantarena No. 9 yang digunakan untuk kegiatan belajar bagi kelas XII, sedangkan lokasi di Jalan Keranji Ujung No. 1 Budi Agung digunakan untuk semua kegiatan administrasi sekolah dam pembelajaran bagi kelas X dan kelas XI.

SMA Negeri 2 Bogor secara resmi melakukan perpindahan lokasi sepenuhnya ke Jalan Keranji Ujung No. 1 Budi Agung pada masa kepemimpinan Bapak Drs. H. Zainal Abidin. Sejak Juli 2011, SMA Negeri 2 Bogor telah memusatkan seluruh kegiatan pembelajaran kelas X, XI, dan XII di Budi Agung. Lokasi SMA Negeri 2 Bogor yang di Jalan Keranji No.1 Budi Agung berada di sekitar perumahan dan dekat dengan rumah sakit maupun pusat perbelanjaan. Lokasi tersebut menjadi strategis karena mudah untuk mengakses informasi dan mobilisasi, sehingga dapat dikatakan bahwa SMA Negeri 2 Bogor yang berlokasi di Budi Agung adalah berada di daerah perkotaan.

(30)

22

IPA dibagi menjadi enam kelas dan kelas IPS terbagi menjadi tiga kelas. Kelas XI (sebelas) IPA terdiri dari kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4, XI IPA 5, XI IPA 6, begitu pula pada kelas XII (dua belas) IPA terdiri dari kelas XII IPA 1, XII IPA 2, XII IPA 3, XII IPA 4, XII IPA 5, XII IPA 6. Berbeda dengan kelas IPS yaitu terdiri dari 3 kelas seperti kelas XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3 dan XII IPS 1, XII IPS 2, XII IPS 3.

Kelas XI IPA 1 memiliki jumlah siswa sebanyak 40 siswa, dengan siswa laki-laki berjumlah 19 dan perempuan berjumlah 21 siswa. Kelas XI IPA 2 terdiri atas 21 siswa laki-laki dan 19 perempuan sehingga berjumlah 40 siswa. Kelas XI IPA 3 memiliki jumlah total 40 siswa yang terdiri atas 18 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Kelas XI IPA 4 memiliki jumlah 19 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Kelas XI IPA 5 memiliki jumlah yang paling seimbang antara siswa laki-laki dan perempuan, yaitu 20 siswa untuk laki-laki dan 20 siswa perempuan. Kelas XI IPA 6 memiliki jumlah siswa perempuan terbanyak, yaitu 24 siswa, sedangkan jumlah laki-laki paling sedikit, yaitu 16 siswa. Kelas XI IPS memiliki jumlah rata-rata 26 siswa perkelas. Setiap kelas XII IPA memiliki jumlah siswa sebanyak 36 siswa, sedangkan kelas XII IPS rata-rata jumlah siswa adalah 32 siswa untuk kelas XII IPS 1, 31 siswa di kelas XII IPS 2, dan XII IPS 3 memiliki jumlah total 30 siswa.

Kelas XII IPA 1 terdiri atas 18 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Kelas XII IPA 2 memiliki jumlah 18 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Kelas XII IPA 3 memiliki jumlah laki-laki lebih banyak, yaitu 20 siswa, sedangkan jumlah perempuan lebih sedikit, yaitu 16 siswa. Kelas XII IPA 4 dan XII IPA 5 memiliki proporsi sama seperti kelas XII IPA 3, yaitu 20 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Kelas XII IPA 6 memiliki jumlah siswa laki-laki sebanyak 19 dan perempuan 17 siswa. Kelas XII IPS 1 memiliki jumlah siswa laki-laki sebanyak 12 dan perempuan 20 siswa. Kelas XII IPS 2 terdiri atas 10 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan, sedangkan siswa laki-laki kelas XII IPS 3 berjumlah 10 dan perempuan 20 siswa.

