• Tidak ada hasil yang ditemukan

Semua data yang diperoleh dan yang ditemukan dalam penelitian ini akan diuji kredibilitasnya dengan cara triangulasi. Menurut (Sugiyono, 2016) Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Lebih lanjutnya Sugiyono membagi triangulasi kedalam tiga macam yaitu :

1. Triangulasi Sumber

Trangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam hal ini peneliti melakukan pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh melalui hasil pengamatan, wawancara dan dokumen-dokumen yang ada. Kemudian peneliti membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, dan membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada.

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik diartikan sebagai penguji kreadibilitas data yang dilakukan dengan cara mengontrol data pada sumber yang sama dengan menggunakan teknik yang berbeda. Misalnya data yang diperoleh dari hasil wawancara, kemudian dicocokkan dengan hasil observasi dan dokumen.

Apabila dengan teknik pengujian kreadibilitas data tersebut masi menimbulkan hasil data yang berbeda-beda, maka peneliti akan melakukan diskusi yang lebih mendalam dengan sumber data yang berkaitan atau yang lain guna memastikan data yang dianggap benar atau mungkin semua benar karena sudut pandangnya berbeda-beda.

3. Triangulasi Waktu

Waktu juga seringkali mempengaruhi kreadibilitas data. Data yang dikumpulkan dari hasil wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah akan memberi data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kreadibilitas data dapat dibuat dengan cara melakukan pemeriksaan dengan wawancara, observasi, atau cara lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji memunculkan data yang berbeda, maka akan dilakukan tes secara berulang-ulang sehingga didaptkan kepastian datanya.

43 1. Kabupaten Luwu Timur

Kabupaten Luwu Timur berada di sebelah selatan garis khatulistiwa, tepatnya terletak di antara 2o03I00II - 3o03I25II Lintang Selatan dan 119o28I56II - 121o47I27II Bujur Timur. Kabupaten Luwu Timur merupakan kabupaten paling timur di Provinsi Sulawesi Selatan dengan batas sebelah utara dan sebelah timur adalah Provinsi Sulawesi Tengah. Batas sebelah selatan adalah Provinsi Sulawesi Tenggara dan Teluk Bone. Sementara itu, batas sebelah barat kabupaten ini adalah Kabupaten Luwu Utara.

Kabupaten Luwu Timur yang ibu kotanya adalah Malili, mempunyai luas wilayah 6.944,88 km2 atau meliputi sekitar 11,14 presen dari luas wilayah Propinsi Sulawesi Selatan. Berjarak ±560 km dari Kota Makassar, dapat ditempuh selama ±12 jam lewat darat atau dengan pesawat udara.

Secara administrasi kabupaten Luwu Timur dibagi menjadi 11 kecamatan yaitu kecamatan Burau, Wotu, Tomoni, Tomoni Timur, Angkona, Malili, Towuti, Nuha, Wasuponda, Mangkutana, dan Kalaena.

Sebaran desa di setiap kecamatan adalah Kecamatan Burau (15 desa), Wotu (13 desa), Tomoni (12 desa), Angkona (8 desa), Malili (15 desa), Towuti (13 desa), Nuha (5 desa), Mangkutana (10 desa), Kalaena (8 desa), Tomoni Timur (8 desa) dan Wasuponda (6 desa).

Terdapat 14 sungai yang mengalir di wilayah Kabupaten Luwu Timur. Sungai terpanjang adalah Sungai Kalaena dengan panjang 85 km.

Sungai tersebut melintas di Kecamatan Mangkutana, Kec. Kalaena. Kec.

Tomoni Timur, Kec. Angkona dan Kec. Wotu. Sedangkan sungai terpendek adalah Sungai Bambalu dengan panjang 15 km. Selain itu, di Kabupaten Luwu Timur juga terdapat 5 danau. Kelima danau tersebut adalah Danau Matano berada di Kecamatan Nuha, sedangkan Danau Mahalona, Danau Towuti, Danau Taparang Masapi, dan Danau Lontoa berada di Kecamatan Towuti. Danau yang terdalam adalah Danau Matano (589 m) dan danau yang terluas adalah Danau Towuti (585 km2).

Kabupaten Luwu Timur merupakan wilayah yang memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Selama tahun 2011, rata-rata curah hujan mencapai 258 mm, dengan rata-rata curah hujan mencapai 17 hari. Curah hujan tertinggi pada bulan Desember, dengan jumlah hari hujan sebanyak 23 hari.

