• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM YAYASAN KARYA MURNI

2.3 Keadaan Panti Asuhan Karya Murni

Panti Asuhan Karya Murni adalah panti asuhan milik Yayasan Karya Murni. Panti Asuhan Karya Murni menerima antara lain anak tunanetra, anak yatim piatu, dan anak yang lemah ekonomi. Anak dengan tiga karakteristik ini dibina secara bersama di asrama sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Panti asuhan Karya Murni terdiri dari 6 unit dan 1 aula. Unit-1, adalah tempat pembinaan dasar. Yang menempati unit-1 adalah anak anak tunanetra yang masih kecil, yakni anak-anak yang baru datang dan anak yang belum trampil mengurus diri sendiri. Unit-2 dan 5, adalah unit yang ditempati oleh anak laki-laki, yang sudah mampu mengurus diri sendiri (mencuci baju, menyetrika, menyapu, dll). Unit-3 dan 4, adalah unit yang ditempati oleh anak tunanetra perempuan yang sudah mampu mengurus diri sendiri. Unit-6 adalah unit yang ditempati oleh anak awas, yakni anak-anak yang lemah ekonomi dan anak yatim piatu.

Pada setiap unit diberi pendamping, yakni seorang suster dan seorang kakak pegawai, yang menjadi penanggung jawab pembinaan anak-anak tiap unit. Untuk membina rasa persaudaraan di antara anak panti, diadakan kegiatan-kegiatan bersama baik kegiatan per unit maupun kegiatan bersama seluruh anggota panti. Kegiatan tersebut misalnya, wajib makan bersama tiga kali sehari. Tiga kali dalam seminggu doa bersama seluruh anggota panti di aula, dan doa bersama di unit masing-masing sebelum tidur. Kebersihan secara bersama-sama baik per unit maupun bersama semua anggota panti.

2.3.1 Asal usul Warga Panti

Panti Asuhan Karya Murni, yang secara geografis berada di kota Medan, Provinsi Sumatera Utara ini, jika ditelusuri dari aspek daerah, berada di kawasan suku batak. Yang antara lain batak toba, Karo, Simalungun, Nias, Pakpak, dll. Sesuai dengan letak tempat tinggal ini maka pada umumnya anak-anak Panti Asuhan Karya Murni berasal dari daerah daerah - tersebut di atas. Namun demikian ada juga suku lain di luar batak, seperti halnya suku Jawa, dan China.

Panti Asuhan Karya Murni menerima siapa saja anak tunanetra yang diantar dengan tujuan untuk menerima pembinaan dan pendidikan. Tidak membatasi penerimaan baik dari segi ekonomi, bahasa, daerah, suku, agama, dan lainnya. Panti Asuhan Karya Murni terbuka untuk semua orang yang datang dan tinggal di panti dengan kategori anak tersebut memiliki cacat netra. Hingga saat ini warga panti asuhan Karya Murni berasal dari berbagai daerah dan suku. Melihat buku induk registrasi anak-anak panti ini, mereka berasal dari beberapa daerah dan suku, yang di antaranya adalah batak toba, karo, Simalungun, Nias, Pakpak China dan Jawa.dari seluruh anak panti ini.

2.3.2 Bahasa Warga Panti

Sehubungan dengan keterangan di atas yang menyatakan bahwa anak-anak panti berasal dari daerah yang berbeda-beda, maka sudah tentu bahasa bawaan mereka beraneka ragam sesuai dengan bahasa ibu di daerah asal masing-masing. Walaupun mereka datang dengan bahasa masing masing, namun setelah berada di panti, mereka diajari untuk mampu berbahasa Indonesia yang benar. Maka bahasa persatuan di panti asuhan Karya Murni adalah Bahasa Idonesia sebagai bahasa negara kita, Indonesia.

2.3.3 Sumber Dana

Panti asuhan Karya Murni yang dikelola oleh suster Kongregasi Suster-suster Santo Yosef ini merupakan yayasan sosial. Karya Murni sesuai namanya memang sebuah karya yang betul-betul murni menolong mereka yang miskin dan menderita. Anak-anak di panti ini sebagian besar berasal dari keluarga-keluarga miskin di desa-desa di pelosok-pelosok Sumatera Utara ini, bahkan banyak diantaranya berasal dari pulau Nias. Tak heran kalau hampir sepanjang usia mereka ini, tak satupun keluarga yang datang untuk menjenguk ataupun menanyakan kabar tentang keadaan anak-anak ini. Semua seakan tak peduli lagi. Bagaimana mungkin membebankan biaya anak anak ini pada mereka sedangkan untuk bisa datang melepas rindu saja tidak?

Maka mau tak mau dan memang itu sudah menjadi bagian pengabdian dari suster-suster Santu Yoseph ini untuk berusaha sendiri menanggulangi semua kebutuhan-kebutuhan mereka. Atas dasar itulah mereka harus rela bersakit-sakit, pontang panting kesana kemari untuk mencari dana, mengetuk rumah para dermawan yang berbaik hati memberikan bantuan, bahkan tak segan-segan ikut bersama anak-anak tunanetra memikul sapu dan keset kaki serta keranjang-keranjang bunga menjajakan untuk dibeli orang yang berbelas kasih. Masuk toko keluar toko, ikut pameran, dan lain-lain. Begitulah perjuangan mereka di awal-awal berdirinya SLB-A ini.

