• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1.4. Kecenderungan volume Produksi Ubi Jalar

Uraian berikut memperlihatkan keadaan perkembangan volume produksi ubi jalar di provinsi Sumatera Utara periode tahun 1999- 2013, sebagaimana terlihat pada tabel 5.4 beserta grafik 5.4.

Tabel 5.4 . Volume Produksi Ubi Jalar di Sumatera Utara

Tahun Produksi (Ton)

1999 134.642 2000 126.961 2001 118.183 2002 118.170 2003 135.661 2004 117.295 2005 115.728 2006 102.712 2007 117.641 2008 114.187 2009 140.138 2010 179.387 2011 191.104 2012 186.583 2013 116.670 Total 2.015.062 Rata- rata 134.337,467

Dari Tabel 5.4 terlihat bahwa volume produksi ubi jalar di Sumatera Utara terbesar selama tahun 1999-2013 ada pada tahun 2011 yakni sebesar 191.104 ton, sedangkan volume produksi terendah ada di tahun 2006 yakni sebesar 102.712 ton. Total volume produksi ubi jalar selama periode 1999-2013 adalah 2.015.062 ton dengan rataan 134.337,467ton per tahun.

Kecenderungan volume produksi ubi jalar di Sumatera Utara (1999-2013) digambarkan juga melalui gambar 5.4.

Gambar 5.4.Kecenderungan Volume Produksi Ubi Jalar di Sumatera Utara (1999-2013)

Pada gambar 5.4 tampak bahwa volume produksi ubi jalar di Sumatera Utara dari tahun 1999 – 2008 cenderung meningkat. Bentuk persamaan volume produksi ubi jalar yaitu: Y=11.003 + 3.037X, artinya bahwa adanya trend positif atau peningkatan volume produksi ubi jalar rata- rata sebesar 3.037 ton setiap tahunnya. y = 3037.6x + 110037 0 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

produksi ubi jalar (ton)

produksi ubi jalar (ton) trend linear (produksi ubi jalar (ton))

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1a yang menyatakan volume produksi ubi jalar cenderung meningkat dapat diterima, karena berdasarkan gambar 5.4 produksi ubi jalar selama periode 1999- 2013 cenderung naik setiap tahunnya.

5.2. Perkembangan Jumlah dan Tingkat Konsumsi Beras

Yang dimaksud dengan tingkat konsumsi beras dalam hal ini adalah jumlah beras yang dikonsumsi oleh setiap penduduk setiap tahunnya di Provinsi Sumatera Utara. Perkembangan jumlah dan tingkat konsumsi beras di Sumatera Utara diperlihatkan pada tabel 5.5.

Tabel 5.5. Perkembangan Jumlah Konsumsi dan Tingkat Konsumsi Beras Sumatera Utara (2001- 2013)

Tahun Jumlah Konsumsi

Beras (ton)

Jumlah Penduduk

Tingkat Konsumsi Beras (kg/kapita/tahun) 2001 1.511.017 11.722.397 128.9 2002 1.412.171 11.847.075 119.2 2003 1.400.698 11.890.399 117.8 2004 1.411.159 12.123.360 116.4 2005 1.447.152 12.326.678 117.4 2006 1.454.001 12.643.494 115.0 2007 1.466.070 12.834.371 114.23 2008 1.487.737 13.042.317 114.07 2009 1.440.099 13.248.386 108.7 2010 1.406.362 12.982.204 108.33 2011 1.453.188 13.103.596 110.9 2012 1.303.170 13.215.401 98.61 2013 1.392.599 13.326.307 104.5 Rata- Rata 1.429.647 113,39

Sumber: Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara tahun, 2014

Dari tabel 5.5 terlihat bahwa tingkat konsumsi beras selama periode 2001- 2013 cenderung menurun dari tahun ke tahun. Tingkat konsumsi beras terbesar

ada pada tahun 2001 sedangkan tingkat konsumsi beras terendah ada pada tahun 2012. Rata- rata tingkat konsumsi beras di Sumatera Utara selama periode 2001- 2013 adalah sebesar 113,39 Kg/kapita/tahun. Sementara itu, rata- rata jumlah konsumsi beras di Sumatera Utara selama periode 2001- 2013 adalah 1.429.647 ton per tahun.

Perkembangan tingkat konsumsi beras di Sumatera Utara (2001- 2013) dapat juga dilihat pada gambar 5.5.

Gambar 5.5. Perkembangan Tingkat Konsumsi Beras di Sumatera Utara (2001 – 2013)

Berdasarkan gambar 5.5 diketahui bahwa tingkat konsumsi beras di Sumatera Utara selama periode 2001-2013 terjadi penurunan. Berdasarkan hasil trend linier analysis, yang diperlihatkan pada gambar 5.5 dan lampiran 5, diperoleh persamaan tingkat konsumsi berasadalah:

y = -1.7554x + 125.68 0 20 40 60 80 100 120 140 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

tingkat konsumsi beras (Kg/kapita/tahun)

tingkat konsumsi beras (Kg/kapita/tahun) trend linear (tingkat konsumsi

Y= 125,6 - 1,755X. Persamaan ini menunjukkan adanya trend negatif atau penurunan tingkat konsumsi beras dari tahun ke tahun. Artinya setiap tahunnya terjadi penurunan tingkat konsumsi beras rata- rata sebesar 1,755 Kg/kapita/tahun.

