• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : STUDI KEPUSTAKAAN

II.4 Kebijakan Pengelolaan Laju Pertumbuhan Penduduk

Setiap permasalahan khususnya dalam pemerintahan, mengahasilkan suatu kebijakan, dimana kebijakan tersebut sering disebut dengan kebijakan publik. Nugroho23

23

Nugroho,Riant. 2006. Kebijakan Publik untuk Negara-Negara Berkembang ( Model-model Perumusan Implementasi dan Evaluasi ). Jakarta : PT.ElexMedia Komputindo. Hal . 54

mengartikan kebijakan publik tersebut sebagai keputusan yang dibuat oleh negara, khususnya pemerintah sebagai strategi untuk merealisasikan tujuan negara yang bersangkutan. Dimana Kebijakan publik tersebut merupakan strategi

untuk mengantar masyarakat pada masa awal, memasuki masyarakat pada masa transisi, dan untuk menuju masyarakat yang dicita-citakan.

Kebijakan publik yang sering menjadi pembahasan di setiap negara adalah kebijakan kependudukan. Menurut PBB pengertian kebijaksanaan kependudukan adalah tindakan dan program yang disusun untuk membantu tercapainya tujuan- tujuan ekonomi, sosial, demografi, politik dan tujuan umum lainnya dengan jalan mempengaruhi variabel demografi umum, seperti besar dana pertumbuhan penduduk, persebaran geografis, serta ciri-ciri demografinya. Kebijakan pemerintah dalam bidang kependudukan dan lingkungan hidup adalah pembangunan yang bercirikan pembangunan yang berkelanjutan. Kebijakan kependudukan itu sendiri mencakup 3 aspek yakni kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan (migrasi). 24

24

Siasah Masruri, Muhsinatun,dkk.2002.Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Yogyakarta: UPT MKU UNY

Secara garis besar tujuan kebijakan kependudukan adalah memelihara keseimbangan antara pertambahan dan penyebaran penduduk dengan perkembangan pembangunan sosial-ekonomi, sehingga tingkat hidup layak dapat diberikan pada seluruh penduduk. Usaha ini meliputi seluruh kebijakan di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan kegiatan lain untuk meningkatkan pendapatan yang adil, kesempatan kerja dan pembangunan pendidikan menyeluruh. Strategi ini dapat dilakukan melalui program, baik itu jangka pendek maupun jangka panjang.

Seperti yang sudah disebutkan pada latarbelakang, dimana Kartomo menyebutkan bahwa kebijakan kependudukan yang utama di Indonesia saat ini adalah kebijakan keluarga berencana, sehingga BKKBN dalam upaya pengendalian jumlah penduduk terdapat beberapa kebijakan yaitu:

1. Penundaan Usia Perkawinan

Ketentuan mengenai batas umur minimal dalam Pasal 7 ayat (1) UU No, 1 Tahun 1974 yang mengatakan bahwa “Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai usia 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai usia 16 tahun.” Undang-undang tersebut tidak sejalan dengan BKKBN, menurut BKKBN dalam Rencana Nasional disebutkan batas usia perkawinan untuk perempuan itu adalah 20 tahun sedangkan untuk pria 25 tahun. Pertimbangan tersebut didasarkan pada faktor kesehatan dimana perempuan yang menikah dibawah umur 20 tahun beresiko terkena kanker leher rahim. Dan pada usia remaja, sel-sel leher rahim belum matang, maka kalau terpapar human papiloma Virus HPV pertumbuhan sel akan menyimpang menjadi kanker.

