• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Kebutuhan Air Bersih

Kebutuhan air bersih yaitu banyaknya air yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan air dalam kegiatan sehari-hari seperti mandi, mencuci, memasak, menyiram tanaman dan lain sebagainya. Sumber air bersih untuk kebutuhan hidup sehari-hari secara umum harus memenuhi standar kuantitas dan kualitas (Giltong.2012)

a) Ditinjau dari Segi Kuantitas.

Ditinjau dari segi kuantitas air yang dibutuhkan manusia, kebutuhan dasar air bersih adalah minimal yang erlu di sediakan agar manusia dapat hidup secara layak yaitu dapat memperoleh air yang di perlukan untuk melakukan aktifitas sehari hari (Sunjaya dalam Karsidi, 1999 : 18), di tinjau dari segi kuantitasnya menurut Sunjaya ialah :

1) Kebutuhan air untuk minum dan mengolah makanan 5 liter/hari.

2) Kebutuhan air untuk hygien yaitu untuk mandi dan membersihkan dirinya 25-30 liter/ hari.

4) Kebutuhan air untuk menunjang pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas atau pembuangan kotoran 4-6 liter/hari, sehingga total pemakaian perorangan 60-70 liter/ hari.

5) Banyaknya pemakaian air tiap harinya untuk setiap rumah tangga berlainan, selain pemakaian harian yang tidak tepat, banyaknya keperluan air bagi tiap orang atau setiap rumah tangga itu masih tergantung dari beberapa faktor, di antaranya adalah pemakaian air di daerah panas akan lebih banyak dari pada di daerah dingin.

b) Ditinjau dari Segi Kualitas (Mutu) Air.

Standar mutu air untuk kebutuhan rumah tangga ditetapan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 01 / birhukmas / I / 1975 tentang syarat syarat pengawasan air minum.

1. Secara fisik a) Rasa

Kualitas air yang baik adalah tidak berasa. Rasa dapat di timbulkan karena adanya zat organik atau bakteri yang masuk ke badan air. b) Bau

Berdasarkan Keputusan Kesehatan RI Nomor 907/ MENKES/ SK/ VII/ 2002, Kualitas air yang baik adalah tidak berbau. karena bau ini dapat di timbulkan oleh pembusukan zat organik seperti bakteri serta kemungkinan akibat tidak langsung dari pencemaran lingkungan.

c) Suhu

Secara umum, kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan Secara umum, kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan kenaikan aktivitas biologi sehingga akan membentuk lebih banyak lagi. Kenaikan suhu perairan secara alamiah biasanya di sebabkan oleh aktivitas penebangan vegetasi di sekitar sumber air tersebut.

d) Kekeruhan

Kekeruhan air dapat di timbulkan oleh adanya bahan-bahan organik dan anorganik, kekeruhan juga dapat mewakili warna. Sedangkan dari segi kekeruhan air dihubungkan dengan kemungkinan hadirnya pencemaran melalui buangan. sedang warna air tergantung pada warna buangan yang memasuki badan air.

2. Secara kimia

a) pH (keasaman air)

keasaman air dinyatakan dengan pH, mempunyai besaran mulai dari 1 sampai 14. Air yang mempunyai pH 7 adalah netral, sedangkan yang mempunyai pH lebih besar dari 7 disebut bersifat basah, dan pH lebih dari kecil di sebut bersifat asam. Jadi air yang mengandung garam kalsium karbonat bersifat basah (pH 7,5-8), sedangkan air yang mempunyai harga pH <7 adalah bersifat asam. Keasaman air pada umumnya disebebkan karena adanya gas karbodioksida (CO2) yang larut dalam air dan menjadi asam karbonat H2CO3, Syarat pH untuk

keperluan air minum 6,0-9,0 (Dr. Ir. H. Darwis, Msc. 2018. Pengelolaan air tanah).

b) Kesadahan

Kesadahan atau kekerasan (total hardness) air tanah pada umumnya terjadi karena adanya kandungan unsur Ca dan Mg dalam air tanah. Air tanah pada umumnya mengandung bahan bahan metal terlarut, seperti Na, Mg, Ca dan Fe. Air yang mengandung komponen komponen tersebut dalam jumlah tinggi disebut air sadah (philip Kristanto,2004). Kesadahan adalah gambaran kation logam divalen. Kation kation ini dapat bereaksi dengan zat-zat soap, dan membentuk endapan maupun dengan anion - anion yang terdapat didalam air membentuk endapan atau karat pada peralatan logam. Pada air tawar, kation divalen yang paling berlimpah adalah kalsium dan magnesium, sehingga kesadahan pada dasarnya ditentukan oleh jumlah Kalsium dan Magnesium, Kalsium dan Magnesium memberikan dengan anion penyusun alkhalinitas, yaitu bikarbonat dan karbonat (Hefni Effendi,2003).