Karakteristik Siswa Kelas XII SMA Negeri 2 Bogor

(31)
[image:31.595.105.511.72.783.2]

23 Tabel 5 Karakteristik Siswa Kelas XII SMA Negeri 2 Bogor

Kelas XII

Jenis kelamin

Laki-laki

Perem puan

(orang) 146 162

Agama Islam Protest

an Katholik Hindu Budha

(orang) 291 13 3 2 0

Jarak Tinggal (Km)

1-3 4-6 7-10 10-15 15-20 >20

(orang) 19 138 85 30 7 2

Pekerja an Orang Tua

ABRI PNS BUMN Wiraswasta Pegawai

Swasta Pensiun Karyawan

(orang) 20 77 24 87 50 4 11

Pendidi kan Orang Tua

SD SMP SMA D3 S1 S2 S3

(32)

24

EFEKTIVITAS DESAIN PESAN VIDEO IPB

“KARYA UNTUK NEGERI”

Desain pesan adalah rancangan pesan yang ada pada suatu informasi. Video memiliki desain pesan yang berbentuk audio dan visual. Pesan audio merupakan informasi yang berbentuk suara, sedangkan pesan visual berupa informasi yang menampilkan gambar-gambar. Kombinasi pesan audio dan visual dalam tayangan video dapat menjadi stimulus (rangsangan) untuk menimbulkan persepsi. Video juga dapat menjadi media pembelajaran karena keunggulan desain pesan video berupa audio-visual. Keunggulan-keunggulan video diantaranya adalah (1) mampu memperbesar objek yang kecil, (2) objek gambar yang diambil oleh kamera untuk video dapat diperbanyak, (3) mampu memanipulasi gambar tayangan seperti menggabungkan antara kejadian masa lalu dengan masa sekarang, (4) gambar tayangan video dapat diatur dalam durasi tertentu sebagai gambar diam, (5) mampu mempertahankan penonton untuk tetap melihat tayangan video, dan (6) mampu menampilkan informasi terbaru (Riyana 2007). Desain pesan dalam video merupakan informasi yang efektif pada saat desain pesan dalam video menarik bagi responden. Keefektivan desain pesan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu rendah, sedang, tinggi. Tingkat efektivitas desain pesan video ditampilkan dalam Tabel 6.

[image:32.595.90.471.534.627.2]

Penilaian terhadap desain pesan video IPB “Karya untuk Negeri” dilakukan responden setelah menonton tayangan video. Responden mendapat waktu untuk menonton video selama 15 menit, kemudian responden harus segera mengisi kuesioner yang berisi pernyataan-pernyataan tentang desain pesan video. Kuesioner desain pesan mengandung 14 pernyataan. Pernyataan-pernyataan tersebut mewakili pesan-pesan video IPB yang menceritakan tentang pertanian, dalam bentuk informasi audio maupun visual. Selain itu, pernyataan-pernyataan tentang desain pesan juga menggambarkan keenam variabel dalam desain pesan video.

Tabel 6 Sebaran responden berdasarkan tingkat efektivitas desain pesan video

Tingkat Efektivitas ∑ (orang) %

Rendah (37≤x≤42) 8 22

Sedang (42<x≤48) 17 47

Tinggi (48<x≤54) 11 31

Jumlah 36 100

Rataan Skor 45.69

(33)

25 Desain pesan video terdiri atas enam variabel, seperti narasumber, soundbite, musik latar, gambar-gambar, narasi, dan durasi. Variabel narasumber adalah untuk mengukur daya tarik tampilan aktor dalam video. Aktor dalam video IPB “Karya untuk Negeri” adalah penampilan rektor dan profesor IPB. Soundbite adalah pesan audio dari narasumber. Penjelasan rektor dan profesor dalam video mengenai pertanian merupakan bentuk variabel soundbite. Tidak hanya suara aktor dan tampilan aktor, video juga memasukkan efek musik latar untuk mengiringi tayangan video. Video menampilkan gambar-gambar tentang pertanian disertai dengan narasi yang menjelaskan keunggulan-keunggulan dalam pertanian. Kombinasi pesan audio dan visual dalam tayangan video dikemas secara efektif dalam suatu waktu yang disebut durasi. Video IPB “Karya untuk Negeri” mempunyai durasi selama 15 menit. Selama waktu tersebut, video IPB menggambarkan pertanian menurut ilmu-ilmu yang mendukung pertanian. Ilmu-ilmu tersebut merupakan variabel dalam aspek pertanian, seperti Ilmu-ilmu pertanian, ilmu kedokteran hewan, ilmu perikanan, ilmu peternakan, dan ilmu kehutanan.