2. Mengatur Jarak Kelahiran

Dalam pola reproduksi sehat dijelaskan, disamping pasangan suami istri diupayakan untuk mempunyai anak 2 orang saja, juga harus diupayakan agar jarak kelahiran anak yang satu dengan anak yang lainnya dapat diatur dengan baik, kalau memungkinkan 5 tahun. Graef dkk25

25

Graef, J.A., dkk.1996, Komunikasi Untuk Kesehatan dan Perubahan Perilaku, Yogykarta : Gadjah Mada University Press. Hal :56

atau makin tua usia ibu, maka makin tinggi resiko ibu beserta anaknya. Bila seorang ibu telah melahirkan lebih dari empat orang anak, maka resiko bagi ibu dan anaknya makin besar pada setiap kelahiran berikutnya. Meskipun demikian, resiko tertinggi ada pada kelahiran yang berjarak kurang dari 2 tahun. Pendapat Graef dkk., ini didukung oleh temuan United Stated Agency for International Development (USAID) yang menyebutkan bahwa angka mortalitas bayi yang mempunyai jarak kelahiran kurang dari 2 tahun menunjukkan 71 % lebih tinggi dibandingkan yang berjarak dua sampai tiga tahun.

3. Menggunakan alat kontrasepsi

Penggunaan alat kontrasepsi bertujuan untuk menjarangkan kelahiran. Banyak cara kontrasepsi yang dapat dipakai oleh pasangan suami istri, baik yang bersifat hormonal, seperti suntik KB, pil, implan maupun yang bersifat non hormonal seperti IUD, Kondom maupun media operasi. Setiap kontrasepsi yang dipakai apapun jenisnya mempunyai keefektifan dalam mencegah kehamilan.26

26

Rajagukguk, W. 1999. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penggantian Kontrasepsi: Analisis Data SDKI 1994. Tesis pada Program Magister Kajian Kependudukan dan Ketenagakerjaan Program Pascasarjana. Universitas Indonesia.

Dalam Undang Undang no 52 tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan Keluarga dalam pasal 23 telah mengatur mengenai penggunaan alat kontrasepsin di masyarakat.

4. Meningkatkan usaha ekonomi keluarga

Salah satu fungsi keluarga yang harus dilaksanakan oleh setiap keluarga adalah fungsi ekonomi. Dalam hal ini kepada para istri dapat diberi peluang untuk melakukan usaha ekonomi produktif dalam rangka meningkatkan ekonomi keluarga.Untuk kepentingan ini sejak dekade tahun 1980-an BKKBN telah mengembangkan program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS), di mana kepada keluarga-keluarga diberikan peluang untuk dapat melakukan usaha dengan pemberian bantuan modal dan bimbingan usaha bekerjasama dengan sektor-sektor terkait.

5. Persalinan Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan

Salah satu permasalahan kualitas penduduk Indonesia saat ini adalah masih tinggiangka kematian ibu karena hamil dan melahirkan, yaitu masih berkisar 228/100.000 kelahiran hidup. Salah satu upaya untuk menekan angka kematian ibu adalah melalui persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan. Berdasarkan hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 angka persalinan yangditolong oleh tenaga non kesehatan, seperti dukun bayi masih cukup tinggi, yaitu sekitar 24 %.

6. Melaporkan setiap kelahiran, kematian, dan perpindahan (Lampid)

Untuk kepentingan perencanaan program pembangunan data merupakan hal yang sangat vital. Salah satu hal yang perlu dilakukan untuk mendapatkan data registras ivital yang akurat sehingga bisa dimanfaatkan dalam perencanaan program pembangunan yang tepat guna dan berhasil guna, masyarakat diharapkan

mempunyai kesadaran tertib administrasi kependudukan, artinya melaporkan setiap kejadian vital (kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk) kepada petugas. Perlu kerjasama yang dikembangkan oleh petugas terkait dengan tertib adminstrasi,masyarakat perlu difasilitasi dalam membiasakan diri melaporkan kejadian vital,seperti untuk pembuatan akta kelahiran. Bidan atau siapapun yang menolong persalinan harus berupaya memberi bantuan masyarakat untuk mendapatkan aktekelahiran anaknya. Begitu tenaga kesehatan menolong persalinan mungkin bisalangsung membantu masyarakat untuk melaporkan persalinannya melalui suratketerangan lahir kepada petugas kelurahan untuk selanjutnya diproses di Kecamatandan Kantor Catatan Sipil.

