• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keadaan Umum Lokasi

Dalam dokumen OLEH : CHAIDIR WIBOWO G (Halaman 45-49)

- Grafik - Peta

4.1 Keadaan Umum Lokasi

Kabupaten Bantaeng adalah sebuah kabupaten dengan luas wilayah 39583,114 Ha, terbagi atas 8 kecamatan, 46 desa, dan 21 kelurahan, dengan jumlah penduduk 168.828 jiwa Secara Geografis daerah ini terletak ± 120 km arah selatan Makassar, Ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dengan posisi 5º21’13” - 5º35’26” Lintang Selatan dan 119º51’13” - 120º05’27 Bujur Timur. Daerah ini berbatasan dengan Kabupaten Jeneponto di sebelah Barat, Kabupaten Bulukumba di sebelah Timur, Kabupaten Gowa di sebelah Utara, sedangkan di sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Flores.

Adapun wilayah kajian yaitu :

34 4.2 Curah Hujan

Unsur iklim yang paling dasar dalam membentuk tipe iklim wilayah adalah curah hujan wilayah. Berdasarkan data curah hujan selama 10 tahun (1999 - 2008) pada Tabel 2, di ketahui bahwa curah hujan rata rata pada tiap stasiun pengamatan adalah sebagai berikut :

Tabel 2 : Curah Hujan Tertinggi dan Curah Hujan Terendah Tiap Stasiun Pengamatan

Stasiun penakar hujan daerah Tarowan-tarowan memiliki curah hujan rata-rata sebesar 1660,8 mm/thn. Curah hujan tertinggi sebesar 325,1 mm/bulan terjadi pada bulan Juni dan Curah hujan bulanan terendah 27,7 mm/bulan terjadi pada bulan September., Stasiun penakar hujan daerah BPP Tanahkongkong memiliki curah hujan rata-rata sebesar 2280,8 mm/thn. Curah hujan tertinggi sebesar 467,8 mm/bulan terjadi pada bulan Juni dan Curah hujan bulanan terendah 26 mm/bulan terjadi pada bulan

35 September., Stasiun penakar hujan daerah Bontojaya memiliki curah hujan rata-rata sebesar 2232,1 mm/thn. Curah hujan tertinggi sebesar 364,4 mm/bulan terjadi pada bulan Juni dan Curah hujan bulanan terendah 22,7 mm/bulan terjadi pada bulan September., Stasiun penakar hujan daerah Bontocinde memiliki curah hujan rata-rata sebesar 2647,3 mm/thn. Curah hujan tertinggi sebesar 409,8 mm/bulan terjadi pada bulan Januari dan Curah hujan bulanan terendah 35,5 mm/bulan terjadi pada bulan September.

Stasiun penakar hujan daerah Dampang memiliki curah hujan rata-rata sebesar 5072,6 mm/thn. Curah hujan tertinggi sebesar 686,7 mm/bulan terjadi pada bulan Juni dan Curah hujan bulanan terendah 64,5 mm/bulan terjadi pada bulan September., Stasiun penakar hujan daerah BPP Malakaji memiliki curah hujan rata-rata sebesar 4653,6 mm/thn. Curah hujan tertinggi sebesar 847,8 mm/bulan terjadi pada bulan Desember dan Curah hujan bulanan terendah 168,4 mm/bulan terjadi pada bulan September., Stasiun penakar hujan daerah Uluere memiliki curah hujan rata-rata sebesar 5857,0 mm/thn. Curah hujan tertinggi sebesar 973,6 mm/bulan terjadi pada bulan Januari dan Curah hujan bulanan terendah 86,4 mm/bulan terjadi pada bulan Agustus., Stasiun penakar hujan daerah Pattiroang memiliki curah hujan rata-rata sebesar 1537,8 mm/thn. Curah hujan tertinggi sebesar 298,5 mm/bulan terjadi pada bulan Juni dan Curah hujan bulanan terendah 35,2 mm/bulan terjadi pada bulan September.

