• Tidak ada hasil yang ditemukan

- Pengembalian yang sifatnya sistemik (normal) dan berulang (recurring) atas penerimaan pendapatan-LRA pada periode penerimaan maupun

XVII. KEBIJAKAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL NO.15 PEMBIAYAAN

17.1 DEFINISI

Pembiayaan merupakan seluruh transaksi keuangan pemerintah daerah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah daerah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran.

17.2 KLASIFIKASI

Pembiayaan dapat dibagi ke dalam dua klasifikasi, yaitu penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.

a) Penerimaan Pembiayaan

Penerimaan pembiayaan merupakan semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang dimaksudkan untuk menutup defisit. Penerimaan pembiayaan terdiri dari beberapa unsur berikut ini.

1) Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya (SiLPA) 2) Pencairan Dana Cadangan

3) Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 4) Pinjaman Dalam Negeri

5) Penerimaan Kembali Piutang

6) Penerimaan Kembali Investasi Non Permanen

7) Penerimaan Kembali Investasi Permanen/Penyertaan Modal 8) Pinjaman Luar Negeri

9) Penerimaan Utang Jangka Panjang Lainnya b) Pengeluaran Pembiayaan

Pengeluaran pembiayaan adalah semua pengeluaran Rekening Kas Umum Daerah yang dimaksudkan untuk memanfaatkan surplus anggaran. Pengeluaran pembiayaan terdiri dari beberapa unsur berikut ini.

1) Pembentukan Dana Cadangan

2) Penyertaan Modal/Investasi Pemerintah Daerah 3) Pembayaran Pokok Utang

4) Pemberian Pinjaman Daerah.

5) Pengeluaran Investasi Nonpermanen Lainnya

17.3 PENGAKUAN

1) Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Daerah kecuali untuk SiLPA.

2) Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Daerah.

17.4 PENGUKURAN

Akuntansi penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran)

17.5 PENILAIAN

Pembiayaan dinilai sebesar nilai tercatatnya.

17.6 PENYAJIAN

Pembiayaan disajikan pada Laporan Realisasi Anggaran.

17.7 PENGUNGKAPAN

Hal-hal yang perlu diungkapkan sehubungan pembiayaan antara lain: 1) Kebijakan Akuntansi untuk pembiayaan;

2) Penerimaan dan pengeluaran pembiayaan tahun berkenan setelah tanggal berakhirnya tahun anggaran;

3) Penjelasan landasan hukum berkenaan dengan penerimaan/pemberian pinjaman, pembentukan/pencairan dana cadangan penjualan aset daerah yang dipisahkan, penyertaan modal pemerintah daerah;

4) Konversi yang harus dilakukan akibat perbedaan klasifikasi akun pembiayaan dari berbagai peraturan yang mengatur BAS; dan

5) Informasi lainnya yang dianggap perlu.

17.8 JURNAL STANDAR

Transaksi Jurnal

Standar Jurnal Debit Kredit

Penerimaan dana cadangan 1 Perubahan SAL Pembiayaan Penerimaan – Dana Cadangan xxx xxx 2 Tidak diperlukan lagi jurnal corolary

Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan 1 Perubahan SAL Pembiayaan Penerimaan – hsl penjualan kekayaan daerah yg dipisahkan xxx xxx

2 Tidak diperlukan lagi jurnal corolary Penerimaan

pinjaman daerah (contoh dari dalam negeri perbankan)

1 Perubahan SAL

Pembiayaan Penerimaan – pinjaman dalam negeri

xxx

xxx 2 Tidak diperlukan lagi jurnal corolary

pemberian pinjaman Pembiayaan

Penerimaan–Penerimaan Kembali Pinjaman

Daerah xxx 2 Tidak diperlukan lagi jurnal corolary

Penerimaan kembali pemberitahuan pinjaman 1 Perubahan SAL Pembiayaan Penerimaan – Penerimaan Piutang Daerah xxx xxx

XVIII. KEBIJAKAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL NOMOR 16 KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI,

PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI

18.1 DEFINISI DAN ISTILAH

Berikut adalah istilah-istilah yang digunakan dalam kebijakan ini dengan pengertian :

1) Kesalahan adalah penyajian pos-pos yang secara signifikan tidak sesuai dengan yang seharusnya yang mempengaruhi laporan keuangan periode berjalan atau periode sebelumnya.

