• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan  Rencana kawasan strategis yang berada dalam lingkup Pemerintah Daerah

F. Rencana Kawasan Strategis

5) Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan  Rencana kawasan strategis yang berada dalam lingkup Pemerintah Daerah

Provinsi sebagai KSP, yakni WS Bengawan Solo dan WS Brantas.

3.1.2.10. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Mojokerto

 Sesuai Undang-Undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang Pasal 11 ayat (2), pemerintah daerah kota mempunyai wewenang dalam pelaksanaan penataan ruang wilayah kota yang meliputi perencanaan tata ruang wilayah kota, pemanfaatan ruang wilayah kota dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota. Perencanaan tata ruang wilayah kota meliputi proses dan prosedur penyusunan serta penetapan rencana tata ruang wilayah (RTRW) kota. Penyusunan RTRW kota dilakukan dengan berasaskan pada kaidah-kaidah perencanaan yang mencakup asas keselarasan, keserasian, keterpaduan, kelestarian, keberlanjutan serta keterkaitan antarwilayah baik di dalam kota itu sendiri maupun dengan kota sekitarnya.

 Adapun arahan dalam RTRW Kabupaten/Kota yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut :

a. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) yang didasari sudut kepentingan :

 Pertahanan keamanan

 Ekonomi

 Lingkungan hidup  Sosial budaya

 Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi

b. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup :  Arahan pengembangan pola ruang :

 Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.

 Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, Rusunawa, maupun Agropolitan.

c. Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta Karya yang harus diperhatikan mencakup ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung, kawasan budidaya, sistem perkotaan, dan jaringan prasarana.

d. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.

 Pemerintah Kota Mojokerto telah menyusun Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Mojokerto pada Tahun Anggaran 2007 dengan berpedoman pada Undang-Undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 26 ayat 5 bahwa rencana tata ruang wilayah kabupaten atau kota ditinjau kembali 1 kali dalam 5 tahun, namun dengan diberlakukannya Peraturan Menteri Nomor 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota maka Pemerintah Kota Mojokerto segera meresponnya dengan Merekonstruksi/merevisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Mojokerto yang telah disusun pada tahun anggaran 2007 dengan menyesuaikan terhadap Peraturan Menteri tersebut. Rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kota Mojokerto tersusun pada tahun 2012 dengan masa berlaku sampai dengan tahun 2032, serta sudah diperdakan melalui peraturan daerah (perda) Kota Mojokerto nomor 4 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Mojokerto 2012 - 2032.

 Tujuan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Mojokerto adalah :

a. Penyesuaian RTRW yang telah ada dengan adanya peraturan dan rujukan baru, kebijaksanaan baru, perubahan-perubahan dinamis akibat kebijaksanaan maupun pertumbuhan ekonomi, paradigma baru yang disesuaikan dengan analisa kaidah-kaidah tata ruang dan dinamika perubahan yang terjadi dilapangan, sehingga produk perencanaan yang ada tetap relevan digunakan sebagai pedoman pemanfaatan dan pelaksanaan pembangunan ;

b. Memberikan masukan secara optimal adanya perubahan-perubahan pemanfaatan ruang terhadap daerah, sehingga perencanaan ini dapat berdaya dan berhasil guna sebagai wadah keterpaduan bagi kepentingan dan aspirasi pemerintah, swasta maupun masyarakat ;

c. Terselenggaranya pemanfaatan ruang berwawasan lingkungan yang berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional ;

e. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas ;

f. Mewujudkan tata lingkungan yang serasi antara sumberdaya alam, sumberdaya buatan dan sumberdaya manusia untuk menjamin ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan ;

g. Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang ;

h. Mengakomodasi dan mensinergikan kebijakan pembangunan dari pemerintah stakeholders dan aspirasi masyarakat dalam dimensi ruang ;

i. Mengemban kebijakan pengembangan dan mendorong pertumbuhan wilayah berdasarkan potensi pembangunan.

 Sedangkan sasaran yang akan dicapai dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Mojokerto adalah :

a. Merangkum kebijakan-kebijakan yang terkait dengan Kota Mojokerto, terdiri dari kebijakan Nasional, Propinsi dan kebijakan Kota Mojokerto sendiri ;

b. Mengidentifikasi kondisi yang ada di Kota Mojokerto, baik dari segi fisik dasar, sosial, ekonomi dan budaya ;

c. Merekontruksi RTRW yang telah ada, sehingga sesuai dengan Peraturan Menteri PU No. 17 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kota ;

d. Menganalisa pengembangan wilayah Kota Mojokerto yang meliputi analisa kebijakan, analisa sosial, analisa kebutuhan fasilitas dan pengelompokannya, analisa struktur ruang yang terdiri dari analisa pemusatan wilayah dan analisa infrastruktur, analisa pola ruang, analisa penetapan kawasan strategis dan analisa kesesuaian program (antara RPJP dengan RTRW).

