• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. LANDASAN TEORI

2. Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligencess)

persoalan yang dihadapi dan ada sembilan macam kecerdasan yang dimiliki oleh manusia yang meliputi: Inteligensi Lingustik, Inteligensi

matematis-Logis, Intelegensi Ruang-Visual, Intelegensi Kinestik-Badani, Inteligensi Musikal, Intelegensi Interpersonal, Inteligensi Intrapersonal, Inteligensi Naturalistik, Inteligensi Eksitensial.

F. Spesifikasi produk yang dikembangkan

Produk yang dikembangkan memiliki spesifikasi sebagai berikut.

1. Produk yang dikembangkan berupa lembar kerja siswa (LKS) berbasis kecerdasan ganda

2. Lembar kerja siswa (LKS) berbasis kecerdasan ganda diterapkan pada SD yang sudah menggunakan Kurikulum 2013.

3. Lembar kerja siswa (LKS) berbasis kecerdasan ganda untuk pembelajaran pada kelas II subtema Hidup Rukun di Sekolah.

4. Komponen LKS disusun dengan lengkap, dengan mencakup: a. Identitas LKS yang terdiri dari:

1) Satuan pendidikan. 2) Kelas/ Semester. 3) Tema/ Subtema. 4) Muatan pembelajaran. 5) Pembelajaran keberapa. b. Petunjuk umum.

d. Kegiatan pembelajaran yang terdiri dari kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan yang dilengkapi dengan tugas dan langkah-langkah kerja.

e. Refleksi.

5. LKS disusun dengan bahasa yang singkat, sederhana, dan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.

6. LKS disusun memungkinkan tercapainya indikator/ tujuan pembelajaran. 7. LKS disusun dapat memberikan pertanyaan kepada siswa untuk menalar

(proses berpikir logis dan sistematis).

8. LKS disusun dengan mengintegrasikan beberapa mata pelajaran.

9. LKS disusun dengan tampilan menarik dan dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang aktif serta menyenangkan.

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Lembar Kerja Siswa (LKS) a. Pengertian LKS

Majid (2009:176) mengungkapkan bahwa lembar kerja siswa (student work sheet) merupakan lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar kerja ini berisi petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas yang diberikan oleh guru kepada siswanya. Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa dapat berupa tugas teori dan atau tugas praktik. Tugas teoritis misalnya tugas membaca sebuah artikel tertentu, kemudian membuat rangkuman yang selanjutnya dipresentasikan, sedangkan tugas praktis dapat berupa kerja laboratorium atau kerja lapangan, misalnya survey tentang harga bawang merah dan bawang putih dalam kurun waktu tertentu di suatu tempat atau dapat berupa menyelesaikan suatu permasalahan.

Tim Penyusun Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas (2004:23) menjelaskan bahwa lembar kerja siswa merupakan lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan siswa. Jadi, dari kedua pendapat ahli di atas, ditemukan kesamaan bahwa lembar kerja siswa merupakan

lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa.

Trianto (2010:212) mengatakan bahwa “lembar kegiatan siswa merupakan lembaran yang berisi pedoman bagi siswa untuk melakukan kegiatan terprogram”. Depdikbud dalam Trianto (2010:212) menjelaskan bahwa lembar kegiatan siswa merupakan alat belajar siswa yang memuat berbagai kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa secara aktif. Kegiatan yang diberikan dapat berupa pengamatan, eksperimen, dan pengajuan pertanyaan.

Belawati (2003:322) mengemukakan bahwa LKS bukan merupakan “Lembar Kegiatan Siswa”, akan tetapi Lembar Kerja Siswa”. LKS merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa sehingga siswa diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri. Dalam LKS, siswa akan mendapatkan materi, ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan materi. Selain itu, dalam LKS, siswa dapat menemukan arahan yang terstruktur untuk memahami materi yang diberikan.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa LKS merupakan lembaran-lembaran yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk yang harus dikerjakan oleh siswa.

b. Fungsi, Tujuan, dan Manfaat LKS dalam Pembelajaran Tematik

Andriani Durri dalam Prastowo (2014:270) menyebutkan bahwa Lembar Kerja Siswa memiliki fungsi, tujuan, dan manfaat yang berbeda-beda selama pembelajaran. Di bawah ini akan diuraikan fungsi, tujuan, dan manfaat dari adanya Lembar Kerja Siswa

1) Fungsi Lembar Kerja Siswa

a) LKS sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik namun lebih mengaktifkan siswa.

