• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

II.4. Keanekaragaman Vegetasi

Vegetasi yaitu kumpulan dari beberapa jenis tumbuhan yang tumbuh bersama-sama pada suatu tempat di mana antara individu-individu penyusunnya terdapat interaksi yang erat, baik di antara tumbuh-tumbuhan maupun hewan-hewan yang hidup dalam vegetasi dan lingkungan tersebut. Dengan kata lain, vegetasi tidak hanya kumpulan dari individu-individu tumbuhan melainkan membentuk suatu kesatuan dimana individu-individunya saling tergantung satu sama lain, yang disebut sebagai suatu komunitas tumbuh-tumbuhan (Soerianegara dan Indrawan, 1998).

Vickery (1984), bahwa jumlah spesies pohon yang ditemukan dalam hutan hujan tropis lebih banyak dibandingkan dengan yang ditemukan pada ekosistem yang

8

lainnya. Misalnya hutan hujan Amazone mengandung spesies pohon dan semak sebanyak 2400 spesies. Haeruman (1980), juga mengatakan bahwa hutan alam tropis yang masih utuh mempunyai jumlah spesies tumbuhan yang sangat banyak. Hutan di Kalimantan mempunyai lebih dari 40.000 spesies tumbuhan, dan merupakan hutan yang paling kaya spesies di dunia. Di antara 40.000 spesies tersebut, terdapat lebih dari 4.000 spesies tumbuhan yang termasuk golongan pepohonan besar dan penting.

Dalam setiap hektar hutan hujan tropis tersebut mengandung 320 pohon yang berukuran garis tengah lebih dari 10 cm. Di samping itu, di hutan hujan tropis Indonesia telah banyak dikenali ratusan spesies rotan, spesies pohon tengkawang, spesies anggrek hutan, dan beberapa spesies umbi-umbian sebagai sumber makanan dan obat-obatan.

Hutan hujan bawah pulau Sumatera dan Kalimantan, banyak terdapat spesies pohon anggota famili Dipterocarpaceae terutama angggota genus Shorea, Dipterocarpus, Hopea, Vatica, Dryobalanops, dan Cotylelobium. Dengan demikian hutan hujan bawah disebut juga hutan Dipterocarps. Selain spesies pohon anggota famili Dipterocarpaceae tersebut juga terdapat spesies pohon lain dari anggota famili Lauraceae, Myrtaceae, Myristiceae, dan Ebenaceae, serta pohon-pohon anggota genus Agathi, Koompasia dan Dyera pada ekosistem hutan hujan bawah di Jawa dan Nusa tenggara terdapat spesies anggota genus Altingea, Bischofia, Castanopsis, Ficus, dan Gassampinus, serta spesies – spesies pohon dari famili Leguminosae (Arief, 1994). Selanjutnya Arief (1994), menyatakan bahwa ekosistem hutan hujan bawah di Sulawesi, Maluku, dan Irian merupakan campuran yang didominasi oleh spesies pohon Palagium spp, Pometia pinnata, Intsia spp, Diospyros spp, Koordersiodendron pinnatum, dan Canarium spp. Spesies-spesies tumbuhan merambat yang banyak dijumpai di hutan hujan bawah adalah anggota famili Apocynaceae, Araceae, dan berbagai spesies rotan (Calamus spp).

Pada ekosistem hutan hujan tengah yang terdapat di sebahagian Indonesia Timur, Aceh dan Sumatera Utara didominasi oleh genus Quercus, Castanopsis, 9

tipe ekosistem hutan hujan tengah agak khas, misalnya di Aceh dan Sumatera Utara terdapat spesies pohon Pinus merkusii, dan Jawah Tengah terdapat spesies pohon Albizzia Montana dan Anaphalis javanica, di beberapa daerah Jawa Timur terdapat spesies pohon Cassuarina spp. Di Sulawesi terdapat kelompok spesies pohon anggota genus Agathis dan Podocarpus. Di sebagian daerah Indonesia timur terdapat spesies pohon anggota Trema, Vaccinium, dan pohon Podocarpus imbricatus, sedangkan spesies anggota pohon anggota famili Dipterocarpaceae hanya terdapat pada daerah-daerah yang memiliki ketinggian tempat 1.200 m dpl (Soerianegara dan Indrawan, 1998).

