2.1.12 Definisi dan Konsep Lingkungan Eksternal
2.1.12.2 Kebijakan pemerintah daerah
Kebijakan pemerintah daerah adalah suatu arena di mana organisasi dan kelompok-kelompok yang berkepentingan bersaing untuk sumber-sumber daya yang diinginkan. Kebijakan pemerintah daerah merupakan pengaturan-pengaturan terhadap badan-badan hukum dan perundang-undangan yang mengatur interaksi di antara bangsa-bangsa (Hitt, Duanne, Hoskisson, 2004:37). Kebijakan pemerintah daerah mewakili bagaimana organisasi-organisasi mencoba untuk mempengaruhi persaingan dan bagaimana pemerintahan mempengaruhi mereka. Kebijakan pemerintah daerah mengalami perubahan secara kontinyu, segmen ini mempengaruhi persaingan (seperti pada Tabel 2.1). Perusahaan seyogyanya berhati-hati menganalisis administrasi baru dari kebijakan-kebijakan dan filosofi yang berkaitan dengan bisnis. Undang-undang Anti trust, Undang-undang perpajakan, deregulasi-deregulasi untuk industri, Undang-undang pelatihan tenaga kerja dan tingkat komitmen institusi pendidikan adalah bidang-bidang di mana kebijakan di bidang administrasi dapat mempengaruhi operasi dan profitabilitas industri dan perusahaan-perusahaan individual (Hitt, Duanne & Hoskisson, yang dialihbahasakan Armand (2004:61)).
Perusahaan-perusahaan bisnis di seluruh dunia menghadapi banyak permasalahan dan isu-isu kebijakan pemerintah daerah pada awal abad ke-21. Isu yang menarik misalnya debat tentang kebijakan perdagangan. Sebagian percaya bahwa suatu bangsa diharapkan dapat membuat hambatan-hambatan perdagangan untuk melindungi produk-produk yang
diproduksi oleh perusahaannya. Sebagian lain berpendapat bahwa perdagangan bebas lintas dunia akan memberikan yang terbaik bagi kepentingan-kepentingan negara individual dan penduduknya.
Pemerintah di seluruh dunia berusaha mengembangkan kebijakan yang memperhatikan kepentingan terbaik dari ekonomi negaranya. Pemerintah berusaha mengembangkan kebijakan-kebijakan yang tidak akan menekan pertumbuhan E-Commerce. Wheelen dan Hunger yang dialihbahasakan Julianto (2003:56) menyatakan kecenderungan kebijakan pemerintah daerah mempunyai pengaruh yang signifikan pada perusahaan-perusahaan bisnis. Contohnya adalah periode pelaksanaan hukum anti Trust di Amerika Serikat yang dipaksakan secara langsung mempengaruhi strategi pertumbuhan perusahaan.
2.1.12.3 Teknologi
Definisi teknologi menurut Hitt, Duane, Hoskisson yang dialihbahasakan Armand (2004:64) adalah pengetahuan yang merupakan informasi yang diprasyaratkan untuk membuat dan menjual barang dan jasa. Teknologi yang digunakan oleh suatu perusahaan dapat berperan dalam menerapkan berbagai macam strategi, seperti strategi biaya, strategi diferensiasi dan strategi inovasi.
Teknologi memiliki ruang lingkup yang beragam dan privasif. Perubahan teknologi dimungkinkan dapat mempengaruhi persepsi dalam masyarakat terutama melalui produk-produk, proses-proses dan materi baru. Teknologi meliputi institusi-institusi dan aktivitas-aktivitas yang
terlibat dalam menciptakan pengetahuan-pengetahuan baru ke output, produk, proses dan materi-materi baru.
