• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Perkebunan

Kebun Tambaksari merupakan penggabungan dari Perkebunan Tambakan, Perkebunan Bukanagara, Perkebunan Kasomalang dan Perkebunan Sarireja. Perkebunan Tambakan didirikan oleh Pamanoekan dan Tjiasem Lands (P&T) milik Kerajaan Inggris pada tahun 1812. Perkebunan ini meliputi daerah Pe-kalongan, Bandung, Garut, Cianjur, Banten dan Sumatera Selatan dengan kantor pusat di Subang, dan kedudukan pemegang sahamnya berada di London. Tahun 1839 diambil alih pengelolaannya oleh pemerintah Belanda. Selanjutnya pemerintah Belanda tahun 1902 melakukan pembukaan perkebunan Bukanagara. Untuk mengelola pucuk yang dihasilkan, tahun 1906 mulai didirikan Pabrik Teh Ortodok Kasomalang. Kemudian pada tahun 1910 pengelolaannya diambill alih kembali oleh pemerintah Inggris, dan mulai didirikan Pabrik Ortodok Tambakan. Pada tahun 1964 dinasionalisasi menjadi PNP Dwikora IV (1964-1970), dengan kantor Direksi berada di Subang. Selanjutnya beberapa kali pengalihan pengelolaan menjadi PP Subang (1970-1973), PT Perkebunan XXX (1973 - 1979), PT Perkebunan XIII (1979-1995). Saat pengelolaan oleh PT Perkebunan XIII dilakukan penggabungan keempat perkebunan tersebut tahun 1979 menjadi Kebun Tambaksari, dan dengan pertimbangan pasar teh CTC untuk tahun men-datang lebih baik maka dilakukan perubahan sistem pengolahan menjadi Pabrik CTC Tambaksari.

Mulai tanggal 11 Maret 1996 melebur dengan PTP XI dan XII menjadi PT Perkebunan Nusantara VIII yang berkantor pusat di Jalan Sindangsirna nomor 4 Bandung. Saat ini Kebun Tambaksari mengelola 5 Afdeling Komoditas Teh yaitu Afdeling Tambaksari, Kasomalang, Palasari, Kasomalang dan Bukanagara, serta mengelola 1 Afdeling Kakao yaitu Sindangsari. Komoditas lainnya yang ditanam adalah Kina (Afdeling Bukanagara) dan Kelapa Sawit (Afdeling Tambaksari, Sindangsari dan Kasomalang).

Tanggal 14 April 1999, guna meningkatkan mutu dan kapasitas olah teh jadi, didirikan Pabrik Teh CTC Bukanagara. Awal pengelolaan, Pabrik

Bukanagara hanya mengolah Teh Jadi sampai kering “belong” dan dipasarkan dengan nama Pabrik Tambaksari. Kemudian secara bertahap diadakan pe-nambahan mesin sortasi dan perbaikan proses, sehingga mulai tahun 2001 telah memiliki “brand name” Pabrik Teh Hitam CTC Bukanagara.

Deskripsi Geografis

Perkebunan Tambaksari terletak pada ketinggian 480–1200 m diatas per-mukaan laut dengan suhu maksimum 28° C dan suhu minimum 15°C. Rata-rata hujan didaerah ini berkisar 2000 - 5000 mm per tahun dengan kelembaban 60-90%. Secara umum Perkebunan Tambaksari bertopografi datar dan gelombang. Jenis tanahnya berupa tanah vulkanik dan andosol dengan PH ber-kisar antara 5.5-6.5. Perkebunan Tambaksari terletak di beberapa Desa dan 3 (tiga) Kecamatan, yaitu Desa Tambakan,Desa Bunihayu, Desa Jalan Cagak, Desa Palasari, Desa Kumpay masuk wilayah Kecamatan Jalan Cagak; Desa Sarireja, Desa Kasomalang Wetan, Desa Kasomalang Kulon masuk wilayah kecamatan Kasomalang; dan Desa Cupunagara masuk wilayah Kecamatan Cisalak. Jarak Pabrik Teh Tambaksari dari ibukota propinsi 45 km, jarak dari ibukota kabupaten 15 km, 3 km dari kecamatan, Pabrik Pengolahan Tambaksari terletak di Desa Tambakan, dan Kantor Induknya terletak di Desa Kasomalang Kulon, Kecamatan Kasomalang serta Pabrik Bukanagara terletak di Desa Cupunagara, Kecamatan Cisalak.