 Dalam penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya, beberapa yang perlu diperhatikan dari RTRW Kota Mojokerto adalah sebagai berikut :

a. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) yang didasari sudut kepentingan :

 Pertahanan keamanan  Ekonomi

 Lingkungan hidup  Sosial budaya

 Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi

b. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup :  Arahan pengembangan pola ruang :

- Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya

- Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.

 Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, Rusunawa, maupun Agropolitan.

c. Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta Karya yang harus diperhatikan mencakup ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung, kawasan budidaya, sistem perkotaan, dan jaringan prasarana.

d. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur khususnya untuk bidang Cipta Karya.

 Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) diperlukan sebagai dasar pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya. Pada pembangunan infrastruktur skala kawasan, pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya diarahkan pada lokasi KSK, dan diharapkan keterpaduan pembangunan dapat terwujud.

  

Tabel 3.8. Arahan RTRW Kota Mojokerto untuk Bidang Cipta Karya

Arahan Pola Ruang Arahan Struktur Ruang

A. Arahan Pengembangan Kawasan Lindung :

1) Kawasan Perlindungan Setempat, yang terdiri dari kawasan sempadan sungai memiliki arahan :

Penegasan batas fisik kawasan sempadan sungai bangunan oleh Pemerintah Daerah. Untuk menghindari berkembangnya pemanfaatan lahan terbangun di sepanjang sungai yang ada di Kota Mojokerto, perlu adanya batas fisik tentang garis sempadan sungai yang belum ada bangunan sesuai dengan ketetapan yang telah ada.

Perlindungan sekitar sungai atau sebagai sempadan sungai dilarang mengadakan alih fungsi lindung yang menyebabkan kerusakan kualitas air sungai.

Penegasan batas kawasan sempadan sungai oleh Pemerintah Daerah. Perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat tentang penetapan garis sempadan sungai, fungsi dan manfaat dari garis sempadan tersebut. Di dalam mengeluarkan ijin bangunan perlu mengacu

pada garis sempadan yang telah ditetapkan, jika terjadi pelanggaran perlu adanya sanksi hukum yang tegas.

Perlu adanya pemantauan dan pengendalian terhadap bangunan di sepanjang sungai yang ada yang dapat dilakukan bersama-sama antara dinas dan instansi yang terkait dengan masyarakat

Pemanfaatan ruang terbuka hijau di sepanjang sungai dapat dimanfaatkan untuk pembuatan taman, jogging track, dan sebagainya. Sehingga kondisi di sepanjang sungai tersebut dapat lebih terawat dan memiliki estetika, salah satunya adalah Sungai Brantas. Hal ini

A. Air

1) Arahan yang perlu diperhatikan dalam pengambilan air secara domestik mapun non domestik yaitu :

Penggunaan sumber air tanah dan air permukaan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan ditetapkan dalam Peraturan Daerah

Penggunaan dan pengambilan air dapat dilakukan sepanjang tidak merusak sumber daya air dan lingkungannya

Memperhatikan kelangsungan keanekaragaman hayati yang terdapat di sumber air baku.

Peningkatan peran serta masyarakat secara aktif, tanggap, dan terarah dalam pemanfaatan sumber air baku terutama penggunaan air permukaan dan air tanah melalui jaringan perpipaan mandiri dan sumur galian yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan, sehingga tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

B. Air Minum 1) Perpipaan

Arahan pengembangan sistem air minum perpipaan di Kota Mojokerto antara lain sebagai berikut :

Pemanfaatan kapasitas tak termanfaatkan. Pengembangan sistem pelayanan air minum

Arahan Pola Ruang Arahan Struktur Ruang dimaksudkan karena selain berfungsi untuk

melindungi juga dapat memberikan kontribusi bagi pelestarian lingkungan kota yang lebih asri.

2) Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Pada dasarnya RTH terdiri atas RTH privat dan publik. Untuk Kota Mojokerto RTH Publik sebesar 30% dari luas secara keseluruhan yaitu sebesar 329,60 Ha atau 20,02%, sedangkan RTH Privat sebesar 10% yaitu 300,98 Ha atau 18,28%.

