• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KEABSAHAN PUTUSAN PERCERAIAN YANG

A. Kasus Posisi beserta Isi Putusan Pengadilan Negeri Palembang

No.104/PDT/2002/PT.PLG tanggal 28 Oktober 2002

Kasus ini dimulai dari gugatan isteri pada peradilan tingkat pertama (PN Palembang), dimana Penggugat (Lim Kim Tju) dengan Tergugat (Edward Halim) penah terikat dalam suatu perkawinan yang dilangsungkan menurut adat istiadat Tionghoa pada Bulan Maret 1971 sesuai dengan petikan dari daftar Perkawinan dan Perceraian untuk Warga Negara Indonesia Kotamadya Medan di Medan WNI/103/1972 tanggal 18 Maret 1972, akan tetapi perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat telah bubar/terjadi perceraian pada tanggal 21 Mei 1998 berdasarkan Certificate Of Making Decree Nisi Absolute tanggal 27 Juni 2000 dari

The Subordinate Courts Of Republic Of Singapore yang dimohon gugatannya oleh isteri.

Dari perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat telah dikaruniai 3 (tiga) orang anak yang telah dewasa dan sekarang semuanya berdomisili di Singapore. Selama perkawinan sejak Tahun 1971 sampai bubarnya perkawinan Penggugat dan Tergugat Tahun 1998, telah diperoleh harta bersama 11 (sebelas) bidang tanah dan bangunan bersertifikat Hak Milik (SHM) yang semuanya terletak di Palembang, ada yang terdaftar nama isteri, dan beberapa ada yang terdaftar atas nama suami. Akan tetapi semua harta bersama berupa tanah dan bangunan tersebut, sekarang ini di bawah penguasaan Tergugat.

Pada posita dijelaskan bahwa Tergugat setelah terjadi perceraian seharusnya memberikan seperdua harta bersama tersebut kepada Penggugat, akan tetapi semua harta

bersama di bawah kekuasaan Tergugat, maka untuk menjamin harta bersama tersebut tidak dipindahtangankan oleh Tergugat, Penggugat memohon kepada Majelis Hakim meletakkan Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) dan atau Sita Revindicatoir (Revindicatoir Beslag) terhadap objek-objek harta bersama tersebut.

Petitum dari Penggugat (Lim Kim Tju) :

1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya.

2. Menetapkan sebagai hukum harta yang disebutkan di atas tadi diperoleh selama perkawinan antara Penggugat dan Tergugat (1971-1998) adalah harta bersama milik Penggugat dan Tergugat.

3. Menetapkan dan menyatakan sebagai hukum harta bersama Penggugat dan Tergugat yang diperoleh selama perkawinan seperti yang tersebut pada petitum 2 di atas, masing-masing pihak (Penggugat dan Tergugat) berhak memperoleh seperdua dari harta bersama tersebut;

4. Menghukum Tergugat untuk menyerahkan kepada Penggugat seperdua dari harta bersama tersebut ;

5. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan dan atau sita revindicatoir yang diletakkan oleh Pengadilan Negeri Kelas IA Palembang ;

Terhadap gugatan tersebut, Tergugat mengajukan Eksepsi dan gugatan Rekonvensi yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut :

Dalam Eksepsi :

1. Akta Surat Kuasa tertanggal 5 April 2002 yang diberikan oleh Penggugat (Lim Kim Tju) yang beralamat di Taiwan Heights 55 Singapore kepada kuasa hukumnya di Palembang untuk menggugat Edward Halim beralamat di Jalan Cendrawasih Nomor 10 Palembang

mengenai harta gono gini (harta bersama) di Pengadilan Negeri Palembang, harus dilegalisir oleh Kantor Kedutaan Republik Indonesia di Singapore, jadi bukan hanya didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Palembang saja, karena Lim Kim Tju bukan beralamat di Indonesia khususnya Palembang, maka Surat Kuasa tertanggal 5 April 2002 menjadi tidak sah, apalagi tandatangan Lim Kim Tju diragukan kebenaran ; 2. Gugatan Penggugat terhadap harta gono gini (harta bersama) terhadap Tergugat

merupakan Ne Bis In Idem karena masalah harta bersama ini sudah ada putusan pembagian harta bersama dari Pengadilan Tinggi Singapura Nomor 1596/1999 atas gugatan tambahan yang diajukan Kimiawati Tjokro sebagai Penggugat terkait dengan putusan perceraian Nomor 610/1998 terhadap porsi harta benda perkawinan antara Lim Kim Tju dan Edward Halim, dengan pembagian 35% untuk Lim Kim Tju (Tergugat I), untuk Edward Halim (Tergugat II) sebesar 30% dan untuk Kimiawati Tjokro (Penggugat) sebesar 35% untuk harta bersama baik di Indonesia yakni Palembang dan Jakarta serta Batam dan Singapore

