• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1 Kata Kerja

2.1.4 Kata Kerja dari Segi Bentuknya

2.1.4.2 Kata Kerja Turunan

Kata kerja ini dibentuk dari transposisi, pengafiksan, pengulangan (reduplikasi), atau pemaduan. Transposisi merupakan suatu proses penurunan kata yang memperlihatkan peralihan suatu kata dari kategori sintaksis yang satu ke kategori sintaksis yang lain tanpa mengubah bentuknya (Alwi et al. 2003).

Contoh transposisi dari nomina ke kata kerja:

cangkul → cangkul

sikat → sikat

Pengafiksan adalah penambahan afiks pada kata dasar. Kata dasar dapat berupa kata kerja, kata benda, maupun kata sifat. Selanjutnya kata dasar cukup ditulis dengan dasar. Adapun reduplikasi adalah pengulangan suatu kata dasar. Contoh pengafiksan: beli → membeli darat → mendarat temu → bertemu restu → merestui besar → memperbesar

Pada reduplikasi, kata-kata yang mengalami proses ini dinamakan kata berulang, artinya kata kerja yang telah direduplikasi juga disebut kata kerja berulang.

Contoh reduplikasi:

lari → lari-lari

makan → makan-makan

tembak → tembak-menembak (pengafiksan pada reduplikasi) terka → menerka-nerka (pengafiksan pada reduplikasi) Berbeda dengan reduplikasi, pemaduan merupakan penggabungan dua kata dasar atau lebih sehingga menjadi satu kata yang memiliki satu makna.

Contoh pemaduan:

jual, beli → jual beli

jatuh, bangun → jatuh bangun salah, sangka → salah sangka

Pengafiksan dapat juga terjadi pada kata kerja pemaduan, contoh memperjualbelikan, menghancurleburkan, dan sebagainya.

(a) Proses Penurunan Kata kerja

Proses penurunan kata kerja melibatkan empat macam afiks, yaitu prefiks atau awalan, sufiks atau akhiran, konfiks adalah gabungan prefiks dan sufiks, dan infiks atau sisipan yang diletakkan di tengah kata dasar.

Dalam bahasa Indonesia terdapat prefiks untuk kata kerja meng-, per-, ber-, di-, dan ter-. Kemudian ada sufiks -kan, -i, dan -an, serta konfiks ke--an dan ber--an. Ada dua syarat yang harus dipenuhi agar prefiks dan sufiks dapat terbentuk menjadi konfiks. Pertama, perpaduan itu bersifat mutlak, artinya antara prefiks dan sufiks langsung diapitkan ke dasar. Contoh: berdatangan, kejatuhan. Kedua, pemisahan dari salah satu afiks itu tidak meninggalkan bentuk kata dan hubungan maknanya masih dapat ditelusuri. Contoh: kata kerja kecurian dan berhalangan, meskipun seolah nampak bahwa kata kerja kecurian berasal dari prefiks ke- dan dasar curian, karena ada dalam bahasa Indonesia dasar curian, namun maknanya tidak dibenarkan dalam bahasa. Oleh karena itu, kecurian adalah konfiks dari ke- dan -an. Kata kerja berhalangan bukan berasal dari konfiks ber- dan -an tetapi dari prefiks ber- dengan dasar yang sudah bersufiks.

(b) Penggabungan Prefiks dan sufiks

Dalam kenyataannya tidak setiap prefiks dapat bergabung dengan sufiks. Berikut ini adalah bagan kemungkinan penggabungan prefiks dan sufiks.

Contoh: meng-kan: ter-kan: menidurkan terselesaikan membelikan terabaikan mendekatkan terlemparkan meng-i: ter-i: merestui terpenuhi membohongi teratasi mendekati tersaingi

Gambar 1 Penggabungan prefiks dan sufiks. Prefiks meng- per- ber- ter- di- ke- Sufiks -kan -i -an

per-kan: di-kan: permainkan ditentukan peristrikan dihabiskan peringatkan dituliskan per-i: di-i: perbaiki didatangi perlengkapi dibatasi peringati diulangi ber-kan: ke-an: berdasarkan kelaparan berisikan kejatuhan berpedomankan kecurian ber-an: ke-i berjatuhan ketahui bepergian berdatangan (c) Morfofonemik

Morfofonemik adalah proses perubahan suatu fonem menjadi fonem lain sesuai dengan fonem yang mendahuluinya.

Morfofonemik Prefiks meng-

(1) Bentuk meng- akan tetap jika setelahnya berupa kata dasar yang dimulai dengan fonem /a/, /i/, /u/, /e/, /o/, /ə/, /k/, /g/, /h/, atau /x/.

Contoh: ambil → mengambil ikat → mengikat ukur → mengukur elak → mengelak olah → mengolah erat → mengerat kalah → mengalah garap → menggarap hitung → menghitung

(2) Bentuk meng- berubah menjadi me- jika setelahnya berupa dasar yang diawali dengan fonem /l/, /m/, /n/, /ny/, /ng/, /r/, /y/, atau /w/.

Contoh: latih → melatih makan → memakan namai → menamai nyatakan → menyatakan nganga → menganga ramaikan → meramaikan yakinkan → meyakinkan wajibkan → mewajibkan

(3) Bentuk meng- menjadi men- jika setelahnya berupa dasar yang dimulai dengan fonem /d/ atau /t/.