RTH publik diantaranya ialah : RTH taman rukun tetangga, RTH taman rukun warga, RTH taman kelurahan, RTH taman kecamatan, RTH taman kota, RTH taman jalan, RTH pemakaman umum, RTH hutan kota, RTH sempadan rel kereta api, RTH SUTT. RTH privat meliputi : pekarangan, halaman

perkantoran, halaman pertokoan, halaman tempat usaha, dan taman atap bangunan.

3) Kawasan Cagar Budaya, arahan pengelolaannya antara lain :

Perlindungan dan pelestarian keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya;

Pencegahan pemanfaatan kawasan pada kawasan suaka alam dan upaya konservasi; dan

Pembatasan pengembangan, pengembalian rona awal, dan pengawasan yang ketat terhadap penetapan fungsi kawasan.

4) Kawasan Rawan Bencana Alam, arahan Adapun arahan pengelolaan sebagai usaha untuk penanggulangan banjir yang akan datang di Kota Mojokerto adalah : Perbaikan dan normalisasi saluran drainase untuk

mengurangi genangan

Rencana master drewing, sudetan dan resapan air Penguatan tanggul untuk mencegah terjadinya banjir Pembuatan sumur resapan dan kolam penampung air

hujan.

B. Arahan pengelolaan pada budi daya terdiri dari : 1) Kawasan Peruntukan Perumahan, arahan

pengembangannya yaitu :

Pengembangan perumahan yang telah ada dan pengembangan perumahan baru.

Pembangunan perumahan baru dilakukan secara intensif (vertikal dan horisontal) dengan memanfaatkan lahan secara optimal pada kawasan di luar kawasan fungsi lindung.

Peningkatan kualitas lingkungan, dan pembenahan prasarana dan sarana lingkungan perumahan meliputi pembenahan lingkungan dan peremajaan.

Pembentukan Kelembagaan Lokal dan Mekanisme

Meningkatkan cakupan pelayanan air minum di seluruh wilayah Kota Mojokerto.

Penambahan kapasitas pengambilan air sesuai dengan arahan penyediaan, pengembangan, konservasi dan penataan kawasan sumber-sumber air baku daerah dengan arahan kawasan lindung. Sumber-sumber air baku yang bisa dikembangakan antara lain adalah : IPA Wates (Sungai Brantas), sumur Jl. Raung, sumur Jl. Arjuna, sumur Jl. Welirang, sumur Balongsari, sumur Banteng Pancasila, sumur Panggeraman, sumur Gunung Gedangan dan sumur dalam Meri.

Pemanfaatan kembali sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air bersih daerah. Pemeliharaan secara rutin, peningkatan,

dan/atau pembangunan reservoir. Reservoir yang bisa dikembangkan yaitu : reservoir Wates, reservoir Balongsari, reservoir (menara) Balongsari, dan reservoir Meri. Pemeliharaan secara rutin, perluasan,

dan/atau penggantian secara berkala jaringan perpipaan transmisi primer dan sekunder.

Pengembangan baru sebagai upaya perluasan jaringan pendistribusian air bersih yang merata dan penggantian secara berkala jaringan perpipaan distribusi primer dan sekunder.

Pengembangan prasarana air melalui program promosi hemat air.

2) Non Perpipaan

Untuk arahan pengembangan air minum non perpipaan ini diatur lebih lanjut oleh peraturan daerah.

C. Air Limbah

1) Air Limbah Domestik/Rumah Tangga

Untuk meningkatkan kualitas lingkungan permukiman di masa datang, maka diperlukan adanya perencanaan sistem pembuangan air kotor yang optimal, meliputi :

Sistem pembuangan setempat (On Site Sanitation)

Sistem pembuangan terpusat 2) Air Limbah Industri

Arahan Pola Ruang Arahan Struktur Ruang Pendanaan untuk Pembangunan dan Pengelolaan

Perumahan, termasuk kegiatan swadaya masyarakat berbasis konsep “Tridaya”.

2) Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa, arahan pengembangannya yaitu :

Untuk pasar tradisional ini diarahkan pada : Kelurahan Kranggan, Kelurahan Prajurit Kulon, Kelurahan Mentikan, Kelurahan Kedundung, Kelurahan Balongsari, Kelurahan Jagalan, dan Kelurahan Purwotengah dengan luas 6,93 Ha.