36 Stasiun penakar hujan daerah Pajukukang memiliki curah hujan rata-rata sebesar 1678,3 mm/thn. Curah hujan tertinggi sebesar 325,1 mm/bulan terjadi pada bulan Juni dan Curah hujan bulanan terendah 34,3 mm/bulan terjadi pada bulan September., Stasiun penakar hujan daerah Tompobulu memiliki curah hujan rata-rata sebesar 5621,1 mm/thn. Curah

hujan tertinggi sebesar 811,1 mm/bulan terjadi pada bulan Oktober dan Curah hujan bulanan terendah 9,1 mm/bulan terjadi pada bulan

Agustus., Stasiun penakar hujan daerah Bontomacina memiliki curah hujan rata-rata sebesar 2665,3 mm/thn. Curah hujan tertinggi sebesar 383,5 mm/bulan terjadi pada bulan November dan Curah hujan bulanan terendah 41,5 mm/bulan terjadi pada bulan Agustus., Stasiun penakar hujan daerah Bulo-bulo Tanete memiliki curah hujan rata-rata sebesar 2274,1 mm/thn. Curah hujan tertinggi sebesar 391,1 mm/bulan terjadi pada bulan Januari dan Curah hujan bulanan terendah 49,3 mm/bulan terjadi pada bulan Agustus., Stasiun penakar hujan daerah Paladingan memiliki curah hujan rata-rata sebesar 3593,9 mm/thn. Curah hujan tertinggi sebesar 550,4 mm/bulan terjadi pada bulan Maret dan Curah hujan bulanan terendah 54 mm/bulan terjadi pada bulan Agustus.

Stasiun penakar hujan daerah Borongrappoa memiliki curah hujan rata-rata sebesar 3116,1 mm/thn. Curah hujan tertinggi sebesar 524,9 mm/bulan terjadi pada bulan Desember dan Curah hujan bulanan terendah 83,1 mm/bulan terjadi pada bulan Oktober., Stasiun penakar hujan daerah Loka memiliki curah hujan rata-rata sebesar 2326,6 mm/thn. Curah hujan tertinggi sebesar 467,8 mm/bulan terjadi pada bulan Juni dan Curah hujan

37 bulanan terendah 26,0 mm/bulan terjadi pada bulan September., Stasiun penakar hujan daerah Allu memiliki curah hujan rata-rata sebesar 4574,9 mm/thn. Curah hujan tertinggi sebesar 679,5 mm/bulan terjadi pada bulan Februari dan Curah hujan bulanan terendah 8,2 mm/bulan terjadi pada bulan Agustus., Stasiun penakar hujan daerah Pasir Putih memiliki curah hujan rata-rata sebesar 1848,3 mm/thn. Curah hujan tertinggi sebesar 279,6 mm/bulan terjadi pada bulan Februari dan Curah hujan bulanan terendah 63,8 mm/bulan terjadi pada bulan Juli., Stasiun penakar hujan daerah Bendungan Kelara memiliki curah hujan rata-rata sebesar 3045,2 mm/thn. Curah hujan tertinggi sebesar 524,4 mm/bulan terjadi pada bulan Januari dan Curah hujan bulanan terendah 27,1 mm/bulan terjadi pada bulan Agustus.

Bervariasinya jumlah curah hujan rata-rata pada tiap stasiun pengamatan mengindikasikan adanya perbedaan tipe iklim bentukan dari unsur iklim yang diamati dalam penelitian ini yaitu curah hujan wilayah. Hal ini sesuai dengan pendapat Trewartha and Horn (1995) bahwa iklim merupakan komposit keadaan cuaca dari hari ke hari dan elemen-elemen iklim di dalam suatu kawanan tertentu dalam jangka waktu tertentu.

Dalam dokumen OLEH : CHAIDIR WIBOWO G (Halaman 45-49)

Dokumen terkait