• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

B. Keadaan Perekonomian

1. Struktur Ekonomi Kota Makassar

Struktur perekonomian pada suatu wilayah digambarkan oleh besarnya peranandari besarnya masing-masing sektor ekonomi dalam menciptakan total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Salah satu ciri suatu wilyah dikatakan perekonomiannya dikatakan cukup mapan yaitu apabila struktur ekonominya didominasi oleh sektor tersier. Semakin besar peranan sektor tersier dalam pembentukan PDRB suatu wilayah, menunjukkan bahwa wilayah tersebut semakin mapan ekonominya. Dari data yangada menunjukkan bahwa perekonomian Kota Makassar dapat dikatakan relatif mapan karena keadaan struktur ekonominya lebih bertumpu kepada sektor tersier yakni sebesar 72,82 persen. Pergeseran struktur ekonomi suatu wilayah dapat dilihat dari perubahan peranan masing-masing sektor

Mar iso Ma maj ang Tam alat e Rap poci ni Mak assa r Uju ng Pan da… Waj o Bon toal a Uju ng Tan ah Tall o Pan aku kka ng Ma ngg ala Biri ngk ana ya Tam alan rea Penduduk 57,7 60,2 183, 158, 83,5 27,8 30,2 55,5 48,1 137, 145, 127, 185, 108, 0 50,000 100,000 150,000 200,000 Grafik 4.2

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Kota Makassar Tahun 2013

kegiatan ekonomi pada kurun waktu tersebut. Apabila kondisi struktur ekonomi suatu wilayah sudah mapan, perubahan peranan sektor-sektor kegiatan ekonomi biasanya tidak terlalu besar. Sementara pada kondisi struktur ekonomi yang belum mapan, perubahannya lebih berfluktuasi dibanding wilayah yang sudah mapan.

Tabel 4.3. Stuktur Ekonomi Kota Makassar, Tahun 2009-2013 (Dalam Persen)

Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012 2013 Provinsi

2013

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Pertanian 0.82 0.74 0.67 0.59 0.55 23.90

2. Pertambangan & Penggalian 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 5.99

3. Industri Pengolahan 20.74 19.69 18.90 17.83 17.11 12.21

4. Listrik, Gas & Air Bersih 1.79 1.81 1.76 1.71 1.66 0.90

5. Bangunan 7.94 7.83 7.73 7.59 7.86 5.84

6. Perdag, Hotel & Restoran 28.70 29.08 29.43 29.36 29.38 17.88

7. Angkutan dan

Komunikasi

13.93 14.33 14.36 15.24 15.28 8.05

8. Keuangan, Sewa, Jasa Prsh

10.17 10.25 10.85 11.29 12.07 7.89

9. Jasa-Jasa 15.88 16.26 16.31 16.37 16.09 17.35

100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Sumber: BPS Kota Makassar, 2016 diolah dari beberapa sumber

Struktur ekonomi Kota Makassar dalam kurun waktu tahun 2009-2013 nampak membaik, hal ini dapat dilihat dengan menurunnya peranan sektor pertanian, penggalian, industri, listrik, serta meningkatnya sektor perdagangan, angkutan & komunikasi, dan keuangan pada pembentukan PDRB Kota Makassar. Berdasarkan pada tabel 4.3 nampak bahwa sektor kegiatan ekonomi yang paling besar kontribusinya terhadap pembentukan PDRB Kota Makassar pada tahun 2013 adalah sektor perdagangan hotel dan restoran yakni sebesar 29.38 persen. Sementara urutan kedua adalah sektor industri pengolahan yaitu sebesar 17.11 persen. Berikutnya adalah sektor

jasa-jasa sebesar 16.09 persen, sektor angkutan dan komunikasi dengan kontribusi sebesar 15.28 persen, sektor keuangan, persewaan & jasa perusahaan sebesar 12.07 persen, sektor bangunan sebesar 7.86 persen, sektor listrik & air bersih sebesar 1.66 persen, sektor pertanian 0.55 persen dan terakhir sektor penggalian 0.00 persen. Jika dikelompokkan, sektor primer kontribusinya sebesar 0.55 persen, sektor sekunder sebesar 26.63 persen dan sektor tersier sebesar 72.82 persen. Sedangkan di provinsi Sulawesi Selatan tampak bahwa kegiatan ekonomi yang paling besar kontribusinya terhadap pembentukam PDRB kota Makassar pada tahun 2013 adalah sektor pertanian yakni sebesar 25.32 persen. Sementara urutan kedua adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yakni sebesar 17.64 persen. Berikutnya sektor jasa-jasa sebesar 17.37 persen, sektor industri pengolahan 12.22 persen, sektor angkutan dan komunikasi 7.90 persen, sektor kuangan, sewa, jasa perusahaan yakni sebesar 6.92 persen, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 6.07 persen, sektor bangunan 5.65 persen dan terakhir sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 0.91 persen.

