• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT. Sari Lembah Subur (SLS) merupakan anak perusahaan dari PT. Astra Agro Lestari, Tbk yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit. PT. SLS adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit PBSN (Perusahaan Besar Swasta Nasional) yang memiliki PIR Trans. Kebun PT. SLS dimulai pada tahun 1987 terletak di Kecamatan Pangkalan Kuras dan Kecamatan Kuala Kampar, Kabupaten Kampar, Propinsi Riau. Namun setelah otonomi daerah terjadi pemekaran kabupaten sehingga PT. SLS sekarang berada di Kecamatan Pangkalan Lesung, Kabupaten Pelalawan, Propinsi Riau. Perkebunan kelapa sawit PT. SLS terdiri dari 3 kebun, yaitu kebun PT. SLS-1 pola PIR-Trans, kebun PT. SLS-2 pola PBSN, dan PT. SLS-3 pola KKPA. Kebun PT. SLS-2 disebut kebun inti. Kebun inti terbagi menjadi dua, yaitu Kebun Kampar dan Kebun Tanglo.

LetakGeografi

Kebun Tanglo merupakan salah satu kebun inti PBSN yang dimiliki oleh PT. SLS. Luas perkebunan PT. SLS meliputi wilayah Kecamatan Ukui dan Kecamatan Pangkalan Lesung, Kabupaten Pelalawan, Propinsi Riau. Secara geografis, PT. SLS-2 terletak di 007’12’’ – 001’48” Lintang Selatan dan antara 10207’12” – 102015’0” Bujur Timur. Peta HGU PT. SLS dapat dilihat pada Lampiran 4.

Berikut ini merupakan batas-batas wilayah PT. SLS: Utara : Satuan Pemukiman

Selatan : Satuan Pemukiman 6 Barat : Satuan Pemukiman 6 Timur : Satuan Pemukiman 5

Akses menuju PT. SLS dapat dilalui dengan jalur darat dan jalur udara. Jalur udara menggunakan pesawat terbang dari Bandara Soekarno-Hatta (Jakarta) ke Bandara Sultan Syarif Qasim II (Pekanbaru), dilanjutkan menggunakan angkutan umum (disebut ”superband”) menuju Kecamatan Ukui selama empat jam dan dilanjutkan menggunakan sepeda motor selama 30 menit menuju kebun.

Kondisi jalan dari Ukui ke wilayah PT. SLS agak rusak (tidak beraspal). Jarak antara Kota Pekanbaru dengan lokasi kebun kurang lebih 150 km. Jalur darat dari Kota Bogor menuju Kecamatan Ukui memerlukan waktu tempuh sekitar 30 jam.

KeadaanIklimdanTanah

PT. SLS termasuk ke dalam tipe A (sangat basah) berdasarkan iklim Schmidt – Ferguson (Lampiran 5) . Curah hujan rata-rata tahunan yang diperoleh selama 10 tahun terakhir (2000–2009) adalah 2 430.4 mm/tahun.

Jenis tanah di PT. SLS merupakan tanah mineral yang sebagian besar berkembang dari bahan induk batuan sedimen tersier batupasir dan batuliat dan sebagian lagi dari bahan organik dan endapan sungai (aluvium). Sebagian besar lahan di areal PT. SLS tergolong kelas S2 (cukup sesuai) dan S3 (sesuai marjinal).

Kelas S2 mencakup areal seluas 2 648 ha (52.8 %) dengan pH masam. Kelas S3

(sesuai marjinal) mencakup areal seluas 1 871 ha (37.3 %) dengan pembatas utama lereng agak curam sampai curam, tekstur agak kasar, drainase terhambat, pH masam dan KTK rendah, gambut sedang, serta bahaya banjir/genangan, sedangkan kelas N (tidak sesuai) hanya seluas 500 ha (10 %) dengan faktor pembatas utama gambut mentah (fibrik) dan bahaya banjir/genangan.

LuasArealdanTataGunaLahan

Luas Areal yang diusahakan PT. SLS 2 seluas 15 000 ha. Afdeling OP, Kebun Tanglo, tempat penulis melaksanakan magang, mempunyai luas 451.32 ha dengan luas areal tanam 450.32 ha (Lampiran 6).