Salah satu variabel dalam desain pesan video adalah narasumber. Video IPB “Karya untuk Negeri” menampilkan beberapa aktor dari bidang akademik IPB sebagai narasumber dalam video. Aktor yang menjadi narasumber adalah rektor IPB dan profesor IPB. Responden memiliki penilaian yang berbeda-beda terhadap penampilan aktor-aktor IPB. Berdasarkan Tabel 7, enam persen responden memberikan penilaian tidak setuju bahwa tampilan aktor IPB merupakan hal yang menarik. Kemudian 39 persen responden menilai kehadiran aktor IPB dalam video adalah cukup menarik. Akan tetapi, responden lebih banyak yang setuju bahwa penampilan aktor adalah menarik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa narasumber merupakan salah satu komponen penting dalam video. Setiap aktor memiliki peran masing-masing, seperti rektor sebagai seorang pemimpin di IPB, profesor sebagai tenaga ahli di IPB sedang melakukan aktivitas belajar di kelas maupun di laboratorium. Tampilan aktor-aktor tersebut menjadi pihak yang berpengaruh dan menentukan keefektivan tayangan video.

Variabel soundbite adalah bentuk pesan audio dalam video yang merupakan pernyataan-pernyataan dari narasumber. Soundbite memberikan informasi dalam bentuk suara rektor dan suara profesor. Suara-suara aktor IPB memberikan penjelasan-penjelasan mengenai pentingnya pertanian. Rektor menyatakan bahwa pertanian berbasis pendidikan penting untuk dikembangkan. Perkembangan pertanian mampu memperkuat ketahanan pangan, bioenergi, dan dapat membuka lapangan pekerjaan untuk mengentaskan kemiskinan serta untuk menjaga lingkungan hidup. Salah satu profesor di IPB juga memberikan ungkapan tentang deforestrasi berdasarkan ilmu kehutanan. Deforestrasi dapat mengukur keberhasilan pada penurunan emisi gas yang mengakibatkan global warming. Poin-poin penting tersebut menjadi menarik karena dijelaskan langsung oleh narasumber. Oleh karena itu, 72 persen responden memberikan skor setuju bahwa penjelasan dari narasumber penting untuk mengisi unsur audio dalam video dan menjadi menarik bagi tayangan video (Tabel 7).

(34)

26

responden menilai tingkat efektivitas musik latar pada video IPB adalah rendah, 56 persen responden menganggap musik latar video pada tingkat efektivitas sedang, dan 19 persen sisanya menilai bahwa musik latar efektif. Penilaian tersebut menyiratkan bahwa sebagian besar responden memilih kategori yang kedua atau cukup efektif (efektivitas sedang). Responden menilai efek musik latar dalam video IPB cukup menarik, karena jenis musik yang digunakan kurang begitu sesuai dengan tayangan video yang menggambarkan tentang pertanian dan lingkungan alam.

