• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebutuhan Cairan Anak

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 42-49)

2. Skor Mavrice King

Bagian tubuh yang diperiksa

Nilai untuk gejala yang ditemukan

0 1 1

Keadaan umum Sehat Gelisah, cengeng,

apatis, ngantuk

Mengigau, koma, atau syok

Kekenyalan kulit Normal Sedikit kurang Sangat kurang

Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung

Ubun-ubun besar Normal Sedikit cekung Sangat cekung

Mulut Normal Kering Kering & sianosis

Denyut nadi / mata Kuat < 120 Sedang (120-140) Lemas > 40

Keterangan :

a) Jika mendapat nilai 0-2 dehidrasi ringan. b) Jika mendapat nilai 3-6 dehidrasi sedang. c) Jika mendapat nilai 7-12 dehidrasi berat.

(Musliha, 2010)

3. Skor Mavrice King

Gejala Klinis Gejala Klinis

Ringan Sedang Berat

Keadaan umum Kesadaran Rasa haus Baik (CM) + Gelisah ++ Apatis-koma +++ Sirkulasi

Nadi N (120) Cepat Cepat sekali

Respirasi

Pernafasan Biasa Agak cepat Kusz maul Kulit

Uub Agak cekung

Agak cekung Biasa Normal Normal Cekung Cekung Agak kurang Oliguri Agak kering Cekung sekali Cekung sekali Kurang sekali Anuri Kering / asidosis ( Musliha, 2010)

4) Kebutuhan Cairan Anak

Tubuh dalam keadaan normal terdiri dari 60% air dan 40% zat padat seperti protein dan mineral. Pada anak pemasukan dan pengeluaran harus seimbang, bila terganggu harus dilakukan koreksi mungkin dengan cairan parentral, secara matematis keseimbangan cairan pada anak dapat digambarkan sebagai berikut :

50

Umur Berat Badan Total / 24 jam Kebutuhan cairan / Kg BB / 24 jam 3 hari 3.0 250-300 80-100 10 hari 3.2 400-500 125-150 3 bulan 5.4 750-850 140-160 6 bulan 7.3 950-1100 130-155 9 bulan 8.6 1100-1250 165 1 tahun 9.5 1150-1300 120-135 2 tahun 11.8 1350-1500 115-125 4 tahun 16.2 1600-1800 100-1100 6 tahun 20.0 1800-2000 90-100 10 tahun 28.7 2000-2500 70-85 14 tahun 45.0 2000-2700 50-60 18 tahun 54.0 2200-2700 40-50 Menurut Musliha, (2010) Dalam Musliha, (2010) menurut Whaley and Wong (1997), Haroen N.S, Suraatmadja dan P.O Asnil (1998); Suharyono, Aswitha, Halimun (1998); dan (Hasan, 1985), menyatakan bahwa jumlah cairan yang hilang menurut derajat dehidrasi pada anak dibawah 2 tahun adalah sebagai berikut : Derajat Dehidrasi PWL NWL CWL Jumlah Ringan 50 100 25 175 Sedang 75 100 25 200 Berat 125 200 25 350 Keterangan :

PWL : Previous Water Loss (ml/kg BB) NWL : Normal Water Losses (ml/kg BB) CWL : Concomintat Water Losses (ml/kg BB) 5) Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan

a. Medis

1) Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya

a) Cairan per oral

Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 glukosa. Untuk

51 diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90 mEg/l. Pada anak diabwah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan-sedang kadar Natrium 50-60 mEg/l. Formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin disebut formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung NaCl dan sukrosa.

b) Cairan parentral 1) Belum ada dehidrasi

Oral sebanyak anak mau minum (ad libitum) atau 1 gelas setiap kali buang air besar. Parental dibagi rata dalam 24 jam.

2) Dehidrasi ringan

1 jam pertama : 25 – 50 ml/kgbb peroral atau intragastrik. Selanjutnya : 125 ml/kgbb/hari atau ad libitum.

3) Dehidrasi sedang

1 jam pertama : 50 – 100 ml/kgbb per oral atau intragastrik. Selanjutnya : 125 ml/kgbb/hari atau ad libitum.

4) Dehidrasi berat, dengan rincian sebagai berikut : a) Untuk anak umur 1 bl - 2 tahun berat badan 3-10 kg

1) 1 jam pertama : 40 ml/kg BB/menit = 3 tts/kgBB/mnt (infusset berukuran 1 ml = 15 tts atau 13 tts/kgBB/menit (set infuse 1 ml = 20 tetes)

2) 7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit = 3 tts/kgBB/mnt (infusset berukuran 1 ml = 15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set infuse 1 ml = 20 tetes

3) 16 jam berikutnya: 125 ml/kgBB/oralit

b) Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg 1) 1 jam pertama: 30 ml/kgBB/jam atau 88 tts/kgBB/mnt (1

ml = 15 tts atau 10 tts/kgBB/menit (1 ml = 20 tetes)

c) Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg

52 1) 1 jam pertama : 20 ml/kg BB/jam = 5 tts/kgBB/mnt (1 ml

= 15 tts atau 7 tts/kgBB/menit (1 ml = 20 tetes).

2) 7 jam berikutnya : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1 ml = 15 tts atau 3 tts/kgBB/menit (1 ml = 20 tetes). 3) 16 jam berikut: 105 ml/kgBB/oralit peroral

d) Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg

1) Kebutuhan cairan : 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kgBB/24jam, jenis cairan 4 : 1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1½ %.

2) Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1 ml = 15 tts) 8 tts/kgBB/mnt (1 ml = 20 tts).

e) Untuk bayi badan lahir rendah

1) Kebutuhan cairan : 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1½%)

5) Pengobatan diuretik

Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan kurang dari 7 kg, jenis makanan :

a) Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak jenuh

b) Makanan setengah padat, bubur atau makanan padat (nasi tim) c) Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan

misalnya susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak jenuh.

Menurut Hassan & Alatas, (2007) Standar Nutrisi parenteral untuk anak diare adalah didasarkan atas kebutuhan kalori, kebutuhan asam amino, dan kebutuhan mikronutrien.

Kebutuhan kalori :

1) BBLR : 150 Kkal/ Kg BB 2) BBL C : 120 Kkal/ kg BB/bulan

53 3) BB 0-10 Kg : 100 Kkal/Kg BB

4) BB 11-20 Kg : 1000 Kkal + 50 Kkal x (BB-10) 5) BB > 20 Kg : 1500 Kkal + 20 Kkal x (BB-20) Kebutuhan Asam amino :

a) BBLR 2,5-3/Kg BB b) Usia 01-1 tahun : 2,5 g/ Kg BB c) Usia 2-13 tahun : 1,5 g/ Kg BB Kebutuhan Mikronutrien : 1) Kalium 1,5 – 2,5 mEq/ Kg BB 2) Natrium 2,5-3,5 mEq/ Kg BB

Salah satu contoh makanan untuk anak dengan diare adalah bubur tempe yang bertujuan untuk memberikan diet kepada anak dengan diare. Adapun sasaran dan kegunaannya adalah untuk meringankan kerja usus bagi penderita diare dan diberikan kepada anak usia 6-12 bulan dan anak usia 1-5 tahun. Adapun bahan yang dibutuhkan adalah tepung beras 30 gram, tempe 50 gram, margarine 10 gram dan gula pasir 20 gram, serta air 200 ml, campurkan tempe yang sudah diblender dengan tepung beras, gula pasir, margarine dan air sebanyak 200 cc, aduk hingga rata, lalu masak diatas api sampai mengental dan siap disajikan. Cara kedua : tempe direbus lalu dihaluskan, campur tempe, tepung beras, margarine, gula pasir dengan sisa rebusan tempe sebanyak 200 cc. Masak diatas api sampai mengental kemudian disaring dan siap untuk disajikan. BBL C : 120 Kkal/ kg BB/bulan

a) BB 0-10 Kg : 100 Kkal/Kg BB

b) BB 11-20 Kg : 1000 Kkal + 50 Kkal x (BB-10) c) BB > 20 Kg : 1500 Kkal + 20 Kkal x (BB-20) 6) Obat-obatan

Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cara yang mengandung elektrolik dan glukosa atau karbohidrat lain.

54 E. Asuhan keperawatan

1. Pengkajian

Menurut Musliha, (2010) pengkajian yang sistematis meliputi pengupulkan data, analisa data dan penentuan masalah. pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi, observasi ,psikal assessment

Mengingat diare sebagian besar menular, maka perlu dilakukan penataan lingkungan sehingga tidak terjadi penularan pada klien lain.

Data fokus a. Hidrasi

a. Turgor kulit

b. Membrane Mukosa c. Asupan dan Haluaran b. Abdomen

1) Nyeri 2) Kekauan 3) Bising usus

4) Muntah-Jumlah, frekukensi dan karakteristik 5) Kram

6) Tenesmus

Pengkajian data menurut Cyndi Smith Greenberg, 1992 dalam Musliha, (2010) adalah :

a. Identitas Klien

b. Riwayat keperawatan.

1) Awalan serangan : awalnya anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, anoreksia, kemudian timbul Diare.

55 2) Keluhan Utama : Faeces semakin cair, muntah bila kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi, berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering, frekwensi BAB lebih dari 4 dengan konsistensi encer.

c. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Riwayat penyakit yang diderita, riwayat pemberian Imunisasi. d. Riwayat Psikososial Keluarga

Di rawat akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi keluarga, kecemasan meningkat jika orang tua tidak mengetahui prosedur dan pengobatan anak, setelah menyadarkan penyakit anaknya, mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa bersalah.

e. Kebutuhan Dasar

1) Pola eleminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali sehari, BAK sedikit atau jarang.

2) Pola Nutrisi : di awali dengan mual, muntah,anopreksia, menyebabkan penurunan berat badan pasien.

3) Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman.

4) Pola Hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.

5) Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lamah dan adanya nyeri akibat distensi abdomen.

f. Pemeriksaan Fisik

1) Pemeriksaan Psiskologis: keadaan umum tampak lemah, kesadaran composmentis sampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah, pernapasan agak cepat.

2) Pemeriksaan sistematik :

a) Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, selaput Lendir, mulut dan bibir kering, berat badan menurun, anus kemerahan.

b) Perkusi: adanya distensi abdomen c) Palpasi: turgor kulit kurang elastic

56 d) Auskultasi : terdengarnya bising usus

3) Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang

Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga berat badan menurun,

4) Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan tinja, darah lengkap dan duodenum intubation yaitu untuk mengetahui penyebab secara kuantitatip dan kualitatif.

(Musliha, 2010)

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 42-49)

Dokumen terkait