KeadaanTanamandanProduksi

Bibit yang digunakan oleh PT. SLS merupakan bibit yang diperoleh dari hasil persilangan Dura dan Psifera yang berasal dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)/Marihat. Tahun tanam Afdeling OP dimulai tahun 1992 (1 blok), 1993 (1 blok), 1994 (8 blok), 1995 (2 blok), 1996 (1 blok), 1997 (1 blok), 1998 (2 blok), dan 1999 (1 blok). populasi kelapa sawit per tahun tanam serta luas tanam disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Populasi Kelapa Sawit dan Luas per Tahun Tanam di Afdeling OP Tahun

Tanam Blok Luas Areal (ha) Luas Tanam (ha) Jumlah Pokok 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 9 1, 7, 8, 10 4, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 12A, 22A 2, 3, 5, 6, 17, 14A 22 20, 21 19 18 11.59 80.91 160.70 92.12 16.00 35.50 27.50 27.00 10.59 80.91 160.70 92.12 16.00 35.50 27.50 27.00 1 129 9 965 21 076 11 459 1 903 4 203 3 252 3 355 Total 451.32 450.32 56 342

Sumber: Kantor Besar PT. Sari Lembah Subur (Juni, 2010)

Produksi Tandan Buah Segar (TBS) di Afdeling OP, Kebun Tanglo selama empat tahun terakhir mengalami peningkatan. Produksi TBS tahun 2006 sebanyak 7 337.10 ton dan produktivitas 16.29 ton/ha, tahun 2007 sebesar 7 555.95 ton dan produktivitas 16.77 ton/ha, tahun 2008 meningkat menjadi 8 401.00 ton dan produktivitas 18.65 ton/ha. Pada tahun 2009 produksi TBS sebesar 8 541.90 ton dan produktivitas 18,97 ton/ha. Namun Bulan Februari 2010, terjadi penurunan produksi TBS sebanyak 63.18 ton dari bulan sebelumnya. Penyebab penurunan adalah kematangan buah rendah yang disebut trek. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2009), produksi TBS per bulan mengalami penurunan pada tahun 2010 (Tabel 2).

Tabel 2. Perbandingan Produksi TBS Tahun 2009 dan 2010

Bulan Produksi TBS (ton) Produktivitas (ton/ha)

2009 2010 2009 2010 Januari Februari Maret April Mei 569.72 519.43 681.13 585.07 674.21 481.47 418.29 474.77 494.14 539.95 1.26 1.15 1.51 1.29 1.49 1.06 0.92 1.05 1.09 1.19 Sumber: Kantor Besar PT. SLS (Juni, 2010)

StrukturOrganisasidanKetenagakerjaan

PT. SLS dipimpin oleh seorang administratur (Adm) yang bertanggung jawab terhadap semua kegiatan di perusahaan tersebut. Adm membawahi secara langsung sembilan orang, yaitu: seorang kepala tata usaha, empat orang kepala kebun, dua orang kepala pabrik, seorang asisten hama penyakit tanaman (HPT) dan seorang asisten safe health environment (SHE). Adm memiliki tugas secara umum yaitu mengelola kebun inti, kebun plasma, dan KKPA serta pabrik serta menciptakan suasana yang kondusif. Kegiatannya mulai dari LC (Land Clearing) sampai menjadi CPO (Crud Palm Oil). Adm juga bertanggung jawab untuk memonitor administrasi kantor dan otorisasi dokumen, meninjau lapangan (kebun dan pabrik), serta mengontrol pekerjaan di lapangan terutama angkutan dan melakukan silaturahmi dengan aparat terkait (bupati, DPRD, camat, tokoh masyarakat, kepala desa, kontraktor, dan lainnya).

Pada tingkat kebun, PT. SLS dipimpin oleh seorang kepala kebun. Kepala kebun bertanggung jawab atas pengelolaan dan pengembangan kebun secara efektif dan efisien sesuai dengan peraturan kerja yang telah ditetapkan dan membawahi asisten kebun yang disebut kepala afdeling.