b) LKS sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa untuk memahami materi yang diberikan.

c) LKS sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya akan tugas untuk berlatih.

d) LKS memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa. 2) Tujuan Penggunaan Lembar Kerja Siswa

a) Menyajikan bahan ajar yang memudahkan siswa untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan.

b) Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan.

c) Melatih kemandirian belajar siswa.

d) Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada siswa.

a) Guru mendapat kesempatan untuk memancing siswa agar secara aktif terlibat di dalam materi yang dibahas.

b) Siswa lebih mudah memahami materi yang dipelajari berdasarkan panduan yang ada dalam LKS

c. Karakteristik LKS

Trianto (2010:212) menjelaskan bahwa lembar kegiatan siswa dibagi dalam dua karakteristik, yaitu 1) lembar kegiatan yang berisi sarana untuk melatih, mengembangkan keterampilan peserta didik dalam menemukan konsep dalam suatu tema, dan lembar kegiatan ini tidak terstruktur; 2) lembar kegiatan siswa yang dirancang untuk membimbing siswa dalam suatu proses pembelajaran tanpa bimbingan guru dan lembar kegiatannya terstruktur. Dalam menyusun lembar kegiatan siswa, ada beberapa kriteria yang harus ditentukan yaitu 1) mengacu pada kurikulum; 2) mendorong siswa untuk belajar dan bekerja; 3) bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh peserta didik; dan 4) tidak dikembangkan untuk menguji konsep-konsep yang sudah diujikan guru dengan cara duplikasi.

Ibrahim dalam Trianto (2010:213) mengungkapkan bahwa dalam mengembangkan lembar kegiatan, siswa harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu: persyaratan pedagogik, persyaratan konstruksi, dan teknis. Maksud dari persyaratan pedagogik adalah lembar kegiatan siswa yang dibuat harus berdasarkan asas-asas

pembelajaran yang efektif, seperti memberi proses menemukan konsep dan petunjuk mencari tahu. Maksud dari persyaratan konstruksi adalah dalam mengembangkan lembar kegiatan siswa, harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami yang sesuai dengan usianya, menggunakan struktur kalimat yang sederhana dan pendek, serta jelas. Selain itu, harus memiliki tujuan belajar jelas, memiliki identitas untuk memudahkan mengadministrasinya. Maksud dari persyaratan teknis adalah dalam mengembangkan lembar kegiatan siswa, harus mencakup tulisan, gambar, dan tampilan.

d. Jenis-jenis LKS

Setiap LKS disusun dengan materi dan tugas-tugas tertentu yang dikemas sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Prastowo (2012:208) mengemukakan ada 5 jenis LKS yaitu sebagai berikut: 1) LKS yang Penemuan (Membuat Siswa Menemukan Suatu

Konsep)

Sesuai dengan prinsip konstruktivisme, seseorang akan belajar jika ia aktif mengkonstruksi pengetahuan di dalam otaknya. Ini merupakan salah satu karakteristik pembelajaran tematik. LKS jenis ini memuat apa yang harus dilakukan siswa, meliputi: melakukan, mengamati, dan menganalisis. Rumuskan langkah-langkah yang harus dilakukan siswa kemudian mintalah siswa untuk mengamati fenomena hasil kegiatannya, dan berilah

pertanyaan analisis yang membantu siswa mengaitkan fenomena yang diamati dengan konsep yang akan dibangun siswa dalam benaknya.

2) LKS yang Aplikatif-Integratif (Membuat Siswa Menerapkan dan Mengintegrasikan Berbagai Konsep yang Telah Ditemukan)

Di dalam suatu pembelajaran, setelah siswa berhasil menemukan konsep, siswa selanjutnya kita latih untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini contoh LKS yang membantu siswa menerapkan cara merawat anggota tubuh dalam kehidupan sehari-hari. Caranya dengan memberikan tugas kepada mereka untuk bertanya dan menonton video, kemudian meminta mereka berlatih mencuci tangan dan menggosok gigi. Dengan siswa dilatih untuk mencuci tangan sebelum makan dan gosok gigi setelah makan, maka hal ini telah memberikan jalan bagi terimplementasikannya keterampilan merawat anggota tubuh bagi siswa.