2) Kesalahan yang tidak berulang adalah kesalahan yang diharapkan tidak akan terjadi kembali.

3) Kesalahan yang berulang dan sistemik adalah kesalahan yang disebabkan oleh sifat alamiah (normal) dari jenis-jenis transaksi tertentu yang diperkirakan akan terjadi berulang.

4) Koreksi adalah tindakan pembetulan akuntansi agar pos-pos yang tersaji dalam laporan keuangan entitas menjadi sesuai dengan yang seharusnya. 5) Operasi tidak dilanjutkan adalah penghentian suatu misi atau tupoksi

tertentu yang berakibat pelepasan atau penghentian suatu fungsi, program, atau kegiatan, sehingga aset, kewajiban, dan operasi dapat dihentikan tanpa mengganggu fungsi, program, atau kegiatan lain.

6) Perubahan Estimasi adalah revisi estimasi karena perubahan kondisi yang mendasari estimasi tersebut, atau karena terdapat informasi baru, pertambahan pengalaman dalam mengestimasi, atau perkembangan lain. 7) Pos adalah kumpulan akun sejenis yang ditampilkan pada lembar muka

laporan keuangan.

18.2 KLASIFIKASI

1) Kesalahan ditinjau dari sifat kejadiannya dikelompokkan dalam 2 (dua) jenis:

(1)

Kesalahan yang tidak berulang;

(2)

Kesalahan yang berulang dan sistemik;

2) Kesalahan yang tidak berulang adalah kesalahan yang diharapkan tidak akan terjadi kembali yang dikelompokkan dalam 2 (dua) jenis:

(1) Kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode berjalan; (2) Kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode sebelumnya; 3) Kesalahan yang berulang dan sistemik adalah kesalahan yang disebabkan

oleh sifat alamiah (normal) dari jenis-jenis transaksi tertentu yang diperkirakan akan terjadi berulang. Contohnya adalah penerimaan pajak dari wajib pajak yang memerlukan koreksi sehingga perlu dilakukan restitusi atau tambahan pembayaran dari wajib pajak.

18.3 PENCATATAN KOREKSI KESALAHAN

1) Setiap kesalahan harus dilakukan koreksi segera setelah diketahui.

2) Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode berjalan, baik yang mempengaruhi posisi kas maupun yang tidak, dilakukan dengan pembetulan pada akun yang bersangkutan dalam periode berjalan, baik pada akun LRA,atau akun belanja, maupun akun pendapatan-LO atau akun beban.

3) Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas, apabila laporan keuangan periode tersebut belum diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun yang bersangkutan, baik pada akun pendapatan-LRA atau akun belanja, maupun akun pendapatan-LO atau akun beban.

4) Koreksi kesalahan yang berhubungan dengan periode-periode yang lalu terhadap posisi kas dilaporkan dalam Laporan Arus Kas tahun berjalan pada aktivitas yang bersangkutan.

5) Koreksi kesalahan diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan.

18.4 PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

1) Para pengguna perlu membandingkan laporan keuangan dari suatu entitas pelaporan dari waktu ke waktu untuk mengetahui trend posisi keuangan, kinerja, dan arus kas. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang digunakan harus diterapkan secara konsisten pada setiap periode.

2) Perubahan di dalam perlakuan, pengakuan, atau pengukuran akuntansi sebagai akibat dari perubahan atas basis akuntansi, kriteria kapitalisasi, metode, dan estimasi, merupakan contoh perubahan kebijakan akuntansi. 3) Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya apabila

penerapan suatu kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh peraturan perundangan atau standar akuntansi pemerintahan yang berlaku, atau apabila diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan menghasilkan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas yang lebih relevan dan lebih andal dalam penyajian laporan keuangan entitas.

