• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

B. Kebijakan Dividen

Menurut Baridwan (2004) pembagian dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham. Dividen yang diterima oleh pemegang saham jumlahnya tergantung pada jumlah lembar saham yang dimiliki. Suharli (2007) mengartikan pembagian dividen sebagai pembagian laba kepada para pemegang saham perusahaan sebanding dengan jumlah saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik. Terkait dengan dividen terdapat tiga tanggal penting yaitu pengumuman, pencatatan, dan pembayaran atau pembagian. Pada umumnya dividen tunai lebih menarik daripada dividen saham. Dalam PSAK No. 23, Ikatan Akuntan Indonesia (2004) merumuskan dividen sebagai distribusi laba kepada pemegang saham sesuai dengan proporsi mereka dari jenis modal tertentu.

Menurut Tandelilin (2001) terdapat beberapa bentuk dividen yang dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang saham.

1. Dividen Kas (Cash Dividends)

Dividen kas adalah dividen yang dibagikan dalam bentuk uang tunai (kas). Dividen kas merupakan bentuk yang paling umum yang dibagikan oleh perusahaan. Apabila perusahaan memutuskan akan membagikan dividen dalam bentuk dividen kas maka perusahaan harus mempertimbangkan apakah jumlah uang kas yang ada dalam perusahaan mencukupi untuk pembagian dividen tersebut atau tidak.

commit to user

2. Dividen Aktiva Selain Kas (Property Dividends)

Selain dalam bentuk kas, dividen dapat pula dibagikan dalam bentuk aktiva selain kas disebut property dividends. Aktiva lain yang dibagikan bisa berbentuk surat berharga perusahaan lain yang dimiliki oleh perusahaan, barang dagangan, dan aktiva-aktiva lainnya.

3. Dividen Utang (Scrip Dividends)

Kadang-kadang saldo kas yang ada dalam perusahaan tidak mencukupi untuk pembagian dividen, sedangkan laba yang tidak dibagi saldonya mencukupi untuk pembagian dividen tersebut. Jika terjadi demikian, pimpinan perusahaan akan mengeluarkan scrip dividends, yaitu janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu di waktu yang akan datang. 4. Dividen Likuidasi

Dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian merupakan pembagian laba dan sebagian lagi merupakan pengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan adalah sebesar deplesi yang diperhitungkan untuk periode tersebut. Apabila perusahaan membagi dividen likuidasi, maka para pemegang saham bisa mengurangi rekening investasinya.

5. Dividen Saham (Stock Dividends)

Dividen saham adalah dividen yang dibagi dalam bentuk saham. Dalam hal ini para pemegang saham akan diberikan tambahan saham tanpa harus membayar. Banyaknya saham yang diberikan adalah sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya.

commit to user

Besarnya dividen tergantung kebijakan dividen masing-masing perusahaan (Suharli, 2007). Menurut Baridwan (2004) kebijakan pembayaran dividen (dividend policy) merupakan keputusan untuk menentukan besarnya bagian pendapatan (earning) yang dihasilkan kepada para pemegang saham dan bagian yang akan ditanam perusahaan.

Sartono (1996) mengemukakan bahwa kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan mengenai apakah laba akan dibagikan kepada pemegang saham atau ditahan untuk pembiayaan investasi di masa yang akan datang.

Ada berbagai macam kebijakan dividen menurut Riyanto (2001) yaitu sebagai berikut ini.

1. Kebijakan Dividen Per Saham yang Stabil

Kebijakan ini maksudnya jumlah dividen per lembar yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap sampai jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi.

2. Kebijakan Dividen dengan Penetapan payout ratio yang Konstan

Kebijakan ini berarti bahwa jumlah dividen per lembar setiap tahunnya berfluktuasi sesuai dengan perkembangan keuntungan neto yang diperoleh setiap tahunnya, besarnya dividen yang dibagikan ditetapkan dengan persentase tertentu.

3. Kebijakan Dividen dengan Penetapan Jumlah Dividen Minimal dan Ditambah Jumlah Ekstra

Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah per lembar saham setiap tahunnya. Bagi pemodal ada kepastian akan menerima jumlah dividen setiap tahunnya meskipun keadaan keuangan perusahaan agak memburuk.

commit to user

Tetapi kalau keadaan perusahaan baik maka pemodal akan menerima dividen minimal tersebut ditambah dengan dividen ekstra.

4. Kebijakan Dividen yang Fleksibel

Perusahaan yang menjalankan kebijakan ini menetapkan dividend payout yang fleksibel. Besar dividend payout setiap tahun disesuaikan dengan posisi financial dan kebijakan financial dari perusahaan yang bersangkutan.

Beberapa teori mengenai kebijakan dividen telah dikembangkan oleh para pakar di bidang akuntansi dan manajemen keuangan. Untuk itu penilitian mencoba memaparkan beberapa teori yang relevan dalam kebijakan dividen yang dapat dijelaskan sebagai berikut ini

1. The Residual Theory of Dividends

Brigham et al. (1998) menyatakan teori ini memandang bahwa perusahaan akan membayarkan dividen hanya ketika menghasilkan keuntungan (gains) yang tidak digunakan untuk berinvestasi. Perusahaan dengan kesempatan investasi tinggi menandakan perusahaan tersebut sedang tumbuh. Perusahaan yang sedang tumbuh membutuhkan dana yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan investasinya. Kebutuhan dana ini dapat diatasi dengan dua alternatif sumber dana yaitu sumber intern atau ekstern. Jika perusahaan yang sedang tumbuh memilih untuk memenuhi kebutuhan dana dari sumber intern yaitu dengan menahan laba yang diperolehnya (tidak dibagikan sebagai dividen), maka kebijakan dividen menjadi rendah.

commit to user

2. Bird in the Hand Theory

Brigham et al. (1998) menyebutkan teori yang dikemukakan oleh Myron Gordon dan John Lintner ini berpendapat bahwa return saham yang disyaratkan oleh investor meningkat jika pembagian dividen dikurangi. Hal itu terjadi karena investor merasa lebih yakin terhadap penerimaan pembayaran dividen dari pada capital gain yang akan dihasilkan dari laba ditahan (Brigham et al., 1998). Mereka menyatakan bahwa investor menilai komponen hasil dividen lebih kecil risikonya daripada capital gain yang dihasilkan dari laba ditahan. Penerimaan hasil dividen ini lebih pasti sebagaimana burung di tangan daripada mengharap

capital gain dari laba ditahan sebagaimana mengharap burung terbang. 3. Signaling Theory

Signaling theory ini menyatakan bahwa kebijakan dividen memberikan sinyal mengenai efisiensi dan prospek perusahaan. Signaling theory memandang kenaikan dividen merupakan suatu sinyal bagi investor mengenai peningkatan efisiensi dan prospek perusahaan. Sebaliknya penurunan dividen diyakini oleh investor sebagai sinyal prospek perusahaan menurun atau perusahaan mungkin akan mengalami kerugian di waktu mendatang (Brigham et al., 1998).

Dokumen terkait