• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWISATA

6.3. Keanggotaan Subak Embukan

Berdasarkan data keanggotaan Subak Embukan, sampai tahun 2011 anggota Subak Embukan telah berjumlah 330 orang. Proses untuk menjadi anggota Subak Embukan harus terlebih dahulu mendaftarkan diri kepada pekaseh (ketua subak). Kemudian calon anggota tersebut akan dipertemukan dengan keliantempek (ketua tempek) dimana orang tersebut akan menjadi anggotanya. Setelah itu akan diadakan sangkepan (rapat) untuk memperkenalkan anggota baru serta menjelaskan aturan-aturan yang berlaku pada subak ataupun pada tempek. Pada dasarnya keanggotaan subak tidak terikat dengan keberadaan tempat tinggal, tetapi lebih didasarkan pada kepemilikan terhadap lahan garapan sehingga anggota Subak Embukan tidak semua berasal dari satu desa atau satu banjar yang sama. Pada umumnya petani yang menggarap di Subak Embukan terikat oleh

faktor keturunan dalam artian apabila petani tersebut sudah tidak mampu lagi menggarap sawah, maka akan diteruskan oleh anaknya atau saudaranya. Selain itu, petani yang ingin bergabung dengan Subak Embukan haruslah beragama Hindu karena dalam melaksanakan kegiatannya subak sangat terikat dengan kegiatan keagamaan yang wajib dilakukan oleh setiap anggota subak.

Jumlah anggota Subak Embukan yang mencapai 330 orang, terbagi-bagi ke dalam 12 tempek dengan jumlah yang berbeda-beda untuk setiap tempek. Namun jika dihitung secara umum tanpa melihat tempek-tempek yang ada pada subak, jumlah anggota Subak Embukan tidak mencapai 330 orang. Hal ini karena terdapat juga anggota subak yang menggarap sawah lebih dari satu tempek. Meskipun demikian, tidak terdapat larangan atau batasan bagi anggota subak untuk menggarap lahan sawah lebih dari satu tempek atau pada tempek yang berbeda dalam satu subak. Pengelompokkan setiap tempek yang terdapat pada Subak Embukan didasarkan pada kemampuan air irigasi yang dialirkan. Oleh karena itu, pada setiap tempek memiliki jumlah anggota yang berbeda-beda bergantung pada jumlah petak-petak sawah yang memperoleh aliran air irigasi.

Petani anggota Subak Embukan tergolong dalam krama pengayah yaitu anggota aktif. Disebut sebagai anggota aktif karena anggota tersebut selalu terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subak baik itu berupa upacar- upacara keagamaan yang terkait dengan subak ataupun kegiatan perbaikan dan pemeliharan fasilitas irigasi yang biasanya dilakukan sekali dalam sebulan. Selain krama pengayah terdapat juga krama pengampel yakni anggota pasif atau anggota yang tidak terlibat secara rutin dalam kegiatan-kegiatan subak. Namun pada Subak Embukan tidak terdapat krama pengampel karena semua anggota secara rutin mengikuti kegiatan di subak.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa jumlah anggota petani Subak Embukan hingga tahun 2011 telah berjumlah 330 orang. Namun menurut Bapak NS, angka tersebut adalah berdasarkan daftar anggota pada setiap tempek. Pada kenyataannya jumlah anggota Subak Embukan tidak mencapai 330 orang. Hal ini karena terdapat beberapa anggota subak yang namanya terdaftar lebih dari satu tempek seperti yang disampaikan oleh Bapak IGD:

Dari daftar yang ada sekarang, anggota subak ini ada 330 orang. Tapi ada anggota yang garap lahan di tempek yang beda. Jadi dia bisa garap di dua atau tiga tempek. Karena daftar ini dikumpulkan dari tiap tempek makanya ada beberapa nama anggota yang diulang.”

