• Tidak ada hasil yang ditemukan

KECAMATAN KOTA BANGUN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

M. Fikry Aransyah, Tuti Wediawati, Nita surya Ramadhan, Lia Rusdiana, Patmawati, Erika Dwi Indrasari, Franciscus Dwi

Aprilistyanto, Jeffry Mew.

Universitas Mulawarman

PENDAHULUAN

Analisis situasi

abupaten Kutai Kartanegara memiliki luas wilayah 27.263,10km² dan luas perairan sekitar 4.097km² yang dibagi dalam 18 wilayah kecamatan dan 225desa/kelurahan dengan jumlah penduduk mencapai 626.286. Secara geografis Kabupaten Kutai Kartanegara terletak antara 115°26'28" BT -117°36'43" BT dan 1°28'21" LU -1°08'06" LS. Jumlah penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara berdasarkan P4B tahun2005tercatat mencapai 547.422 jiwa. Penduduk yang bermukim di wilayah Kutai Kartanegara terdiri dari penduduk asli.

Sebagian besar pendudukKutai Kartanegara tinggal di pedesaan, yakni mencapai 75,7%, sedangkan sejumlah 24,3% berada di daerah perkotaan. Sementara mata pencaharian penduduk sebagian besar di sektor pertanian 38,25%, industri/kerajinan 18,37%, perdagangan 10,59% dan lain-lain 32,79%. Kecamatan Kota Bangun merupakan sebuah kecamatan yang terletak di wilayah pedalaman Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Kecamatan ini berjarak sekitar 82 Km perjalanan darat dari Tenggarong, ibu kota kabupaten Kutai Kartanegara ke utara.

Pusat pemerintahannya berada di Desa Desa Kota Bangun Ulu. Kota Bangun merupakan salah satu permukiman tertua di Kabupaten Kutai Kertanegara, selain itu juga ada daerah Kutai (KutaiLama), nama kedua daerah ini sudah ada disebut di dalam Hikayat Banjar yang bagian terakhirnya ditulis pada tahun 1663.

Kota Bangun merupakan asal daerah Raden Aria Dikara ayah Gusti Barap, isteri Panembahan di Darat (mangkubumi dari Sultan Inayatullah). Kecamatan Kota Bangun terletak antara 116º27' BT – 116º46' BT dan 0º07' LS – 0º36' LS dengan luas wilayah mencapai 1.143,74 km2. Sebagian wilayah kecamatan Kota Bangun dibelah oleh Sungai Mahakam dan Sungai Belayan serta terletak di tepi Danau Semayang dan Danau Melintang. Pola penyebaran penduduknya pun terkonsentrasi di sepanjang sungai maupun danau tersebut.

Mayoritas Penduduk di Wilayah Kota Bangun Adalah Suku Kutai, dan sebagian Masyarakat Pendatang: 70 Persen Penduduk Asli Kutai 10 Persen Suku Banjar 10 Persen Suku Jawa dan sisanya Suku Bugis dan Lain lain Roda Perekonomian di Gerakan dari Sektor Nelayan dan Perkebunan. Desa Sangkuliman merupakan desa yang menjadi lokasi kegiatan pengabdian masyarakatKuliah Kerja Nyata Kejadian Luar Biasa tahun 2020 (KKN-KLB 2020).

Desa Sangkuliman adalah salah satu desa di wilayah kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Desa ini sebelumnya berada di wilayah desa Pela dengan nama kampung Pela Baru. Desa Sangkuliman merupakan desa baru yang dibentuk pada tahun 2012, dengan (perkiraan) jumlah penduduk 884 jiwa. dan merupakan kembangan dari Desa yang lama, yakni Desa Pela.

Pekerjaan penduduk di Desa/Kecamatan pada umumnya adalah Nelayan, Potensi desa/kecamatan yang teramati adalah pada sektor perikanan. Desa ini memiliki tata letak yang rapi dan bersih di sebelah darat dan merupakan tujuan utama turis lokal dan luar karena di sini masih sering di temukan satwa langka khas kalimantan timur yakni Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) yang di Indonesia hanya di temukan di Sungai Mahakam.

Kalender adalah sebuah sistem untuk memberi nama pada sebuah periode waktu (seperti hari sebagai contohnya). Nama-nama ini dikenal sebagai tanggal kalender. Tanggal ini bisa didasarkan dari gerakan-gerakan benda angkasa seperti matahari dan bulan. Kalender juga dapat mengacu kepada alat yang mengilustrasikan sistem tersebut (sebagai contoh, sebuah kalender dinding).

Pengertian poster adalah suatu media publikasi yang memadukan antara tulisan, gambar, atau kombinasi keduanya dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada khalayak. Di dalam kalender memuat poster yang nantinya akan menjadi media untuk menghimbau kepada masyarakat terkait protokol kesehatan. Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih, sebagai bagian dari ritual keagamaan, ataupun tujuan-tujuan lainnya. Perilaku mencuci tangan berbeda dengan perilaku cuci tangan yang merujuk pada kata kiasan. Mencuci tangan baru dikenal pada akhir abad ke 19 dengan tujuan menjadi sehat saat perilaku dan pelayanan jasa sanitasi menjadi penyebab penurunan tajam angka kematian dari penyakit menular yang terdapat pada negara-negara kaya (maju).

Perilaku ini diperkenalkan bersamaan dengan ini isolasi dan pemberlakuan teknik membuang kotoran yang aman dan penyediaan air bersih dalam jumlah yang mencukupi. Tempat mencuci tangan (Handwash) dengan menggunakan bahan-bahan bekas adalah pemanfaatan barang bekas sebagai tempat untuk mencuci tangan.

Pandemi ini menimbulkan dampak yang luar biasa terhadap masyarakat, baik dari segi ekonomi maupun kesehatan dimasa pandemi seperti ini kita di wajibkan untuk menjaga kesehatan tubuh kita agar tidak mudah sakit salah satunya dengan cara rajin mencuci tangan dan mematuhi protocol kesehatan covid-19. Berdasarkan Hal tersebut KKN KLB Desa Sangkuliman mengangkat Tema ”SANG

KALENDER DAN SANG HANDWASH PADA DESA

SANGKULIMAN, KEC. KOTA BANGUN KAB. KUTAI KARTANEGARA”

Usulan Penyelesaian Masalah

Membuat program kerja yang dinamakan dengan Sang Kalender dan Sang Handwash. Dimana program ini juga merupakan salah satu bentuk sosialisasi hidup sehat kepada masyarakat terkhusus di Desa Sangkuliman. Sang Kalender merupakan program pengembangan dari program Sang Rambu, Sang Rambu sendiri merupakan program yang dibuat dalam bentuk poster himbauan kesehatan seperti himbaun penggunaan masker, poster pencegahan penularan virus, tahapan mencucitangan, serta tips meningkatkan imunitas tubuh.

Dari seluruh poster atau rambu kesehatan yang telah dibuat selanjutnya dikembangkan kedalam program Sang Kalender sehingga poster himbauan dapat berguna secara ganda didalam kehidupan masyarakat. Bersama dengan SangKalender dibuatlah Sang Handwash yaitu program pembuatan tempat cuci tangan portable yang menggunakan bahan bekas seadanya seperti ember yang bisa didapatkan secara sukarela maupun dibeli di toko bangunan.