2. Pertumbuhan Ekonomi Kota Makassar

Salah satu indikator untuk melihat keberhasilan pembangunan suatu daerah adalah pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pertumbuhan ekonomi diharapkan mampu meningkatkan kemampuan faktor-faktor produksi yang merangsang bagi berkembangnya ekonomi daerah dalam skala yang lebih besar. Searah dengan kebijaksanaan pemerintah setelah mulai diterapkannya otonomi daerah kabupaten/kota sejak tahun 2003, diharapkan pembangunan di daerah dapat lebih mendorong pemerataan pembangunan dan juga mempercepat pemulihan perekonomian. Pertumbuhan ekonomi yang stabil akan berdampak pada semakin meningkatnya pendapatan penduduk yang pada akhirnya bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pendapatan merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi besar kecilnya jumlah tingkat tabungan masyarakat. Artinya, semakin besar jumlah pendapatan yang dapat diterima oleh masyarakat, maka akan semakin besar pula dana yang dihimpun oleh pihak perbankan. Begitu pula sebaliknya

apabila tingkat pendapatan masyarakat menurun, maka kecenderungan untuk menabung juga akan semakin rendah.

Peningkatan yang terjadi pada pendapatan masyarakat dalam suatu daerah dapat dilihat pada kemajuan perekonomian dengan menecermati nilai dari perubahan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang terjadi pada daerah tersebut. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terbagi atas dua yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berdasarkan harga konstan dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berdasarkan harga berlaku. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berdasarkan harga konstan adalah nilai barang dan jasa (komoditi), pendapatan dan pengeluaran yang dinilai berdasarkan harga tetap (konstan).

Karena adanya perubahan harga dari tahun ke tahun, menyebabkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berdasarkan harga berlaku juga turut berubah-ubah setiap tahunnya. Oleh karena itu, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berdasarkan harga berlaku tidak dapat memberikan gambaran tentang perubahan daya beli masyarakat. Jadi dalam penulisan ini, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dipakai adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berdasarkan harga konstan karena Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berdasarkan harga konstan ini, kita bisa membandingkan dan melihat bagaimana daya beli masyarakat, tingkat kesejahteraan masyarakat serta laju pertumbuhan ekonomi. Selain itu, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berdasarkan harga konstan ini juga bisa digunakan output pada tahun yang berbeda.

Apabila ditinjau dari segi pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) disebut regional income yang menunjukkan jumlah pendapatan (balas jasa) yang diterima oleh masyarakat karena keikut sertaannya dalam proses produksi. Pendapatan ini antara lain adalah: upah, sewa tanah (rent), bunga untuk modal (interest) dan sebagainya.

Dalam pembahasan ini akan diperhatikan berapa besar pertumbuhan ekonomi kota Makassar dari tahun 2009-2013 dimana data yang digunakan untuk melihat pertumbuhan ekonomi adalah Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) atas dasar harga konstan Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk Kota Makassar selama tahun pengamatan (2009-2013), terus mengalami perubahan dari tahun ketahun seiring dengan berkembangnya kegiatan perekonomian setelah mengalami kelesuan akibat krisis eknomi yang berkepanjangan. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di kota Makassar dari tahun 2009-2013 secara umum dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.4 Perkembangan (PDRB) Kota Makassar Tahun 2009-2013

Tahun PDRB (Milyar Rupiah) Perubahan (Persen) 2009 12.534.978.267 8.11 2010 13.561.827.498 10.52 2011 14.798.187.640 9.20 2012 16.252.454.657 9.83 2013 17.820.703.341 9.65

Sumber: BPS Kota Makassar, 2016

Pada Tabel 4.4 perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terus mengalami peningkatan. Dimana pada awal periode 2009 posisi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Makassar adalah sebesar 12.534.978.267 milyar rupiah atau perubahan sebesar 8.11 persen , kemudian pada tahun berikutnya yaitu tahun 2010 mengalami perubahan sebesar 10.52 persen atau mengalami peningkatan sebesar 13.561.827.498 milyar rupiah. Tahun 2011 jumlah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Makassar

0 12,534,978,26713,561,827,49814,798,187,64016,252,454,657 17,820,703,341 0 0 0 0 0 0 2009 2010 2011 2012 2013 Grafik 4.3

Perkembangan (PDRB) Kota Makassar Tahun 2009-2013

PDRB Perubahan

meningkat menjadi 14.798.187.640 milyar rupiah atau mengalami perubahan sebesar 9.20 persen. Selanjutnya pada tahun 2012 PDRB Kota Makassar mengalami peningkatan yang cukup baik yaitu sebesar 9.83 persen atau 16.252.454.657 milyar rupiah. Lalu pada tahun 2013 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Makassar mencapai 17.820.703.341 atau mengalami perubahan sebesar 9.65 persen.

Namun secara umum, peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Makassar ini dipengaruhi oleh sektor-sektor yang dominan yaitu sektor industry pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta angkutan dan komunikasi yang memberikan kontribusi sangat besar pada pertumbuhan ekonomi.

Dokumen terkait