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1a yang menyatakan tingkat konsumsi beras cenderung menurun dapat diterima.

Penurunan tingkat konsumsi beras di Sumatera Utara akan dapat membantu ketersedian pangan khususnya ketersediaan beras di Sumatera Utara. Walaupun terjadi penurunan tingkat konsumsi beras di Sumatera Utara, namun rata- rata tingkat konsumsi beras di Sumatera Utara yakni sebesar 113,39 Kg/kapita/tahun masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan rat-rata tingkat konsumsi beras penduduk Indonesia yakni sebesar 97,65 Kg/kapita/tahun (Susenas –BPS 2012)..

Pemilihan bahan pangan merupakan suatu hal yang terikat dengan budaya dan tradisi lokal. Oleh karena itu, meski telah mengalami perkembangan sosial serta ekonomi, namun pola makanan bangsa Indonesia termasuk masyarakat Sumatera Utara masih di dominasi oleh nasi yang berasal dari beras. Hal ini menyebabkan terjadinya impor yang semakin meningkat dari tahun ke tahun pun tak menyurutkan kebutuhan masyarakat akan beras dan masih mendominasi sebagai bahan pangan pokok sebagian besar penduduk tersebut.

Dengan demikian pemantapan ketahanan pangan masih perlu ditingkatkan yaitu selain melalui peningkatan produksi pangan juga melalui diversifikasi konsumsi pangan. Diversifikasi pangan dilakukan melalui pengembangan pangan seperti jagung dan umbi- umbian, sedangkan pengembangan produk melalui peran industri pengolahan untuk meningkatkan citra rasa dan citra produk pangan.

5.3. Pengaruh Volume Produksi Kedelai, Jagung, Ubi Kayu dan Ubi Jalar Terhadap Tingkat Konsumsi Beras

Model analisis yang digunakan dalam analisis pengaruh ini adalah analisis regresi linier berganda. Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa volume produksi kedelai, jagung, ubi kayu dan ubi kayu berpengaruh nyata terhadap tingkat konsumsi beras di Sumatera Utara.

Hasil analisis yang diperoleh dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel 5.6 .

Tabel 5.6. Persamaan Regeresi Tingkat Konsumsi Beras

Coefficients Model Unstandardized coefficents Standardized coefficients B Std. Error Beta (constant)

produksi kedelai (ton) produksi jagung (ton) produksi ubi kayu (ton) produksi ubi jalar (ton)

123.714 0.001 -2.792 4.959 6.222 6.717 0.000 0.000 0.000 0.000 0.235 -1.098 0.248 0.253

Dependent variable : Tingkat konsumsi beras (kg/kap/thn).

Berdasarkan hasil analisis data, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut.

Y=123.714 + 0.001 (Produksi Kedelai) – 2.792 (Produksi jagung) + 4.959 (Produksi Ubi Kayu) + 6.222 (Produksi Ubi jalar)

Hasil analisis data menunjukkan bahwa koefisien variabel volume produksi kedelai, ubi kayu, dan ubi jalar bertanda positif atau berbanding lurus terhadap tingkat konsumsi beras di Sumatera Utara, artinya semakin besar volume produksi kedelai, ubi kayu dan ubi jalar maka tingkat konsumsi beras juga semakin besar. Sedangkan koefisien variabel volume produksi jagung bertanda negatif atau berbanding terbalik terhadap tingkat konsumsi beras, artinya bahwa

semakin besar volume produksi jagung maka semakin kecil tingkat konsumsi beras. Koefisien variabel volume produksi kedelai= 0,001, artinya bahwa apabila volume produksi kedelai naik 1 ton/tahun maka tingkat konsumsi beras naik sebesar 0,001 Kg/kapita/tahun. Koefisien variabel volume produksi jagung= - 2,792, artinya bahwa apabila volume produksi jagung naik sebesar 1 ton/tahun maka tingkat konsumsi beras menurun sebesar 2,792 Kg/kapita/tahun. Koefisien variabel volume produksi ubi kayu= 4,959, artinya bahwa apabila volume produksi ubi kayu naik sebesar 1 ton/tahun maka tingkat konsumsi beras naik sebesar 3,698 Kg/kapita/tahun. Koefisien variabel volume ubi jalar= 6,222, artinya bahwa apabila produksi ubi jalar naik 1 ton/tahun maka tingkat konsumsi beras naik sebesar 6.222 Kg/kapita/tahun.

5.3.1. Koefisien Determinasi

Hasil analisis koefisien determinasi yang diperoleh dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 5.7.

Tabel 5.7. Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R Square

1 0.888a 0.789 0.684

a Predictors: (Constant), Produksi Kedelai, Produksi Jagung, Produksi Ubi Kayu , Produksi Ubi Jalar

b Dependent Variable: Tingkat Konsumsi Beras

Nilai R square atau koefisien determinasi yang terlihat pada Tabel 5.7 adalah 0,789, artinya kemampuan variabel volume produksi kedelai, jagung, ubi kayu dan ubi jalar dapat menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel tingkat konsumsi beras di Sumatera Utara sebesar 78,9%, sedangkan sisanya sebesar 21,1% dijelaskan oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti.

Dokumen terkait