• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengkategorian menurut Juran (1989) dilakukan berdasarkan kriteria biaya dengan mutu rancangan dan mutu kesesuaian sebagai berikut :

1. Berkaitan dengan Mutu Rancangan (quality of design)

Biaya mutu yang berkaitan dengan Mutu Rancangan (quality of design) terdiri dari beberapa jenis biaya, yaitu :

a. Analisis Pasar (untuk mengetahui kebutuhan, tingkat mutu, respon konsumen)

b. Penelitian dan Pengembangan (menciptakan dan menyetujui produk) c. Perancangan (sejak dari konsep-konsep sampai spesifikasi untuk produksi)

2. Berkaitan dengan Mutu Kesesuaian (quality of conformance).

Sedangkan biaya mutu yang berkaitan dengan Mutu Kesesuaian (quality of conformance) terdiri dari biaya :

b. Pemeliharaan (untuk mempertahankan presisi dan pengendalian) c. Operasi (melatih tenaga untuk proses)

d. Penilaian (mengumpulkan dan menganalisis data untuk melihat kesesuaian)

e. Pencegahan cacat (perbaikan rancangan, perubahan proses, dan sebagainya)

f. Kegagalan (scrap, pekerjaan ulang, garansi) g. Komunikasi (berkaitan dengan tuntutan/klaim)

Menurut American Society for Quality Control (ASQC), biaya mutu dibagi menjadi 2 (dua) golongan besar yaitu biaya mutu langsung dan biaya mutu tidak langsung. Biaya mutu langsung dapat dibagi menjadi 4 (empat) kategori yaitu : 1. Biaya Pencegahan (Prevention Cost)

2. Biaya Penilaian (Appraisal Cost)

3. Biaya Kegagalan Internal (Internal Failure Cost) 4. Biaya Kegagalan Eksternal (External Failure Cost)

Biaya pencegahan dan biaya penilaian merupakan biaya yang dapat dikendalikan oleh perusahaan, sedangkan biaya kegagalan internal dan kegagalan eksternal tidak dapat dikendalikan tetapi sebagai akibat dari program pengendalian mutu. Artinya, apabila kita meningkatkan upaya (biaya) pencegahan dan penilaian maka kegagalan akan berkurang dan biayanya juga otomatis berkurang.

Biaya Pencegahan

Biaya pencegahan merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan sebelum memproduksi suatu produk. Biaya ini meliputi biaya tenaga-tenaga yang terlibat dalam perancangan, pelaksanaan, dan pemeliharaan sistem mutu. Kategori biaya pencegahan terdiri atas :

a. Rekayasa mutu

Biaya ini termasuk kegiatan yang berkaitan dengan kreatifitas personil yang terlibat dalam penyusunan seluruh rencana mutu, rencana inspeksi,

rencana kemantapan produk dan sistem data. Biaya ini juga termasuk pelaksanaan dan pemeliharaan rencana serta penilaian sistem.

b. Rancangan peralatan dan pengembangan

Biaya ini adalah biaya personil yang terlibat didalam perencanaan alat-alat pengukur dan cara pengendalian mutu.

c. Perencanaan mutu oleh bagian lain

Biaya ini merupakan biaya personil yang menyusun perencanaan pengendalian mutu diluar bagian pengendalian mutu.

d. Latihan pengendalian mutu

Dalam biaya ini termasuk biaya pengembangan, pelaksanaan dan pemeliharaan program latihan pengendalian mutu.

e. Biaya pencegahan lainnya

Sub kategori ini meliputi biaya administrasi, komunikasi, perjalanan, dan biaya bahan habis. Biaya-biaya ini merupakan biaya perkantoran yang umum.