Potensi Kebun

Bidang usaha PT.Perkebunan Nusantara VIII Kebun Tambaksari adalah membudidayakan dan mengolah komoditi hasil perkebunan berupa teh, kakao, kelapa sawit dan kina.Bidang usaha lain diluar core business yang sedang dirintis adalah agrowisata, dalam bentuk wisata proses pembuatan teh ke Pabrik Tambaksari dan Tea Walk. Juga melayani permintaan penggunaan bangunan dan areal perusahaan untuk kegiatan shooting film atau pembuatan iklan.

Luas Areal Konsesi dan Produksi

PT Perkebunan Nusantara VIII Kebun Tambaksari mempunyai luas areal seperti tercantum pada Tabel 1:

Tabel 1. Luas Areal Konsesi Kebun Tambaksari, PTPN VIII

Uraian Luas (ha)

Tanaman teh menghasilkan Tanaman kina menghasilkan

Tanaman sawit belum menghasilkan Tanaman sawit tahun ini

Persemaian teh Persemaian sawit Tanaman lancuran teh

Tanaman kepedulian lingkungan Lahan cadangan

Emplasemen/perumahan Jalan/jembatan

Fasilitas olahraga

Fasilitas pemakaman (tpu) Hutan/jurang/sungai Pihak ke 3 1 154.343 204.514 355.670 194.041 1.109 8.424 53.250 62.470 529.792 32.433 39.257 7.350 6.181 430.683 14.074 Jumlah 3 093.591

Sumber: Selayang Pandang Kebun Tambaksari 2008

Jenis dan Volume Produksi Teh yang dihasilkan

Produksi teh kering yang dihasilkan pabrik teh CTC Tambaksari dan Bukanagara sebesar 2.800 ton/tahun. Jumlah produksi yang dihasilkan 75% kualitas ekspor dan 25% kualitas lokal. Jenis teh yang dihasilkan adalah BP 1, PF 1, PD, D 1, Fann, D 2, FNGS 2, BM 2 dan Pluff.

Karakter dan Keunggulan Mutu Teh yang Dihasilkan

Keunggulan mutu teh Pabrik Tambaksari dari segi appereance yang di-dukung oleh liquor khas low land. Untuk Pabrik Bukanagara keunggulan mutu teh yang dihasilkan segi appereance dan liquor khas medium land. Dalam rangka menjaga konsistensi kualitas teh hasil jadi serta menjaga keamanan produk dan hubungan ketenagakerjaan. Kebun Tambaksari telah mengimplementasikan sistem manajemen mutu SNI (Standar Nasional Indonesia) di Pabrik Tambaksari dan ISO 22000:2005 (Food Safety Management) di Pabrik Bukanagara. Serta me-nerapkan ETP (Ethical Tea Partnership) di semua lini Kebun Tambaksari.

Manajemen Karyawan dan Kebun

Struktur manajemen Kebun Tambaksari dipimpin oleh seorang Administratur yang bertanggung jawab pada Direksi PTPN VIII. Seorang Admi-nistratur dalam menjalankan tugasnya menggunakan sistem organisasi garis yang membagi wewenang dan tanggung jawab di dalam setiap tingkat. Wewenang dan tanggung jawab yang didelegasikan menjadi tanggung jawab bagi pemegangnya sekaligus memberi wewenang untuk menentukan kebijakan mengenai tugas yang diberikan. Dalam pekerjaannya seorang Administratur dibantu seorang Sinder Kepala, 1 Sinder TUK, 6 Sinder Kebun, 1 Sinder Teknik dan 2 Sinder Pe-ngolahan. Berikut merupakan tugas dan wewenang dari masing-masing jabatan:

1. Administratur, bertugas menyusun rencana kerja dan anggaran belanja, mengelola kebun berdasarkan rencana, kebijakan dan peraturan direksi, serta menetapkan kebijaksanaan dalam mengelola kebun dan bertanggung jawab terhadap direksi PTPN

2. Sinder Kepala bertugas mengelola dan mengkoordinir pekerjaan yang ber-ada dibawah pengawasannya serta bertanggung jawab pber-ada Administratur. 3. Sinder Pengolahan bertugas melaksanakan kegiatan pengolahan dan me-nyelenggarakan administrasi produksi pengolahan sesuai kebijakan Admi-nistratur serta bertanggung jawab pada AdmiAdmi-nistratur.