Menurut Sunarto dan Sudarsono (1997), ekosistem hutan hujan atas hanya ada di Irian Jaya dan di sebagian daerah Indonesia Barat. Pada ekosistem hutan hujan atas di Irian Jaya banyak mengandung spesies pohon Conifer (Pohon berdaun jarum), genus Dacrydium, Libecedrus, Phyllocladus, dan Podocarpus. Di samping itu, mengandung juga spesies pohon Eugnia spp, dan Calophylum, sedangkan di sebahagian daerah Indonesi Barat dijumpai juga kelompok-kelompok tegakan Leptospermum, Tristania, dan Phyllocladus yang tumbuh dalam ekosistem hutan hujan atas pada daerah yang memiliki ketinggian tempat lebih dari 3.300 m dpl.

II.5. Pohon

Pohon merupakan organisme yang kompleks. Dari hasil pembiakan vegetatif atau sel telur yang telah dibuahi yang kemudian tumbuh menjadi embrio yang terselubung dalam suatu biji mungil, pohon tumbuh menjadi suatu oerganisme terbesar yang hidup di alam. Untuk keperluan inventarisasi, pohon dibedakan menjadi stadium seedling, sapling, pole, dan pohon dewasa. Wyatt-Smith (1963), dalam Soerianegara & Indrawan (1998), membedakan sebagai berikut :

1) Seedling (semai) yaitu permudaan mulai kecambah sampai setinggi 1,5 m.

2) Sapling (pancang, sapihan) yaitu pemudaan yang tingginya 1,5 dan lebih sampai pohon-pohon muda yang berdiameter kurang dari 10 cm.

3) Pole (tiang) yaitu pohon-pohon muda yang berdiameter 10-35 cm.

10

4) Pohon dewasa yaitu pohon yang berdiameter lebih dari 35 cm yang diukur 1,3 meter dari permukaan tanah.

Menurut Sutarno & Soedarsono (1997), pohon hutan merupakan tumbuhan yang berperawakan pohon, batangnya tunggal berkayu, tegak dan biasanya beberapa meter dari tanah dan tidak bercabang, mempunyai tajuk dengan percabangan dan daun seperti kepala. Pohon didominasi hutan tropis, bentuk kehidupan pohon berpengaruh pada fisiognomi umum, produksi dasar dan lingkaran keseluruhan dari komunitas. Banyak ciri-ciri pohon tropis berbeda dengan pohon pohon pada daerah lain mengingat ciri-ciri tertentu seperti percabangan, daun-daunan, buah-buahan dan sistem perakaran (Longman & Jenik 1987).

Berbagai penelitian tentang keanekaragaman pohon telah banyak dilakukan di berbagai hutan diantaranya kawasan hutan tropis yang menunjukkan tingginya keanekaragaman jenis. Di Borneo dengan luas plot 2 ha ditemukan 740 individu pohon dengan jumlah jenis sebanyak 199 jenis. Di Malay Peninsula Bukit Lagong dengan luas 2 ha di temukan 559 individu pohon dengan jumlah jenis sebanyak 215 jenis (Kusmana, 1995). Di Asia Tenggara umumnya ditemukan lebih dari 100 jenis spesies pohon yang berbeda tiap hektarnya, tidak termasuk tingkat seedling (semai) walaupun beberapa dugaan terdahulu menyatakan bahwa kadang-kadang jumlah keseluruhan spesies pohon mungkin hampir 400 spesies per hektar (Longman &

Jenik, 1987). Tegakan hutan hujan tropis didominasi oleh pepohonan yang selalu hijau, Tegakan hutan adalah keseluruhan pohon yang tumbuh di hutan. Tegakan hutan yang akan diteliti meliputi seluruh pohon dan tiang.

Dokumen terkait