Memasuki era tahun 1975, angin segar sudah dapat dirasakan, usaha dan pendekatan yang telah dibangun selama ini mulai menampakkan hasil. Para donatur mulai melirik. Badan-badan sosial baik dalam maupun luar negeri mulai mengulurkan tangan dan memberi bantuan. Karya Murni boleh bernafas lega, cita-cita untuk lebih berkembang mulai diwujudkan tanpa harus pontang-panting lagi. Hingga saat ini Karya Murni dapat bertahan berkat dana dari para donatur, dan masih berharap pada perhatian dan bantuan dari para donatur untuk pengembangan lebih lanjut ini.

2.3.4 Tata Harian

Panti Asuhan Karya Murni merupakan panti asuhan yang dikelola oleh sekelompok biarawati. Dengan demikian, panti asuhan ini dibina dan dibimbing dengan aturan-aturan yang mengarahkan anak-anak kepada pribadi yang ber Tuhan sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan bawaan masing-masing (sesuai dengan agamanya), tanpa menguba h keyakinannya. Untuk membina iman mereka, anak-anak diajari dan dibiasakan dengan hidup doa. Dan disadarkan akan pentingnya hidup doa dalam hidup manusia. Maka sebelum mereka mengawali segala aktivitas mereka dipagi hari mereka selalu berkumpul bersama dan berdoa bersama didampingi oleh suster yang ada di panti masing-masing. Demikian juga setelah melewati segala kegiatan harian dan hendak istirahat malam, mereka berdoa bersama. Disamping itu dua kali dalam seminggu mereka rutin mengikuti perayaan Ekaristi di kapel panti Asuhan Karya Murni, yang menjadi sumber kekuatan iman mereka. Mereka juga dilatih untuk mampu bersyukur atas semua orang yang berbuat baik kepada mereka, dan mendoakan semua orang yang berbuat baik kepada mereka.

Mengingat bahwa manusia adalah makhluk sosial, dan sebagai makhluk sosial menuntut terjadinya hubungan antara seorang dengan orang yang lain. maka manusia perlu bersosialisasi dan menjalin relasi dengan orang lain. Karena menjalin relasi dengan orang lain merupakan langkah setiap orang dalam upaya mempertahankan hidupnya, karena tanpa orang lain manusia tidak akan dapat mempertahankan hidupnya. Maka untuk dapat diterima di tengah pergaulan masyarakat, manusia harus mampu bergaul sesuai dengan norma/ketentuan yang berlaku di tengah masyarakat umum. Untuk mempersiapkan diri anak dalam memasuki dunia masyarakat yang lebih luas nantinya, mereka dibekali dengan memberikan pembinaan moral dan tatakrama bergaul.

Di panti Asuhan Karya Murni, anak-anak juga dilatih untuk dapat hidup mandiri. Sebagai dasar untuk mengawali kemandirian anak, pihak panti membuat program untuk memberi pelatihan ADL (activity Daily Living). ADL (aktivitas kehidupan sehari-hari) yang dilatih antara lain membersihkan dan merawat tubuh sendiri, berpenampilan rapi, menyisir rambut, menggunakan bedak, berpakaian yang rapi dan menyesuaikan warna yang tepat. Anak juga dilatih mencuci, menjemur, menyetrika dan melipat baju sendiri serta merapikannya di lemari, membersihkan rumah dan lingkungan rumah dengan menyapu, mengepel, mencabut rumput, dll. Tujuannya adalah untuk memandirikan anak, agar tidak terlalu menggantungkan diri dan segala kebutuhannya kepada orang lain yang awas. Karena pada dasarnya, biarpun mereka tunanetra, sesungguhnya mereka bisa. Hanya saja butuh latihan yang lebih lama.

Menyadari bahwa anak tunanetra juga mempunyai bakat-bakat dan potensi untuk mengembangkan diri dan bakatnya, di panti asuhan karya murni, anak didukung untuk menemukan dan mengembangkan bakatnya. Anak tunanetra pada umumnya memiliki suara yang bagus. Maka, untuk mengembangkan potensi di dunia tarik suara, mereka mengikuti latihan olah vokal sebanyak dua kali seminggu. Selain itu, mereka juga mengembangkan bakatnya di dunia musik, dengan memberikan fasilitas dan waktu untuk mengembangkan bakat musiknya.

Secara lebih detail, di bawah ini dijabarkan rangkaian kegiatan harian anak-anak Panti Asuhan Karya Murni.

Pukul 04.30 WIB : Bangun Tidur, doa pagi, kebersihan seputar panti, mandi, serapan pagi, persiapan ke sekolah.

Pukul 07.00 WIB : berangkat ke sekolah

Pukul 14.00 WIB : Istirahat Siang

Pukul 15.30 WIB : Bangun tidur + kegiatan sore*

Pukul 16.30 WIB : Mandi

Pukul 17.30 WIB : Makan malam

Pukul 18.30 WIB : belajar

Pukul 20.30 WIB : rekreasi

Pukul 21.30 WIB : Doa malam + tidur

*Kegiatan-kegiatan sore:

Senin : olah vokal

Selasa : kerja bakti, les bahasa Ingris, perayaan Ekaristi

Rabu : kebersihan yakni menyikat selokan seputar panti

Kamis : Kebersihan kamar-kamar

Jumat : olah vokal

Sabtu : kegiatan pramuka (kegiatan Sekolah)

Minggu : Olah raga

Dokumen terkait