• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rata 2 Jml Hujan

A.2. Keadaan Sosial Ekonomi

1. Kependudukan

Penduduk Kaltim dan Kaltara dari tahun ke tahun memperlihatkan kenaikan yang cukup berarti. Jumlah penduduk pada Tahun 2008 tercatat sebesar 3.094.700 jiwa meningkat menjadi 3.821.676 jiwa pada Tahun 2012. Berarti dalam periode tersebut penduduk Kaltim dan Kaltara telah ±70 ribu jiwa setiap tahunnya. Kondisi penduduk menurut kabupaten/kota di Provinsi Kaltim dan Kaltara secara rinci disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.14. Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara NO Kabupaten/Kota Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Paser Kutai Barat Kutai Kartanegara Kutai Timur Berau Malinau Bulungan Nunukan

Penajam Paser Utara Tana Tidung Balikpapan Samarinda Tarakan Bontang 182.745 159.852 528.702 191.728 169.793 59.200 114.756 132.886 126.354 -506.915 603.389 184.353 134.027 184.402 161.778 538.529 196.738 176.422 62.423 118.587 140.707 127.532 -516.522 609.380 193.759 138.021 230.316 165.091 626.680 255.637 179.079 62.580 112.663 140.841 142.922 15.202 557.579 727.500 193.370 143.683 239.221 171.474 650.908 265.521 186.003 64.999 117.019 146.286 148.448 15.790 579.137 755.628 200.847 149.239 247.612 173.003 674.464 279.718 193.415 68.337 121.323 154.308 152.121 17.079 596.031 779.347 210.504 154.414 Jumlah 3.094.700 3.164.800 3.553.143 3.690.520 3.821.676

Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka Tahun 2013

Pertumbuhan penduduk Kaltim dan Kaltara sebenarnya tidak merata sepanjang tahun. Pertumbuhan penduduk pada periode 2008-2009 sebesar 2,26%, pada periode 2009-2010 sebesar 12,27%, periode 2010-2011 sebesar 3,86%, sedangkan periode 2011-2012 sebesar 3,55%. Pada Tahun 2007-2008 pertumbuhan penduduk di setiap kabupaten/kota menunjukkan peningkatan. Peningkatan tertinggi terjadi di Kabupaten Tana Tidung yaitu sebesar 8,71%, sedangkan kabupaten/kota lainnya pertumbuhannya berkisar 1,96–5,87%.

Sebagaimana pertumbuhan penduduk, persebaran penduduk di Kaltim dan Kaltara juga tidak merata. Pada Tahun 2012 porsi terbesar penduduk Kaltim dan Kaltara berada di Kota Samarinda (20,47%), yang merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Timur. Selebihnya, berada di Kabupaten Kutai Kartanegara (17,64%), Kota Balikpapan (15,69%) dan tersebar di kabupaten/kota lainnya (0,43-6,48%). Pola persebaran penduduk seperti ini sejak Tahun 2008 tidak banyak berubah.

Pola persebaran penduduk Kaltim dan Kaltara menurut luas wilayah sangat timpang, sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat kepadatan penduduk antar daerah yang mencolok, terutama antar daerah kabupaten dengan daerah kota. Wilayah kabupaten dengan luas 99,17% dari wilayah Kaltim dan Kaltara dihuni oleh sekitar 54,35% dari total penduduk. Sedangkan selebihnya, yaitu sekitar 46,65% menetap di daerah kota dengan luas 0,83% dari luas wilayah seluruhnya. Akibatnya, kepadatan penduduk di daerah kabupaten hanya berkisar 1-48 jiwa/km² dibanding kepadatan penduduk di Kota Balikpapan (1.148,35 jiwa/km²), Kota Samarinda (1.087,30 jiwa/km²), Kota Tarakan (767,61 jiwa/km²) dan Kota (Bontang 914,96 jiwa/km²). Sedangkan kepadatan penduduk Kaltim dan Kaltara adalah (18,88 jiwa/km²).

Ditinjau dari komposisi penduduk menurut jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki di Kaltim dan Kaltara masih lebih banyak dibanding jumlah penduduk perempuan. Hal ini terlihat dari rasio jenis kelamin yang lebih besar dari 100.