Asisten kebun/kepala afdeling bertanggung jawab atas semua kegiatan di afdeling. Kepala afdeling secara umum bertugas memastikan semua kegiatan operasional, administrasi dan pengendalian biaya di areal yang dibawahinya agar dapat terlaksana sesuai rencana dan membina bawahan agar dapat mencapai target yang ditetapkan. Selain itu, kepala afdeling bertugas memberikan pengarahan pada apel pagi, pengecekan administrasi, LPPH per kemandoran H-1, perhitungan upah, pengecekan hasil kerja pemanen H-1, panen dan rawat yang sedang berlangsung, pengangkutan buah, monitoring angkutan TBS, review harian dengan mandor serta review harian dengan kepala kebun. Laporan hasil pekerjaan hari sebelumnya (H-1) dilaporkan ke kantor besar PT. SLS yang telah ditandatangani oleh kepala afdeling dan kepala kebun.

Kepala afdeling dalam melaksanakan tugas dibantu oleh mandor 1 dan krani afdeling. Pada saat kegiatan magang berlangsung, Afdeling OP tidak memiliki mandor 1, sehingga kepala afdeling langsung membawahi mandor panen

kemandoran 1 dan kemandoran 2, mandor rawat, serta krani afdeling. Mandor bertugas memeriksa kehadiran karyawan, apel pagi dan memberitahukan kegiatan kerja yang akan dilaksanakan, pembagian kerja dan memberitahu evaluasi hasil kegiatan H-1.

Ketenagakerjaan di PT. SLS terdiri atas karyawan staf, karyawan non staf (SKU) dan Buruh Harian Lepas (BHL). Perbedaan ini berdasarkan jenis tingkat pangkat, jenis pekerjaan, sistem pengupahan dan jabatan. Karyawan staf terdiri dari: administratur, kepala tata usaha, kepala kebun, kepala pabrik, kepala teknik,

community development officer (CDO), kepala proyek KKPA, asisten tanaman

(kepala afdeling) dan asisten administrasi. Karyawan non staf (SKU) terdiri dari mandor I dan krani I serta karyawan yang sudah diangkat menjadi karyawan tetap harian maupun bulanan lokal, sedangkan BHL terdiri dari karyawan yang belum diangkat sebagai karyawan tetap atau masih dalam training, karyawan kontrak dan karyawan borongan (Tabel 3).

Tabel 3. Jumlah Karyawan Afdeling OP, Kebun Tanglo Tahun 2010

No Jabatan Jumlah

(orang) 1 Karyawan Staf

Kepala Afdeling 1

Jumlah 1

2 Karyawan Non Staf (SKU) Krani afdeling Mandor Panen Mandor Rawat Mandor HPT Verifikator Krani Panen Karyawan Panen Karyawan Rawat 1 2 2 1 1 2 27 6 Jumlah 42

3 Buruh Harian Lepas Pemuat buah

Karyawan rawat dan improvement

Karyawan HPT 2 40 4 Jumlah 46 Total Karyawan 89

Upah diberikan di awal bulan kepada seluruh karyawan, untuk karyawan staf diberikan melalui transfer ke rekening bank yang telah ditunjuk oleh perusahaan, sedangkan untuk karyawan non staf serta BHL diberikan secara tunai oleh tim gaji. Pembagian upah kepada karyawan staf dan non staf didasarkan kepada pangkat sedangkan kepada BHL berdasarkan hasil kerja, prestasi kerja serta kontrak yang telah ditandatangani.