3. Gugatan Penggugat kurang pihak yakni Kimiawati Tjokro tidak turut digugat karena menurut adat istiadat Tionghoa, isteri muda Edward Halim yakni Kimiawati Tjokro adalah isteri sah, turut berhak atas harta bersama dalam perkawinan antara Edward Halim dengan Lim Kim Tju dan Edward Halim dengan Kimiawati Tjokro;

Dalam Rekonvensi :

1. Pembagian harta bersama akan dilaksanakan setelah seluruh aset telah terjual habis sesuai menurut kesepakatan/persetujuan antara kasus hukum Penggugat dan Tergugat di Singapore berdasarkan persentase yang ditentukan dari putusan Pengadilan Tinggi Singapura.

2. Tergugat melalui kuasa hukum di Palembang telah mengajukan gugatan terhadap Penggugat seperti tersebut pada gugatan konvensi tersebut di atas, hal ini membuktikan bahwa Tergugat telah berlaku tidak jujur dan tidak menghormati putusan yang diberikan oleh Pengadilan Tinggi di Singapore padahal putusan tersebut telah diterima oleh seluruh pihak dan telah mempunyai kekuatan hukum ;

3. Dengan diajukan gugatan Tergugat terhadap Penggugat, Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum dan merugikan Penggugat karena Penggugat harus mengeluarkan biaya perkara (biaya Pengacara dan lain-lain), yang ditaksir sebesar Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah) ;

4. Penggugat dalam Rekonvensi telah menjual seluruh aset yang ada di Palembang yang kemudian diletakkan Sita Jaminan oleh Pengadilan Negeri Palembang atas permintaan/permohonan Tergugat. Padahal Tergugat telah memberi kuasa dan persetujuan kepada Penggugat untuk menjual aset tersebut, karena malu terhadap pembeli aset tersebut, untuk kerugian moril tersebut, Tergugat harus membayar kepada Penggugat sebesar Rp 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah)

Petitum Penggugat dalam Rekonvensi/Tergugat dalam Konvensi : 1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ; 2. Menyatakan bahwa Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum

3. Menghukum Tergugat untuk membayar kepada Penggugat uang sebesar Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah) sebagai ganti rugi ;

4. Menghukum Tergugat untuk membayar kepada Penggugat uang sebesar Rp 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) sebagai ganti rugi moril ;

Amar putusan Pengadilan Negeri Palembang No. 61/Pdt.G/2002/PN.Plg, tanggal 16 Juli 2002:

Dalam Eksepsi : Menolak eksepsi dari Tergugat. Dalam Pokok Perkara :

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;

2. Menetapkan dan menyatakan sebagai hukum harta bersama Penggugat dan Tergugat yang diperoleh selama perkawinan seperti yang tersebut pada petitum 2 tersebut di atas, masing-masing pihak (Penggugat dan Tergugat) berhak memperoleh seperdua dari harta bersama tersebut ;

3. Menghukum Tergugat untuk menyerahkan kepada Penggugat seperdua dari harta bersama tersebut ;

4. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang dilakukan atas tanah dan bangunan sengketa seperti tersebut dalam Berita Acara Sita Jaminan

5. Menyatakan bahwa putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu (uitvoorbaar bij

voorraad) meskipun ada upaya hukum banding, kasasi maupun verzet ;

Dalam Rekonvensi : Menolak gugatan Penggugat Rekonvensi/Tergugat Konvensi untuk seluruhnya.

Dalam peradilan tingkat banding, putusan Pengadilan Negeri tersebut telah dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Sumatera Selatan di Palembang dengan putusan No.104/ PDT/2002/PT.PLG tanggal 28 Oktober 2002.

B. Memori Kasasi dan Isi Putusan Mahkamah Agung Nomor 612 K/Pdt/2003

Dokumen terkait