Biaya Penilaian

Biaya penilaian meliputi biaya-biaya untuk pengukuran, penilaian atau pemeriksaan produk, bahan pengujian untuk menjamin kesesuaian dengan standar mutu dan penampilan yang ditentukan. Pada umumnya biaya penilaian (appraisal cost) berkaitan dengan penilaian dan analisa mutu dari produk. Biaya-biaya ini dikeluarkan untuk menilai kondisi produk sehingga dapat dijamin produk tersebut memenuhi spesifikasi. Biaya penilaian terdiri dari beberapa sub kategori yaitu sebagai berikut :

a. Inspeksi dan uji bahan baku/penolong

Biaya ini berkaitan dengan inspeksi dan pengujian bahan baku dan penolong dari supplier. Sub kategori ini mencakup inspeksi dan pengujian di pabrik supplier dan pemeriksaan periodik sistem pengendalian mutu supplier. b. Inspeksi dan uji kesesuaian produk

Biaya pemeriksaan kesesuaian produk dibandingkan dengan rancangan, baik dalam proses, akhir proses dan pengangkutan (termasuk pengujian pada gudang distributor sebelum produk dijual).

c. Pemeriksaan mutu produk

Biaya ini meliputi pengeluaran-pengeluaran untuk menilai mutu produk akhir.

d. Pemakaian bahan dan produk

Biaya ini berkaitan dengan pemakaian bahan dan produk dalam uji kerusakan produk atau penilaian kembali terhadap kepercayaan produk. e. Pemeliharaan dan kalibrasi peralatan

Biaya ini meliputi segala biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan dan kalibrasi peralatan yang digunakan dalam pengendalian mutu.

Kegagalan Internal

Biaya kegagalan internal terjadi apabila produk, komponen produk atau bahan tidak memenuhi persyaratan sebelum disampaikan kepada konsumen (pelanggan). Biaya ini tidak akan timbul bila tidak ada kerusakan (cacat) pada produk. Biaya-biaya yang termasuk kategori ini berkaitan dengan upaya koreksi atau pemindahan produk-produk yang rusak yang terdeteksi sebelum diterima konsumen. Sub kategorinya terdiri atas :

a. “Scrap

Merupakan biaya kehilangan tenaga kerja, bahan dan “overhead” dari produk yang rusak yang secara ekonomi tidak dapat diperbaiki atau digunakan.

b. Pekerjaan ulang (rework)

Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mengoreksi (memperbaiki) kembali unit-unit yang rusak agar produk dapat memenuhi spesifikasi.

c. Analisis kegagalan

Biaya yang dikeluarkan untuk mengetahui penyebab kegagalan produk. d. Pemeriksaan dan pengujian ulang

Merupakan biaya yang digunakan untuk memeriksa dan menguji ulang produk-produk yang telah diperbaiki.

e. Kegagalan pemasok

Nilai kehilangan yang tidak terdeteksi yang disebabkan material dari pemasok tidak memenuhi spesifikasi.

f. Pengurangan mutu (down grading)

Biaya ini timbul akibat terjadinya perbedaan harga (penurunan harga) antara produk hasil perbaikan dengan produk normal. Produk hasil perbaikan dapat dijual tetapi harganya lebih murah sebab tidak memenuhi tingkat mutu yang ditentukan. Selisih kedua harga jual tersebut merupakan biaya pengurangan mutu.

Kegagalan Eksternal

Biaya kegagalan eksternal terjadi apabila produk tidak menunjukkan penampilan yang memuaskan setelah ditransfer dari pabrik ke konsumen. Biaya ini dengan sendirinya akan hilang jika tidak ada kerusakan dalam produk. Kegiatan-kegiatan yang mengeluarkan biaya dalam rangka terjadinya kegagalan eksternal, berkaitan dengan perbaikan dan penarikan produk setelah dipakai oleh pelanggan. Biaya kegagalan eksternal terdiri atas beberapa sub kategori sebagai berikut :

a. Pengaduan

Sub kategori ini berkaitan dengan semua biaya untuk menampung dan memproses keluhan-keluhan yang disampaikan oleh konsumen.

b. Penolakan dan pengembalian

Merupakan biaya-biaya yang berkaitan dengan transportasi, penanganan dan penempatan kembali produk-produk yang dikembalikan.

c. Perbaikan

Biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki produk yang rusak. d. Garansi

Sub kategori ini merupakan biaya untuk mengganti (memperbaiki) bagian-bagian produk yang rusak (cacat) selama masa garansi.

e. Penyimpangan produk

Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk penggantian produk akibat adanya penyimpangan.