PELAKSANAAN

KEGIATANMAGANG

Aspek Teknis

Aspek teknis yang dilakukan adalah sebagai buruh harian lepas, yaitu penulis bekerja aktif dalam kegiatan harian teknis di lapangan yang menuntut aktivitas fisik. Kegiatan dimulai pukul 05.45-06.30 WIB yaitu apel pagi. Apel pagi selama satu bulan pertama sejak penulis magang, dilaksanakan di depan kantor afdeling (apel pagi gabungan), tetapi karena kurang efektif, makaapel pagi dipindah ke blok yang akan dilaksanakan kegiatan baik itu panen maupun rawat oleh masing-masing kemandoran. Dalam apel pagi yang diikuti oleh karyawan, verifikator, mandor, kepala afdeling dan kepala kebun, arahan diberikan oleh mandor dan kepala afdeling berupa evaluasi hasil pekerjaan hari sebelumnya (H-1), memberi solusi atas permasalahan yang terjadi baik dalam kegiatan pekerjaan maupun dalam fasilitas tinggal di afdeling, mengecek peralatan kerja dan atribut kerja, menentukan areal pekerjaan karyawan serta mengadakan senam pagi agar meningkatkan semangat kerja karyawan. Setelah apel pagi, semua karyawan memulai kegiatan di ancak yang telah ditetapkan. Selama menjadi KHL, aspek teknis yang dilakukan meliputi: penyisipan tanaman kelapa sawit, kegiatan rawat tanaman menghasilkan yang meliputi rawat path (jalan panen) dan TPH, rawat circle (piringan), rawat gawangan, pruning (pemangkasan) dan pemupukan, konservasi air dan tanah (rorak tadah hujan, rorak organik, penanaman Nephrolephis biserrata), pengendalian hama penyakit tanaman (HPT), panen dan transportasi TBS.

Penyisipan Tanaman Kelapa Sawit

Penyisipan merupakan kegiatan mengganti tanaman mati dengan tanaman baru. Penyisipan harus dilaksanakan maksimal satu tahun setelah penanaman. Penyisipan dimulai dari umur tanaman yang paling tua (maksimal TM II) dan seterusnya sampai yang paling muda. Penyisipan dimulai dari populasi yang paling tinggi untuk memperoleh blok yang cukup sesuai standar satuan pokok per hektar (SPH) dalam waktu singkat dan seterusnya hingga sisip hamparan.

Langkah-langkah penyisipan adalah sebagai berikut:

1. Persiapan sisip : persiapan untuk mempermudah penyisipan meliputi

pengelompokan blok sisip berdasarkan jumlah kebutuhan pokok sisip, inventarisasi infrastruktur, penghitungan

jumlah pokok sisip per baris.

2. Pemancangan : pemberian tanda tempat pokok yang akan disisip agar dalam pelaksanaan tanam dapat mengikuti mata lima. 3. Pengeceran : kegiatan pengeceran bibit di pinggir blok sisip untuk

memudahkan dan mempercepat pelaksanaan sisip.

4. Pelaksanaan : kegiatan penyisipan sesuai dengan pancang yang telah di pasang atau ditancapkan.

Umur bibit yang digunakan disarankan berumur 12–14 bulan. Kejadian di lapangan, bibit yang digunakan berumur lebih dari 12 bulan, yaitu sekitar 17 bulan, dan akar sudah keluar dari polybag, sehingga penulis mengalami hambatan dalam membuka polybag.

Saat kegiatan magang, penulis hanya melakukan langkah ketiga dan keempat, sebab langkah pertama dan kedua telah dilaksanakan sebelum penulis melaksanakan kegiatan magang. Bibit sawit diecer di jalan poros (jalan pemisah antar blok) pada baris yang akan dilaksanakan penyisipan. Pada pelaksanaan penyisipan, penulis membawa bibit yang telah diecer ke lokasi yang terdapat pemancangan bambu. Pada pancangan tersebut, digali lubang tanam dengan ukuran 60 cm×60 cm×60 cm, lalu dilanjutkan dengan pemberian pupuk dasar berupa Rock Phospate (RP) dengan dosis 500 gram per lubang tanam. Setelah itu bibit sawit ditanam secara tegak dan tepat di tengah lubang tanam. Pembukaan plastik polybag harus dilakukan hati–hati agar tanah tidak hancur. Selanjutnya, penimbunan dilakukan secara padat dengan cara diinjak. Permukaan penimbunan pada musim hujan harus cembung dan pada saat intensitas hujan rendah harus cekung agar air dapat tersedia bagi tanaman. Pengikatan dengan kawat kasa dilakukan setelah penyisipan selesai sehingga bibit tetap tegak dan mencegah hama babi.