Kabupaten Luwu Timur yang sebagian besar wilayahnya berada pada kawasan Pegunungan Verbeck merupakan daerah yang bertopografi pegunungan. Namun di beberapa tempat merupakan daerah pedataran hingga rawa-rawa. Wilayah-wilayah yang bergunung adalah bagian utara dan barat sedangkan wilayah pedataran adalah bagian selatan dan barat.

Kondisi datar sampai landai terdapat pada semua wilayah kecamatan dengan yang terluas di Kecamatan Angkona, Burau, Wotu, Malili dan Mangkutana.

Sedangkan kondisi bergelombang dan bergunung yang terluas di Kecamatan Nuha, Mangkutana dan Towuti.

Kabupaten Luwu Timur didominasi oleh wilayah pegunungan (459.946,81 ha). Menandakan bahwa sebagian besar wilayah ini berada pada ketinggian. Jika dilihat posisi wilayah ini dari muka laut, maka Kabupaten Luwu Timur dikelompokkan menjadi 5 kelompok yaitu 0 – 25 m, 25 – 100m, 100 – 500m, 500 – 1000m dan >1000m. Sebagian besar wilayah Kecamatan Nuha berada pada daerah pegunungan, sedangkan Angkona dan Wotu didominasi oleh daerah pedataran. Sejalan dengan kelerengan, maka ketinggian juga menunjukkan bahwa Kecamatan Nuha berada pada wilayah ketinggian di atas 1000 m dpl. Demikian halnya dengan Kecamatan Towuti yang didominasi oleh pegunungan dengan ketinggian di atas 1000 mdpl.

Sungai-sungai yang bersumber di daerah pegunungan mengalir melewati daerah ini terus ke daerah pedataran dan bermuara di Teluk Bone, pola alirannya dendrit. Terdapatnya pola aliran subdendritit dengan air terjun di beberapa tempat, terutama di daerah pegunungan, aliran sungai yang deras, serta dengan memperhatikan dataran yang agak luas di bagian selatan peta dan adanya perkelokan sungai utama, semuanya menunjukkan morfologi dewasa. Sistem sungai ini membentuk 2 Daerah Aliran Sungai yang sangat penting di Kabupaten Luwu Timur yaitu DAS Kalaena dan DAS Larona. Sungai-sungai yang membentuk kedua DAS ini memberikan kontribusi yang besar bagi masyarakat Kabupaten Luwu Timur namun di sisi lain menjadi ancaman yang berpotensi bencana yang sangat merugikan.

Sistem Sungai Kalaena merupakan kumpulan sungai besar yang berada pada pada DAS Kalaena dimana semuanya bermuara di Teluk Bone sedangkan hulunya berada di Pegunungan Fenema Kabupaten Morowali, adapun sungai tersebut dari yang paling utara sampai ke selatan adalah:

a. Sungai Doe b. Sungai Maniu c. Sungai Bintonu d. Sungai Sulumange e. Sungai Endeme f. Sungai Tomoni g. Sungai Karambua h. Sungai Pawosoi

Gambar 4.1 DAS Kalaena Kabupaten Luwu Timur

SUNGAI BATAS DPS KETERANGAN :

N

W E

S

2. BPBD Kabupaten Luwu Timur

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Timur Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Timur serta tupoksinya berdasarkan Peraturan Bupati Luwu Timur Nomor 34 Tahun 2010 tentang Tugas Pokok dan Rincian Tugas Jabatan Struktural pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Timur, mempunyai tugas dan fungsi:

a. Tugas

1. Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara.

2. Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan berncana berdasarkan peraturan perundang-undangan.

3. Menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan bencana.

4. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Kepala Daerah setiap bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana.

5. Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang.

6. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

7. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

b. Fungsi

1. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengunsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efesien.

2. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh.