Selain itu juga ada rencana revitalisasi pasar tradisional Tanjung Anyar yang bisa mengakomodasi pasar tradisional dan pasar modern.

Adanya rencana membangun pasar lingkungan di bagian timur kota yaitu di Kelurahan Kedundung atau Kelurahan Gunung Gedangan.

Adanya rencana membangun pasar lingkungan di bagian barat kota yaitu di Kelurahan Blooto atau Kelurahan Pulorejo.

Adanya relokasi atau revitalisasi pasar Kranggan dan pasar Prajuritkulon.

Kawasan perdagangan dan jasa sebagai pusat perbelanjaan meliputi : Jl. Mojopahit dan Mojopahit Selatan,Jl. Bhayangkara, Jl. Gajah Mada, Jl. HOS Cokroaminoto, Jl. PB Sudirman, Jl. Residen Pamuji, Jl. Letnan Kolonel Sumarjo, Jl. Ahmad Yani, Jl. Raya Prajuritkulon, Jl. Surodinawan, Jl. Benteng Pancasila, Jl. Ijen dan Jl. Bypass, dan dengan luas 120,58 Ha atau kira-kira sebesar 3,32%.

3) Kawasan Perkantoran, diarahkan sebagai berikut : Pusat pemerintahan tetap dipertahankan di pusat

kota, dan fasilitas pemerintahan tersebar di beberapa tempat diarahkan menyatu untuk efisiensi pelayanan, tersebar di : Jl. Pahlawan, Jl. Gajah Mada, Jl. Bhayangkara, Jl. Raden Wijaya, Jl.Bypass, Jl. Jawa, Jl. Letkol Sumarjo, dan Jl. Raya Prajuritkulon.

Peningkatan fisik pembangunan pemerintahan diarahkan pada intensifikasi lokasi, jika lahan terbatas dapat dikembangkan secara vertikal.

Rencana pengembangan kawasan perkantoran terpadu di Kelurahan Surodinawan dengan luasan total sebesar kurang lebih 20,98 Ha atau sekitar 1,27% Pengembangan kawasan perkantoran swasta diarahkan pada kawasan pusat kota dan pada pusat-pusat kawasan perdagangan dan jasa tepatnya di : Jl. Bypass, Jl. Pahlawan, Jl. Gajahmada, Jl. Mojopahit, Jl.

pengelolaan air limbah Kota Mojokerto antara lain yaitu :

Manajemen sanitasi-air limbah Pengembangan prasarana limbah padat Monitoring kapasitas untuk pengendalian

pencemaran dengan cara : mencatat kualitas air limbah, khususnya untuk industri dan air sungai dan monitoring kualitas air dilaksanakan di 60 lokasi di Sungai Brantas oleh PJT1

Pengadaan prasarana dan sarana pengolahan lumpur tinja berupa truk pengangkut tinja dan modul Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) komunal

Pengembangan IPLT SANIMAS PLUS

Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) skala kawasan dan kota yang diprioritaskan pada wilayah-wilayah permukiman dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi

Fasilitasi pembangunan IPAL untuk kawasan industri rumah tangga

Meningkatkan peran aktif masyarakat dan dunia usaha sebagai mitra pengelola. Pengendalian limbah hasil kegiatan industri

menengah-besar dan jasa melalui studi dokumen lingkungan dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis; dan

Penerapan sanksi dan pola insentif-disinsentif terkait pengendalian limbah, khususnya kegiatan industri.

D. Persampahan

Arahan pengembangan sistem persampahan di Kota Mojokerto antara lain, meliputi :

1) Pengembangan Aspek Fisik

Penataan, rehabilitasi, dan pengembangan TPA Randegan antara lain adalah : penambahan cell penampung dan pengurangan secara bertahap proses sanitary landfill dengan memroses sampah baik organik maupun anorganik, dan reklamasi dan penggalian TPA Randegan.

Arahan rencana pembangunan TPA baru yang dialokasikan di Kelurahan Blooto adalah sebagai salah satu upaya untuk mengatasi apabila TPA Randegan yang sudah ada

Arahan Pola Ruang Arahan Struktur Ruang Raya Prajuritkulon, dan Jl. Surodinawan.

4) Pengembangan industri di Kota Mojokerto diarahkan sebagai berikut :

Wajib menyiapkan prasarana lingkungan, utilitas umum, bangunan perumahan pekerja dan fasilitas sosial dengan proporsi 40%.

Pembangunan dilakukan secara terpadu dengan lingkungan.