Beberapa penyimpangan selama pelaksanaan diantaranya penanaman tidak tepat di tiang pancang karena lahan tersebut masih terdapat rumpukan kayu yang tidak mungkin untuk dilakukan penanaman, seharusnya top soil dan sub soil terpisah pada saat penggalian dan pada saat penanaman top soil lebih dahulu dimasukkan, tetapi hal ini tidak terjadi karena dilakukan di areal gambut. Penyimpangan juga terjadi saat pemberian pupuk dasar, yaitu tidak tepat 500 gr karena perencanaan sisip yang tidak baik. Pada saat penyisipan, pupuk tidak tersedia sebanyak yang dibutuhkan, sehingga banyak lubang tanam yang tidak diberikan pupuk dasar. Hal ini sangat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman dan produksi tanaman. Selain itu, pengikatan tanaman kelapa sawit tidak menggunakan kawat kasa, tetapi hanya menggunakan plastik polybag bekas tanaman kelapa sawit tersebut, sehingga penjagaan dari serangan hama tidak maksimal.

Kegiatan penyisipan ini dilakukan oleh tenaga kerja borongan sehingga jam kerja tidak menjadi beban bagi buruh tersebut. Prestasi kerja penulis saat kegiatan penyisipan ini adalah 13 bibit tanaman. Norma kerja karyawan ialah 30 bibit tanaman, dan prestasi kerja rata–rata karyawan berkisar antara 50-75 bibit per hari.

Kegiatan Rawat Tanaman Menghasilkan

Kegiatan rawat dilakukan untuk mendorong produktivitas tanaman dengan meminimalkan faktor penghambat pertumbuhan, perkembangan dan produksi tanaman, memudahkan pekerjaan panen dan pemupukan.

Rawat path (jalan panen) dan TPH. Jalan panen merupakan jalan di tengah-tengah barisan tanaman yang diperuntukkan bagi pemanen untuk mengangkut hasil panen. Standar jalan panen di Afdeling OP, Kebun Tanglo yaitu lebar jalan 1.2–1.5 m, bebas dari tunggul/ sisa-sisa kayu, gulma, anak kayu dan kacangan, pekerjaan dilakukan secara chemist/kimia, pekerjaan jalan panen dilakukan bersamaan dengan pekerjaan piringan dan TPH (CPT). Gulma yang hanya bisa disemprot dengan kimia yaitu anak kayu, pakis kawat, kentosan, gelagah, krisan dan gulma menjalar lainnya.

Sementara yang tidak boleh disemprot yaitu Nephrolephis biserrata, dan

beneficial plant. CPT dilakukan secara borongan harian dengan target yang telah

ditetapkan. Alat yang digunakan berupa knapsack sprayer dengan kapasitas 16 liter, nozzle merah, masker, topi, serta kendaraan pengangkut herbisida. Sebelum digunakan, knapsack sprayer dibersihkan menggunakan air parit sekaligus mengambil air tersebut untuk dimasukkan ke dalam tangki.

Herbisida menurut cara kerjanya terbagi menjadi herbisida kontak dan herbisida sistemik. Herbisida kontak hanya mematikan bagian yang terkena semprotan (larutan), sehingga bagian di bawah tanah (akar rimpang) tidak terpengaruh, seperti gramoxone dengan bahan kimia aktif: paraquat. Gramoxone

membunuh gulma daun lebar, pakis, gulma berlapis lilin dan krisan. Dosis yang digunakan 0.33 l/ha. Herbisida sistemik dapat membunuh semua bagian tanaman dengan jalan translokasi ke seluruh jaringan tumbuhan, seperti round up, dowpon

M dengan bahan kimia aktif glyphosate.

Gulma disemprot secara merata baik di pasar pikul, piringan, dan TPH (Gambar 2). Penyemprotan di piringan dilakukan tidak terlalu mendekati pokok kelapa sawit dan luas semprot harus berdiameter 2 m. Saat melakukan penyemprotan, tangkai semprot diangkat sebatas lutut (+ 40 cm) agar bidang semprot luas dan dapat mengenai gulma yang tinggi. Setiap karyawan bergerak secara bersama-sama di masing-masing pasar yang telah ditetapkan agar kegiatan semprot berlangsung dengan lancar.