f. Pertanggung jawaban

Biaya pertanggung jawaban dikeluarkan sebagai suatu pertanggung jawaban dari suatu produk bila terjadi sanksi hukum (dakwaan)

Biaya operasi mutu untuk pencegahan dan pemeliharaan pada prinsipnya dapat digunakan untuk mengendalikan biaya mutu, sedangkan biaya kegagalan internal dan eksternal tidak dapat dikendalikan. Gambar 4 memperlihatkan hubungan antara biaya pengendalian mutu yang dapat dikendalikan dan yang tidak dapat dikendalikan serta kombinasinya dalam kurva biaya langsung pengendalian mutu.

Gambar.4. Biaya langsung operasi pengendalian mutu

Dari Gambar 4. terlihat bahwa peningkatan biaya pencegahan dan penilaian akan menyebabkan penurunan biaya kegagalan (internal dan eksternal). Dapat

Biaya mutu total

Tingkat kerusakan produk (%)

Optimum

Biaya pencegahan dan penilaian Biaya kegagalan internal dan eksternal Biaya operasi pengendalian mutu

dilihat juga, sampai pada suatu titik tertentu, peningkatan biaya pencegahan dan penilaian akan menurunkan biaya total langsung operasi pengendalian mutu.

Disamping biaya langsung operasi jaminan mutu, terdapat juga biaya mutu tidak langsung dan pengaruhnya terhadap kurva biaya total operasi mutu. Biaya mutu tidak langsung antara lain :

1. Biaya mutu yang terkena pada konsumen

Dalam kategori ini, biaya mutu yang dialami konsumen karena telah dilewatinya masa garansi pada saat barang mengalami kerusakan. Diperlukan biaya untuk memperbaiki dan biaya transportasi.

2. Biaya mutu atas ketidak puasan konsumen

Ketidak puasan konsumen merupakan suatu jenis biaya. Biaya ini akan besar bila tingkat kerusakan tinggi dan akan rendah bila tingkat kerusakan rendah.

3. Biaya kehilangan reputasi

Biaya ini lebih mencerminkan sikap konsumen (pelanggan) kepada perusahaan, bukan kepada suatu jenis produk saja.

Biaya-biaya mutu tidak langsung tersebut diatas tidak dapat dikuasai dan sulit diukur. Pada umumnya biaya mutu tidak langsung tersebut merupakan kelompok biaya kegagalan eksternal. Beberapa metode pengukuran telah dikembangkan untuk menaksir biaya mutu tidak langsung tersebut antara lain metode Riset Pemasaran dan metode Fungsi Kerugian Mutu Taguchi atau dikenal dengan Taguchi Quality Loss Function (Hansen dan Mowen, 2001).

Metode Riset Pemasaran formal adalah metode-metode yang digunakan untuk menilai efek dari mutu yang buruk pada penjualan dan pangsa pasar. Survei pelanggan dan wawancara para tenaga penjualan perusahaan dapat memberi informasi-informasi signifikan ke biaya tersembunyi perusahaan. Hasil riset pemasaran dapat digunakan untuk memproyeksikan laba rugi akan datang yang disebabkan oleh mutu yang buruk.

Definisi cacat nihil tradisional mengasumsikan bahwa biaya mutu tersembunyi ada hanya untuk unit-unit yang berada diluar batas-batas spesifikasi atas dan bawah. Fungsi Kerugian Mutu Taguchi mengasumsikan bahwa setiap variasi dari nilai sasaran karakteristik mutu menyebabkan biaya mutu tersembunyi. Selanjutnya biaya mutu tersembunyi meningkat secara kuadratikal ketika nilai aktual menyimpang dari nilai sasaran. Fungsi kerugian mutu Taguchi diilustrasikan dengan persamaan berikut ini :

Rumus Taguchi : L(y) = k(y-T) 2 Dimana :

k = (konstanta), konstanta proporsionalitas yang besarnya tergantung pada struktur biaya produk gagal eksternal

y = (yield), nilai aktual dari karakteristik mutu T = (target), nilai target dari karakteristik mutu L = (loss), rugi mutu

Dokumen terkait