4) Perubahan kebijakan akuntansi tidak mencakup hal-hal sebagai berikut: (1) adopsi suatu kebijakan akuntansi pada peristiwa atau kejadian yang

secara substansi berbeda dari peristiwa atau kejadian sebelumnya; dan

(2) adopsi suatu kebijakan akuntansi baru untuk kejadian atau transaksi yang sebelumnya tidak ada atau yang tidak material.

5) Timbulnya suatu kebijakan untuk merevaluasi aset merupakan suatu perubahan kebijakan akuntansi. Namun demikian, perubahan tersebut harus sesuai dengan standar akuntansi terkait yang telah menerapkan persyaratan-persyaratan sehubungan dengan revaluasi.

6) Perubahan kebijakan akuntansi dan pengaruhnya harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

18.5 PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI

1) Agar memperoleh Laporan Keuangan yang andal, maka estimasi akuntansi perlu disesuaikan antara lain dengan pola penggunaan, tujuan penggunaan aset dan kondisi lingkungan entitas yang berubah.

2) Pengaruh atau dampak perubahan estimasi akuntansi disajikan pada Laporan Operasional pada periode perubahan dan periode selanjutnya sesuai sifat perubahan. Sebagai contoh, perubahan estimasi masa manfaat aset tetap berpengaruh pada LO tahun perubahan dan tahun-tahun selanjutnya selama masa manfaat aset tetap tersebut.

3) Pengaruh perubahan terhadap LO periode berjalan dan yang akan datang diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Apabila tidak memungkinkan, harus diungkapkan alasan tidak mengungkapkan pengaruh perubahan itu.

18.6 OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

1) Apabila suatu misi atau tupoksi suatu entitas pemerintah dihapuskan oleh peraturan, maka suatu operasi, kegiatan, program, proyek, atau kantor terkait pada tugas pokok tersebut dihentikan.

2) Informasi penting dalam operasi yang tidak dilanjutkan - misalnya hakikat operasi, kegiatan, program, proyek yang dihentikan, tanggal efektif penghentian, cara penghentian, pendapatan dan beban tahun berjalan sampai tanggal penghentian apabila dimungkinkan, dampak sosial atau dampak pelayanan, pengeluaran aset atau kewajiban terkait pada penghentian apabila ada harus diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan.

3) Agar Laporan Keuangan disajikan secara komparatif, suatu segmen yang dihentikan itu harus dilaporkan dalam Laporan Keuangan walaupun berjumlah nol untuk tahun berjalan. Dengan demikian, operasiyang dihentikan tampak pada Laporan Keuangan.

4) Pendapatan dan beban operasi yang dihentikan pada suatu tahun berjalan, di akuntansikan dan dilaporkan seperti biasa, seolah-olah operasi itu berjalan sampai akhir tahun Laporan Keuangan. Pada umumnya entitas membuat rencana penghentian, meliputi jadwal penghentian bertahap atau sekaligus, resolusi masalah legal, lelang, penjualan, hibah dan lain-lain.

5) Bukan merupakan penghentian operasi apabila :

(1) Penghentian suatu program, kegiatan, proyek, segmen secara evolusioner/alamiah. Hal ini dapat diakibatkan oleh demand (permintaan publik yang dilayani) yang terus merosot, pergantian kebutuhan lain.

(2)

Fungsi tersebut tetap ada.

(3)

Beberapa jenis subkegiatan dalam suatu fungsi pokok dihapus, selebihnya berjalan seperti biasa. Relokasi suatu program, proyek, kegiatan ke wilayah lain.

(4)

Menutup suatu fasilitas yang ber-utilisasi amat rendah, menghemat biaya, menjual sarana operasi tanpa mengganggu operasi tersebut.

XIX. KEBIJAKAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL NO.17