• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN

5.2. Kebiasaan Konsumsi Tuak pada Pria Dewasa

Di Desa Suka Maju, biasanya laki-laki yang menyelesaikan kerjanya berkumpul di lapo tuak. Mereka berbincag-bincang, menyanyi, bermain kartu dan catur sambil minum tuak, harga tuak dihitung Rp 2000 per botol birnya. Laki-laki yang muda maupun yang tua minum tuak di lapo tuak tetapi jarang terdapat perempuan yang minum tuak, kecuali pemilik lapo atau istrinya. Pada zaman dulu saat orang-orang sibuk bekerja di sawah atau di ladang biasanya ada yang membawa tuak secara suka rela, pada saat itu tuak berfungsi sebagai minuman persahabatan dan untuk mempererat hubungan.

Sekarang minum tuak itu sudah menjadi kebiasaan bagi mereka, ada yang merasa bahwa harus mengonsumsi setidaknya 1 kali seminggu bahkan ada yang merasa bahwa minum tuak sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Jika tidak dikonsumsi merasa ada yang kurang.

Berdasarkan hasil penelitian yang tertera pada Tabel 4.7. sebesar 35% pria dewasa memiliki frekuensi konsumsi tuak 2 sampai 3 kali per minggu. Bahkan ada yang mengonsumsi tuak lebih dari 7 kali per minggu yaitu sebanyak 12,5%, berdasarkan hasil wawancara dengan pria dewasa diketahui bahwa pria dewasa tersebut minum tuak 2 kali dalam sehari, pagi sebelum bekerja supaya lebih semangat

bekerja dan sore setelah bekerja supaya menghilangkan rasa letih. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa responden berada pada tingkat kecanduan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitaian Caetano dkk (1988), bahwa orang yang mengonsumsi minuman beralkohol lebih dari 3 sampai 6 kali per minggu berada pada tingkat kecanduan. Sebagian besar mereka sudah mengonsumsi tuak selama lebih dari 5 tahun, bahkan sudah 15 tahun.

Pada Tabel 4.7. juga dapat dilihat bahwa dalam setiap kali minum, kuantitas tuak yang dikonsumsi pria dewasa di Desa Suka Maju sebagian besar (45%) adalah sebanyak 2 sampai 3 botol bir ukuran 640 ml atau setara dengan 5 sampai 7½ gelas tuak (1300 ml-1950 ml). Hal ini sama dengan penelitian Pane (2007) bahwa kuantitas tuak yang dikonsumsi laki-laki dewasa paling banyak adalah lebih dari 5 gelas yaitu sebanyak 77,77%. Bahkan ada yang mengonsumsi tuak 4 sampai 5 botol bir tuak setiap kali minum sampai mabuk untuk menghilangkan stres karena masalah yang terjadi di rumah tangga mereka maupun masalah panen yang gagal.

Berdasarkan pengelompokan peminum alkohol, sebagian besar pria dewasa berada pada kelompok ketiga yaitu peminum berat (heavy drinker). Sesuai dengan pengelompokan peminum alkohol secara sederhana yang dibuat oleh Woteki dan Thomas (1992), yaitu yang termasuk kelompok ketiga adalah peminum berat (heavy drinker) yang mengonsumsi lebih dari 28 gram alkohol per hari atau lebih dari 4 botol bir sehari.

Suatu penelitian yang dilaksanakan pada tahun 1988, dengan melibatkan sekitar 22.102 responden dan dengan menggunakan metode case-control retrospektif, mengungkapkan bahwa orang yang mengonsumsi minuman beralkohol lima gelas

(atau lebih) per hari sebanyak enam kali dalam satu tahun berisiko lebih tinggi menjadi seorang pecandu dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi lebih sedikit atau tidak sama sekali. Risiko menjadi pecandu semakin meningkat apabila jumlah yang diminum bertambah. Kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol dan berkembang menjadi suatu ketergantungan, dan mencapai level merusak kesehatan fisik, mental dan sosial (Caetano dkk, 1997).