Contoh:

tanam → menanam

tuduh → menuduh duga → menduga

Jika diperhatikan fonem /t/ pada contoh di atas luluh ke dalam fonem /n/. Tetapi ada juga fonem /t/ yang bisa luluh juga bisa tidak ke dalam /n/ seperti contoh:

tertawa → menertawakan

terjemah → menerjemahkan

(4) Jika dasar itu bermula dengan fonem /b/, /p/, atau /f/, bentuk meng- menjadi mem-. Contoh:

babat → membabat

patuhi → mematuhi

fokuskan → memfokuskan

Fonem /p/ pada contoh di atas juga mengalami peluluhan menjadi /m/. Tetapi peluluhan itu tidak terjadi jika fonem /p/ merupakan bentuk yang mengawali prefiks per- atau dasarnya berawal dengan per- atau pe- tertentu. Contoh:

pertinggi → mempertinggi

pedulikan → mempedulikan

(5) Jika dasarnya bermula dengan fonem /c/, /j/, /s/, dan /sy/, bentuk meng- berubah menjadi meny-. Dalam ejaan baku bentuk meny- yang bergabung dengan fonem /c/, /j/, /sy/ dimodifikasi menjadi men-.

Contoh: satukan → menyatukan sucikan → menyucikan syaratkan → mensyaratkan jatuhkan → menjatuhkan cari → mencari

(6) Jika dasarnya bersuku satu, bentuk meng- berubah menjadi menge-, meskipun ada bentuk tidak baku seperti beberapa contoh di atas, yaitu tanpa adanya peluluhan. Contoh:

tik → mengetik

bom → mengebom

cek → mengecek

(7) Jika kata itu berasal dari bahasa asing maka perlakuannya berbeda-beda, bergantung pada seberapa lama kata itu terpakai. Jika relatif masih baru, maka peluluhan tidak berlaku. Di sini ada perubahan dari meng- menjadi men- jika dasar itu diawali dengan /s/. Kalau kata asing itu sudah melekat maka perubahan morfofonemiknya mengikuti kaidah umum.

Contoh:

produksi → memproduksi

klasifikasi → menglasifikasi

survei → mensurvei

(8) Jika kata kerja tunggal direduplikasi, dasarnya diulangi dengan mempertahankan peluluhan konsonan pertamanya. Dasar yang bersuku satu unsur nge- yang di depan dasar dipertahankan. Contoh:

tulis → menulis → menulis-nulis cek → mengecek → mengecek-ngecek

Morfofonemik Prefiks per-

(1) Prefiks per- berubah menjadi pe- jika bertemu dengan dasar yang berawal dengan fonem /r/ atau akhir suku pertama dari dasar itu berupa /er/.

Contoh:

rendah → perendah

runcing → peruncing

kerjakan → pekerjakan

(2) Prefiks per- berubah menjadi pel- jika bertemu dengan bentuk dasar ajar. Contoh:

ajari → pelajari

(3) Selain kaidah di atas maka bentuk per- tidak berubah jika bertemu dengan dasar apapun. Contoh:

lebar → perlebar luas → perluas

Morfofonemik Prefiks ber-

(1) Jika dasar berawal dengan fonem /r/ dan akhir suku pertama dari dasar berupa /er/ maka prefiks ber- berubah menjadi be-. Contoh:

rantai → berantai

runding → berunding

kerja → bekerja

pergian → bepergian

Ber- pada kata berkarya tidak berubah menjadi bekarya karena akhir suku pertamanya berupa ar.

(2) Bentuk ber- berubah menjadi bel- jika bertemu dengan dasar-dasar tertentu. Contoh:

ajar → belajar unjur → belunjur

(3) Di luar kaidah di atas bentuk ber- tidak berubah jika bertemu dengan dasar apapun. Contoh:

layar → berlayar main → bermain

Morfofonemik Prefiks ter-

(1) Prefiks ter- berubah menjadi te- jika bertemu dengan dasar yang berawal dengan fonem /r/. Contoh:

rasa → terasa raba → teraba

(2) Jika ter- bertemu dengan dasar yang akhir suku pertamanya berupa /er/, maka fonem /r/ nya ada yang muncul dan ada juga yang tidak. Contoh:

percaya → terpercaya

percik → tepercik

(3) Di luar kaidah di atas, ter- tidak berubah bentuknya. Contoh: pilih → terpilih

bawa → terbawa

Morfofonemik Prefiks di-

Prefiks di- tidak berubah jika bertemu dengan dasar apapun. Tetapi perlu dibedakan penulisannya antara di- sebagai kata depan dan di- sebagai prefiks. Contoh:

ambil → diambil

pukul → dipukul

Morfofonemik Sufiks -kan

Sufiks –kan tidak berubah jika bertemu dengan dasar apapun. Tetapi perlu dibedakan antara –kan dan –an apabila bertemu dengan dasar yang fonem akhirnya /k/, keduanya memiliki fungsi yang berbeda. Jika sebagai kata kerja maka k-nya dobel sementara jika berupa nomina maka k-nya satu. Contoh:

letak → letakkan

tarik → tarikkan

tembak → tembakkan (kata kerja) tembak → tembakan (nomina)

Morfofonemik Sufiks –i

Sufiks -i tidak mengalami perubahan apabila bertemu dengan dasar apapun. Namun perlu diperhatikan bahwa dasar yang berakhir dengan fonem /i/ tidak dapat diberi sufiks -i.

Morfofonemik Sufiks –an

Sufiks -an juga tidak berubah jika bertemu dengan dasar apapun. Jika akhir dasar berupa fonem /a/, maka penulisannya dijejerkan. Contoh:

dua → berduaan

mesra → bermesraan

Dokumen terkait