3) LKS yang penuntun (berfungsi sebagai penuntun Belajar)

LKS ini berisikan pertanyaan atau isian yang jawabannya terdapat pada buku. Peserta didik akan dapat mengerjakan LKS tersebut jika mereka membaca buku, sehingga fungsi utama LKS ini adalah membantu peserta didik menghafal dan memahami materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku. Selain itu, LKS ini juga berguna untuk keperluan remediasi.

4) LKS yang penguatan (berfungsi sebagai penguatan)

LKS ini diberikan setelah peserta didik selesai mempelajari topik tertentu. Materi pembelajaran yang dikemas di dalam LKS ini lebih mengarah pada pendalaman dan penerapaan materi pembelajaran yang di dalam buku pelajaran. Selain itu, LKS ini juga berguna sebagai pengayaan.

5) LKS yang praktikum (berfungsi sebagai petunjuk praktikum) LKS yang dibuat diusahakan untuk menggabungkan petunjuk praktikum ke dalam kumpulan LKS. Dengan demikian, dalam bentuk LKS ini, petunjuk praktikum merupakan salah satu isi (content) LKS.

Berdasarkan jenis-jenis yang ada di atas, peneliti ingin

mengembangkan jenis LKS penemuan (membuat siswa

menemukan suatu konsep). Peneliti setuju dengan LKS jenis ini karena sesuai dengan prinsip konstruktivisme, seseorang akan belajar jika ia aktif mengkonstruksi pengetahuan di dalam otaknya.

e. Langkah-langkah LKS

Tim Penyusun Direktorat Pembinaan Sekolah menengah Atas Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas (2008:23) mengemukakan bahwa keberadaan LKS

yang inovatif dan kreatif menjadi harapan semua siswa, karena LKS ini akan menciptakan proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Berikut ini adalah empat langkah penyusunan LKS.

1. Lakukanlah Analisis Kurikulum Tematik

Analisis kurikulum tematik merupakan langkah pertama dalam penyusunan LKS. Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi pokok dan pengalaman belajar manakah yang membutuhkan bahan ajar berbentuk LKS. Pada umumnya, dalam menentukan materi langkah analisisnya, dilakukan dengan cara melihat materi pokok dan pengalaman belajar, serta pokok bahasan yang akan diajarkan. Kemudian setelah itu, kita harus mencermati kompetensi antarmata pelajaran yang hendaknya dicapai siswa.

2. Menyusun Peta Kebutuhan LKS

Peta ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui materi apa saja yang harus ditulis dalam LKS. Peta ini juga bisa untuk melihat sekuensi atau urutan materi dalam LKS. Sekuensi LKS ini sangat dibutuhkan dalam menentukan prioritas penulisan materi.

Perlu diketahui bahwa judul LKS tematik ditentukan atas dasar tema sentral dan pokok bahasannya diperoleh dari hasil pemetaan kompetensi dasar, materi pokok atau pengalaman belajar antarmata pelajaran di SD/MI.

4. Penulisan LKS

Langkah-langkah yang perlu dilaksanakan, yaitu sebagai berikut: pertama, merumuskan kompetensi dasar sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Kedua, menentukan alat penilaian. Penilaian kita dilakukan terhadap proses

kerja dan hasil kerja siswa. Karena pendekatan

pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi, maka alat penilaian yang cocok dan sesuai adalah menggunakan pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP). Dengan demikian, guru dapat menilainya melalui proses dan hasilnya. Ketiga, menyusun materi. Untuk penyusunan materi LKS, ada beberapa poin yang perlu diperhatikan, yaitu: a) Materi LKS sangat tergantung pada kompetensi dasar yang akan dicapainya. Materi LKS dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari b) Materi dapat diambil dari berbagai sumber, seperti: buku, majalah, internet, dan jurnal hasil penelitian c) supaya pemahaman

siswa terhadap materi lebih kuat, maka dapat saja di dalam LKS kita tunjukkan referensi yang digunakan agar siswa bisa membacanya lebih jauh tentang materi tersebut d) Tugas-tugas harus ditulis secara jelas guna mengurangi pertanyaan dari siswa tentang hal-hal yang seharusnya siswa dapat melakukannya.

Keempat, perhatikan struktur LKS. Ini merupakan

langkah terakhir dalam penyusunan LKS, yaitu menyusun materi berdasarkan struktur LKS. Kita harus memahami bahwa struktur LKS terdiri dari enam komponen, yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas dan langkah-langkah kerja, dan penilaian. Keempat langkah penyususnan LKS tersebut jika digambarkan dalam sebuah baganakan muncul seperti pada gambar 1 dibawah ini.