7. Keluarga ramah anak dan lingkungan

Dalam upaya menciptakan keluarga yang bahagia dan sejahtera perlu diciptakan hubungan yang serasi dan selaras antar anggota keluarga. Orang tua diharapkan dapat menciptakan keluarga ramah anak, antara lain melalui pemberian penghargaankepada anak (misalnya mengucapkan terima kasih apabila ditolong anak), peduli terhadap kebutuhan anak. Disamping menciptakan keluarga ramah anak, setiap keluarga juga harus menciptakan keluarga ramah lingkungan. Keluarga harus menciptakan hubungan yang serasi, selaras dan seimbang dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini patut disadari karena manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang lain.

8. Keluarga berkarakter (sosial, budaya, agama)

Pola kehidupan modern saat ini telah berdampak pada karakter anak bangsa.Pengaruh negatif globalisasi menimbulkan masyarakat Indonesia kini mulai banyak yang bersifat individualistis, budaya bangsa Indonesia yang terkenal dengankeramahtamahan dan sifat gotong royong kini mulai bergeser menjadi pola hidupyang keras. Banyak permasalahan yang bisa diselesaikan secara kekeluargaan berakhir dengan tindakan kekerasan dan anarkis, seperti penganiayaan bahkan tidak sedikit yang berakhir dengan pembunuhan. Kondisi tersebut diperparah dengan buruknya tingkat perekonomian masyarakat dan semakin sulitnya hidup sertakerasnya tingkat pesaingan. Nilai-nilai agama banyak yang dilanggar. Sebagianmasyarakat banyak yang sudah tidak malu lagi tatkala berbuat kesalahan.

9. Keluarga peduli pendidikan

Pendidikan merupakan pondasi bagi seseorang untuk dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Malalui pendidikan yang diberikan oleh kepalakeluarga kepada anggota keluarganya diharapkan SDM Indonesia dapat terusditingkatkan sehingga dapat bersaing baik secara regional maupun internasional. Saat ini keprihatinan melanda bangsa Indonesia. Penilaian IPM yang dikeluarkanoleh UNDP telah menempatkan SDM Indonesia berada pada urutan ke 124 dari 187 negara.Untuk dapat memberikan pendidikan yang layak kepada anggota keluarganya,setiap keluarga harus mempunyai kemampuan ekonomi yang mumpuni. Perencanaan jumlah anak yang dimiliki akan sangat

membantu keluarga dalam meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.Akhirnya kita berharap 10 butir PHBK ini dapat dilakukan seluruh penduduk dengansegenap kesadaran. Butir-butir PHBK semoga bukan hanya slogan saja tetapi dapatmenjadi Life Style atau gaya hidup keluarga di Indonesia, sehingga bangsa Indonesiadapat menjadi bangsa yang kuat, mandiri dan maju sejajar dengan bangsa-bangsa lain.

II.5. Peranan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana dalam Pengendalian Laju Pertumbuhan Penduduk di Kota Medan

BPPKB Kota Medan merupakan lembaga pemerintah yang sesuai dengan tupoksinya terdapat pada Peraturan Walikota Medan tahun 2010. BPPKB Kota Medan merupakan miitra dari BKKBN Pusat dalam menangani masalah pertumbuhan penduduk.

Kebijakan keluarga berencana merupakan kebijakan yang disusun pemerintah dalam menanggulangi laju pertumbuhan penduduk. Untuk Kota Medan, masalah keluarga berencana ini, berada dalam naungan BPPKB secara khusus Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, mengacu pada kebijakan BKKBN pusat serta sesuai dengan visi lembaga tersebut yakni terwujudnya kesetaraan gender dan perlindungan anak serta dua anak lebih baik menuju keluarga sejahtera, menetapkan beberapa kebijakan.

Adapun kebijakan yang diambil oleh BPPKB Kota Medan dalam menangani laju pertumbuhan penduduk di Kota Medan adalah dengan menjalin

kerjasama dengan lembaga pemerintah dan masyarakat serta swasta. Dimana kegiatan tersebut dilaksanakan program sosialisasi KB, Konseling KB, pemasangan alat kontrasepsi serta penanggulangan effect paska pemasangan, hal ini dilakukan apabila ada masyarakat yang mengalami kontraindikasi.

Dokumen terkait