Pendidikan
Pembangunan sistem pendidikan nasional adalah suatu usaha yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkualitas, maju, mandiri,
dan modern (Fattah, 2012). Pendidikan pada
hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan diluar
sekolah dan berlangsung seumur hidup. Oleh
karenanya agar pendidikan dapat dimiliki oleh seluruh rakyat sesuai dengan kemampuan masing-masing individu, maka pendidikan adalah tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah (Gunawan,
1991). Kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan adalah usaha pemerintah untuk memecahkan suatu masalah dalam bidang pendidikan sehingga bisa mencapai tujuan yang diinginkan dalam pendidikan. Kebijakan pendidikan merupakan keseluruhan proses dan hasil perumusan visi, misi pendidikan dalam
rangka untuk mewujudkan tercapainya tujuan
pendidikan dalam suatu masyarakat untuk suatu kurun waktu tertentu (Tilaar dan Nugroho, 2008). Sebagaimana di kemukakan oleh Mark Olsen & Anne-Maie O’Neil kebijakan pendidikan merupakan kunci bagi keunggulan, bahkan eksistensi bagi negara dalam persaingan global, sehingga kebijakan pendidikan perlu mendapatkan prioritas utama dalam era globalisasi.
Salah satu argument utamanya adalah bahwa
globalisasi membawa nilai demokrasi. Demokrasi yang memberikan hasil adalah demokrasi yang didukung oleh pendidikan (Nugroho, 2008). Marget E. Goertz
mengemukakan bahwa kebijakan pendidikan
berkenaan dengan efisiensi dan efektivitas anggaran pendidikan (Nugroho, 2008).
Kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan terlihat ketika pendidikan berada pada prioritas pertama dengan mengalokasikan anggaran terbesar dari semua sektor. Pendidikan merupakan sektor yang memang perlu diprioritaskan negara karena menyentuh langsung hak masyarakat, dan sangat terkait erat
dengan pembangunan Sumber Daya Manusia masa depan. Pemerintah juga melalui Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) ayat (4) menugaskan negara untuk
memprioritaskan anggaran pendidikan
sekurang-kurangnya 20 persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) serta dari anggaran pendapatan
daerah (APBD) untuk mememenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan nasional. Dalam upaya
meningkatan aksesibilitas dan mutu pendidikan
nasional, sejak beberapa tahun lalu pemerintah mengeluarkan kebijakan dan telah mengucurkan bantuan dana pembangunan pendidikan dalam bentuk
Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang Pendidikan. DAK
Bidang Pendidikan Dasar juga merupakan salah satu
sumber dana yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang
dialokasikan kepada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan bagian dari program yang menjadi prioritas Nasional, khususnya untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasarana satuan pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun yang belum
mencapai standar tertentu atau percepatan
pembangunan daerah di bidang pendidikan dasar. Kebijakan DAK Bidang Pendidikan Dasar tahun 2013 ada untuk:
1. DAK Bidang Pendidikan Dasar dialokasikan
belajar pendidikan dasar 9 (Sembilan) tahun yang bermutu dan merata dalam rangka memenuhi
Standar Pelayanan Minimum dan secara
bertahap memenuhi Standar Nasional
Pendidikan.
2. Sasaran program DAK Bidang Pendidikan Dasar
untuk SD/SDLB dan SMP/SMPLB baik negeri maupun swasta.
3. Alokasi DAK Bidang Pendidikan Dasar per daerah
dan pedoman umum DAK ditetapkan oleh Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.07/2012 tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun Anggaran 2013.