Pembangunan harus memenuhi kebutuhan luas lahan, jenis ruang dan fasilitas pelayanan publik meliputi parkir, ruang terbuka hijau, ruang pedagang kaki lima, pencegahan dan penanggulangan kebakaran; dan Pembangunan dan pelaksanaan kegiatan industri

harus disertai upaya-upaya terpadu mencegah dan mengatasi terjadinya pencemaran lingkungan mulai dari penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan (UKL/UPL), penyediaan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dan disertai pengawasan oleh Pemerintah Daerah secara intensif terhadap kegiatan industri yang dilaksanakan. 5) Pengembangan wisata di Kota Mojokerto diarahkan

sebagai berikut :

Pengembangan semua wisata yang ada di Kota Mojokerto.

Wisata air jogging track dan kuliner terdapat di Sungai Brantas, Jalan Hayam Wuruk Kelurahan Magersari dengan luas 0,47 Ha atau 0,03%.

Wisata penunjang perbelanjaan, yang meliputi : pengembangan sentra PKL untuk makanan di Jl. Bayangkara, Alun–Alun dan Jl. Benteng Pancasila, pengembangan big sale dan exebhition di mall, pengembangan sentra pemasaran indutri rumah tangga/kecil di Jl. Bypass, dan pasar wisata di Kelurahan Gunung Gedangan dengan konsep pasar burung, bunga, hewan piaraan, barang antik dan buku-buku bekas.

Pengembangan jalur pariwisata GKS, jaringan sejarah, dan aset alamiah (termasuk pengembangan rekreasi olah raga, pusat informasi, dan wisata alam).

6) Kawasan Ruang Terbuka Non Hijau :

Pengembangan kawasan ini dilakukan adalah dengan tetap mempertahankan keberadaan ruang terbuka non hijau dan mencegah pengalihfungsian kawasan menjadi kawasan dengan intensitas kegiatan tinggi (permukiman, perdagangan, dan sebagainya).

sekarang ini tidak mampu menampung smapah Kota Mojokerto.

Rencana pengembangan aspek fisik Tempat Pengolahan Sampah (TPS) dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), transfer depo tersebar di seluruh wilayah kota dan dilakukan dengan teknologi ramah lingkungan. Arahan yang perlu dilaksanakan dalam rencana pengembangan TPS, TPST, dan transfer depo yaitu :

-Lokasi penampungan dan alat pemrosesan sampah yang ramah lingkungan.

-Terdapat kegiatan penataan dan pengolahan sampah di lokasi sebagai bagian sistem 3R.

-Bangunan yang aman dari rembesan air lindi dan tidak berbau menyengat sehingga tidak mencemari lingkungan.

Rencana pengembangan aspek fisik dengan pengembangan angkutan persampahan kota adalah : pemeliharaan dan penambahan armada pengangkut sampah yang berupa gerobak sampah, motor sampah dan dump truk.

2) Pengembangan Aspek Non Fisik

Sistem yang terintegrasi antara budaya pemusnahan sampah pada sumbernya, proses pemilahan sampah, dan tempat pengelolaan sampah terpadu di setiap kelurahan yang mampu menghasilkan kompos, barang kerajinan, dan bahan berguna lainnya dengan pangsa pasar sebagai tempat penjualan produk.

Pemantauan dan pengendalian pembuangan sampah di sungai dan saluran irigasi, serta pembuangan sampah secara sembarangan di ruang terbuka publik melalui pelibatan peran serta masyarakat.

Pembentukan kelembagaan dalam rangka peningkatan peran serta masyarakat ditingkat kelurahan dengan pendirian KSM bidang pengelolaan persampahan daerah. E. Drainase

Arahan Pola Ruang Arahan Struktur Ruang Adapun kawasan RTNH ini terdiri atas : lapangan

olahraga tertutup, stadion Ahmad Yani di Jl. Ijen, Kelurahan Wates, dan rencana pembangunan GOR dan tempat rekreasi di Kelurahan Prajuritkulon. Untuk kawasan ini direncanakan seluas 11,24 Ha atau sekitar 0,68%.

7) Kawasan Ruang Evakuasi Bencana

Kawasan ruang evakuasi bencana yang terdapat di Kota Mojokerto antara lain adalah : Alun-alun Kota Mojokerto, stadion Ahmad Yani, rencana pembangunan GOR dan taman rekreasi di Kelurahan Prajuritkulon, lapangan parkir Kantor Walikota, lapangan parkir Rumah Sakit Gatoel, dan lapangan parkir kantor Dinas

Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi. 8) Kawasan Ruang Bagi Sektor Informal

Pengembangan kawasan ruang bagi sektor informal di Kota Mojokerto diarahkan pada lokasi : Kelurahan Surodinawan (Jl. Prajuritkulon), Kelurahan Meri (Jl.Benteng Pancasila), dan Kelurahan Miji (Jl. Bhayangkara), dengan luas sebesar 1,15 Ha atau 0,07%.