Untuk mendukung Visi Kabupaten maka Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Timur menetapkan visi berdasarkan Renstra tahun 2016-2021 sebagai berikut:

“ Ketangguhan Masyarakat dalam Menghadapi Bencana”

Dengan misi:

a) Melindungi masyarakat dari bencana;

b) Menciptakan sistem penanggulangan bencana yang handal; dan c) Menyelenggarakan penanggulangan bencana secara terencana,

terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh.

c. Tujuan

a) Mewujudkan ketangguhan masyarakat melalui perilaku dan budaya sadar bencana.

b) Mewujudkan sistem penyelenggaraan penanggulangan bencana mencakup prabencana, tanggap darurat dan pasca bencana.

c) Mewuudkan peran serta pemerintah, swasta dan masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana.

d. Sasaran

a) Terwujudnya ketangguhan masyarakat melalui peningkatan pengetahuan, perilaku dan budaya sadar bencana;

b) Terwujudnya sistem penyelenggaraan penanggulangan bencana mencakup prabencana, tanggap darurat dan pasca bencana;

c) Terwujudnya peran serta pemerintah, swasta dan masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana.

e. Struktur Organisasi

Susunan Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Timur terdiri atas Kepala Badan, Unsur Pelaksana dan Unsur Pengarah.

a) Kepala Badan

Kepala Badan secara ex officio dijabat oleh Sekretaris Daerah Kabupaten, berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati.

b) Unsur Pelaksana

Unsur Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Timur dipimpin oleh Kepala Pelaksana berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan mempunyai tugas melaksanakan penanggulangan bencana secara terintegrasi pada tahap prabencana, tanggap darurat dan pasca bencana serta melaksanakan fungsi pengkoordinasian, pengkomandoan dan pelaksana.

c) Susunan organisasi Unsur Pengarah terdiri atas:

I. Kepala Pelaksana

II. Sekretariat, terdiri dari:

1. Sub Bagian Perencanaan 2. Sub Bagian Keuangan

3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

III. Bidang Pencegahan, Kesipsiagaan dan Pemadam Kebakaran, terdiri dari:

1. Seksi Pencegahan

2. Seksi Kesiapsiagaan dan Pemadam Kebakaran IV. Bidang Kedaruratan dan Logistik, terdiri dari:

1. Seksi Kedaruratan 2. Seksi Logistik

V. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, terdiri dari:

1. Rehabilitasi

2. Seksi Rekonstruksi d) Unsur Pengarah

Unsur Pengarah Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Timur terdiri atas pejabat pemerintah daerah terkait dan anggota masyarakat professional dan ahli. Tugas unsur pengarah adalah menyusun pelaksanaan kebijakan penanggulangan daerah, memantau dan mengevaluasi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah.

f. Program dan Kegiatan

Sejak tahun 2016 sampai dengan tahun 2018, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Timur telah melaksanakan beberapa program dan kegiatan yaitu:

1) Program Kesiapsiagan, meliputi kegiatan:

a. Rekruitmen Tenaga Sukarela Penanggulangan Bencana b. Fasilitasi Pembentukan Tim Reaksi Cepat (TRC)

c. Pengadaan sarana dan prasarana penanggulangan bencana 2) Program Peningkatan Kesiapsiagaan dan Pencegahan Bahaya

Kebakaran, meliputi kegiatan: Pengadaan Sarana dan Prasarana Pencegahan Bahaya Kebakaran

3) Program Penyelamatan dan Evakuasi Korban, meliputi kegiatan:

a. Penyelamatan dan Evakuasi Korban Bencana b. Peningkatan pelayanan penanggulangan bencana c. Pemberian Bantuan Darurat Bencana

4) Program Pembinaan Penanggulangan Bencana, meliputi kegiatan:

a. Penyusunan Peraturan Standar Keselamatan b. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

5) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Penanggulangan Bencana, meliputi kegiatan: Pemeliharaan sarana dan prasarana penanggulangan bencana

6) Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi, meliputi kegiatan:

a. Pendampingan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana Alam.

b. Perbaikan sarana dan prasarana umum akibat bencana Selain itu BPBD Kab. Luwu Timur menjalin kerja sama dengan organisasi kemasyarakatan, organisasi pemuda dan dunia usaha melalui kegiatan:

1. Pendidikan dan latihan SAR tingkat dasar dan menengah yang diselenggaran oleh SAR Malili

2. Pelatihan Pemuda Tanggap Bencana yang dilakukan oleh Kelompok Pencinta Alam Genali

3. Kemah Kerja dan Pelatihan Tanggap Darurat Bencana oleh PMI Kab.

Luwu Timur

4. Memberikan bantuan peralatan tenda pada kegiatan kepemudaan seperti Pramuka, PMR, KSR, PMI, SAR dan Kelompok-Kelompok Pemuda Pencinta Alam serta Organisasi kemasyarakatan lainnya.