4. Sinder Afdeling bertugas melaksanakan dan mengelola kebun sehari-hari serta bertanggung jawab pada Administratur.

5. Sinder Teknik bertugas menyelesaikan pekerjaan yang berhubungan de-ngan mesin-mesin produksi, kendaraan, bangunan, anstalasi listrik dan air, serta melaksanakan administrasi teknik sesuai dengan kebijakan Admi-nistratur serta bertanggung jawab pada AdmiAdmi-nistratur.

6. Sinder Tata Usaha Kebun (TUK) bertugas menyelenggarakan dan me-nyelesaikan pekerjaan yang berhubungan dengan tata usaha personalia, keuangan dan penggudangan serta bertanggung jawab pada Administratur.

Tabel 2. Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Umur di Kebun Tambaksari Tahun 2008

No Gol Umur (tahun) Jumlah

18-25 26-35 36-45 46-55 >55 1 2 3 4 IIIA-IVD (Staf) IB-IID (Bulanan) IA (KHT) KHL 2 8 13 294 1 20 118 37 2 54 205 484 9 73 215 362 1 20 - 295 15 175 551 1812 Jumlah 317 516 745 659 316 2553

Sumber: Kantor Induk Kebun Tambaksari 2008

Ketenagakerjaan

Peraturan ketenagakerjaan di Perkebunan Tambaksari selalu berdasarkan kepada peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Untuk karyawan staf berdasar-kan PKB (Perjanjian Kerja Bersama) dan Undang-Undang No 13 tahun 2003. Bagi karyawan yang memperlihatkan prestasi kerja yang baik dan dedikasi yang tinggi maka terbuka kemungkinan untuk meningkatkan karirnya dalam status ke-pegawaian yang lebih tinggi. Karyawan wanita maupun laki-laki disamakan dalam Peraturan Perusahaan (tidak didiskriminasi). Bagi karyawan staf dan harian diberikan tunjangan pensiun dari Dapenbun (Dana Pensiunan Perkebunan) yang dihitung berdasarkan masa kerja dan tingkat karyawan bulanan dan harian juga di-asuransikan kepada PT Jamsostek. Tenaga kerja pelaksana seperti pemetikan umumnya berasal dari desa-desa di sekitar Kebun Tambaksari.

Jumlah jam kerja berlaku di Perkebunan Tambaksari adalah 7 jam kerja setiap harinya, kecuali pada hari Jumat hanya 6 jam atau kurang lebih 38-40 jam setiap minggunya. Kelebihan jam kerja kerja dihitung sebagai lembur. Jumlah hari kerja setiap minggunya adalah 6 hari kerja, dengan 1 hari libur yaitu pada hari minggu. Bagian pengolahan libur pada hari Senin karena pada hari Minggu pe-metikan tidak dilakukan sehingga tidak ada pucuk yang akan diolah.

Kesejahteraan Karyawan

Sistem upah, tunjangan, santunan sosial dan jaminan sosial karyawan Kebun Tambaksari mengacu pada Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara

Direksi PTPN VIII dengan Serikat Pekerja Perkebunan (SP-BUN) PTPN VIII. Pembayaran upah dilaksanakan dengan berpedoman kepada Upah Minimum Sektor Perkebunan (UMSP) Jawa Barat yaitu Rp 629 000,-/bulan. Dengan ber-lakunya PKB maka bagi semua pegawai diberikan tunjangan cuti, tunjangan khusus, tunjangan jabatan, tunjangan kesehatan, tunjangan hari besar keagamaan (THR), bonus, pakaian dan Insentif Prestasi (IP). Selain itu, setiap karyawan juga mendapatkan hak cuti tahunan (12 hari kerja dengan tunjangan cuti sebesar 50 % dari gaji dan tunjangan tetap), cuti panjang setiap 6 tahun (30 hari kalender dengan tunjangan cuti sebesar satu kali gaji ditambah tunjangan tetap), bantuan pemondokan bagi anak sekolah, bantuan kematian, pengharagaan masa kerja 25, 30 dan 35 tahun, santunan hari tua, fasilitas perumahan dan listrik dan air.