Variabel keempat adalah gambar-gambar. Video IPB adalah video yang menggambarkan pertanian berbasis akademik. Secara visual, gambar-gambar dalam tayangan video IPB membantu responden untuk mengetahui tentang teknologi-teknologi berbasis pertanian, responden dapat mengetahui proses produksi pertanian, responden dapat mengetahui hasil-hasil produk pertanian, dan responden menjadi tahu bahwa pertanian didukung oleh berbagai ilmu, seperti ilmu tentang kedokteran hewan, ilmu perikanan, ilmu peternakan, dan ilmu kehutanan melalui tayangan video IPB. Kelengkapan gambar-gambar dalam video IPB tersebut menarik bagi responden. Sebanyak 64 persen responden setuju bahwa gambar-gambar yang ditayangkan dalam video IPB adalah menarik dan 36 persen responden menilai gambar-gambar dalam video IPB hanya cukup menarik. Oleh karena itu, responden menilai bahwa gambar-gambar dalam video merupakan komponen yang sangat efektif bagi tayangan video (Tabel 7).

Tabel 7 Sebaran responden berdasarkan tingkat efektivitas pada variable desain pesan video

Variabel Desain Pesan Video

Rendah Sedang Tinggi

Rataan skor

∑ (%) ∑ (%) ∑ (%)

Narasumber 2 (6) 14 (39) 20 (55) 6.83

Soundbite 0 (0) 10 (28) 26 (72) 7.17

[image:34.595.88.484.419.553.2]

Musik latar 9 (25) 20 (56) 7 (19) 2.86

Gambar-gambar 0 (0) 13 (36) 23 (64) 16.81

Narasi 0 (0) 15 (42) 21 (58) 6.86

Durasi 8 (22) 24 (67) 4 (11) 5.17

(35)

27 sebagai bagian desain pesan yang cukup menarik dan 58 persen menganggap narasi menarik (Tabel 7).

Kombinasi pesan visual dan audio dalam desain pesan video memiliki nilai efektif menurut waktu penayangan video. Lamanya waktu tayangan video disebut dengan durasi. Video IPB “Karya untuk Negeri” memiliki durasi selama 15 menit. Selama 15 menit video IPB menampilkan visualisasi tentang pertanian. Tayangan pertama adalah menunjukkan lingkungan yang berbasis pertanian. Kemudian video menunjukkan ilmu-ilmu yang mendukung pertanian. Setiap ilmu memiliki keunggulan masing-masing, baik dari segi pengetahuan, produksi, maupun teknologi yang digunakan. Responden sebesar 67 persen memberikan penilaian bahwa durasi video cukup efektif dalam durasi 15 menit. Sebanyak 22 persen responden menganggap video kurang efektif dan 11 persen responden menjawab video efektif dalam waktu penayangan selama 15 menit. Hasil tersebut memberikan makna bahwa video IPB cukup berhasil mengemas pesan-pesan tentang pertanian melalui desain pesan audio dan visual dalam waktu 15 menit (Tabel 7).

Berdasarkan keenam variabel tersebut, responden menilai bahwa tayangan gambar-gambar paling efektif. Gambar-gambar dalam video mendapat penilaian terbanyak dari responden karena gambar yang ditayangkan menarik secara visual. Video menampilkan informasi melalui gambar-gambar yang bergerak maupun gambar diam. Video menayangkan visualisasi gambar-gambar bergerak, seperti aktivitas mahasiswa dalam melakukan proses belajar di kelas maupun di laboratorium dan aktivitas profesor yang melakukan cocok tanam di lapang. Video juga menggambarkan aktivitas staf ahli saat melakukan pengolahan susu di laboratotium, selain itu video menampilkan kegiatan staf ahli yang sedang melakukan penelitian vaksin untuk mencegah flu burung, serta gambaran tentang aktivitas staf ahli yang sedang mengembangkan teknologi-teknologi baru berbasis pertanian. Pengoperasian teknologi-teknologi merupakan bentuk gambar bergerak, karena menunjukkan proses pengelolaan produk pertanian, seperti pembuatan mie jagung, pembuatan susu, pembuatan telor yang memiliki kandungan DHA tinggi. Gambar-gambar bergerak lainnya berupa ternak domba yang berhasil dikelola oleh ilmu peternakan IPB dan gambar ikan yang berhasil dibudidayakan oleh ilmu perikanan.