Arahan pengembangan sistem drainase Kota Mojokerto antara lain :

Meningkatkan kapasitas saluran air

Memelihara saluran dengan baik dengan maksud untuk mempertahankan sistem serta kapasitas saluran drainase yang ada dan merevitalisasi saluran drainase sesuai dengan jenis dan klasifikasi saluran.

Membuat penahan sekaligus pengatur aliran hasil limpasan air hujan yang tidak sempat diserap tanah sehingga aliran tidak terpusat pada salah satu saluran drainase dengan membangun embung atau polder pada daerah hulu.

Membuat pengendalian banjir pada bagian hilir sekaligus berfungsi pengendalian banjir akibat banjir pasang rob.

Meningkatkan kapasitas terhadap tindakan darurat untuk mengatasi bencana yang bisa dilakukan dengan cara meningkatkan peran masyarakat, dunia usaha, dan stakeholder lainnya.

Sumber : RTRW Kota Mojokerto Tahun 2012 - 2032

Tabel 3.9. Identifikasi Kawasan Strategis Kota Mojokerto (KSK) Berdasarkan RTRWKawasan Strategis Kota

MojokertoSudut KepentinganLokasi/Batas Kawasan

(1)(2)(3)

Kawasan Perdagangan dan Jasa

Ekonomi a) Pasar Tradisional meliputi : Pasar Tanjung.

b) Perdagangan skala besar (grosir), kelontong, elektronika, garment dan alat perlengkapan sehari-hari diarahkan bisa terlayani di sekitar pusat kota meliputi : Jl. Mojopahit Utara dan Selatan, Jl. Bhayangkara, Jl. HOS Cokroaminoto, Jl. PB Sudirman, Jl. Residen Pamuji, Jl. Letnan Kolonel Sumarjo, Jl. Ahmad Yani, Jl. Raya Prajuritkulon, Jl.

Kawasan Strategis Kota

MojokertoSudut KepentinganLokasi/Batas Kawasan

(1)(2)(3)

Surodinawan, dan Jl.Benteng Pancasila.

c) Perdagangan showroom motor-mobil diarahkan berkembang di sepanjang Jalan By Pass dan Jalan Gajah Mada.

Kawasan IndustriEkonomi Lokasi kawasan industri di lokasi Jalan Bypass, direncanakan seluas kurang lebih 47,47 Ha.

Pembangunan ekonomi, sosial, dan budaya berbasis kemasyarakatan

Ekonomi, Sosial Budaya Setiap Lokasi di Kota Mojokerto Terdampak Proyek

Sumber : RTRW Kota Mojokerto Tahun 2012 - 2032

Tabel 3.10. Identifikasi Indikasi Program RTRW Kota Mojokerto terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

N Usulan Program Utama Lokasi

M er up ak an KS K (Y a/ Ti da k) Sum ber Pen dan aan Instansi Pelaksa na ( (2) (3) (4 ) (5) (6) A PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG KOTA MOJOKERTO

1. Perwujudan pusat-pusat pelayanan 1. Pengembangan dan

peningkatan fungsi pelayanan

N Usulan Program Utama Lokasi

M er up ak an KS K (Y a/ Ti da k) Sum ber Pen dan aan Instansi Pelaksa na ( (2) (3) (4 ) (5) (6) a.

Peningkatan dan pengembangan kawasan kota di Kelurahan Balongsari Kelurahan Balongsari Ti da k APB D Kota Bappeko Mojoker to

Peningkatan dan pengembangan pusat pemerintahan di Kantor Walikota Kelurahan Balongsari Ti da k APB D Kota Bappeko Mojoker to

Peningkatan dan pengembangan pusat perdagangan dan jasa di: Jl. Mojopahit, Jl. Mojopahit Selatan, Jl. Gajah Mada, Jl. Bhayangkara, Jl. HOS Cokroaminoto, Jl. PB. Sudirman, Jl. Residen Pamuji, Jl. Ahmad Yani Kelurahan Mentikan, Kelurahan Sentanan, Kelurahan

Dokumen terkait