Durasi konsumsi tuak atau lamanya tuak dikonsumsi setiap kali minum dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya alkohol diabsorpsi oleh tubuh. Konsumsi alkohol dalam waktu yang singkat dan berlebihan bisa menyebabkan intoksikasi alkohol yang bisa memicu gangguan organ tubuh seperti mulut dan saluran cerna (Syam, 2000). Berdasarkan hasil wawancara mayoritas responden mengonsumsi tuak dalam jangka waktu yang singkat yaitu ½ jam setiap kali minum.

Berdasarkan hasil penelitian jadwal pria dewasa mengonsumi tuak di Desa Suka Maju umumnya pada malam hari yaitu sebanyak 30%. Biasanya mereka mengonsumsi tuak di lapo tuak dari pukul 20.00 WIB sampai larut malam. Sebelum pergi ke lapo tuak kebanyakan dari mereka makan terlebih dahulu dirumah. Namun ada sebagian pria dewasa yang memilih minum tuak sebelum makan. Hal ini sesuai dengn penelitian Pane (2007), bahwa sebagian besar masyarakat di Desa Gempolan memilih minum tuak terlebih dahulu sebelum makan dengan alasan akan mengurangi banyaknya tuak yang akan diminum. Yang mengonsumsi tuak 2 kali dalam sehari hanya beberapa orang, baik itu pagi dan sore, pagi dan malam serta sore dan malam. Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebanyak 90% responden meminum tuak setelah bekerja dengan alasan untuk memulihkan tenaga yang terpakai pada saat

bekerja. Sedangkan yang meminum tuak sebelum bekerja hanya 10% dengan alasan supaya lebih energik ketika bekerja.

Minum tuak biasanya disertai dengan camilan, dan biasa disebut oleh orang batak dengan tambul. Berdasarkan hasil wawancara, sebagian pria dewasa kadang-kadang mengonsumsi tambul yaitu 1 sampai 2 kali dalam seminggu, tergantung ada uang untuk membelinya atau tidak. Tambul ini disediakan oleh pemilik lapo tuak, tapi ada juga dibawa oleh peminum itu sendiri. Bagi mereka minum tuak disertai tambul akan menambah kenikmatannya. Selain itu setelah minum tuak akan menimbulkan rasa lapar sehingga ada rasa ingin makan. Namun ada juga responden yang tidak mengonsumsi tambul samasekali setiap minum tuak. Mereka tidak mengonsumsi tambul karena tidak suka dengan jenis tambul yang disediakan dan karena faktor tidak ada uang.

Jenis tambul yang dikonsumsi pria dewasa ada 4 macam yaitu daging ular, biawak, babi dan anjing. Jenis yang paling banyak dikonsumsi pria dewasa adaalah daging ular yaitu sebanyak 27,5%. Sesuai dengan penelitian Pane (2007), bahwa mereka yang mengonsumsi daging ular menganggap bahwa daging ular banyak khasiatnya untuk tubuh seperti obat kulit, untuk menghangatkan tubuh serta meningkatkan vitalitas. Ada yang beranggapan dengan memakan daging ular menjadi kebanggaan tersendiri, jenis ular yang dimakan adalah ular sawah. Tambul yang paling sedikit dikonsumsi adalah daging anjing (5%), karena jarang tersedia dan banyak yang tidak suka memakan dagingnya. 47,5% responden mengonsumsi tambul sebanyak 1 porsi (150gr) yaitu satu mangkok dengan harga Rp 10.000.

Kebiasaan minum tuak yang dilakukan pria dewasa di Desa Suka Maju adalah kebiasaan yang sudah turun temurun, dimana penggunaannya hanya pada saat acara adat resmi seperti acara pernikahan, kematian dan pada saat memberikan makan orang tua atau biasa disebut manulangi. Bagi ibu yang baru melahirkan dengan harapan agar air susunya segar keluar dan akan mengeluarkan keringat dan kotoran pada waktu hamil. Hal ini sejalan dengan penelitian Pane (2007) yang menyatakan umumnya masyarakat Batak Toba mengonsumsi tuak karena sudah menjadi kebiasaan yang turun-temurun yang diminum saat acara adat.