g. Pihak terkait dalam penanggulangan bencana

Beberapa pihak yang selama ini memberikan bantuan dalam penanggulangan bencana di Kabupaten Luwu Timur adalah:

1. PT. Vale Indonesia Tbk.

2. SAR Malili

3. PMI Kab. Luwu Timur

4. Manggala Agni (Brigade Pemadam Kebakaran Hutan Malili) 5. Pramuka

6. Tagana

7. Relawan Penanggulangan Bencana

Tabel 4.1 Peralatan Penanggulangan bencana

NO Jenis Peralatan Jumlah Tahun

perolehan Kondisi

21. Alat Pemadam Api Ringan

(APAR) 13 unit 2017/2018 Baik

22. Baju Tahan Panas 7 psng 2018 Baik

(Sumber: BPBD Kabupaten Luwu Timur) 3. Profil Desa Maliwowo

Desa Maliwowo merupakan desa administrative yang wilayahnya berada di pemerintahan Kecamatan Angkona Kabupaten Luwu Timur dengan luas wilayah ± 41 km² serta berbatasan dengan:

Sebelah Utara : Desa Argomulyo Sebelah Selatan : Teluk Bone

Sebelah Timur : Desa Watang Panua

Sebelah Barat : Desa Kalaena dan Desa Bahari

Desa Maliwowo terdiri dari empat dusun yaitu:Dusun Harapan Makmur I Luas ± 9.5 km 2 RT, Dusun Harapan Makmur II Luas ± 10.5 km 4 RT, Dusun Ujung Batu 2 Luas ± 10.5 km 4 RT, Dusun Bubu Luas ± 10.5 km 3 RT, Jumlah Sungai yang melintas di wilayah Desa : 1 (Satu).

Adapun total keseluruhan Jumlah Penduduk yaitu : 2575/Th. 2016 yang terbagi kedalam Jumlah Penduduk Laki-laki : 1296 dan Jumlah Penduduk Perempuan : 1279 dengan Jumlah Kepala Keluarga (KK) : 620.

Adapun Dusun yang terpadat Penduduknya : Dusun Harapan Makmur serta Dusun yang terkurang penduduknya : Dusun Bubu.

Desa Maliwowo dilengkapi dengan fasilitas kesehatan Sarana dan prasarana kesehatan yang ada meliputi : Puskesdes & Posyandu serta tempat ibadah yang terdiri dari:

1. Mesjid : 4 2. Mushalla : 1 3. Gereja : 3

Adapun mata pencaharian masyarakat kebanyakan bergerak pada sektor pertanian, Luas lahan persawahan/Th.2015 30 ha/m² Fasilitas Irigasi yang di gunakan : Mata air, Sumur Ladang, dan Sungai. Jenis Tanaman pangan yang di produksi antara lain : Jagung, Padi, dan sinking. Jumlah produksi pada Tahun 2015 sebesar 500 Ton dari luas lahan panen 250 Ha.

Jenis buah-buahan yang di produksi Rambutan, Semangka, Durian dan

Duku. Jumlah produksi buah-buahan terbanyak 1 Ton/Th. 2015. Jenis tanaman perkebunan yang di produksi antara lain : Jagung, Kacang-kacangan, Ubi Jalar, Cabe, Tomat, Mentimun, Kacang Tanah, Terong, dan Bayam dengan jumlah produksi terbanyak 3 Ton/ 1 ha.

Begitu pula masyarakat yang bergerak dalam bidang peternakan Jenis hewan ternak yang di budi daya antara lain : Sapi, Kerbau, Babi, Bebek, Kambing, dan Anjing. Populasi hewan ternak terbanyak adalah Bebek dengan jumlah produksi 100 ekor. Jenis perikanan yang di budidaya dalam kolam dan disawah adalah ikan Karpet dengan jumlah produksi/Th. 2015 mencapai 125 Ton, dan jumlah hasil produksi budi daya ikan tambak/Th.

2015 mencapai 250 Ton/panen dari jumlah tambak yang ada seluas 250 Ha, Jumlah Rumah Tangga yang membudi daya ikan sebanyak 100/Th. 2015.

Sementara potensi pertambangan dapat terlihat dari Potensi tambang galian C di Desa Maliwowo meliputi batu/koral dan pasir terdapat di Dusun Harapan Makmur II.

B. Pengembangan Kapasitas Pemerintah Daerah Dalam Pengurangan

Dokumen terkait