(36)

28

jelas dan realistis menunjukkan materi atau pesan yang disampaikan...”. Pernyataan tersebut memperkuat bahwa media gambar merupakan media yang efektif untuk memberikan informasi secara visual, sehingga visualisasi gambar dapat memperjelas pesan verbal dan menjadi informasi yang sangat menarik.

Narasumber merupakan bentuk visual nyata lainnya dalam video. Narasumber adalah salah satu bagian visual penting dalam tayangan video. Akan tetapi, narasumber mendapatkan perolehan nilai efektif yang lebih rendah dibandingkan dengan gambar-gambar, karena tampilan narasumber terbatas. Narasumber hanya menampilkan aktor-aktor atau pihak yang memiliki pengaruh dalam video (rektor dan profesor), sedangkan gambar-gambar mencakup seluruh elemen visual dalam tayangan video, termasuk aktivitas narasumber yang terekam dalam gambar gerak pada video. Setiap gambar memiliki unsur yang diunggulkan, baik dari bentuk gambar, garis dalam gambar, tekstur gambar, dan warna gambar (Arsyad 2009). Oleh karena itu, responden memilih bahwa gambar-gambar merupakan variabel paling efektif karena memiliki daya tarik yang lebih dibandingkan dengan variabel visual lainnya.

Secara audio, responden paling tertarik dengan variabel soundbite. Soundbite adalah pesan-pesan atau penjelasan dalam video yang merupakan suara dari narasumber. Penjelasan dari narasumber merupakan variabel yang memiliki pengaruh secara audio. Responden lebih percaya dan mendengarkan deskripsi video yang langsung disampaikan oleh tokoh-tokoh penting dalam video. Tokoh-tokoh penting yang meliputi rektor dan profesor memiliki peran sebagai opinion leader. Berdasarkan bahasa yang intelektual, responden menerima pesan tentang pertanian secara positif. Penyampaian pesan dari rektor dan profesor mudah untuk dimengerti. Keraf (1980) menyatakan bahwa kecepatan dan volume menjadi salah satu faktor dalam penyampaian suatu pesan. Kecepatan dan volume soundbite pada video IPB sesuai dengan tayangan gambar. Pengucapan artikulasi terdengar jelas oleh responden, sehingga responden menjadi tahu bahwa pertanian bersifat penting, yaitu untuk membangun pertanian guna menguatkan ketahanan pangan dan menjaga lingkungan se

Gambar

Gambar (pictures)
Tabel 1 Indikator dan parameter tingkat efektivitas desain pesan video
Tabel 2 Indikator dan parameter persepsi responden tentang pertanian  sebelum menonton video IPB “Karya untuk Negeri”
Tabel 3 Indikator dan parameter persepsi responden tentang pertanian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan langkah-langkah yang sudah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu: agoritma perencanaan pemotongan kain pada penelitian ini dapat menghasilkan

Berdasarkan hasil tanggapan responden seperti yang ditunjukkan oleh tabel 4.18 di atas, sebagian besar responden atau sebanyak 40,6% menyatakan setuju terhadap lingkungan

Menurut Eleanor Maccoby dan Carol Jacklin yang dikutip oleh Enggar saraswati menyimpulkan bahwa laki-laki memiliki kemampuan matematika dan visuospasial (kemampuan

Sebaran kemampuan siswa, skor tertinggi 3 dan skor terendah 0 dari skor maksimum 5.Untuk kemampuan translasi R-G siswa kelompok tengah, rata-rata skor adalah

Nilai nisbah C/N berpengaruh pada pertumbuhan diameter pohon jati pada lokasi Conggeang Kulon kelas umur 12 tahun hampir menyamai pertumbuhan diameter jati pada lokasi Babakan Asem

1. Memiliki rasa ingin tahu, teliti dan peduli lingkungan melalui diskusi atau kerja kelompok dan melakukan pengamatan tentang mahluk hidup dan benda tak hidup

[r]

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dalam rangka mengurangi pembengkakan biaya pihak kontraktor baik menengah maupun besar dapat memperhatikan faktor-faktor yang