Alasan pria dewasa mengonsumsi tuak bagi mereka yang masih lajang supaya lancar berbicara saat mendekati wanita, begitu juga dengan tokoh-tokoh adat atau pembicara (parhata) disaat ada acara. Berdasarkan hasil penelitian Naibaho (2008), pada minuman persahabatan, tuak dianggap sebagai minuman yang dapat mengakrabkan suasana, karena ketika orang baru selesai bekerja biasanya mereka singgah di lapo tuak untuk bersantai, bercerita dan tempat pertemuan bagi mereka yang tidak bisa saling berkunjung, sehingga dengan minum tuak mereka akan semakin akrab. Maka tuak ini dijadikan sebagai simbol pergaulan.

Alasan lain pria dewasa mengonsumsi tuak supaya esok harinya lebih semangat lagi bekerja karena rasa letih sudah hilang. Bahkan ada yang mengatakan bahwa minum tuak itu sudah menjadi kebutuhan sehari-hari tentunya tidak bisa tanpa minum tuak. Jika tidak minum tuak maka badan akan terasa lemas dan tidak bisa bekerja. Sedangkan bagi mereka yang punya banyak masalah mnghilangkan stresnya dengan minum tuak. Responden dengan kondisi stres karena masalah uang atau gagal panen ini umumnya dapat meminum tuak 5 botol sampai mabuk.

Pria dewasa di Desa Suka Maju mengonsumsi tuak untuk tujuan-tujuan tertentu, karena dengan minum tuak hal-hal yang mereka anggap positif dapat dirasakan seperti perasaan senang, lebih energik, lebih nyenyak tidur dan badan lebih hangat. Namun ada juga keluhan-keluhan yang mereka rasakan sesaat setelah minum tuak seperti pusing, mual dan muntah. Berdasarkan hasil wawancara tidak ada satu pun pria dewasa yang mengonsumsi tuak yang mengatakan bahwa dengan minum tuak maka akan merugikan mereka atau tidak yang berfikir negatif jika mengonsumsi tuak. Bahkan ada yang mengatakan bahwa dengan konsumsi tuak dapat menyembuhkan penyakit seperti diabetes, hipertensi dan asam urat. Hal ini tidak sesuai dengan Lieber (1992), yang menyatakan bahwa konsumsi alkohol akan menyebabkan meningkatnya kadar laktat dalam darah. Peningkatan laktat dalam darah dapat menekan ekskresi asam urat dalam urin dan menyebabkan peningkatan asam urat dalam plasma.

Para ahli banyak berpendapat mengenai akibat yang ditimbulkan etanol, diantaranya Dreisbach (1971) menyatakan bahwa etanol akan menekan sistem saraf pusat secara tidak teratur tergantung dari jumlah yang dicerna, dikatakan pula bahwa etanol secara akut akan menimbulkan oedema pada otak serta oedema pada saluran gastrointestinal. Tuak merupakan minuman beralkohol yang tidak jauh berbeda dengan minuman keras lainnya. Berdasarkan konsentrasi alkohol yang terkandung dalam tuak tersebut maka diduga bahwa masyarakat yang mengkonsumsi secara terus menerus akan dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa pemberian tuak (alkohol 20 %) 0,5 ml perhari selama 30 hari kepada mencit dapat menyebabkan terjadinya hemolisis darah mencit (Nordina,

2010). Begitu juga menurut Kamisah (2009) menyebutkan bahwa alkohol secara langsung dapat merusak sumsum tulang terutama prekursor eritrosit sehingga menimbulkan gangguan pembentukan eritrosit dan akhirnya menyebabkan anemia. Konsumsi alkohol kronis, akan menyebabkan terbentuknya radikal bebas, yang akan bereaksi dengan lemak, protein, asam nukleat seluler sehingga terjadi kerusakan lokal dan disfungsi organ termasuk struktur eritrosit dan fungsinya (Toykuni, 1999).

Dokumen terkait