Tenaga kerja adalah modal bagi geraknya roda pembangunan, termasuk pembangunan di bidang kehutanan. Jumlah dan posisi tenaga kerja akan terus mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya proses demografi. Bagian dari tenaga kerja yang aktif dalam kegiatan ekonomi disebut angkatan kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), merupakan ukuran yang menggambarkan jumlah angkatan kerja untuk setiap 100 tenaga kerja.

Selama kurun waktu 2011-2012, angkatan kerja di Kalimantan Timur meningkat sebanyak 12.685 orang dari 1.764.696 orang menjadi 1.777.381 orang. TPAK Kalimantan Timur pada tahun 2012 sebesar 66,64 persen, mengalami penurunan sebesar 1,87 persen dibandingkan dengan kondisi tahun 2011. Menurut jenis kelamin terlihat baik laki-laki maupun perempuan cenderung berfluktuasi pada kurun waktu yang sama. Tahun 2012 TPAK laki-laki sebesar 89,93% dan Tahun 2012 turun menjadi 88,36%.

2. Mata Pencaharian dan Pendapatan

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Kaltim dan Kaltara menurut lapangan usaha pada Tahun 2012 tercatat sebesar 3,98% dengan migas dan sebesar 11,73% tanpa migas. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu sebesar 4,08% dengan migas dan 12,03% tanpa migas, maka pada Tahun 2012, laju pertumbuhan PDRB dengan migas dan tanpa migas mengalami penurunan.

Hampir semua sektor ekonomi di Kaltim dan Kaltara pada Tahun 2012 mengalami percepatan pertumbuhan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hanya sektor industri pengolahan yang mengalami perlambatan. Struktur ekonomi Kaltim dan Kaltara Tahun 2012 dengan migas maupun non migas tidak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. PDRB dengan migas menunjukkan bahwa sektor ekonomi yang sangat

berperan dalam pembentukan PDRB Kaltim dan Kaltara adalah sektor pertambangan (47,44%), industri pengolahan (23,50%), perdagangan, hotel dan restoran (8,62%), serta sektor pertanian (6,16%).

Struktur PDRB non migas didominasi oleh empat sektor yaitu sektor pertambangan (47,91%), sektor perdagangan, hotel dan restoran (13,25%), sektor pertanian (9,46%), serta sektor industri pengolahan (7,43%). Dengan jumlah penduduk pertengahan tahun sebesar 3.821.676 jiwa, pendapatan perkapita netto atau pendapatan yang diterima penduduk Kaltim dan Kaltara pada Tahun 2012 sebesar 44.649.668 rupiah (dengan migas), mengalami peningkatan 7,81% dibandingkan tahun sebelumnya yang besarnya 41.415.585 rupiah. Sedangkan pendapatan perkapita non migas meningkat 8,70% yaitu dari 24.803.027 rupiah menjadi 26.961.329 rupiah di Tahun 2012.

PDRB dengan migas menurut kabupaten/kota pada Tahun 2012 terbesar ada di Kabupaten Kutai Kartanegara dengan nilai PDRB sebesar 132,09 triliun rupiah, disusul Kota Bontang dengan nilai 68,51 triliun rupiah, dan Kabupaten Kutai Timur dengan nilai 50,18 triliun rupiah. Sedang pertumbuhan ekonomi tertinggi menurut kabupaten/kota pada Tahun 2012 ada di Kabupaten Kutai Timur sebesar 12,68%.

3. Pemilikan dan Penggunaan Lahan

Pemilikan lahan masyarakat yang ada di Provinsi Kaltim dan Kaltara pada umumnya berupa lahan pertanian maupun kebun. Kepemilikan lahan oleh masyarakat sangat bervariasi (berkisar 5 – 10 ha), dimana lahan efektif yang diusahakan pada umumnya masih lebih kecil dari yang dimiliki/dikuasai. Pada umumnya, lahan milik masyarakat berada di luar kawasan hutan. Penggunaan lahan yang ada lebih kepada usaha pertanian, perkebunan maupun pertambakan.

Penggunaan lahan pertanian di Provinsi Kaltim dan Kaltara yang ditanami padi seluas ± 90.784 ha. Dari total tersebut, lahan pertanian yang ditanami padi sebanyak tiga kali tanam sekitar 9.230 ha, sebanyak dua kali tanam sekitar 43.339 ha, dan yang hanya satu kali tanam sekitar 38.215 ha. Lahan pertanian yang tidak ditanami padi sekitar 89.400 ha, dengan rincian yang ditanami tanaman lainnya sekitar 24.584 ha dan yang tidak ditanami tanaman apapun sekitar 64.816 ha.