Gambar 1. Langkah-langkah Penyusun LKS

f. Keunggulan dan kelemahan LKS

Lismawati (2010:40) menjelaskan bahwa lembar kegiatan siswa memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulan dan kelemahannya adalah sebagai berikut.

1. Keunggulan Lembar Kerja Siswa

a) Dapat dipelajari di mana saja dan kapan saja tanpa harus menggunakan alat khusus.

b) Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar tentang fakta dan mampu menggali prinsip-prinsip umum

Menyusun Peta Kebutuhan LKS Menentukan Judul-judul LKS

Analisis Kurikulum

Menulis LKS

Merumuskan Kompetensi Dasar Menentukan Alat Penilaian

Menyusun Materi Memerhatikan Struktur LKS

dan abstrak dengan menggunakan argumentasi yang realistis.

c) Dapat memaparkan kata-kata, angka-angka, notasi musik, gambar dua dimensi, serta diagram dengan proses yang sangat cepat.

d) Secara ekonomis, lebih hemat dibandingkan dengan media pembelajaran yang lainnya.

2. Kelemahan Lembar Kerja Siswa

a) Sulit memberikan bimbingan kepada pembacanya yang mengalami kesulitan memahami bagian-bagian tertentu. b) Sulit memberikan umpan balik untuk pertanyaan yang

diajukan

c) Memiliki banyak kemungkinan jawaban atau pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang kompleks dan mendalam.

d) Memerlukan pengetahuan prasyarat agar siswa dapat memahami materi yang dijelaskan. Siswa yang tidak memenuhi asumsi pengetahuan prasyarat ini akan mengalami kesulitan dalam memahami.

2. Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligencess) a. Pengertian Kecerdasan Ganda

Ula (2013:81-82) mengatakan bahwa kata intelegensi sering dimaknai dengan kecerdasan, kemampuan, atau bahkan keahlian. Ketika ada pernyataan yang menyatakan inteligensi seseorang maka yang dimaksud adalah kecerdasan, kemampuan, atau keahlian yang dimiliki seseorang. Menurut Kamus Bahasa Indonesia dalam Ula (2013:81), inteligensi berarti tingkat kepandaian atau kecerdasan. Sementara dalam Kamus Ilmiah Populer dalam Ula (2013:81) intelegensi adalah kecerdasan, ketajaman pikiran. Pakar psikologi perkembangan dan professor pendidikan dari Graduate School of

Educaton, Hardvard University, Amerika Serikat, Howard Gardner

memiliki definisi tersendiri tentang intelegensi. Menurutnya, intelegensi adalah kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting bermacam-macam dan dalam situasi nyata.

Thobroni (2015:196) mengatakan bahwa kecerdasan ganda/ jamak/ majemuk (multiple intelligences) merupakan kemampuan ganda untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan.

Kecerdasan (intelligence) merupakan kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting

bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata (Gardner dalam Suparno, 2004:17).

Multiple Intelligences di Indonesia diartikan dengan inteligensi

ganda atau kecerdasan majemuk. Berdasarkan penelitian yang dilakukannya, Howard Gardner menemukan bahwa setiap manusia

memiliki beberapa jenis kecerdasan yang dapat

ditumbuhkembangkan. Bagi Gardner, tes IQ tidak cukup

membuktikan seberapa tinggi tingkat inteligensi yang dimiliki seseorang. Hal ini karena, menurut Gardner, jenis inteligensi setiap manusia beragam. Jadi, sangat tidak cocok jika diuji hanya dengan tes tulis semata. Sementara tes IQ yang dipakai selama ini hanya menekankan pada kemampuan matematis-logis saja (Ula 2013:87).

b. Macam-macam Kecerdasan Ganda

Berikut ini ada sembilan macam intelegensi menurut (Ula,2013: 88-100) yaitu:

1) Inteligensi Linguistik

Inteligensi linguistik adalah kemampuan untuk

menggunakan dan mengolah kata-kata dengan efektif, baik secara oral maupun tertulis. Inteligensi linguistik berhubungan erat dengan keterampilan orang dalam menguasai bahasa tulisan dan lisan. Inteligensi jenis ini banyak menonjol pada seorang sastrawan,

pencipta puisi, penulis, jurnalis, editor, orator dramawan maupun pemain sandiwara, guru, pengacara, pelatih atau mentor.