4. Kegiatan DAK bidang pendidikan Dasar Jenjang
SD/SDLB diarahkan untuk:
a. rehabilitasi ruang kelas rusak sedang
b. pembangunan perpustakaan
c. pengadaan peralatan pendidikan
1. peralatan pendidikan Matematika;
2. peralatan pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA);
3. peralatan pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS);
4. peralatan pendidikan Bahasa;
5. peralatan Pendidikan Jasmani, Olahraga,
6. peralatan pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan
5. Kegiatan DAK bidang pendidikan Dasar jenjang
SMP/SMPLB diarahkan untuk:
a. Penggandaan dan distribusi buku teks
pelajaran sesuai kurikulum 2013 sehingga seluruh peserta didik kelas VII terpenuhi kebutuhan bukunya.
b. Rehabilitasi ruang beajar dengan tingkat
kerusakan paling rendah rusak sedang,
pembangunan ruang kelas baru,
pembangunan perpustakaan,
pembangunan ruang belajar lainnya.
c. Pengadaan peralatan pendidikan yang
terdiri dari peralatan IPS , Matematika,
peralatan laboratorium IPA, peralatan
laboratorium Bahasa, dan peralatan olah
raga. (Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan)
6. Target yang akan dicapai dalam kegiatan DAK
Bidang Pendidikan Dasar untuk SD/SDLB adalah:
1. Tercapainya kebutuhan ruang kelas yang layak;
2. Tersedianya ruang perpustakaan beserta perabotnya; dan
3. Tersedianya peralatan pendidikan yang memadai.
7. Target yang akan dicapai dalam kegiatan DAK
Bidang Pendidikan Dasar untuk SMP/SMPLB adalah:
1. Tersedianya buku teks pelajaran sesuai kurikulum 2013 sehingga seluruh peserta
didik kelas VII terpenuhi kebutuhan
bukunya;
2. Bertambahnya ruang belajar dalam kondisi
layak sebagai tempat terselenggaranya
proses belajar mengajar;
3. Bertambahnya ruang kelas baru (RKB) beserta perabotnya; dan
4. Bertambahnya sarana pendidikan
penunjang peningkatan mutu pendidikan.
Selain itu pemerintah juga mengeluarkan
kebijakan melalui program dana Bantuan Oprasional Sekolah (BOS) sebagai upaya untuk memperbaiki mutu
pendidikan di Indonesia. Menurut peraturan
mendiknas nomor 69 tahun 2009, standar biaya operasi nonpersonalia adalah standar biaya yang
diperlukan untuk membiayai kegiatan operasi
nonpersonalia selama satu tahun sebagai bagian dari keseluruhan dana pendidikan agar satuan pendidikan dapat melakukan kegiatan pendidikan secara teratur dan berkelanjutan sesuai standar nasional pendidikan.
Program BOS adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi non personalia bagi satuan pendidikan dasar
sebagai pelaksana program wajib belajar, dan
meningkatkan fasilitas pendidikan seperti
pembangunan gedung sekolah dan beberapa sarana prasarana pendukung lainnya. Menurut PP 48 Tahun 2008 Tentang Pendanaan Pendidikan, biaya non personalia adalah biaya untuk bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak dll. Namun demikian, ada beberapa jenis
pembiayaan investasi dan personalia yang
diperbolehkan dibiayai dengan dana BOS.
Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu. Secara khusus memiliki tujuan untuk membebaskan pungutan bagi seluruh siswa SD/SLB negeri dan SMP/SMPT negeri terhadap biaya operasi sekolah, membebaskan pungutan seluruh siswa miskin dari seluruh pungutan dalam bentuk apapun baik disekolah negeri maupun swasta, meringankan beban biaya operasi sekolah bagi siswa disekolah swasta. Hal ini merupakan kebijakan yang sudah diberikan oleh
pemerintah bagi kemajuan tingkat pendidikan dan akses pendidikan di Negara Indonesia.
Sasaran program BOS adalah semua sekolah SD/SDLB dan SMP/SMPLB/SMPT, termasuk SD-SMP Satu Atap (SATAP) dan Tempat Kegiatan Belajar Mandiri (TKB Mandiri) yang diselenggarakan oleh masyarakat, baik negeri maupun swasta di seluruh provinsi di Indonesia.