Penggunaan lahan berupa perkebunan di Provinsi Kaltim dan Kaltara sebagian ada yang dimiliki masyarakat dan sebagian ada yang dikelola oleh perusahaan perkebunan besar. Selain itu, penggunaan lahan yang dilakukan oleh perusahaan swasta kebanyakan berupa Hutan Tanaman Industri. Penggunaan lahan perkebunan sekitar 1.131.430 ha, terdiri dari perkebunan karet sekitar 91.784 ha, perkebunan kelapa sekitar 30.704 ha, perkebunan kelapa sawit sekitar 961.802 ha, perkebunan kakao sekitar 33.502 ha, perkebunan lada sekitar 10.377 ha, perkebunan kopi sekitar 9.536 ha dan komoditi lainnya sekitar 3.725 ha.

4. Pola Usaha Tani dan Produksi Pertanian

Pola usaha tani yang umum dilakukan di Provinsi Kaltim dan Kaltara adalah sawah, ladang, perkebunan, palawija dan sayuran. Sawah dan ladang untuk tanaman padi, sedangkan perkebunan yang ada merupakan perkebunan kecil milik masyarakat yang umumnya ditanami karet, sengon, dll. Untuk palawija umumnya ditanami dengan jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedelai dan kacang hijau. Perkembangan luas panen, produksi padi serta hasil per hektar di Kaltim dan Kaltara pada Tahun 2012 mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Secara riil, luas panen padi naik dari 140.215 ha pada Tahun 2011 menjadi 142.215 ha di Tahun 2012. Untuk hasil per hektarnya meningkat menjadi 39,42 kuintal per ha.

Daerah kabupaten/kota yang memiliki luas panen dan produksi padi (sawah + ladang) terbesar adalah Kabupaten Kutai Kartanegara yaitu dengan luas panen 41.247 ha dan hasil 49,06 kw/ha. Produksi padi yang dicapai oleh kabupaten tersebut sebesar 202.338 ton pada Tahun 2012, ini berarti 36,01% produksi padi di Kaltim dan Kaltara dihasilkan oleh Kabupaten Kutai Kartanegara. Bahkan untuk jenis padi sawah produksi dari Kutai Kartanegara mencapai 45,35 persen dari total padi sawah di Kaltim dan Kaltara.

Tanaman palawija di Kaltim dan Kaltara antara lain berupa jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang kedelai dan kacang hijau. Pada Tahun 2012 hampir semua komoditi palawija tersebut mengalami peningkatan luas panen, kecuali tanaman ubi jalar. Pada jenis tanaman sayuran perkembangannya sangat berfluktuasi, sebagian besar mengalami penurunan, baik produksi total maupun produksi per hektarnya. Jenis tanaman sayuran yang terbanyak dihasilkan di Provinsi Kaltim dan Kaltara adalah ketimun dan kangkung yang produksinya masing-masing mencapai 15.324 ton dan 13.068 ton.

5. Pendidikan

Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di suatu negara adalah tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Merujuk pada amanat UUD 1945 beserta amandemennya (pasal 31 ayat 2), maka pemerintah melalui jalur pendidikan secara konsisten berupaya meningkatkan SDM penduduk. Program wajib belajar 9 tahun dan 12 tahun, Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA), dan berbagai program pendukung lainnya adalah bagian dari upaya pemerintah mempercepat peningkatan kualitas SDM, yang pada akhirnya akan menciptakan SDM yang tangguh, yang siap bersaing di era globalisasi. Peningkatan SDM sekarang ini lebih difokuskan pada pemberian kesempatan seluas-luasnya kepada penduduk untuk mendapatkan pendidikan, terutama penduduk kelompok usia sekolah (umur 7-24 tahun). Gambaran banyaknya sekolah, murid, guru dan rasio murid terhadap guru

menurut kabupaten/kota di Provinsi Kaltim dan Kaltara secara rinci disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 3.15. Banyaknya Sekolah, Murid dan Guru Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara

Kabuaten/Kota Jumlah Sekolah Jumlah Murid Jumlah Guru

SD SLTP SMU SD SLTP SMU SD SLTP SMU

1. Paser 313 61 14 29.909 9.330 3.987 2.687 968 325 2. Kutai Barat 243 62 25 20.680 6.572 3.584 3.193 1.043 365 3. Kutai Kartanegara 459 132 49 83.410 25.093 12.107 7.218 2.531 1.181 4. Kutai Timur 189 69 19 34.167 11.681 4.139 2.716 1.135 334 5. Berau 156 41 15 19.147 7.713 9.054 2.110 811 342 6. Malinau 88 23 14 5.147 2.119 2.011 998 329 61 7. Bulungan 126 51 12 15.275 3.431 2.858 1.514 650 258 8. Nunukan 130 44 13 16.047 6.575 3.830 1.691 634 267 9. Penajam Paser Utara 102 27 11 19.522 5.898 2.219 1.429 552 229

10. Tana Tidung 26 9 3 2.466 857 599 444 139 93 11. Balikpapan 201 58 20 61.948 25.565 10.612 3.445 1.824 723 12. Samarinda 242 88 38 83.004 29.601 11.454 4.832 2.592 1.073 13. Tarakan 61 16 10 21.429 7.316 3.510 1.386 719 315 14. Bontang 57 31 10 18.961 7.656 3600 1.232 725 311 Jumlah 2.293 712 253 431.112 151.316 73.564 34.895 14.652 5.877

Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka Tahun 2013 6. Sarana dan Prasarana perekonomian

Perkembangan nilai ekspor Kaltim dan Kaltara selama 2009–2011 menunjukkan angka yang meningkat. Pada Tahun 2009 nilai ekspor sebesar US$ 18,92 milyar, kemudian pada Tahun 2010 menjadi US$ 25,12 milyar, dan Tahun 2011 meningkat lagi menjadi US$ 37,97 milyar. Akan tetapi, nilai ekspor Tahun 2012 mengalami sedikit penurunan menjadi US$ 33,79 milyar.

Kaltim dan Kaltara menghasilkan devisa negara melalui perdagangan luar negeri (ekspor), yang dapat dibedakan menurut migas dan non migas. Perkembangan ekspor non migas mulai memperlihatkan kenaikan yang cukup berarti. Jumlah ekspor non migas sudah lebih tinggi dibanding migas. Tahun 2012 ekspor non migas mencapai US$ 18,79 milyar, atau turun 2,72% dibanding Tahun 2011. Sedangkan untuk migas, Tahun 2012 tercatat US$ 15,00 milyar dengan persentase penurunan 19,58%.

Perkembangan nilai impor Kaltim dan Kaltara selama Tahun 2009-2012 cenderung meningkat mulai dari US$ 4,88 milyar di Tahun 2009 menjadi US$ 6,27 milyar di Tahun 2010, dan di Tahun 2011 mencapai US$ 7,22 miliar. Tahun 2012 nilai impor meningkat menjadi US$ 8,14 miliar. Bila diamati dari golongan barang, impor Kaltim dan Kaltara sebagian besar adalah minyak dan gas. Peningkatan impor migas selalu lebih besar dari non migas dan pada Tahun 2012 impor migas Kaltim dan Kaltara mencapai 65,55% dari total impor. Dengan demikian, Kaltim dan Kaltara pada beberapa tahun terakhir selain sebagai pengekspor migas juga mengimpor migas dalam jumlah yang semakin besar setiap tahunnya.

Pada Tahun anggaran 2012, bagian terbesar pendapatan asli daerah Provinsi Kaltim dan Kaltara bersumber dari pajak daerah (local tax) sebesar 4,49 trilyun rupiah atau mencapai 82,68% dari total PAD (5,31 trilyun rupiah). Sumbangan retribusi daerah terhadap PAD sangat kecil dan tidak mencapai 1%. Laba perusahaan daerah menyumbang PAD sebesar 4,84% dan penerimaan lain-lain sebesar 12,19%.

Pada Tahun 2012, jumlah proyek penanaman modal dalam negeri yang disetujui sebanyak 36 proyek. Sedangkan untuk realisasi sebanyak 44 proyek dengan nilai realisasi investasi 7,71 triliun rupiah. Sementara penanaman modal asing yang disetujui sebesar 124 proyek dengan nilai investasi sekitar US$ 5,77 miliar dengan realiasasi 167 proyek dengan nilai US$ 2,53 miliar. Pada Tahun 2012, lembaga keuangan di Kaltim dan Kaltara yang berbentuk kantor bank berjumlah 503 unit. Dari 503 unit kantor bank tersebut 170 unit berada di Kota Samarinda, 154 unit di Kota Balikpapan, 32 unit di Kota Tarakan, 32 unit di Kota Bontang, dan selebihnya menyebar di kabupaten.