Perusahaan Perkebunan juga menyediakan sarana dan prasarana untuk ke-giatan olahraga, kesenian dan pembinaan mental karyawan. Saat ini sarana olahraga terdiri dari : lapangan tenis, tenis meja, lapangan sepak bola dan lapang-an volley ball sedangkan sarana kesenian yang dimiliki yaitu keyboard. Kegiatan pembinaan mental secara rutin dilaksanakan baik bekerja sama dengan Biltandam Siliwangi maupun dengan Mubaligh baik dari karyawan Perkebunan, tokoh agama sekitar Perkebunan maupun dari luar Kecamatan Jalan Cagak dimesjid yang ada dilingkungan Kebun Tambaksari. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, pihak perkebunan juga memiliki Koperasi Karyawan yang menyediakan dan me-masok kebutuhan bahan pokok keluarga serta simpan pinjam.

Upaya Meningkatkan Kerja Kebun

PT Perkebunan Nusantara VIII menyadari tanggung jawabnya untuk men-capai tujuan unit kerja yaitu :

a. Mengelola tanaman sesuai dengan teknis dan dapat berproduksi secara berkelanjutan.

b. Menghasilkan produk jadi yang berkualitas dan mempunyai daya saing tinggi di pasar teh dunia.

c. Memberikan konstribusi keuntungan bagi perusahaan, menambah devisa negara serta memberikan konstribusi terhadap pembangunan masyarakat sekitar perkebunan.

Beberapa upaya yang telah dilakukan untuk memperbaiki kinerja kebun adalah: a. Melaksanakan program new planting dan re-planting, Compacting dan

Suplaying TBM

b. Penanaman pohon pelindung yang berfungsi untuk wind breaker, pe-lindung tanaman, mempertahankan iklim mikro dan sebagai penambah ba-han organik tanah.

c. Melaksanakan konservasi tanah dan air dengan pembuatan rorak, perbaik-an struktur tperbaik-anah (penggarpuhperbaik-an, benam serasah pperbaik-angkasperbaik-an), penambahperbaik-an bahan organik dan pembuatan embung-embung.

d. Meningkatkan kualitas bahan baku pucuk yang diolah dipabrik, untuk me-ningkatkan persentase mutu I, meminimalisasi off grade dan meningkat-kan skoring mutu teh jadi sehingga harga jual meningkatmeningkat-kan diapresiasi oleh pasar.

e. Melaksanakan proses pengolahan sesuai dengan sistem manajemen mutu yang didukung oleh peralatan yang selalu dalam keadaan siap pakai. f. Penggunaan tenaga kerja sesuai dengan kepentingan sehingga efektif dan

efisien.

g. Melaksanakan monitoring pengendalian biaya baik mingguan maupun bulanan.

Program Kepedulian Masyarakat

Manajemen Kebun Tambaksari menyadari sepenuhnya bahwa untuk mempertahankan kelangsungan usaha dalam jangka panjang diperlukan kemitraan yang harmonis dengan masyarakat sekitar perkebunan. Untuk itu beberapa ke-giatan kepedulian masyarakat dilaksanakan oleh pihak kebun, antara lain:

a. Pembentukan Forum Komunikasi Peduli Kebun (FKPK) yang melibatkan Serikat Pekerja Pekerbunan (SP-BUN), Muspida, Kepala Desa, tokoh masyarakat dan ulama sekitar perkebunan.

b. Pelaksanaan program tumpang sari untuk Ketahanan Pangan, yaitu memberi kesempatan kepada masyarakat sekitar perkebunan yang tidak memiliki lahan untuk menggarap di lahan HGU kebun dengan sistem

tumpang sari melalui perjanjian pinjam pakai lahan garapan yang apabila suatu saat diperlukan perkebunan harus diserahkan kembali.

c. Pembentukan kelompok-kelompok tani penggarap lahan dan pemberian penyuluhan usaha tani terhadap anggota petani penggarap.

d. Pemberian bantuan dalam pembangunan sarana ibadah seperti mesjid, madrasah, pondok pesantren, dsb.

e. Perbaikan sarana jalan dan jembatan umum, serta penanaman tanaman pelindung untuk resapan air yang bekerjasama dengan masyarakat sekitar. f. Latihan olah raga bersama dengan masyarakat dan instansi terkait sekitar

perkebunan.

g. Pagelaran hiburan baik musik maupun qasidah bagi masyarakat sekitar perkebunan.

Dokumen terkait