• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TEORITIS TENTANG AGAMA DAN KESEHATAN MENTAL SEBAGAI PSIKOTERAPI

C. Gangguan-gangguan Dalam Kejiwaan

7. Keabnormalan seksuil

Banyak pula persoalan-persoalan yang berhubungan dengan seksuil baik dikalangan pria maupun wanita yang timbul akibat gangguan jiwa. Gejala-gejala yang sering dialami antara lain:

a. Onani

Orang yang diserang gejala ini mencari kepuasan seks dengan anggota tubuhnya secara tidak wajar, yang biasanya dilakukan dalam priode tertentu dari hidupnya. Perbuatan ini mungkin dilalui oleh sementara orang dalam pertumbuhannya sebelum ia berpindah kepada fase kecintaan orang dewasa secara wajar.

b. Homo-seksuil

Orang yang diserang gejala ini berkeinginan untuk berhubungan dengan orang yang sejenisnya. Mungkin cinta sejenis ini beralasan, dan mungkin pula banyak yang sepihak, yaitu yang melakukan hal itu hanya satu orang saja.

c. Sadism

Seseorang tidak dapat merasakan seksuil, kecuali apabila ia dapat menimbulkan kesakitan (fisik atau perasaan) terhadap orang yang dicintainya. Bahkan mungkin ia melukai, memukul atau membunuh orang yang dicintainya, demi kepuasan seksuilnya. Yang biasa terjadi adalah yang ringan, dimana orang senang menyakiti hati orang yang dicintainya. Ia belum merasa puas, sebelum yang dicintainya itu menangis.

BAB V Kesimpulan

A. Kesimpulan

Dari uraian tesis tentang KEBERAGAMAAN DAN KESEHATAN MENTAL

SEBAGAI PSIKOTERAPI (STUDI ANALISIS PEMIKIRAN Prof. DR. Hj.

Zakiyah Darajat)dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang begitu pesat serta masuknya unsur modernisasi serta budaya dari luar ke dalam atsmofir kehidupan manusia pada umumnya telah memberikan banyaknya kemudahan. Namun demikian, masih banyak umat manusia yang belum berhasil menemukan ketenangan dan ketentaraman jiwa dalam hidupnya. Bahkan barang kalisemakin sulit untuk mencapainya, karena keperluan hidup semakin meningkat dan ketergantungan kepada akal dan fikiran yang kuat.

Sementara itu komplek kejiwaan kurang mendapat perhatian, sehingga timbullah kesenjangan dan ketidakserasian antara unsur-unsur kejiwaan, yang pada akhirnya mengakibatkan gangguan kejiwan. Di samping itu juga, pada zaman modern seperti sekarang ini, ada pergeseran nilai-nilai agama. Orang sudah lagi tidak memperhatikan Tuhannya. Mereka terus berpacu, berlomba bahkan bersaing untuk mendapatkan kesejahteraan hidup. Mereka bagaikan mesin-mesin dan robot yang dikendalikan oleh seseorang. Yang

pada suatu saat, mereka akan merasa kehilanagan sesuatu, yakni Tuhan yang Maha Kuasa.

Zakiyah darajat yang dalam hal ini sebagai seorang psokolog muslim di Indonesia, merasa prihatin dan bertanggungjawab atas penderitaan yang dialami oleh manusia, yang sebenarnya ini adalah di sebabkan oleh ulah manusia sendiri. Inilah yang melatarbelakangi Zakiyah Darajat dalam mengembangkan psikoterapi agama.

2. Sesungguhnya terapi yang dilakukan dan dikembangkan oleh Zakiyah Darajat dalam hal kesungguhan adalah tergantung dari pasien itu sendiri. Beliau hanya mengarahkan saja, yang kemudian beliau mengembangkan metode dalam menyembuhkan pasiennya adalah metode non directive therapy atau di sebut juga dengan client centered therapy.