Pertumbuhan koperasi sebagai wadah kegiatan produktif masyarakat dalam perekonomian rakyat terus berkembang. Tahun 2012 jumlah koperasi mencapai 6.140 unit usaha. Unit koperasi terbesar adalah yang bergerak pada jenis koperasi serba usaha yang mencapai 3.097 unit usaha.

7. Sarana Transportasi

Jalan merupakan prasarana pengangkutan yang penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Makin meningkatnya usaha pembangunan menuntut pula

peningkatan pembangunan jalan guna memudahkan mobilitas penduduk dan

memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain. Panjang jalan negara di seluruh wilayah Provinsi Kaltim dan Kaltara pada Tahun 2012 mencapai 2.118,17 km. Jalan di bawah wewenang provinsi mencapai 1.762,07 km, sedang jalan di bawah wewenang Kabupaten/Kota mencapai 197.286,06 km. Data panjang jalan negara, provinsi dan kabupaten dalam wilayah Provinsi Kaltim dan Kaltara disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.16. Data Panjang Jalan di Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara

No. Kabupaten/Kota Panjang Jalan (km)

Negara Provinsi Kabupaten Jumlah

1. Paser 222,96 155,20 1.029,89 1.408,05 2. Kutai Barat 184,75 300,18 1.278,20 1.763,13 3. Kutai Kartanegara 360,64 395,50 1.564,38 2.320,52 4. Kutai Timur 312,29 285,00 1.093,76 1.691,05 5. Berau 246,90 228,60 1.225,94 1.701,44 6. Malinau 132,08 - 717,99 850,07 7. Bulungan 163,40 134,00 932,78 1.230,18 8. Nunukan 323,57 - 828,72 1.152,29 9. Penajam Paser Utara 59,06 117,11 867,39 1.043,56

10. Tana Tidung - - 239,27 239,27

Lanjutan Tabel 3.16.

No. Kabupaten/Kota Panjang Jalan (km)

Negara Provinsi Kabupaten Jumlah

12. Samarinda 52,38 114,73 700,79 867,90

13. Tarakan 5,44 - 225,00 230,44

14. Bontang 9,04 - 194,46 203,5

Jumlah (km) 2.118,17 1.762,07 11.323,93 15.204,17

Sumber: Kalimantan Timur Dalam Angka Tahun 2013

Untuk memenuhi transportasi darat, kendaraan angkutan utama yang harus tersedia adalah kendaraan bermotor. Menurut data yang dikeluarkan oleh Kepolisian Negara RI Daerah Kalimantan Timur pada Tahun 2012, jumlah kendaraan bermotor sebanyak 2.072.764 dengan jumlah terbesar terdapat di Kota Samarinda (27,45%).

Lalu lintas kapal antar pulau Tahun 2012 melalui 15 pelabuhan yang ada di wilayah Kaltim dan Kaltara meliputi kapal tiba sebanyak 28.044 kapal dengan jumlah penumpang sebanyak 531.289 orang, dan kapal berangkat 28.130 kapal dengan jumlah penumpang 494.985 orang. Bila diamati dari lalu lintas kapal, maka lalu lintas terbesar melalui pelabuhan di Samarinda. Namun bila diamati dari lalu lintas penumpang, lalu lintas terbesar melalui pelabuhan Balikpapan.

Saat ini, transportasi melalui udara sangat memegang peranan penting. Di Kaltim dan Kaltara, dimana beberapa daerah merupakan daerah pengeboran minyak, batubara dan lainnya, memerlukan mobilitas yang tinggi antar daerah terutama untuk tujuan Jakarta. Dengan demikian, fungsi transportasi udara untuk kegiatan tersebut sangat vital.

Di Kaltim dan Kaltara, terdapat Pelabuhan Udara seperti Sepinggan Balikpapan, Temindung Samarinda, Juata Tarakan dan Kalimarau Berau, Nunukan dan Tanjung Harapan Bulungan. Di Bandar Udara Internasional Balikpapan, pada Tahun 2012 ini telah memberangkatkan dan menurunkan penumpang paling banyak. Pada Tahun 2012, Bandar Udara Sepinggan telah memberangkatkan sebanyak 2,99 juta lebih penumpang atau 85,16% dan telah menurunkan sekitar 3,08 juta penumpang atau 84,71%.

Dokumen terkait