Pengembangan pariwisata di Desa Ababi khususnya di kawasan Tirta Gangga yang berdekatan dengan Subak Embukan secara langsung tidak memberikan dampak terhadap jumlah keanggotaan subak. Berdasarkan hasil wawancara dengan pekaseh Subak Embukan, diketahui bahwa berkurang atau bertambahnya jumlah anggota subak tidak dapat dipastikan setiap tahunnya. Pada tahun yang sama anggota subak dapat berkurang tetapi juga dapat bertambah. Namun, hal ini tidak terjadi berturut-turut setiap tahunnya. Biasanya dua atau tiga tahun sekali atau dalam rentang waktu yang cukup lama, terjadi penambahan anggota subak tetapi dalam jumlah yang relatif kecil yaitu sekitar dua sampai empat orang. Hal serupa juga disampaikan oleh Bapak IGD yang menyatakan bahwa:

“Pariwisata nda ada pengaruhnya sama anggota saya. Anggota subak memang berkurang tapi juga bertambah. Saya nda bisa bilang setiap bulannya atau setiap tahunnya berapa. Jarang terjadi. Bisa dua atau tiga tahun. Bisa juga nda ada sama sekali. Saya nda bisa pastikan. Dulu anggotanya memang berkurang tapi sekarang sudah nda lagi. Waktu tanahnya yang di dekat jalan itu dijual. Yah, nda bisa garap lagi petaninya. Lahan sudah digarap semua sama yang lain, terpaksa harus nyari yang lain.”

Pariwisata memang tidak memberikan dampak langsung terhadap jumlah keanggotaan subak tetapi secara tidak langsung berdampak terhadap berkurangnya jumlah keanggotaan subak. Dampak yang terjadi merupakan akibat dari adanya konversi lahan selama kurun waktu empat tahun terakhir ini. Lahan subak yang terkonversi untuk kebutuhan kegiatan pariwisata menyebabkan petani yang awalnya menggarap sawah di lahan tersebut menjadi tersingkirkan karena lahannya bukan lagi milik Subak Embukan. Petani yang sudah tidak mempunyai lahan untuk digarap lagi terpaksa harus mencari pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dengan demikian petani tersebut tidak lagi menjadi anggota Subak Embukan dan jumlah anggota menjadi berkurang.

Penambahan anggota baru dalam Subak Embukan sangat jarang terjadi. Hal ini karena mempertimbangkan lahan garapan subak yang terbatas. Maksudnya adalah hampir semua lahan subak telah digarap oleh petani subak, sehingga jika tidak terdapat lahan subak yang kosong atau yang tidak memiliki penggarap maka pengurus subak tidak dapat menerima anggota subak baru. Namun, kebanyakan anggota subak yang terdaftar sebagai anggota baru dapat diterima karena anggota tersebut bekerja sama dengan anggota subak lainnya untuk menggarap lahan yang sama pada satu tempek. Hal ini biasanya terjadi pada anggota subak yang memiliki lahan garapan yang luas atau yang mempunyai lahan garapan lebih dari satu tempek. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak IMY bahwa:

“Ada juga yang yang lahannya di garap berdua sama temannya. Termasuk saya juga. Ini saya garapnya berdua. Biasanya kalau saya lagi kerja, saudara saya yang bantuin tapi kalau saya nda kerja kita sama-sama kerjanya. Masalah hasil, kita baginya merata. Seberapa dapatnya itu dibagi rata. Kalau yang garap berdua ini, biasanya yah sama saudara sendiri atau sama teman. Nda banyak juga yang garap berdua, yang lahanya cuma dikit nda mungkin digarap berdua. Kebanyakan yang lahannya luas, yang punya lahan dibeberapa tempek juga biasanya kerjanya berdua.”

Dengan demikian bagi siapa saja yang telah menggunakan air irigasi yang dikelola oleh Subak Embukan maka secara langsung orang tersebut telah menjadi anggota Subak Embukan dan harus tunduk pada awig-awig yang berlaku di subak tersebut. Mengacu pada penjelasan dan informasi yang telah dipaparkan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa pengembangan pariwisata tidak berdampak langsung terhadap bertambah atau berkurangnya jumlah keanggotaan Subak Embukan. Namun secara tidak langsung, pariwisata memberikan dampak terhadap berkurangnya keanggotaan subak yang diakibatkan karena adanya konversi lahan Subak Embukan selama kurun waktu empat tahun terakhir.

Dokumen terkait