Setelah penyemprotan selesai, mandor rawat melalukan evaluasi satu minggu kemudian untuk memastikan hasil pekerjaan borongan penyemprot tersebut yang keberhasilannya ditandai bila gulma telah menguning dan mati. Norma kerja rawat path dan TPH 3 ha/HK, sedangkan prestasi kerja penulis 1 ha/HK.

Rawat circle (piringan). Selain dengan menggunakan kimia seperti penjelasan di atas, piringan juga dirawat secara manual yaitu garuk piringan. Piringan berfungsi mempermudah pemanen dalam melihat brondolan yang jatuh sehingga diketahui apakah buah tersebut sudah layak panen, sebagai tempat jatuhnya tandan buah, brondolan, dan tempat aplikasi pemupukan.

Buruh rawat membersihkan piringan kelapa sawit dengan menggunakan cangkul, garuk dan sabit. Piringan harus bersih dari segala gulma dengan diameter 2-2.5 m dari pokok (Gambar 3). Garuk piringan dilaksanakan secara borongan dengan norma kerja 45 pokok/HK, prestasi kerja penulis 25 pokok/HK. Rotasi garuk piringan yaitu setiap empat bulan dalam setahun.

Rawat Gawangan. Rawat gawangan tanaman dilaksanakan dengan tujuan membuang semua jenis gulma yang merugikan baik secara teknis maupun ekonomis sehingga tanaman tidak mudah terserang penyakit/tular penyakit

Gambar 2. Rawat Path dan TPH

melalui gulma, serta mempermudah proses pemanenan. Rawat gawangan dilakukan di areal gawangan hidup dan mati, tetapi gulma sering dan lebih banyak ditemukan pada gawangan mati, sehingga gawangan manual ini dilaksanakan pada gawangan mati. Rawat gawangan atau disebut dongkel anak kayu (DAK) merupakan pengendalian gulma dengan cara manual yaitu mencabut/membongkar gulma berkayu beserta akar-akarnya (Gambar 4). Jenis gulma berkayu yang terdapat pada afdeling tempat penulis melaksanakan kegiatan magang, yaitu

Clidemia hirta, Mikania micrantha, Melastoma malabatrichum, Mimosa pudica,

dan kentosan (anakan sawit liar).

Pelaksanaan DAK adalah dengan membongkar semua gulma yang termasuk kelompok gulma berkayu dan menghindari pembabatan gulma, karena hal ini akan mengakibatkan tertinggalnya akar atau sebagian dari batang yang dapat tumbuh dan bertunas kembali. Setelah dibongkar, buruh harus membuang gulma tersebut ke jalan poros (jalan antar blok) dan jalan blok, hal ini untuk memudahkan mandor dalam mengkontrol hasil pekerjaan. Alat yang digunakan berupa sarung tangan dan parang panjang.

Rawat gawangan dilakukan dengan sistem borongan. Perjanjian sistem borongan telah dibuat sebelum bekerja (perjanjian kerja). Norma kerja DAK adalah 1 HK/ha dan prestasi kerja penulis 0.4 ha/HK. Hal ini karena kondisi kerapatan gulma yang sangat tinggi pada saat pelaksanaan kegiatan.

Pruning (pemangkasan). Pruning pada tanaman kelapa sawit merupakan pekerjaan memotong pelepah daun tua yang dianggap sudah kurang produktif, pelepah sengkleh kering dan pelepah sakit. Pruning dilakukan terpisah dari waktu pemanenan. Pruning bertujuan untuk menjaga keseimbangan pertumbuhan vegetatif dan generatif, mempermudah pelaksanaan panen (melihat dan memotong buah masak), pemasukan cahaya yang lebih merata untuk proses asimilasi dan sirkulasi angin yang lebih baik, mendorong penyaluran zat hara yang diserap tanaman oleh daun-daun yang lebih produktif, mengurangi perintang penyerbukan secara alami dan mengurangi kehilangan brondolan di cabang/ ketiak pelepah.

Pruning di Afdeling OP menggunakan sistem songgo dua karena umur

tanaman yang telah lebih dari lima tahun. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pelaksanaan panen karena tanaman sudah cukup tinggi dan memberikan keleluasan perkembangan tandan untuk menghindari adanya tandan terjepit. Pada Tabel 4 disajikan standar jumlah pelepah pada tanaman kelapa sawit.