Pengetahuan dan kapabilitas diciptakan dengan mengembangkan atau menggunakan teknologi baru yang kadang-kadang mentransformasi atau merevitalisasi seluruh industri. Hitt, Duanne, Hoskisson yang dialihbahasakan Armand (2004:64) menyatakan bahwa adanya perubahan teknologi yang cepat menjadi penting sekali bagi perusahaan untuk mempelajari dan menerapkan segmen teknologi dengan cepat dan menyeluruh. Perusahaan yang lebih awal mengadopsi teknologi baru biasanya mencapai pangsa pasar yang lebih tinggi dan menghasilkan laba yang lebih tinggi pula. Perubahan teknologi yang cepat menjadi penting bagi perusahaan untuk mempelajari teknologi secara cepat dan menyeluruh. Para eksekutif dimungkinkan memverifikasi perusahaan mereka secara kontinyu mencermati lingkungan eksternal untuk mengidentifikasi pengganti potensial dari teknologi yang saat ini digunakan, juga melihat sejauh mana perusahaan dapat mengambil manfaat dari teknologi-teknologi baru. Krajewski dan Ritzman (2005:59) menyatakan bahwa ” the company's expertise in systems and information technology is an advantage, especially in the application of Internet technology skills such as business to business”. Pernyataan tersebut menegaskan bahwa keahlian perusahaan dalam sistem dan teknologi informasi merupakan suatu keunggulan, terutama pada keahlian aplikasi teknologi internet seperti business to business.
Porter yang dalam Agung (2002:91) menggunakan variabel teknologi sebagai suatu basis dalam persaingan yang dinamis. Porter mengatakan bahwa kesesuaian antara karakteristik teknologi dengan karakteristik tugas akan meningkatkan kinerja perusahaan. Perusahaan yang memahami peran teknologi (terutama internet) dan peluang-peluang bisnis yang diciptakan melalui perubahan-perubahan dengan menggunakan fleksibilitasnya, dapat bergerak cepat dalam persaingan pasar.
2.1.12.4 Sosiokultural
Sosiokultural berkaitan dengan sikap-sikap dan nilai-nilai budaya suatu masyarakat. Sikap dan nilai-nilai membentuk pondasi suatu masyarakat. Masyarakat seringkali mendorong kondisi-kondisi dan perubahan-perubahan ekonomi, kebijakan pemerintah daerah dan teknologi serta menciptakan budaya kerja. Budaya kerja diperlukan untuk menggerakan dan memantapkan tata nilai, kebijaksanaan dan pola perilaku yang menjiwai sikap kerja bagi segenap karyawan dan manajer di perusahaan. Kotter dan Heskett dalam Resthi (2000:27) mendefinisikan budaya yang kuat merupakan pembangkit utama dalam memandu perilaku karyawan, sehingga yakin atas pelaksanaan pekerjaannya, yang akhirnya diharapkan hasilnya menjadi lebih baik. Budaya perusahaan yang kuat diharapkan menjadi perekat untuk membuat karyawan bergerak menuju visi yang sama, sehingga menjadi motivator yang luar biasa dalam diri karyawan serta memberikan struktur dan kontrol yang diperlukan tanpa paksaan birokrasi.
Robbins dalam Jusuf (2001:28) menyatakan bahwa budaya yang kuat menggambarkan kemufakatan, kebulatan harapan terhadap tujuan, juga menimbulkan kepaduan, kesetiaan dan komitmen pada perusahaan. Ini menunjukkan bahwa konsep budaya kerja dan kebijaksanaan yang diambil perusahan haruslah merupakan keyakinan manajemen bahwa konsep tersebut dapat mengubah budaya kerja sumber daya manusia yang memang diperlukan untuk mencapai kinerja perusahaan.
Perwujudan-perwujudan lain dari perubahan sikap terhadap pekerjaan adalah pertumbuhan kerja kontingensi yang terus meningkat seperti pegawai paruh waktu, temporer dan pegawai kontrak di seluruh perekonomian global, yang sepenuhnya untuk dapat memahami efek-efek lingkungan sosiokultural terhadap harapan-harapan karyawan.
Kesimpulan atas pendapat tersebut di atas bahwa budaya kerja diperlukan untuk menggerakan dan memantapkan tata nilai, kebijaksanaan dan pola perilaku yang menjiwai sikap kerja bagi segenap karyawan dan manajer di perusahaan untuk mencapai kinerja perusahaan.