Komponen lain dari inteligensi linguistik adalah memori lisan (verbal memory). Bagi orang yang kuat memori lisannya, gagasan mengalir dengan konstan. Pada umumnya, jenis kemampuan yang banyak dimiliki oleh orang yang menonjol dalam inteligensi linguistik, antara lain:

a) Mengerti urutan dari kata-kata (sensitivitas pada suatu bahasa) b) Mampu berkomunikasi dan merasakan sesuatu melalui bahasa c) Menjelaskan, bercerita, mengajar, berdebat

d) Humor

e) Mengingat dan menghafal f) Analisis linguistik

g) Menulis dan berbicara

h) Main drama, berpuisi, berpidato i) Mahir dalam perbendaharaan kata

2) Inteligensi matematis-Logis

Bentuk lain dari inteligensi manusia adalah intelegensi matematis-logis atau kecerdasan logika-matematika. Kecerdasan logika-matematika ini meliputi keterampilan berhitung dan berpikir logis serta keterampilan pemecahan masalah. Inteligensi jenis ini banyak menonjol pada seorang matematikawan, logikus, saintis,

akuntan, ahli sipil, dan ilmuwan. Orang-orang yang memiliki inteligensi matematis-logis akan sangat mudah klasifikasi dan kategorisasi dalam pemikiran serta cara mereka bekerja. Pada umumnya orang yang menonjol inteligensi matematis-logisnya berkemampuan dalam:

a) Logika tau berpikir logis b) Reasoning, pola sebab akibat c) Klasifikasi dan kategorisasi d) Abstraksi dan simbolisasi e) Pemikiran induktif dan deduktif

f) Menghitung dan bermain angka, estimasi, dan analisis jumlah g) Pemikiran ilmiah

h) Problem solving

3) Inteligensi Ruang-visual

Inteligensi ruang-visual ini mencakup berpikir dalam gambar, kemampuan untuk menyerap, mengubah dan menciptakan kembali berbagai macam aspek dunia visual-spasial. Bagi Howard Gardner, inteligensi ruang-visual adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara tepat. Inteligensi jenis ini banyak dimiliki oleh arsitek, fotografer, mekanik, navigator,

decorator, pilot, atau pemburu. Secara umum, orang yang memiliki

a) Mengenal relasi benda-benda dalam ruang dengan tepat b) Mempunyai persepsi yang tepat dari berbagai sudut c) Representasi grafik

d) Manipulasi gambar atau menggambar e) Mudah menemukan jalan dalam ruang f) Imajinasi tinggi

g) Peka terhadap garis, warna, dan bentuk

4) Inteligensi kinestik-Badani

Inteligensi kinestik-badani merupakan intelegensi fisik. Menurut Howard Gardner, intelegensi badani adalah kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan. Intelegensi kinestik ini menyoroti kemampuan untuk menggunakan seluruh badan (bagian dari badan) dalam membedakan berbagai cara, baik untuk ekspresi gerak (tarian, acting) maupun aktivitas bertujuan (atletik). Inteligensi badani ini banyak dimiliki oleh atlet, penari, pemahat, actor, ahli bedah, dan penerjemah bahasa gerak tubuh. Orang-orang dengan

inteligensi kinestik-badani yang menonjol akan mudah

mengungkapkan diri dengan gerak tubuh mereka. Apa yang mereka pikir dan rasakan, dapat dengan mudah mereka ungkapkan melalui gerak tubuh mereka. Biasanya orang yang menonjol pada intelegensi kinestik-badani ini berkemampuan untuk:

a) Berekspresi dengan tubuh

b) Mengaitkan pikiran dengan tubuh c) Bermain mimik

d) Main drama atau main peran

e) Olahraga, menari, dan aktif bergerak

f) Koordinasi dan fleksibilitas tubh yang tinggi

g) Mengontrol sebagian atau keseluruhan anggota tubuh

5) Inteligensi Musikal

Inteligensi yang muncul lebih awal pada manusia dibanding inteligensi lain adalah bakat musik. Intelegensi musikal meliputi kepekaan terhadap tanda nada, irama, dan warna bunyi (kualitas suara) serta aspek emosional akan bunyi yang berhubungan dengan bagian fungsional dari apresiasi musik, bernyanyi, dan memainkan alat musik. Howard Gardner mendifinisikan intelegensi musical sebagai kemampuan untuk mengembangkan, mengepresikan, dan menikmati bentuk-bentuk musik serta suara, seperti kepekaan terhadap ritme, melodi dan intonasi, kemampuan memainkan alat musik, kemampuan menyanyi dan mencipta lagu, bahkan kemampuan untuk menikmati lagu, musik serta nyanyian. Pada umumnya, orang dengan inteligensi musikal yang mumpuni akan berkemampuan dalam:

b) Mencipta melodi

c) Menyanyi dan pentas musik d) Mencipta musik

e) Memainkan alat musik

f) Mengetahui struktur musik dengan baik g) Peka terhadap suara dan musik

h) Peka dengan intonasi dan ritmik

6) Inteligensi Interpersonal

Inteligensi interpersonal sangat berhubungan dengan kemampuan untuk memahami orang lain. Howard Gardner menjelaskan, inteligensi interpersonal adalah kemampuan untuk mengerti dan peka terhadap perasaan, watak, perangai, intensi, motivasi dan temperamen orang lain. Inteligensi interpersonal ini banyak dimiliki oleh para komunikator, fasilitator, penggerak massa, politikus, terapis, pendidik atau trainer, konselor, diplomat, konsultan manajemen, dan negosiator. Inteligensi interpersonal mendororng keberhasilan seseorang dalam mengatur hubungan antar individu. Secara umum, orang yang menonjol pada intelegensi interpersonal juga memiliki kemampuan dalam:

a) Bekerja sama dengan teman

b) Mengenal dan membedakan perasaan dan pribadi teman c) Berkomunikasi verbal dan nonverbal

d) Berempati dan peka terhadap teman

e) Memberikan feedback

f) Menganalisis kondisi sosial atau orang lain

7) Inteligensi Intrapersonal

Inteligensi intrapersonal atau yang bisa juga disebut dengan inteligensi intrapribadi adalah kecerdasan dalam diri sendiri. Kecerdasan dan kemampuan untuk mengerti diri sendiri, apa yang terbaik yang harus dilakukan, apa yang harus dihindari serta apa saja yang dapat meningkatkan kemampuan diri. Inteligensi intrapersonal lebih dominan dimiliki oleh filsuf, sastrawan, motivator, psikolog, dan musisi. Orang dengan inteligensi intrapribadi tinggi dapat dengan mudah dapat mengakses perasaannya sendiri, membedakan berbagai macam keadaan emosi serta menggunakan pemahamannya sendiri untuk memperkaya dan membimbing hidupnya. Orang yang inteligensi intrapersonal yang menonjol juga akan berkemampuan dalam:

a) Berkonsentrasi

b) Reflektif dan bekerja mandiri c) Keseimbangan diri

d) Kesadaran dan realitas spiritual e) Pengenalan diri yang dalam

g) Membentuk model mentalnya sendiri

h) Melibatkan gambaran model diri untuk mengambil keputusan terhadap tindakan

i) Mengartikan pemahaman melalui beragam ekspresi (menulis puisi, menggambar)

8) Inteligensi Naturalistik

Inteligensi naturalistik merupakan keahlian mengenali dan mengategorikan spesies flora dan fauna di lingkungannya. Para pecinta alam adalah contoh orang yang tergolong memiliki kecerdasan ini. Terkait inteligensi naturalistik ini, ada beberapa kelompok ahli yang merasa bahwa intelegensi jenis ini sudah termasuk dalam intelegensi matematis-logis. Namun, Howard Gardner berpendapat bahwa inteligensi jenis ini berbeda dengan intelegensi matematis-logis. Untuk itulah, intelegensi naturalistik ini masih dalam taraf penelitian lebih lanjut. Secara umum orang

dengan intelegensi naturalistik yang menonjol memiliki

kemampuan untuk:

a) Mengenal flora dan fauna

b) Mengklasifikasi dan identifikasi tumbuh-tumbuhan dan binatang c) Menyukai alam dan hidup di luar rumah

9) Inteligensi Eksitensial

Inteligensi eksitensial berhubungan dengan kepekaan dan kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam terkait eksitensi manusia. Intelegensi jenis ini tampak pada para filsuf, terlebih filsuf eksitensialis yang selalu mempertanyakan dan mencoba menjawab persoalan eksitensi hidup manusia. Pada umumnya, orang yang menonjol eksitensialnya juga berkemampuan untuk:

a) Peka dalam menjawab persoalan eksitensi diri atau manusia b) Melakukan refleksi diri

c) Kontemplasi diri

Dokumen terkait