Tabel 4. Standar Jumlah Pelepah pada Tanaman Kelapa Sawit

Sumber: Brevet Dasar-II PT. Sari Lembah Subur

Alat yang digunakan dalam pruning berupa egrek serta kampak/tomasun. Pemotongan pelepah harus merupakan tapak kuda yang miring keluar, dan pemotongan pelepah harus rapat ke batang sawit dan kurang dari 5 cm. Hal ini berguna untuk menghindari tersangkutnya brondolan dan air tidak tertahan. Pelepah yang sudah dipangkas, dipotong menjadi dua sampai tiga bagian menggunakan kampak atau tomasun dan disusun rapi di gawangan mati dan membentuk huruf “I”. Bila lahan miring, maka pelepah disusun rapi di luar piringan dan memotong kontur lahan, hal ini berfungsi untuk mengurangi erosi dan membuat air tersedia bagi tanaman di saat curah hujan tinggi. Norma kerja untuk pruning ini 0.2–0.3 ha/HK.

Umur (Tahun) Jumlah Pelepah yang Harus Dipertahankan

TBM III/ TM I 60

4 - 7 60 - 56

7 - 10 56 – 48

Pemangkasan juga dilakukan di pinggir jalan blok dan jalan poros oleh karyawan teknik. Pemangkasan ini bertujuan untuk mencegah genangan air dan tidak menghalagi pengeringan tanah setelah hujan oleh matahari.

Pemupukan. Pemupukan merupakan salah satu faktor pemeliharaan tanaman yang sangat penting dan sangat menentukan kesehatan, kejaguran dan produktivitas tanaman. Pemupukan juga bertujuan untuk menambah zat hara yang dibutuhkan oleh tanaman pada proses pertumbuhan vegetatif dan generatif sehingga dapat meningkatkan produksi TBS yang maksimal.

Sebelum pemupukan terlebih dahulu dipersiapkan piringan yang akan dipupuk, sebab pupuk yang diberikan pada piringan yang kotor akan sia-sia karena akan dimanfaatkan oleh gulma. Persiapan selanjutnya adalah material pupuk dan tenaga dalam jumlah cukup, transport pengangkut pupuk dari gudang ke lapangan, serta alat-alat yang berkaitan dengan pemupukan (ember dan takaran yang telah dikalibrasi).

Pupuk yang diberikan selama periode magang merupakan pupuk anorganik, yaitu pupuk buatan yang menggunakan bahan kimia (pupuk tunggal dan pupuk majemuk), berupa NPK, Borat, RP, dan dolomite, MOP serta Kiserit. Dosis rekomendasi pupuk di setiap blok didapatkan dari analisis tanah dan analisis daun (Leaf Sample Unit = LSU) yang telah dilakukan periode sebelumnya. Hasil analisis ini kemudian dikirim ke kantor pusat di Jakarta untuk menentukan dosis pupuk yang tepat per blok aplikasi.

Secara teknis kegiatan pemupukan dimulai dari pengambilan pupuk di gudang besar, penguntilan di gudang until, pelaksanaan pemupukan dan pengumpulan goni. Pupuk yang akan diaplikasikan diambil dari gudang besar di kantor besar. Dua hari sebelum pupuk diaplikasikan oleh mandor rawat dengan membawa BPB (Bon Permintaan Barang), yang sebelumnya telah ditandatangani oleh mandor rawat, kepala afdeling, kepala kebun, kepala gudang dan administratur, yang kemudian diserahkan ke kepala gudang selanjutnya pupuk tersebut dibawa ke gudang until untuk di until.

Penguntilan bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat pengeceran di blok aplikasi, mengurangi penggumpalan pupuk, serta dosis yang tepat untuk masing-masing pokok.

Setiap satu pupuk NP digunakan kerja wani Pa oleh mand dikawal sa yang akan rawat dan berupa em penempata kemudian Contoh ca Dosis Pup Jumlah 1 b Maka jum Atau tiap Karena 1 u Jadi, satu dijatuhkan u karung un PK dengan n untuk em ita.

ada saat hari dor rawat, b atpam. Sem n dipupuk y n kepala afd mber, alat

Dokumen terkait