Namun dalam prakteknya beliau selalu menggunakan pendekatan agama, dalam hal ini adalah ajaran islam. Lewat ajaran-ajaran islam lah beliau berusaha untuk menyembuhkan pasien atau kliennya yang terkena gangguan kejiwaan. Demikian proses penyembuhan atau psikoterapi yang diterapkan oleh Zakiyah Darajat.

3. Agama sebagai psikoterpi menurut Zakiyah Darajat adalah sebagai pencegah, pengobatan dan pembinaan bagi jiwa. Agama merupakan kebutuhan psikis yang harus dipenuhi oleh setiap manusia. Melalui doktrin agama suatu gangguan kejiwaan yang diderita manusi lebih cepat disembuhkan. Agama juga dapat membantu manusia dalam mengendalikan dirinya dan membimbingnya dalam segala tindakan. Akhirnya Zakiyah

berpendapat bahwa agama dan psikoterpi mengalami pertemuan yang harmonis dan saling mendukung. Sebagaimana termaktub dalam buku kesehatan mental karangan beliau bahwa:

Agama berfungsi sebagai terapi bagi jiwa yang gelisah dan terganggu, berperan sebagai alat pencegah terhadap kemungkinan-kemungkinan gangguan kejiwaan dan merupakan faktor pembinaan bagi kesehatan mental pada umumnya. Dengan keyakinan beragama, hidup yang dekat dengan tuhan serta tekun menjalankan agama, kesehatan mental dapat terbina.

4. Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problem-problem biasa yang terjadi dan merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan jiwa. Jadi yang menentukan kebahagian dan ketenangan hidup adalah kesehatan mental. Karena jika sudah terganggu maka dapat mempengaruhi perasaan, fikiran, kecerdasan, kelakuan dan kesehatan badan.

B. Rekomendasi.

1. Agama adalah faktor penting dalam memelihara dan memperbaiki kesehatan mental. Agama memberikan suasana psikologis tertentu dalam mengurangi konflik, frustasi dan ketegangan lainnya, dan memberikan suasana damai dan tenang. Agama merupakan sumber nilai kepercayaan dan pola-pola tingkah laku yang akan memberikan tuntunan bagi arti, tujuan dan kesetabilan hidup umat manusia. Kehidupan yang efektif

menuntut adanya tuntunan hidup yang mutlak. Sholat dan do’a merupakan medium dalam agama untuk menuju kearah kehidupan yang berarti.

pengaruh agama terhadap kesehatan jiwa begitu hebat, yaitu sebagai berikut.

a. Tidak diragukan lagi bahwa terapi terbaik bagi keresahan adalah keimanan kepada Tuhan.

b. Keimanan kepada Tuhan merupakan salah satu kekuatan yang harus terpenuh iuntuk menopang hidup

c. Antar kita dengan Tuhan terdapat suatu ikatan yang tidak terputus apabila kita menundukkan diri dibawah pengarahan-Nya, maka semua cita-cita dan harapan kita akan tercapai.

d. Gelombang lautan yang menggelora, sama sekali tidak membuat keruh ketenangan relung hati yang dalam dan tidak membuatnya resah. Demikian halnya dengan individu yang keimanannya mendalam, ketenangannnya tidak akan terkeruhkan oleh gejolak superficial yang sifatnya sementara. Sebab individu yang benar-benar religius akan terlindung dari keresahan, selalu terjaga keseimbangannya, dan selalu siap untuk menghadapai segala malapetaka yang akan terjadi.

2. individu yang benar-benar religius tidak akan pernah menderita sakit jiwa. 3. Zakiyah Darajat, mengemukakan bahwa apabila mansia ingin terhindar

tenang, tentram, bahagia, dan dapat membahagiakan orang lain, maka hendaklah manusia percaya kepada Tuhan dan hidup mengamalkan ajaran agama. Agama bukanlah dogma, tetapi agama adalah kebutuhan jiwa yang perlu di penuhi. Jika semua manusia ingin kesehatan mental jiwanya bagus maka agamalah sebagai psikoterapi yang baik dalam mengdadapi segala problematika.

Dokumen terkait