c) Besi

Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning dan menyebabkan rasa logam besi dalam air, serta menimbulkan korosi pada bahan yang terbuat dari metal. Besih merupakan salah satu unsur yang merupakan hasil pelapukan batuan induk yang banyak di

temukan di perairan umum. Batas maksimal yang di butuhkan air ialah 1,0 mg/l.

d) Aluminium

Air yang mengandung banyak Aluminium menyebabkan rasa yang tidak enak apabila di konsumsi. Batas maksimal yang terkandung di dalam air menurut peraturan manteri kesehatan no 82 / 2001 yaitu 0,2 mg/l.

e) Zat organik

Masalah yang dapat terjadi akibat adanya sulfat dalam air antara lain: dapat memberikan bau, menyebabkan korosi, mengganggu kesehatan. Tingginya konsentrasi sulfat yang terkandung dalam air umumnya di sebabkan oleh leaching alam dari deposito magnesium sulfat. Larutan zat organik yang bersifat kompleks ini dapat berupa unsur hara makanan maupun sumber energi lainnya bagi flora dan fauna yang hidup di perairan.

f) Sulfat

Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan kerak air yang keras pada alat merebus air.

g) Nitrat dan nitrat

Nitrit (NO2) merupakan bentuk peralihan antara ammonia dan nitrit (nitrifikasi) dan antara nitrat dengan gas nitirgen (denitrifikasi) oleh karena itu, nitri bersifat tidak stabil keberadaan oksigen. Kandungan nitrit pada perairan alami mengandung nitri sekitar 0.001 mg/l. Nitrit

yang di jumpai pada air minum dapat berasal dari bahan inhibitor korosi yang di pakai di pabrik yang mendapatkan air dari sistem distribusi PDAM.

Nitrat (NO3) dan Nitrit (NO2) adalah ion-ion organik alami, yang merupakan bagian dari siklus nitrigen. Aktifitas mikroba ditanah atau air menguraikan sampah yang mengandung nitrogen organik pertama tama menjadi amonia, kemudian di oksidasi menjadi nitrat, maka nitrit adalah senyawa yang paling sering di gunakan di dalam air bawah tanah maupun air yang terdapat di permukaan.

Nitrat dapat terjadi baik dari NO2 atmosfer maupun dari pupuk yang digunakan dan dari oksidasi oleh bakteri. Jumlah nitrat yang lebih besar dalam usus cenderung untuk berubahan menjadi nitrit yang dapat bereaksi langsung dengan hemoglobin dalam daerah sehingga membentuk methaemoglobin yang dapat menghalang perjalanan oksigen didalam tubuh.

h) Khlorida

Kloridah adalah anion pembentuk natrium klorida yang memnyebabkan rasa asin dalam air bersih (air sumur). Kadar klorida pada sample air dengan menggunakan metode argentomentri didapatkan nilai kadar klorida 9,10 mg/l. Dan telah memenuhi persyaratan kualitas air minum sesuai dengan permenkes, RI No 907/Menkes/ SK/ VII/ 2002, sebagaimana kadar maksimal klorida yang diperbolehkan untuk air minum adalah 250 mh/l.

Khlorida dalam jumlah kecil dibutuhkan untuk desinfektan namun apabilah berlebihan dan berinteraksi dengan ion Na dapat menyebabkan rasa asin dan korosi pada pipa air.

3. Secara biologi a) Bakteri

Air minum tidak boleh mengandung bakteri pernyakit sama sekali tidak boleh mengandung bakeri melebihi batas yang telah ditentukan yaitu 1 coli/ 100 air.

b) COD (Chemical Oxygen Demand)

COD yaitu suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan misalnya kalium dikromat untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat didalam air.

c) BOD (Biochemical Oxygen Demand)

Adalah jumlah zat terlarut yang ditimbulkan oleh organisme hidup untuk memecah bahan-bahan buangan didalam air.

Dokumen terkait